Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Jambu Biji Terhadap Kadar Glukosa

Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah


Kerja Puskesmas Makrayu Palembang Tahun 2019

Winda Afikirtiani1), Azwaldi, APP., M.Kes2), Ns. Eva Susanti, S.Kep., M.Kep3)
Prodi DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang
windaafikirtiani22@gmail.com
ABSTRAK
Diabetes mellitus merupakan penyakit dengan karakteristik hiperglikemia. Salah
satu bentuk terapi herbal adalah dengan menggunakan air rebusan daun jambu biji yang
mengandung tanin dan kalsium yang menghambat enzim α-glikosidase sehingga
melambatkan pelepasan glukosa dalam darah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis
pengaruh pemberian air rebusan daun jambu biji terhadap penderita diabetes mellitus tipe
II. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode quasi experiment.
Jenis desain dalam penelitian ini non equivalent (pretest & posttest) Control group
design. Populasi penelitian adalah seluruh penderita diabetes mellitus tipe II yang ada di
Wilayah Kerja Puskesmas Makrayu sebanyak 100 orang. Jumlah sampel sebanyak 32
responden (kontrol dan intervensi). Pengambilan sampel dengan teknik simple random
sampling menggunakan alat blood glocuse test meter. Analisis data uji parametrik t-test
independent. Uji analisis t-test independen menunjukkan tidak ada pengaruh pemberian
air rebusan daun jambu biji terhadap kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus
tipe II (p-value 0,093 > α (0,05)). Terapi air rebusan daun jambu biji dapat digunakan
sebagai alternatif intervensi untuk penatalaksanaan dalam menurunkan kadar glukosa
darah pada penderita diabetes mellitus tipe II seiring dengan faktor pendukung lainnya.
ABSTRACK
Diabetes mellitus is a disease with characteristic hyperglycemia. One form of
herbal therapy is to use decoction of guava leaves containing tannin and calcium which
inhibits the α-glycosidase enzyme, which slows the release of glucose in the blood. The
purpose of this study was to analyze the effect of giving guava leaf boiled water to
patients with type II diabetes mellitus. This study uses a quantitative approach with a
quasi experiment method. The type of design in this study is non equivalent (pretest &
posttest) Control group design. The study population was all patients with type II diabetes
mellitus in the Working Area of the Makrayu Health Center as many as 100 people. The
number of samples was 32 respondents (control and intervention). Sampling using a
simple random sampling technique using the blood glocuse test meter. Analysis of
parametric test data on independent t-test. An independent t-test analysis showed no
effect of giving guava leaves boiled water to blood glucose levels in patients with type II
diabetes mellitus (p-value 0.093 > α (0.05)) . Therapy of guava leaf decoction can be used
as an alternative intervention for management in reducing blood glucose levels in patients
with type II diabetes mellitus along with other supporting factors.
PENDAHULUAN tanaman yang bisa digunakan sebagai
Disamping tanaman jambu biji bahan baku obat Diabetes Mellitus
mudah ditemukan, kandungan yang diantaranya adalah belimbing, brotowali,
terdapat dalam jambu biji pun lebih jagung, jambu biji, jinten hitam, alpokat,
efektif dibanding tanaman lain dalam apel dan sebagainya (Maharani, 2013).
mengatasi Diabetes Diabetes Mellitus Namun dalam beberapa penelitian
(DM) adalah gangguan metabolik yang jambu biji merupakan tanaman herbal
ditandai dengan peningkatan kadar yang sering digunakan sebagai bahan
glukosa darah (hiperglikemia) akibat baku obat Diabetes MellitusMellitus.
kerusakan pada sekresi insulin, kerja Oleh karena itu, masyarakat lebih
insulin, atau keduanya, yang memilih pengobatan dengan
menimbulkan berbagai komplikasi menggunakan tanaman herbal sebagai
kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh obat dibandingkan dengan obat-obat
darah, disertai lesi pada membran kimia. Salah satu penyebabnya adalah
basalis dalam pemeriksaan dengan karena tanaman herbal memiliki
mikroskop elektron (Brunner dan keuntungan, selain mudah didapatkan,
Suddarth, 2013). tanaman herbal juga mudah ditanam,
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diramu sendiri serta murah (Helen
dari profil kesehatan provinsi Sumatera Anjelina Simanjuntak, 2018).
Selatan tahun 2015, peningkatan jumlah Sesuai dengan teori yang
penderita diabetes mellitus di Sumatera dikemukakan oleh Anastasia Bangun
Selatan sangat tinggi, dengan kisaran (2004) pada penelitian kemotaksonomi
angka mencapai puluhan ribu orang bahwa dalam daun jambu biji
penderita diabetes mellitus. Di tahun mengandung senyawa tanin dan
2013, jumlah penderita diabetes mellitus kalsium, dimana tanin berfungsi sebagai
di Sumatera Selatan mencapai 21.418 penghambat α-glukosidase yang
orang, sedangkan pada tahun 2014 bermanfaat untuk menunda absorpsi
mengalami penurunan menjadi 7.541 glukosa setelah makan sehingga
penderita. Sementara di tahun 2015, menghambat kondisi hiperglikemia
mengalami peningkatan lagi menjadi postprandial. Sedangkan kalsium pada
14.042 penderita (Dinkes Sumatera daun jambu biji mampu menaikkan
Selatan, 2015). produksi sel-sel β pankreas untuk
Untuk mengatasi dan mencegah menghasilkan insulin. Oleh karena itu,
terjadinya peningkatan kadar glukosa daun jambu biji adalah salah satu herbal
darah dan mengurangi faktor yang bermanfaat sebagai penormal
predisposisi untuk terjadinya resistensi fungsi kelenjar pankreas dengan efek
insulin yang dapat mengakibatkan farmakologis memperlancar sistem
kejadian diabetes melitus tersebut maka sirkulasi darah dalam membantu
diperlukan terapi farmakologi dan non menormalkan fungsi pankreas dalam
farmakologi. Terapi Diabetes Mellitus mengatasi Diabetes Mellitus (Maharani
dengan tindakan non farmakologi yang dkk, 2013).
paling utama adalah makanan dengan Namun masyarakat Indonesia
mengatur pola makan penderita khususnya Sumatera Selatan di wilayah
bekerjasama dengan ahli gizi untuk kerja Puskesmas Makrayu Palembang
menentukan makanan apa yang dapat daun jambu biji belum banyak
dikonsumsi (Helen Anjelina dimanfaatkan dikarenakan kurangnya
Simanjuntak, 2018). informasi mengenai manfaat daun jambu
Terapi non farmakologi Diabetes biji. Bahkan masyarakat di wilayah kerja
Mellitus khususnya tipe II dapat Puskesmas Makrayu banyak yang tidak
menggunakan tanaman herbal. Beberapa mengetahui bahwa daun jambu biji juga
dapat menurunkan kadar glukosa darah biji terhadap kadar glukosa darah pada
pada penderita Diabetes Mellitus tipe II. penderita Diabetes Mellitus tipe II di
Perawat mempunyai peran yang wilayah kerja Puskesmas Pekkabata
penting dalam merawat penderita Kabupaten Polewali Mandar.
diabetes mellitus yaitu dituntut untuk JENIS DAN DESAIN PENELITIAN
bisa mendemonstarikan cara pemberian Penelitian ini merupakan
air rebusan daun jambu biji dan dapat penelitian kuantitatif dengan
dilakukan/dicontoh oleh penderita menggunakan desain penelitian Quasi
dengan baik. Hal ini sesuai dengan peran Experimental, sedangkan rancangan
perawat spesialisasi medikal bedah yaitu yang digunakan adalah rancangan non
sebagai koordinator, pemberi layanan, equivalent (pretest-posttest control
perencana keperawatan berkelanjutan, group design). Penelitian ini memiliki
edukator, advokat, dan agen perubahan dua kelompok, yaitu kelompok
(Handayani, 2016). intervensi dan kelompok kontrol. Pada
Berdasarkan latar belakang kelompok intervensi sebelum dan
tersebut, peneliti tertarik untuk setelah intervensi dilakukan pengukuran
melakukan penelitian mengenai atau observasi terhadap kadar glukosa
pengaruh pemberian air rebusan daun darah. Sedangkan pada kelompok
jambu biji terhadap kadar glukosa darah kontrol peneliti tidak memberikan
pada penderita Diabetes Mellitus tipe II intervensi hanya memberikan
di wilayah kerja Puskesmas Makrayu pendidikan kesehatan dan melakukan
Palembang Tahun 2019. pengukuran kadar glukosa darah untuk
Sudah ada beberapa penelitian mengetahui kadar glukosa darah pada
yang telah dilakukan sebelumnya yang penderita diabetes mellitus.
mendukung penelitian ini, penelitian Populasi penelitian ini adalah
yang dilakukan oleh Maharani, semua penderita diabetes mellitus tipe II
Rosalina, dan Puji Purwaningsih (2013) di wilayah kerja Puskesmas Makrayu
menunjukkan adanya pengaruh Palembang 2019. Dengan teknik
pemberian air rebusan daun jambu biji pengambilan sampel pada penelitian ini
terhadap kadar glukosa darah dengan adalah quota sampling (sampel kuota)
rata-rata kadar glukosa darah sebelum yaitu teknik pengambilan sampel hanya
diberikan rebusan air jambu biji adalah berdasarkan pertimbangan peneliti saja,
232,07 mg/dL dengan standar deviasi hanya disini besar dan kriteria sampel
45,218 mg/dL dan setelah dilakukan telah ditentukan lebih dahulu.
perlakuan terjadi penurunan kadar (Notoadmodjo, 2010). Sampel pada
glukosa darah sebesar 192,21 mg/dL penelitian ini adalah sebagian penderita
dengan standar deviasi 27,246 mg/dL. diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja
Penelitian lain yang dilakukan Puskesmas Makrayu Palembang 2019
oleh Umi Hani (2016) tentang pengaruh yang bersedia untuk diteliti.
pemberian air rebusan daun jambu biji Instrumen yang digunakan pada
terhadap kadar glukosa darah pada penelitian ini sebagai berikut :
penderita Diabetes Mellitus Tipe II di 1. Lembar Observasi
wilayah kerja Puskesmas Pekkabata Lembar observasi yang digunakan
Kabupaten Polewali Mandar 2016 pada penelitian ini yang berkaitan
dengan hasil analisis mengguankan uji dengan air rebusan daun jambu
Mc. Nemar diperoleh nilai signifikasi biji dan kadar gula darah pada
0,031 yang berarti lebih kecil dari α = pasien Diabetes Melitus.
0,05 yang berarti bahwa ada pengaruh Perubahan kadar gula darah dapat
yang bermakna antara glukosa darah diobservasi yaitu dengan kadar
sebelum pemberian rebusan air jambu gula darah sebelum dan sesudah
dilakukan pemberian air rebusan Tabel 5.2
daun jambu biji (terlampir). Distribusi frekuensi responden
2. Alat Pengukur Gula Darah (Blood berdasarkan jenis kelamin kelamin
Glucose Test) pada penderita Diabetes Mellitus di
Instrumen yang digunakan untuk Wilayah Kerja Puskesmas Makrayu
memperoleh data mengenai Palembang
besarnya kadar gula darah yaitu Jenis Kelamin Frekuensi Percent
Easy Touch GCU yang berfungsi laki-laki 7 21,9
untuk mengukur kadar gula darah Perempuan 25 78,1
sewaktu (Witriyani, 2016).
Total 32 100,0
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Sumber : Data Primer 2019
1. Analisa Univariat Pada tabel 5.2 didapatkan hasil
1) Usia bahwa responden mayoritas di wilayah
Berikut adalah distribusi responden kerja Puskesmas Makrayu yaitu 25
berdasarkan usia orang perempuan (78,1%) dan laki-laki
Tabel 5.1 7 orang (21,9%).
Distribusi frekuensi responden 3) Pendidikan
berdasarkan usia pada penderita Menurut Notoatmodjo (2003)
Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja tingkat pendidikan dapat dibedakan
Puskesmas Makrayu Palembang berdasarkan tingkatan-tingkatan tertentu
yaitu Pendidikan Dasar yang meliputi
Usia Responden Frekuensi Percent
SD-SMP, Pendidikan Menengah
30-49 9 28,1 meliputi SMA dan Pendidikan Tinggi
50-64 16 50,0 meliputi > SMA (Diploma, Sarjana,
65-80 7 21,9 Magister, dsb).
Total 32 100,0 Berikut adalah distribusi frekuensi
Sumber : Data Primer 2019 berdasarkan Pendidikan :
Pada tabel 5.1 diatas diperoleh Tabel 5.3
distribusi rata-rata usia dari 32 orang Distribusi frekuensi responden
responden di Wilayah Kerja Puskesmas berdasarkan pendidikan pada
Maktayu yaitu 50 – 64. Usia terendah penderita Diabetes Mellitus di
pada penelitian ini yaitu 42 tahun, Wilayah Kerja Puskesmas Makrayu
sedangkan usia tertinggi pada penelitian Palembang
ini yaitu 78 tahun. Hasil persentasi dapat Pendidikan Frekuensi Precent
disimpulkan 50% diyakini bahwa usia Responden
rerata responden adalah diantara 50 Pendidikan 23 71,9
tahun – 64 tahun. Dasar
(SD – SMP)
2) Jenis Kelamin
Pendidikan 9 28,1
Berikut adalah distribusi frekuensi Menengah
kategorik berdasarkan jenis kelamin (SMA)
Total 32 100,0
Sumber : Data Primer 2019
Pada tabel 5.3 didapatkan hasil
bahwa mayoritas pendidikan responden
di wilayah kerja Puskesmas Makrayu
yaitu kategori Dasar (SD-SMP)
berjumlah 23 orang (71,9%), sedangkan
pendidikan responden paling sedikit
yaitu dengan berpendidikan menengah – 10 tahun dengan jumlah 28 orang
(SMA) berjumlah 9 orang (28,1%). (87,5%), sedangkan pada rentang < 1
4) Sosial Ekonomi tahun berjumlah 3 orang (9,4%), dan
Berikut adalah distribusi frekuensi pada rentang > 10 tahun dengan jumlah
kategorik berdasarkan sosial 1 orang (3,1%).
ekonomi. 6) Rata – Rata Kadar Glukosa Darah
Tabel 5.4 pada Kelompok Intervensi Sebelum
Distribusi frekuensi responden Intervensi
berdasarkan sosial ekonomi pada Dalam penelitian ini yang
penderita Diabetes Mellitus di dilakukan, diperoleh perbedaan rata –
Wilayah Kerja Puskesmas Makrayu rata kadar glukosa darah pada kelompok
Palembang intervensi yang terlihat dari tabel
Sosial Ekonomi Responden Frekuensi Percent 5.76berikut.
Pendapatan Tinggi Tabel 5.6
6 18,8
(>2.800.000,-) Distribusi Rata – Rata Kadar Glukosa
Pendapatan Sedang Darah Pada Kelompok Intervensi
4 12,5
(=2.800.000,-) Sebelum Intervensi
Pendapatan Rendah
22 68,8 Pemerik- Mean Medi Std. Min 95%
(<2.800.000,-)
saan -an Devia- - CI
Total 32 100,0 tion Max
Sumber : Data Primer 2019 Kadar 314,5 335 90, 210 293,
Pada tabel 5.4 didapatkan hasil Glukosa 6 663 – 25 –
bahwa mayoritas sosial ekonomi Darah 473 389,
responden di wilayah kerja Puskesmas 67
Makrayu yaitu kategori berpendapatan Sumber : Data Primer 2019
rendah berjumlah 22 orang (68,8%), Pada tabel 5.6 menunjukan bahwa
sedangkan kategori berpedapatan tinggi rata – rata kadar glukosa darah sebelum
sebanyak 6 orang (18,8%) dan paling intervensi yaitu 314,56 mg/dL, dengan
sedikit kategori berpendapatan sedang nilai median 335 mg/dL, nilai mininum
yaitu dengan jumlah 4 orang (12,5%). 210 mg/dL dan nilai maksimum 473
5) Lama Menderita mg/dL.
Berikut adalah distribusi frekuensi 7) Rata – Rata Kadar Glukosa Darah
kategorik berdasarkan lama pada Kelompok Intervensi Setelah
menderita Intervensi
Tabel 5.5 Dalam penelitian ini yang
Distribusi frekuensi responden dilakukan, diperoleh perbedaan rata –
berdasarkan lama menderita penyakit rata kadar glukosa darah pada kelompok
pada penderita Diabetes Mellitus di intervensi yang terlihat dari tabel 5.7
Wilayah Kerja Puskesmas Makrayu berikut.
Palembang Tabel 5.7
Distribusi Rata – Rata Kadar
Lama Menderita Frequency Percent
GlukosaDarah Pada Kelompok
< 1 tahun 3 9,4
1 tahun - 10 tahun 28 87,5
Intervensi Setelah Intervensi
> 10 tahun 1 3,1 Pemerik- Me- Medi- Std. Min 95%
saan an an Deviati – CI
Total 32 100,0
on Max
Sumber : Data Primer 2019 Kadar 243, 242 52,669 170 215,
Pada tabel 5.5 didapatkan hasil Glukosa 75 – 68 –
bahwa mayoritas lamanya responden Darah 387 271,
menderita di wilayah kerja Puskesmas 82
Makrayu yaitu berada di rentang 1 tahun Sumber : Data Primer 2019
Pada tabel 5.7 menunjukan bahwa Tabel 5.9
rata – rata kadar glukosa darah sebelum Pengaruh Pemberian Air Rebusan
intervensi yaitu 243,75 mg/dL, dengan Daun Jambu Biji Terhadap
nilai median 242mg/dL, nilai mininum Penurunan Kadar Glukosa Darah
170 mg/dL dan nilai maksimum 387 Pemeriksa Kelompok Mean Std. p–
mg/dL. -an Penelitian Deviati value
8) Rata – Rata Kadar Glukosa Darah on
pada Kelompok Kontrol Kadar Intervensi 243,75 52,669
Glukosa
Dalam penelitian ini yang
Darah 0,093
dilakukan, diperoleh perbedaan rata – Posttest
rata kadar glukosa darah pada Kontrol 283,25 74,215
kelompok kontrol yang terlihat dari tabel
Sumber : Data Primer 2019
5.8 berikut.
Pada tabel 5.9 menunjukan bahwa
Tabel 5.8
kadar glukosa darah pada kelompok
Distribusi Rata – Rata Kadar Glukosa
intervensi dan kelompok kontrol tidak
Darah Pada Kelompok Kontrol
terjadi penurunan secara bermakna
Pemerik- Mean Medi- Std. Min – 95%
saan an Deviati Max CI
setelah diberikan air rebusan daun jambu
-on biji pada kelompok intervensi dan
Kadar 283,2 260, 74,21 204 – 243,70 pendidikan kesehatan pada kelompok
Glukosa 5 50 5 446 – kontrol yang diberikan selama 1 minggu
Darah 322,80 dengan p – value > 0,05.
Hasil uji statistik (uji t-
Sumber ; Data Primer 2019 independen) didapatkan nilai p – value
Pada tabel 5.8 menunjukan bahwa pada kelompok intervensi yaitu 0,093
rata – rata kadar glukosa darah sebelum dimana p – value > 0,05, sehingga dapat
intervensi yaitu 283,25 mg/dL, dengan disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
nilai median 260,50 mg/dL, nilai pemberian air rebusan daun jambu biji
mininum 204 mg/dL dan nilai terhadap penurunan kadar glukoda
maksimum 446 mg/dL. darah.
2. Analisis Bivariat Pembahasan
1) Pengaruh Pemberian Air Rebusan 1. Karakteristik Responden
Daun Jambu Biji Terhadap a. Usia
Penurunan Kadar Glukosa Darah Usia merupakan salah satu faktor
Untuk menjawab hipotesis yang mempengaruhi prevalensi diabetes
peneliti terhadap pemberian air rebusan mellitus. Beberapa ahli berpendapat
daun jambu biji untuk menurunkan bahwa bertambahnya umur, intoleransi
kadar glukosa darah pada pasien terhadap glukosa juga meningkat
diabetes mellitus dilakukan uji t – (Retno, 2015). Usia sangat erat
independen pada rata-rata penurunan kaitannya dengan peningkatan kadar
kadar glukosa darah pada kelompok gula darah. Rochmah (2013)
intervensi dan kelompok kontrol. menyatakan semakin tua golongan usia
kejadian diabetes mellitus semakin
meningkat. Peningkatan kadar gula
darah pada lanjut usia karena resistensi
insulin akibat perubahan komposisi
tubuh, turunnya aktivitas, perubahan
pola makan dan fungsi neurohormonal.
Hasil penelitian ini yang
menunjukkan bahwa distribusi rata-rata
usia dari 32 orang responden dengan 16
orang kelompok intervensi dan 16 25 orang (78,1%) dibandingkan laki-laki
kelompok kontrol di wilayah kerja 7 orang (21,9%).
Puskesmas Makrayu Palembang yaitu Hal tersebeut sejalan dengan
dengan rentang usia 50 – 64 tahun. Usia pendapat Budiyanto (2002), yang
terendah pada penelitian ini yaitu 42 menyatakan bahwa terdapat
tahun, sedangkan usia tertinggi pada kecenderungan yang lebih tinggi
penelitian ini yaitu 78 tahun. proporsi diabetes pada perempuan
Hal tersebut sejalan dengan teori dibandingkan dengan laki-laki, hal ini
yang menyatakan bahwa pasien diabetes berhubungan dengan penyebab kejadian
mellitus tipe II merupakan jenis diabetes obesitas sebagai faktor risiko diabetes
mellitus yang paling banyak ditemukan yang lebih banyak menyerang pada
lebih dari 90% dan akan timbul makin perempuan. Menurut Irawan (2010)
sering setelah umur 40 tahun, dengan kejadian diabetes mellitus pada
catatan pada dekade ke 7 kekerapan perempuan karena adanya sindrom
diabetes mellitus mencapai 3 – 4 kali siklus bulanan (premenstrual syndrome),
lebih tinggi dari pada rata-rata orang pasca menopause membuat distribusi
dewasa (Suyono,2013). Menurut lemak di tubuh menjadi mudah
Pangemanan (2014), seseorang yang terakumulasi akibat proses hormonal
berumur diatas 46 tahun memiliki tersebut sehingga perempuan lebih
peningkatan resiko terhadap terjadinya beresiko menderita mengalami diabetes
diabetes mellitus dan intoleransi glukosa mellitus.
yang di sebabkan oleh faktor degeneratif c. Pendidikan
yaitu menurunya fungsi tubuh, Tingkat pendidikan menentukan
khususnya kemampuan dari sel β dalam mudah tidaknya seseorang menyerap
memproduksi insulin untuk dan memahami pengetahuan tentang
memetabolisme glukosa. Sementara penyakit Diabetes Mellitus. Pada
pendapat Tandra (2007), kemungkinan pendidikan yang rendah, erat kaitannya
lain terjadinya diabetes ini adalah karena dengan pengertian tentang penyakit
sel-sel jaringan tubuh tidak peka atau Diabetes Mellitus yang mempengaruhi
resisten terhadap insulin karena faktor perilaku kesadaran deteksi dini
usia. masyarakat. Pendidikan membuka mata
b. Jenis Kelamin dan pengetahuan masyarakat mengenai
Hasil riset kesehatan dasar semua hal yang berkaitan kesehatan.
(Riskesdas) tahun 2018 yang baru dirilis Tingkat pendidikan juga turut
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menentukan mudah tidaknya seseorang
menunjukkan tren penderita diabetes menyerap dan memahami pengetahuan
mellitus meningkat. Ironisnya diabetes tentang penyakit diabetes mellitus
mellitus pada perempuan lebih tinggi (Retno, 2015).
daripada laki-laki. Hal tersebut Pada hasil penelitian ini bahwa
dikarenakan faktor keturunan, gaya responden terbanyak yang menderita
hidup serba instan, makan berlebihan diabetes mellitus yaitu berpendidikan
dan jarang aktivitas fisik. rendah (SD-SMP). Hal ini berbanding
Menurut Erlina (2015), terbalik terhadap teori yang menyatakan
perempuan memproduksi hormon tingkat pendidikan dapat meningkatkan
esterogen yang menyebabkan pengetahuan seseorang tentang
meningkatnya pengendapan lemak pada kesehatan. Semakin banyak informasi
jaringan sub kutis sehingga perempuan yang masuk semakin banyak pula
cenderung memiliki lemak tubuh yang pengetahuan yang didapat tentang
lebih banyak. Pada penelitian ini kesehatan (Perry dan Potter, 2006).
mayoritas responden adalah perempuan
Tingkat pendidikan sampel dapat hidup pasien diabetes mellitus tipe II di
berhubungan dengan kemampuan dalam Amerika, dimana responden terbanyak
menerima informasi-informasi adalah dengan lama menderita diabetes
kesehatan khususnya tentang diabetes mellitus tipe II lebih dari 10 tahun.
melitus termasuk perawatan kesehatan. Ditambah pula pada penelitian Wen et al
Orang yang tingkat pendidikannya (2004), dimana rata-rata lama menderita
tinggi biasanya akan memiliki banyak diabetes mellitus tipe II pada responden
pengetahuan tentang kesehatan. Dengan penelitiannya adalah 13 tahun. Demikian
adanya pengetahuan tersebut orang juga studi tentang kualitas hidup yang
akan memiliki kesadaran dalam menjaga dilakukan Andayani, Ibrahim & Asdie
kesehatannya (Irawan, 2010). (2010), terhadap 115 pasien diabetes
d. Sosial Ekonomi mellitus tipe II bahwa lama mendrita
Sebagian responden pasien rata-rata lebih dari 10 tahun.
berpenghasilan dibawah Upah Minimum Pada penelitian Kalda, Ratsep,
Regional (UMR) sebanyak 68,8% dan & Lamber (2008), menyampaikan
responden berpenghasilan diatas Upah bahwa lama DM berhubungan secara
Minimum Regional (UMR) yaitu signifikan dengan kualitas hidup pasien
sebanyak 18,8%. Dari hasil ini dapat diabetes mellitus tipe II. Umumnya
disimpulkan bahwa kondisi sosial kualitas hidup yang rendah terdapat pada
ekonomi penyandang diabetes melitus durasi DM yang panjang. Demikian juga
tipe II di wilayah kerja Puskesmas penelitian Reid & Walker (2009),
Makrayu Palembang adalah menyatakan bahwa lama menderita
berpenghasilan rendah. diabetes mellitus berhubungan secara
Hal ini sejalan dengan hasil signifikan dengan tingkat kecemasan,
penelitian dari Nezhad (2008) yang sehingga akan berakibat terhadap
menghasilkan bahwa kondisi sosial penurun kualitas hidup pasien diabetes
ekonomi pada penyandang diabetes mellitus tipe II.
melitus ialah kurang. Sosial ekonomi 2. Pengaruh pemberian air rebusan
pada penderita diabetes melitus sangat daun jambu biji terhadap kadar
kurang baik karena banyaknya glukosa darah
pengeluaran untuk berobat (Kanjilal, Diabetes mellitus merupakan
2008). salah satu jenis penyakit yang paling
e. Lama Menderita mengancam manusia. Jumlah penderita
Hasil penelitian menunjukkan diabetes mellitus di dunia dari tahun ke
bahwa rata-rata lama responden tahun mengalami peningkatan. Data IDF
menderita diabetes mellitus adalah 1 – tahun 2017 menyatakan bahwa 425 juta
10 tahun berjumalah 28 orang (87,5%). dari total populasi di dunia, atau sekitar
Hal ini sama dengan penelitian yang 8,8 persen orang dewasa berumur 20-79
dilakukan oleh Issa & Baiyewu (2006) tahun merupakan penderita diabetes.
tentang kualitas hidup pasien diabetes Data tersebut mengungkapkan bahwa
mellitus tipe II di Nigeria, dimana menempati peringkat keenam sebagai
responden terbanyak adalah dengan jumlah penderita diabetes dewasa
lama menderita diabetes mellitus 6-8 tertinggi di dunia dengan total lebih dari
tahun. Begitu juga penelitian Mier 10,3 juta orang. Di Indonesia jumlah
(2008), menemukan pada umumnya pasien Diabetes Mellitus mengalami
responden menderita diabetes mellitus peningkatan cukup signifikan selama
tipe II kurang dari 10 tahun. lima tahun terakhir. Di tahun 2013,
Hal ini bebeda dengan angka prevalensi diabetes pada orang
penelitian yang dilakukan oleh dewasa mencapai 6,9 persen, dan di
Wexler.D.J (2006) tentang kualitas
tahun 2018 angka terus melonjak menunjukkan ada pengaruh pemberian
menjadi 8,5 persen (Riskesdas, 2018). air rebusan daun jambu biji (Psidium
Maharani, 2013 menjelaskan guajava) terhadap kadar glukosa darah
bahwa terapi non farmakologi Diabetes pada penderita diabetes mellitus tipe II
Mellitus khususnya tipe II dapat di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur
menggunakan tanaman herbal. Beberapa Kab. Semarang dengan (p-value 0,014 <
tanaman yang bisa digunakan sebagai α (0,05)). Terapi air rebusan daun jambu
bahan baku obat Diabetes Mellitus biji dapat digunakan sebagai alternatif
diantaranya adalah belimbing, intervensi untuk penatalaksanaan dalam
brotowali, jagung, jambu biji, jinten menurunkan kadar glukosa darah pada
hitam, alpokat, apel dan sebagainya. penderita diabetes mellitus tipe II.
Namun dalam beberapa penelitian Penelitian Umi Hani (2016)
jambu biji merupakan tanaman herbal mengenai pengaruh pemberian air
yang sering digunakan sebagai bahan rebusan daun jambu biji terhadap kadar
baku obat Diabetes Mellitus. Disamping glukosa darah pada penderita Diabetes
tanaman jambu biji mudah ditemukan, Mellitus tipe II di wilayah kerja
kandungan yang terdapat dalam jambu Puskesmas Pekkabata Kabupaten
biji pun lebih efektif dibanding tanaman Polewali Mandar menunjukkan bahwa
lain dalam mengatasi Diabetes Mellitus. terdapat pengaruh pemberian air rebusan
Sesuai dengan teori yang daun jambu biji terhadap kadar glukosa
dikemukakan oleh Anastasia Bangun darah pada penderita Diabetes Mellitus
(2004) pada penelitian kemotaksonomi tipe II di wilayah kerja Puskesmas
bahwa dalam daun jambu biji Pekkabata Kabupaten Polewali Mandar.
mengandung senyawa tanin dan Dengan mengguankan uji Mc. Nemar
kalsium, dimana tanin berfungsi sebagai diperoleh nilai signifikasi 0,031 yang
penghambat α-glukosidase yang berarti lebih kecil dari α=0,05 yang
bermanfaat untuk menunda absorpsi berarti bahwa ada perbedaan yang
glukosa setelah makan sehingga bermakna antara glukosa darah sebelum
menghambat kondisi hiperglikemia pemberian air rebusan daun jambu biji
postprandial. Sedangkan kalsium pada 10 lembar dan setelah pemberian air
daun jambu biji mampu menaikkan rebusan daun jambu biji 10 lembar
produksi sel-sel β pankreas untuk sehingga H0 ditolak dan hipotesis Ha
menghasilkan insulin. Oleh karena itu, diterima.
daun jambu biji adalah salah satu herbal Namun pada hasil analisis nilai p
yang bermanfaat sebagai penormal – value dari uji t – independent untuk
fungsi kelenjar pankreas dengan efek kelompok penelitian (kelompok
farmakologis memperlancar sistem intervensi dan kelompok kontrol)
sirkulasi darah dalam membantu dengan kadar glukosa darah pretest dan
menormalkan fungsi pankreas dalam posttest yaitu 0,093 (p – value > 0,05)
mengatasi Diabetes Mellitus (Maharani yang berarti Ha ditolak. Dengan
dkk, 2013). demikian, dapat disimpulkan bahwa
Penelitian Maharani, Rosalina, tidak ada pengaruh pemberian air
dan Puji Purwaningsih (2013) dengan rebusan daun jambu biji terhadap
judul pengaruh pemberian air rebusan penurunan kadar glukoda darah
daun jambu biji (Psidium Guajava) Hal ini berbanding terbalik
terhadap kadar glukosa darah pada dengan hasil penelitian sebelumnya
penderita Diabetes Mellitus Tipe II di yang mengungkapkan bahwa adanya
Desa Leyangan Kecamatan Ungaran pengaruh air rebusan daun jambu biji
Timur Kabupaten Semarang. Uji analisis terhadap kadar glukosa darah. Hal ini
t-tes dependen dan independen terjadi karena adanya variabel
penggangu lainnya seperti usia, jenis di wilayah kerja Puskesmas Makrayu
kelamin, pendidikan, sosial ekonomi, Palembang tahun 2019 maka dapat
dan lama menderitanya pada responden. disimpulkan sebagai berikut :
Namun, selain adanya variabel Hasil penelitian menunjukkan
penggangu ada juga faktor yang bahwa sebagian besar responden
menyebabkan kadar glukosa darah pada berjenis kelamin perempuan. Usia rerata
penderita diabetes mellitus tipe II yaitu responden yang menderita diabetes
pola makan penderitanya. Kebanyakan mellitus pada penelitian ini yaitu 50 – 64
dari penderita diabetes mellitus tidak tahun . Pendidikan yang paling banyak
melaksanakan diet sesuai dengan apa yaitu berpendidikan dasar (SD – SMP)
yang telah dianjurkan. Hal ini sebanyak 23 orang. Sebanyak 10 orang
menyebabkan terjadinya peningkatan responden yang bekerja dan sosial
kadar glukosa darah pada penderita ekonomi responden yang menderita
diabetes mellitus tipe II. diabetes mellitus pada penelitian ini
Sesuai dengan teori menurut yaitu berpendapatan rendah
Nurrahmani (2012) dan Wijoyo (2010) <2.800.000,- dengan 68,8% atau 22
mengatakan ada beberapa faktor yang orang.
dapat mempengaruhi kadar glukosa dara Tidak adanya hubungan yang
diantaranya kurang sensitifnya jaringan signifikan antara nilai kadar glukosa
tubuh terhadap insulin karena jumlah darah dan pemberikan air rebusan daun
atau aktivitas reseptor insulin berkurang jambu biji dengan nilai uji statistik (uji t-
pada sel, pola makan yang berlebihan independen) didapatkan nilai p – value
menyebabkan kadar glukosa dalam pada kelompok intervensi yaitu 0,155
darah meningkat karena keterbatasan sel dimana p – value > 0,05, sehingga dapat
β pancreas untuk mensekresi insulin, disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
obesitas mengakibatkan lemak yang pemberian air rebusan daun jambu biji
berlebihan hal ini akan menyebabkan terhadap penurunan kadar glukoda darah
resistensi terhadap insulin. pada penderita diabetes mellitus tipe II
Namun, menurut peneliti di wilayah kerja Puskesmas Makrayu
pemberian air rebusan daun jambu biji Palembang Tahun 2019.
sangat penting sebagai salah satu Saran
penanganan non farmakologis pada Bagi masyarakat khususnya pada
penderita diabetes mellitus. Manfaat air penderita diabetes mellitus tipe II
rebusan daun jambu biji bagi penderita diharapkan dapat meningkatkan
diabetes mellitus yaitu untuk penanganan non farmakologis dengan
menurunkan kadar glukoda darah pada pemberian air rebusan daun jambu biji
penderita diabetes mellitus tipe II. selain dari penanganan farmakologis
Dengan demikian kadar glukosa darah dalam penurunan kadar glukosa darah
pada penderita diabetes dapat menurun pada penderita diabetes mellitus.
seiring dengan faktor pendukung Bagi Peneliti Selanjutnya
lainnya. Hasil penelitian ini dapat dijadikan
SIMPULAN DAN SARAN sebagai pembanding atau data dasar
Simpulan yang dapat digunakan untuk penelitian
Berdasarkan penelitian yang selanjutnya yang berkaitan dengan
dilakukan pada 32 orang responden Diabetes Mellitus
dengan 16 orang kelompok intervensi Diharapkan peneliti selanjutnya
dan 16 orang kelompok kontrol tentang dapat mengontrol diet dari mulai
pengaruh pemberian air rebusan daun penelitian sampai selesai penelitian pada
jambu biji terhadap kadar glukosa darah kelompok intervensi untuk menstabilkan
pada penderita diabetes mellitus tipe II
kadar glukosa darah pada kelompok Handayani, L. T. 2016. Studi Meta
intervensi. Analisis Perawatan Luka Kaki
DAFTAR PUSTAKA Diabetes. The Indonesian Journal Of
Arianingrum, Retno. 2013. Pemanfaatan Heakth Science, 151.
Tumbuhan Jambu Biji Sebagai Obat Hakim, Dian Lukman. 2018. Hubungan
Tradisonal. Jurnal Pendidikan Kimia Tingkat Sosial Ekonomi: Pendidikan,
FMIPA UNY. Penghasilan, Dan Fasilitasdengan
Akhsyari, Ferucha Zella. 2015. Pencegahan Komplikasi Kronis Pada
Karakteristik Pasien Diabetes Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2
Mellitus Di Rsud Di Surakarta.
Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen Hani, Umi. 2016. Pengaruh Pemberian
Tahun 2015. Air Rebusan Daun Jambu Biji
Bradero, Mary. 2009. Klien Gangguan Terhadap Kadar Glukosa Darah
Endokrin : Seri Asuhan Pada Penderita Diabetes Mellitus
Keperawatan. Jakarta : EGC. Tipe II Di Wilayah Kerja Puskesmas
Brunner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Pekkabata Kabupaten Polewali
Keperawatan Medikal Bedah Mandar.
Brunner dan Suddarth, Ed.8, Vol.2. Hasanudin dan Kasyanti. 2016. Jenis
Jakarta : EGC. Tumbuhan Sebagai Obat Penyakit
Brunner dan Suddarth. 2013. Diabetes Mellitus Pada Masyarakat
Keperawatan Medikal Bedah Rundeng Kota Subulussalam.
Brunner dan Suddarth, Ed.12. Prosiding Seminar Nasional Biotik.
Jakarta : EGC. Hasdianah. 2012. Mengenal Diabetes
Bustan. 2007. Penyakit Tidak Menular. Mellitus Pada Orang Dewasa Dan
Jakarta : Rineka Cipta. Anak - Anak Dengan Solusi Herbal.
Damayanti, D. 2013. Sembuh Total Yogyakarta: Nuha Medika.
Diabetes, Asam Urat, Hipertensi Katzung, B.G. 2002. Farmakologi
Tanpa Obat. Yogyakarta : Nuha Pendekatan Proses Keperawatan,
Medika. 140-151, Alih Bahasa Peter
Damayanti, S. 2015. Diabetes Mellitus Anugerah. Jakarta : EGC.
Dan Penatalaksanaan Keperawatan. Maharani, dkk. 2013. Pengaruh
Klaten : Kawan Kita. Pemberian Air Rebusan Daun Jambu
Donsu, J.D. 2016. Metodelogi Penelitian Biji (Psidium Guajava) Terhadap
Keperawatan. Yogyakarta : Kadar Glukosa Darah Pada
Pustakabarupress. Penderita Diabetes Mellitus Tipe II
Dunning. 2003. Usa:Blackwell Di Desa Layangan Kecamatan
Publishing. Dipetik January 02, Ungaran Timur Kabupaten
2018, Dari Care Of People With Semarang. Jurnal Keperawatan
Diabetes: A Manual Of Nursing Medikal Bedah, Vol.1No.2.
Practice: Mansjoer, A. 2007. Kapita Selekta
Http://Library.Nu/Docs/4510xw2ef7/ Kedokteran Jilid 1 Edisi 3.
Care_Of_People_With_Diabetes%3a Jakarta: Media Aesculapius.
_A_Manual_OfNursing_Practice%2c
_2_Nd_Edition/Pdf/. Diakses tanggal Notoadmodjio, S. 2010. Etika & Hukum
29 November 2018. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Guyton, A.C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Notoadmodjo. 2010. Metodelogi
Kedokteran, Ed.9. Jakarta : EGC. Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Guyton. 2008. Fisiologi Kedokteran. Rineka Cipta.
Jakarta: EGC. Novita. 2014. Pengaruh Aktivitas Fisik
Senam Diabetes Terhadap Kadar
Gula Darah Sewaktu Pada DM Tipe
II Di RSUD Talang Ubi Tahun 2014. Utara. Biolink Jurnal Biologi
Skripsi. Lingkungan, Industri Kesehatan, 5.
Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Soegondo. 2007. Ilmu Penyakit Dalam
Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Jilid III, Ed.4. Jakarta : Fakultas
Medika. Kedokteran Universitas Indonesia.
Padila. 2012. Keperawatan Medikal Sudoyo.S, Soewondo, P.,Subekti. 2009.
Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Puskesmas Makrayu. 2018. Profil Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit
Kesehatan Puskesmas Makrayu Fkui.
2018. Palembang. Sutriana, Amalia. 2011. Dampak
Praptiani, Wuri. 2011. Kapita Selekta Pemberian Ekstrak Daun Jambu Biji
Penyakit : Dengan Implikasi (Psidium Guajava L) Terhadap Sel
Keperawatan, Ed.2. Jakarta : EGC. Beta Pankreas Tikus Putih (Raktus
Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar Novergicus) Yang Mengalami
Laporan Nasional 2018. Jakarta: Diabetes.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Suyanto. 2011. Metodologi Dan Aplikasi
Kesehatan Depkes Ri. Penelitian Keperawatan.
Retno. 2015. Diabetes Mellitus . Yogyakarta: Nuha Medika.
Yogyakarta. Tandra, H. 2008. Segala Sesuatu Yang
Harus Anda Ketahui Tentang
Restada, Ertana Jihan. 2016. Hubungan Diabetes. Jakarta : PT Gramedia
Lama Menderita Dan Komplikasi Pustaka Utama.
Diabetes Melitus Dengan Kualitas Tjay dan Raharja. 2007. Obat-Obat
Hidup Pada Penderita Diabetes Penting Khasiat, Penggunaa, Dan
Melitus Di Wilayah Puskesmas Efek-Efek Sampingnya, Ed.6. Jakarta
Gatak Sukoharjo. : PT. Alex Media Komputindo.
Rochman. 2013. Asuhan Keperawatan Wijayaningsih, K. S. 2002. Standar
Klien Dengan Gangguan Sistem Asuhan Keperawatan. Jakarta: Trans
Endokrin. Jakarta : EGC. Info Media.
Rumahorbo, H. 2009. Asuhan Wijoyo, Padmiarso M. 2012. Cara
Keperawatan Klien Dengan Tuntas Menyembuhkan Diabetes
Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta : Mellitus Dengan Herbal. Jakarta :
EGC. Pustaka Agro Indonesia.
Sanjaya, A. F., & Huda, M. 2014.
Pengaruh Senam Diabetes Terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah Pada
Penderita Diabetes Mellitus Di
Wilayah Kerja Puskesmas
Peterongan Jombang. Journal Stikes
Pemkab Jombang, 2.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Mitra
Cendikia.
Selatan, D. K. 2015. Profil Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2015. Palembang.
Simanjuntak, Helen Anjelina. 2018.
Pemanfaatan Tumbuhan Obat
Diabetes Mellitus Di Masyarakat
Etnis Simalungun Kabupaten
Simalungun Provinsi Sumatera

Anda mungkin juga menyukai