Anda di halaman 1dari 32

TOPIK I

Rumusan Masalah Penelitian

Identifikasi masalah diperlukan agar peneliti benar-benar menemukan masalah


ilmiah, bukan akibat dari permasalahan lain. Kerlinger menjelaskan bahwa masalh ilmiah
bukanlah masalah moral dan etis. Masalah penelitian bersifat tidak terbatas. Meskipun
demikian, tidak semua masalah yang ada di masyarakat bisa diangkat sebagai masalah
penelitian. Untuk mengidentifikasi masalah penelitian perlu diajukan empat pertanyaan :
pertama, apa masalahnya? Kedua, bermasal menurt siapa? Ketiga, dianggap masalah dalam
konteks apa? Keempat, dalam perspektif apa? (Setiadi,2007).

Adapun cara untuk mengidentifikasi masalah penelitian dibidang keperawatan adalah


sebagai berikut.

1. Observasi fenomena yang terjadi dalam pekerjaan sehari-hari, misalnya kesulitan-


kesulitan yang dihadapi di bidang profesi sehari-hari dapat menjadi objek penelitian.
Pada suatu saat terjadi fenomena yang belum sepenuhnya dimengerti atau ada
perbedaan pendapat tentang suatu fenomena tertentu.
2. Penelusuran literatur pada aspek tertentu dalam sutu bidang, kumpulkan teori-teori,
pelajari perkembangannya, kelemahannya, dan kesenjangannya. Hal ini akan
mengarahkan kita pada permasalahan untuk diteliti lebih lanjut.
3. Menghindari untuk menangkap permasalahan dalam seminar, pertemuan ilmiah
profesi, kuliah tamu, atau mengunjungi pusat-pusat penelitan dan sebagainya.

Faktor yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi masalah penelitian antara lain :

1. Data dan metode untuk memecahkan masalah tersbut


2. Batas-batas masalah yang jelas
3. Alat atau instrumen untuk memecahkannya
4. Biaya yang diperlukan
5. Tidak bertentangan dengan hukum
6. Sesuai dengan kualitas peneliti, artinya tingkat kesulitan masalah disesuaikan dengan
tingkat kemampuan peneliti.

Adapun rumusan masalah penelitian yang baik diantaranya :

1. Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah
tersebut.
2. Berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan masyarakat
3. Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah
4. Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut
5. Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya
6. Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan
kepercayaan agama.

1
Tips untuk merumuskan masala penelitian antara lain :
1. Pengamatan sepintas
2. Buku bacaan atau laporan hasil penelitian
3. Pernyataan pemegang otoritas
4. Diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya
5. Perasaan intuisi.

Menurut Notoatmodjo (2005) dapat memilih masalah penelitian perlu dipertimbangkan agar
masalah yang dipilih layak dan relevan untuk diteliti, hal ini meliputi :

1) Baru. Masalah terpilih belum pernah diteliti oleh orang lain dan opik masih hangat
dimasyarakat, sebelum menetukan maslah, peneliti harus banyak membaca dari
jurnal-jurnal penelitian maupun media elektornik tentang penelitian terkini.
2) Aktual. Masalah yang diteliti tersebut benar-benar terjadi dimasyarakat.
3) Praktis. Masalah penelitian yang diteliti harus mempunyai nilai praktis, artinya hasil
ppenelitian harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis, bukan suatu pemborosan atau
penghamburan sumber daya tanpa manfaat praktis yang bermakna.
4) Memadai. Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak terlalu luas,
tetapi juga tidak terlalu sempit.
5) Sesuai dengan kemampuan peneliti. Seseorang yang akan melakukan penelitian
harus mempunyai kemampuan penelitian dan kemampuan dibidang yang akan
diteliti, jika tidak , hasil penelitiannya kurang dapat dipertanggungjawabkan dari seg
ilmiah (akadmeis) maupun praktis.
6) Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah. Masalah-masalah yang bertentangan
dengan kebijaksanaan pemerintah, undang-undang ataupun adat istiadat sebaiknya
tidak diteliti, karena akan banyak menemukan hambatan dalam pelaksanaan
penelitiannya nanti.
7) Ada yang mendukung. Setiap peneliti membutuhkan biaya sehingga sejak awal
sudah dipertimbangkan dari mana asal biaya tersebut akan diperoleh. Tidak jarang
masalah-masalah penlitian yang menarik akan mendaptkan sponsor dari instansi-
instansi pendukung, baik pemerintah maupun swasta.

Penulisan rumusan masalah riset keperawatan hendaknya :


1. Berbentuk kalimat tanya,
2. Padat makna,
3. Sinkron dengan judul riset, dan
4. Sebagai petunjuk pengumpulan data.

Contoh :
Rumusan masalah yang dapat disusun adalah:

1. Apakah senam kaki berpengaruh terhadap sirkulasi darah kaki penderita Diabetes
Mellitus?, atau
2. Bagaimanakah pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi darah kaki penderita Diabetes
Mellitus?, atau
3. Adakah pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi darah kaki penderita Diabetes
Mellitus?.

2
Rumusan masalah yang dapat disusun adalah:

1. Apakah Deep Back Massage berpengaruh terhadap Nyeri Persalinan Pada Ibu Inpartu Kala I
Fase Aktif?, atau
2. Bagaimanakah pengaruh Deep Back Massage terhadap Nyeri Persalinan Pada Ibu Inpartu
Kala I Fase Aktif ?, atau
3. Adakah pengaruh Deep Back Massage terhadap Nyeri Persalinan Pada Ibu Inpartu Kala I
Fase Aktif ?.

Pada rumusan masalah riset tersebut di atas sekaligus dapat menunjukkan ada atau tidak
hipotesis riset. Cara mengidentifikasi hipotesis dapat membuat pertanyaan :

1. Apakah dalam rumusan masalah riset terdapat minimal dua masalah (variabel) yang
akan diriset? dan
2. Adakah terdapat kata pengaruh, perbedaan, atau hubungan di depan atau antara
masalah(variabel).

3
TOPIK II
Tujuan dan Manfaat Penelitian

Rumusan tujuan yang disusun harus sinkron dengan judul dan rumusan masalah riset.
Tujuan riset dapat dibedakan menjadi tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dirumuskan
jika masalah (variabel) riset lebih dari dua dan menggambarkan tujuan yang tertinggi dari
riset. Jika masalah (variabel) riset hanya satu, tidak perlu dituliskan tujuan umum dan khusus
tetapi hanya tujuan saja. Tujuan khusus menggambarkan rincian dari setiap variabel dan
tujuan tertinggi riset.

Contoh :

A. Rumusan masalah riset deskriptif :


Bagaimanakah karakteristik penderita Diabetes Mellitus?
Tujuan umum: Menggambarkan karakteristik penderita Diabetes Mellitus.

Tujuan khusus:
1. Menggambarkan usia penderita Diabetes Mellitus.
2. Menggambarkan jenis kelamin penderita Diabetes Mellitus.
3. Menggambarkan lama menderita Diabetes Mellitus.
4. Menggambarkan pendidikan penderita Diabetes Mellitus.
5. Menggambarkan pengalaman penderita Diabetes Mellitus.
6. Menggambarkan sumber informasi penderita Diabetes Mellitus.
7. Menggambarkan garis keturunan penderita Diabetes Mellitus.

B. Rumusan masalah riset korelasi (hubungan) :


Adakah hubungan antara daya beli, gaya hidup, dan pengalaman keluarga dengan pertumbuhan
balita?

Tujuan umum: Mempelajari hubungan antara daya beli, gaya hidup, dan pengalaman
keluarga dengan pertumbuhan balita.

Tujuan khusus:
1. Menggambarkan daya beli keluarga.
2. Menggambarkan gaya hidup keluarga.
3. Menggambarkan pengalaman keluarga.
4. Menggambarkan pertumbuhan balita.
5. Menganalisis hubungan antara daya beli keluarga dengan pertumbuhan balita.
6. Menganalisis hubungan antara gaya hidup keluarga dengan pertumbuhan balita.
7. Menganalisis hubungan antara pengalaman keluarga dengan pertumbuhan balita

C. Rumusan masalah :

Adakah pengaruh Deep Back Massage terhadap Nyeri Persalinan Pada Ibu Inpartu Kala I
Fase Aktif ?
4
1. Tujuan Umum

Diketahuinya Pengaruh Deep Back Massage terhadap Nyeri Persalinan Pada Ibu
Inpartu Kala I Fase Aktif.
2. Tujuan Khusus

a) Diketahuinya usia dan karakteristik paritas pada ibu inpartu kala I fase aktif.
b) Diketahuinya tingkat nyeri sebelum dilakukan deep back massage pada ibu inpartu
kala I fase aktif.
c) Diketahuinya tingkat nyeri sesudah dilakukan deep back massage pada ibu inpartu
kala I fase aktif pada kelompok intervensi.
d) Diketahuinya pengaruh deep back massage terhadap nyeri persalinan pada ibu
inpartu kala I fase aktif.

5
TOPIK III
Tinjauan Pustaka & Kerangka Teori

A. Pengertian Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dalam bahasa Inggris disebutliterature review yang berarti suatu
kegiatan menjelaskan dan mendiskusikan topik riset dengan informasi atau tulisan
yang telah dipublikasikan melalui buku, artikel, atau jurnal tanpa memperhatikan
periodisasi tahun. Tinjauan pustaka dapat membantu periset untuk mengidentifikasi
pertanyaan riset, memfokuskan topik yang dicari (inquiry), mengembangkan bagian dari
pertanyaan riset, memahami akar suatu ide, dan menulis kerangka konseptual.
Penelusuran tinjauan pustaka mutlak dilakukan mulai dari perencanaan (proposal)
riset sampai pengambilan keputusan atau simpulan hasil. Semakin luas kualitas dan
kuantitas penelusuran tinjauan pustaka, akan memberikan bobot lebih pada hasil atau
simpulan keperawatan yang Anda buat. Seorang periset tidak terlepas dari
menelusuri kepustakaan atau literatur. Tinjauan pustaka berisi teori dasar tentang topik
(objek) riset, perlakuan yang dipilih, dan variabel riset yang dipakai.
Penulisan tinjauan pustaka merupakan kombinasi kegiatan summarydansynthesis.
Summary atau meringkas adalah suatu kegiatan mencari informasi penting dari berbagai
sumber.Synthesis atau mensintesa adalah kegiatan menyusun kembali informasi yang
dikumpulkan. Menulis tinjauan pustaka bukan memasukkan sebanyak mungkin informasi
yang berhubungan dengan topik riset, tetapi harus dipilih yang setuju atau tidak setuju
dengan topik riset.

B. Tujuan Tinjauan Pustaka

Anda sebagai periset melakukan penelusuran tinjauan pustaka dengan tujuan:


1. Mengakses informasi (artikel) yang berhubungan, berarti, penting, dan valid
(benar) sesuai dengan topik riset.
2. Mempertahankan kemampuan melakukan riset yang excellent untuk mengevaluasi,
membandingkan, dan menyimpulkan sesuai dengan area (ketertarikan) riset.
3. Mencegah duplikasi dengan riset yang pernah dilakukan orang lain.
4. Memberikan petunjuk atau merekomendasikan fokus riset yang perlu dilakukan.
5. Mengidentifikasi inkonsistensi, kesenjangan, dan kontradiksi dalam literatur sebagai
sumber masalah riset.
6. Memberikan analisis konstruktif dari metodologi dan pendekatan yang
digunakan periset, terdahulu.

6
C. Fungsi Tinjauan Pustaka

Fungsi penelusuran pustaka yang berkaitan dengan topik riset merupakan hal yang
mendasar, seperti dinyatakan oleh Leedy (1997) bahwa semakin banyak periset
mengetahui, mengenal, dan memahami tentang riset terdahulu, semakin dapat
dipertanggungjawabkan cara melakukan riset. Menurut Castetter dan Heisler (1984),
tinjauan pustaka berfungsi untuk:
1. mempelajari sejarah masalah riset (sehingga dapat ditunjukkan bahwa
masalah tersebut belum pernah diteliti atau bila sudah pernah
temuannya perlu disempurnakan),
2. memilih metode riset (dengan belajar dari pengalaman
sebelumnya),
3. memahami kerangka atau latar belakang teori dari masalah yang di
(hasil pemahaman tersebut dituliskan tersendiri sebagai “Landasan Teori”),
4. memahami kelebihan atau kekurangan studi (riset) terdahulu (tidak
semua menghasilkan temuan yang mantap),
5. menghindarkan duplikasi yang tidak perlu (hasil akhir ini dituliskan sebagai
“Keaslian”), dan
6. memberi penalaran atau alasan pemilihan masalah riset (hasil ini dituliskan
sebagai “latar belakang”).

Contoh :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Persalinan
1. Pengertian
2. Jenis- Jenis Persalinan
3. Tanda-tanda dimulainya persalinan
4. Faktor esensial dalam persalinan.
5. Tahapan Persalinan Normal
6. His Persalinan
7. Komplikasi persalinan

B. Nyeri Persalinan
1. Pengertian
2. Fisiologi Nyeri Persalinan
3. Penyebab Nyeri
4. Klasifikasi Nyeri
5. Proses Terjadinya Nyeri
6. Factor Yang Mempengaruhi Nyeri
7. Skala Nyeri

C. Manajemen Nyeri Persalinan


1. Terapi Farmakologi
2. Terapi Nonfarmakologis

7
D. Prosedur Penggunaan Teknik Massage
1. Pengertian
2. Metode Massage
3. Manfaat Massage

D. Kerangka Teori

F. Penelitian Terkait

8
TOPIK IV
Kerangka Konsep, Variabel, Definisi operasional

A. Kerangka Konsep

1) Pengertian Kerangka Konsep


Setelah Anda melakukan penelusuran tinjauan pustaka, langkah selanjutnya adalah
merumuskan kerangka konseptual dan hipotesis riset. Kerangka konseptual atau conceptual
framework adalah suatu kegiatan menvisualisasi konsep (variabel) dan keterkaitan antar
konsep agar dapat dilakukan riset. Secara filsafat ilmu, kegiatan ini merupakan kegiatan
ontologi dan epistemologi (ingat kembali Bab 1). Kerangka konseptual harus dibuat
sesederhana mungkin tetapi tidak kehilangan makna saat orang lain mempelajari riset yang
Anda lakukan.
Penyusunan kerangka konseptual sebagai visualisasi harus dapat
menggambarkankedudukan variabel riset sebagai variabel masukan (input, bebas,
independen), proses, keluaran (output, tergantung, dependen), dan dampak (outcome).
Kerangka konseptual dalam kegiatan risetharus disusun sesuai kaidah umumdengan
simbol atau gambar tertentu. Simbol yang dimaksud adalah:

= Gambar variabel yang diteliti


= Gambar variabel yang tidak diteliti

= Arah garis hubungan

2) Menulis Kerangka Konsep

Kerangka konseptual harus sinkron dengan rumusan masalah dan tujuan yang telah
disusun dengan penguatan tinjauan pustaka dan diberi judul gambar.

Rumusan masalah :
Adakah pengaruh pembelajaran praktik klinik terhadap kompetensi mahasiswa?

Tujuan umum adalah mempelajari pengaruh pembelajaran praktik klinik terhadap


kompetensi mahasiswa.

Tujuan khusus adalah:


1. Mengidentifikasi metode pembelajaran praktik klinik yang diterapkan.
2. Mengidentifikasi pencapaian kompetensi klinik yang telah dicapai mahasiswa.
3. Mempelajari pengaruh pembelajaran klinik terhadap pencapian
kompetensi mahasiswa.

9
Rumusan masalah :

Adakah pengaruh Deep Back Massage terhadap Nyeri Persalinan Pada Ibu Inpartu Kala I
Fase Aktif ?

3. Tujuan Umum

Diketahuinya Pengaruh Deep Back Massage terhadap Nyeri Persalinan Pada Ibu
Inpartu Kala I Fase Aktif.
4. Tujuan Khusus

e) Diketahuinya usia dan karakteristik paritas pada ibu inpartu kala I fase aktif.
f) Diketahuinya tingkat nyeri sebelum dilakukan deep back massage pada ibu
inpartu kala I fase aktif.
g) Diketahuinya tingkat nyeri sesudah dilakukan deep back massage pada ibu
inpartu kala I fase aktif pada kelompok intervensi.
h) Diketahuinya pengaruh deep back massage terhadap nyeri persalinan pada ibu
inpartu kala I fase aktif.

B. Variabel

Variabel terdiri dari dua kata dalam bahasa Inggris yaitu variation yang berarti
variasi dan able yang berarti dapat. Pengertian sederhana dari variabel adalah mendapat
variasi, yang dimaksud adalah hasil pengumpulan databervariasi. Misalnya, seluruh
mahasiswa berjenis kelamin perempuan maka jenis kelamin bukan sebagai variabel
riset. Tetapi, jika mahasiswa berjenis kelamin perempuan dan laki-laki maka jenis kelamin

10
dapat disebut sebagai variabel riset.
Variabel dalam keperawatan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis variabel yaitu (1)
variabel masukan, (2) variabel proses, dan (3) variabel luaran.Variabel
masukanmenyebabkan perubahan pada variabel lain sehingga disebut variabel bebas atau
penyebab atau independen. Variabel proses berada di antara masukan dan keluaran
disebut sebagai variabel antara atau intervening.Variabel keluaran dan dampak sebagai hasil
akhir disebut sebagai variabel tergantung atau akibat atau dependen. Jika
digambarkan ketiga variabel seperti gambar di bawah ini.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan


karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan pengukuran cara
cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2008).

Tabel 3. 1 Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

Variabel Definisi Cara Ukur/ Hasil Ukur Skala

Alat Ukur

Variabel Independen

Pemberian Pengurangan rasa nyeri _ 1. Dilakukan _


Deep Back dengan cara menekan
massage pada daerah sacrum atau pijatan 2.Tidak
Persalina ringan pada daerah yang dilakukan
Kala 1 Fase terasa nyeri.
aktif

Variabel Dependen

Nyeri Ketidaknyamanan karena Skor nyeri : Ratio


Skala nyeri
persalinan rasa sakit yang dialami ibu
VAS (Visual 0-10
sebelum inpartu kala 1 fase aktif
Analog Scale)
perlakuan akibat adanya kontraksi
uterus dan dilatasi servik
sebelum pemberian Deep
Back Massage .

11
Nyeri Ketidaknyamanan karena Skor nyeri : Ratio
Skala nyeri
persalinan rasa sakit yang dialami ibu
VAS (Visual 0-10
setelah inpartu kala 1 fase aktif
Analog Scale)
perlakuan akibat adanya kontraksi
uterus dan dilatasi servik
setelah pemberian Deep
Back Massage .

Karakteristik Responden

Umur Lamanya hidup dalam Lembar Dinyatakan Numerik


hitungan waktu. Observasi dengan tahun

Paritas Banyaknya anak yang Lembar 1.Primigravida Numerik


dilahirkan setelah gestasi Observari
24 minggu tetapi bukan
aborsi. 2.Multigravida

D. Hipotesis
Tahap lanjut setelah menyusun kerangka konseptual adalah merumuskan hipotesis.
Hipotesis terdiri dari dua kata yaitu hypo artinya lemah dan thesis artinya pernyataan,
sehingga dapat diartikan pernyataan yang lemah. Hipotesis adalah suatu pembuatan
kesimpulan berdasarkan teori yang ada karena merupakan pernyataan atau kesimpulan yang
lemah sehingga perlu dilakukan pembuktian (verifikasi). Ingat kalimat LOGICO –
HYPOTHESIS – VERIFICATIVE. Sehingga secara lengkap hipotesis adalah suatu
pernyataan yang lemah dan perlu dibuktikan secara fakta.
Penyusunan hipotesis harus padat makna dan sesuai dengan rumusan masalah yang
telah ditetapkan di awal. Pada tahap ini, penyusunan hipotesis dilakukan pada dengan
tujuan untuk mempelajari perbedaan atau hubungan atau pengaruh, sedangkan deskriptif
tidak perlu hipotesis.

Contoh :

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha (Hipotesis Kerja) : Adanya pengaruh deep back massage terhadap Nyeri Persalinan

Pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif di Rumah Bersalin Citra Palembang.

12
TOPIK V
Instrumen Penelitian, Validitas, Dan Reliabiltas

1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan,
memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan
menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu
persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu
penelitian bisa disebut instrumen penelitian. Instrumen penelitian digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrument yang akan
digunakan tergantung pada jumlah variable yang diteliti. Jadi jika variable yang
digunakan jumahnya 3, maka instrumen yang digunakan juga 3 jumlahnya .
Kegunaan instrumen penelitian antara lain :
Suatu alat ukur atau instrumen dikembangkan untuk menterjemahkan variabel
(peubah), konsep dan indikator yang dipergunakan dalam mengungkap data dalam suatu
penelitian. Semakin suatu peubah, konsep, dan indikator penelitian diukur dengan baik, maka
akan semakin baik pula instrumen penelitian tersebut dikembangkan.. Secara sederhana
fungsi dari instrumen penelitian
(1) sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh responden
(2) sebagai alat untuk mengorganisasi proses wawancara dan
(3) sebagai alat evaluasi terhadap hasil penelitian dari staff peneliti.

Beberapa jenis instrumen dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut :


 Tes
Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan, pengukuran, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok.

 Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atu hal-hal yang ia
ketahui.

 Wawancara (Interviw)
Interview digunakan oleh peneliti unyuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk
mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian,
sikap terhadap sesuatu.

 Observasi
Didalam artian penelitian observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung,
abservasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam gambar, dan rekaman suara.

13
Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan
diamati.

 Skala bertingkat (ratings)


Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subyaktif yang dibuat bersekala.
Walaupun skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup
memberikan informasi tertentu tentang program atau orang. Intrumen ini depat
dengan mudah menberikan gambaran penampilan, terutama panampilan didalam
orang menjalankan tugas, yang menjukan frekuensi munculnya sifat-sifat. Didalm
menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menentukan variabel
skala. Apa yang ditanyakan harus apa yang dapat diamati responden.

 Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam
melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan
sebagainya.
Metode - metode pengumpulan data tersebut digunakan saat :
 Angket : digunakan bila responden jumlahnya besar, dapat membaca
dengan baik, dan dapat mengungkapkan hal – hal yng sifatnya rahasia.
 Survey : digunakan bila obyek penelitian bersifat perilaku manusia,
proses kerja, gejala alam serta jumlah respondennya kecil.
 Wawancara : digunakan bila ingin mengetahui hal – hal dari responden
secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit.

2. Validitas
Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untk mengukur apa
yang seharusnya diukur.
Validasi merupakan produk dari validasi. Validasi adalah suatu proses yang dilakukan
oleh penyusun atau pengguna instrumen untuk mengumpulkan data decara empiris
guna mendukung kesimpulan yang dihasilkan oleh skor instrumen.
Validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur sasaran ukurnya.
Validitas Instrumen dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
a. Validitas isi (cotent validity)
Validitas isi suatu tes mempermasalahkan seberapa jauh suatu tes mengukur
tingkat penguasaan terhadap isi suatu mater tertentu yang seharusnya dikuasai
sesuai dengan tujuan pengajaran.
Validitas isi menunjukkan sejauhmana pertanyaan, tugas atau butir dalam
suatu tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan
proporsional perilaku sampel yang dikenai tes tersebut. Artinya tes
mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang
seharusnya dikuasai secara proporsional dan dibuat kisi-kisi terlebih dahulu.

b. Validitas konstruk
Validitas konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh
item-item tes mampu mengukur apa-apa yang benar hendak diukur sesuai
dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan.

14
c. Validitas empiris
Validitas empiris sama dengan validitas kriteria yang berarti bahwa validitas
ditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria inernal maupun eksternal.
Validitas empiris instrumen diuji dengan cara membandingkan antara kriteria
yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.
Bila terdapat kesamaan antara kriteria dalm instrumen dengan fakta di
lapangan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut mempnyai validitas yang
tinggi. Untuk menguji validitas empiris dapat menggunakan analisis korelasi
product-moment.

3. Reliabilitas

Instrumen reliabel adalh instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama, maka akan menghasilkan data yang sama. Menurut
perhitungan product-moment dari pearson, ada tiga macam reliabilitas :
a. Koefisien stabilitas
Adalah jenis reliabilitas yang menggunakan teknik test dan retest, yaitu tes
kepada sekolompok individu, kemudian diadakan pengulangan tes pada
kelompok yang sama dengan waktu yang berbeda. Cara memperoleh koefisien
stabilitas adalah dengan mengorelasikan hasil tes pertama dengan hasil tes
yang kedua dari kelompok yang sama, tes yang sama, pada waktu yang
berbeda.

b. Koefisien konsistensi internal


Adalah reliabilitas yang didapat dengan jalan mengorelasikan dua buah tes
dari kelompok yang sama, tetapi diambil dari butir-butir yang bernomor genap
untuk tes yang pertama dan butir-butir yang bernomor ganjil untuk tes yang
kedua. Teknik ini sering juga disebut split-half method.

c. Koefisien ekuivalen
Adalah jika mengorelasikan dua buah tes yang paralel pada kelompok dengan
waktu yang sama. Metode yang digunakan untuk memperoleh koefisien
ekuivalen adalh metode dengan menggunakn dua buah bentuk te yang paralel
(equivalen) atau disebut equivalence forms method.

15
TOPIK VI
Desain Penelitian Eksperimen

Desain riset atau research design adalah suatu perencanaan rancangan yang memberikan
informasi tentang kegiatan riset yang akan dilakukan. Desain riset dibedakan menurut lima
jenis rancangan yaitu:
1. Deskriptif vs Analitik
a. Riset deskriptif merupakan riset yang bertujuan untuk menggambarkan atau
mengungkap fenomena yang terjadi.
b. Riset analitik merupakan riset yang bertujuan untuk menguji suatu
keadaan dengan uji statistika, hasil pengujian mengandung unsur
probabilitas/kemungkinan dan ketidakpastian.

2. Kuantitatif vs Kualitatif
a. Riset kuantitatif merupakan riset yang menyajikan hasilnya berbentuk
angka yang diperoleh dengan cara menghitung dan mengukur.
b. Riset kualitatif merupakan riset yang menyajikan hasilnya berbentuk
suatu fenomena / keterangan / informasi yang tidak dapat ditulis dengan
angka.
c. Riset kualitatif memerlukan peran serta (partisipatif) dari periset agar
memperoleh hasil yang nyata dan sebenarnya.

3. Cross sectional vs Longitudinal


a. Riset cross sectional merupakan riset yang pengumpulan datanya hanya
dilakukan satu kali pengamatan / pengukuran.
b. Riset longitudinal merupakan riset yang pengumpulan datanya dilakukan
beberapa kali pengamatan / pengukuran untuk mendapat hasil yang lebih
baik. Jenis riset dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Time series adalah suatu pengumpulan data (biasanya hanya satu
kelompok)
2) yang berurutan dan memiliki interval waktu yang seragam.
3) Case control / Retrospective adalah pengumpulan data faktor yang telah
terjadi (masa lalu / lampau) pada sekumpulan individu pada kelompok
berbeda (minimal dua kelompok) untuk dipelajari penyebabnya.
4) Cohort / Prospective adalah pengumpulan data faktor yang diteliti
pada sekumpulan individu pada kelompok berbeda (minimal dua
kelompok) untuk dipelajari pengaruhnya. Waktu pengumpulan data ke
waktu mendatang.

16
4. Observasional vs Eksperimental
a. Riset observasional merupakan riset yang mana perisettidak mempunyai
kewenangan (melakukan) suatu intervensi kepada obyek riset.
b. Riset eksperimental merupakan riset yang mana perisetmempunyai
kewenangan (melakukan) dan mengendalikan intervensi kepada obyek riset
meski periset tidak langsung melakukan.Jenis riset eksperimental dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
1) Pra eksperimental adalah riset intervensi yang tanpa terdapat
kelompok kontrol.
2) Eksperimen semu(quasi experiment) adalah riset eksperimen yang mana
salah satu syarat eksperimen tidak terpenuhi. Pada riset keperawatan
(kesehatan) yang menggunakan manusia sebagai sampel kemungkinan
terbesar tidak terpenuhi homogenitas sampel karena antar memiliki
perbedaan yang tidak dapat dikendalikan oleh periset.
3) Eksperimen nyata (true experiment) adalah riset eksperimen yang
memenuhi ketiga syarat yaitu homogen, intervensi, dan random
(termasuk kelompok kontrol). Eksperimen nyata sering dilakukan di
laboratorium atau menggunakan sampel hewan.

5. Korelasional vs Pengaruh / Perbedaan


a. Riset korelasional merupakan riset yang bertujuan mempelajari hubungan
antar variabel untuk dipelajari kekuatan dan arah hubungan (positif / negatif).
Riset pengaruh / perbedaan merupakan riset yang mempelajari perbedaan obyek
riset dan bertujuan untuk menilai besar perbedaan atau pengaruh setiap variabel
terhadap variabel yang lain.

Contoh :

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan Pre-

experimental design yaitu bentuk penelitian yang tidak memiliki control group atau

comparison dengan rancangan one group pre test-post test design. Dalam rangcangan ini,

semua kelompok eksperimental di awali dengan perlakuan pre-intervensi , dan setelah

pemberian perlakuan selesai diadakan pengukuran kembali post-intervensi (Nursalam

2016 dalam Jumhirah 2016).

17
B. Rancangan Percobaan

Menurut Swarjana, 2015. Rancangan one group pre test-post test adalah sebagai berikut :

Pre test Perlakuan Post test


01 X
02

Keterangan:

01 = pengukuran skala nyeri sebelum dilakukan perlakuan (pre test)

X = melakukan deep back massage pada ibu inpartu kala 1 fase aktif

02 Pengukuran nyeri setelah dilakukan perlakuan (post test)

18
TOPIK VII
Populasi Dan Sampel

A. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari individu atau objek atau fenomena yang secara
potensial dapat diukur sebagai bagian dari penelitian (Mazhindu & Scott 2005 dalam
Swarjana 2015).
Populasi adalah Sekelompok benda/makhluk hidup yang memenuhi kriteria
tertentu yang akan menjadi objek/subjek penelitian.

B. Sample

Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
di populasi, misalnya keterbatasan dana, waktu, tenaga maka peneliti menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu (Anggit,Yudha.2017).
Sample adalah bagian dari populasi yang dipilih berdasarkan kriteria yang
lebih spesifik.

Sampling adalah suatu kegiatan (proses) memilih sebagian anggota populasi


untuk dijadikan sampel (teladan). Setiap periset muncul pertanyaan yaitu mengapa
setiap riset tidak mengumpulkan data seluruh anggota populasi? Pengumpulan data
anggota populasi riset memerlukan banyak waktu, tenaga, dan biaya.

Pertimbangan waktu, tenaga, dan biaya yang dimiliki periset sebagai


alasan bahwa data riset dapat dikumpulan dari sebagian anggota populasi (sampel).
Kriteria yang harus dipenuhi sebagai sampel adalah besar sampel representatif
(cukup), mewakili populasi, dan dipilih secara random (acak). Sehingga sampel harus
dipilih secara benar dari populasi.

Kriteria Sampel :

1) Representatif
Sampel representatif adalah sampel yang dapat mewakili populasi yang ada,
sehingga diperoleh kesimpulan yang menggambarkan keadaan populasi
penelitian.
Contoh : Hubungan antara pengetahuan klien dan kepatuhan obat Diabetes
Melitus. Dasar pendidikan ada yang tidak sekolah, SD, SMP, SMA, Akademi,
Perguruan Tinggi,. Maka semua tingkat pendidikan tersebut harus ada dalam
sample penelitian.

2) Sampel harus cukup banyak


Semakin banyak sampel maka hasil penelitian akan lebih representatif.
Meskipun keseluruhan populasi telah terwakili, kalau jumlahnya kurang
memenuhi, maka kesimpulannya hasil penelitian kurang atau bahkan tidak
bisa memberikan gambaran tentang populasi yang sesungguhnya.

19
Adapun rumus sampel yang umum digunakan adalah rumus slovin :

n= N
(1 + N (d2))

Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = tingkat signifikasi (5%,10%)

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive


sampling, untuk penentuan besar sample menggunakan Rumus menurut nursalam
(2016) yaitu :

n = N.Z2 p.q

d2 ( N-1) + z2p.q

Keterangan :

n = perkiraan besarsampel

N =perkiraan besar populasi

Z = nilai standard normal untuk α = 0,05 ( 1,96)

P = perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%

q =1-p ( 100%-p)

d = tingkat kesalah yang dipilih ( d=0,1)

Kriteria Sampel : Inklusi dan Eksklusi

1) Kriteria Inklusi
Adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang
terjangkau dan akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman saat
menentukan kriteria inklusi.

2) Kriteria Eksklusi
Adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi
dari studi karena berbagai sebab antara lain :
 Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran
maupun interpretasi hasil.
 Terdapat keadaan yang mengganggu kemapuan pelaksanaanseperti
subjek yang tidak mempunyai tempat tinggal sehingga sulit untuk
ditindaklanjuti.
 Hambatan etis
 Subjek menolak berpartisipasi.

20
Metode Sampling
Metode sampling yang dapat dipilih oleh periset dikelompokan menjadi:
1. Random sampling atau probability sampling atau sampling acak, yang artinya
semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi
sampel riset. Kelompok ini dapat dibedakan menjadi:

a. Sampling acak sederhana (simple random sampling).


b. Sampling acak sistematik (systematic random sampling).
c. Sampling acak strata (stratified random sampling).
d. Sampling acak wilayah (cluster random sampling).
e. Sampling acak bertingkat (multi stage random sampling).
Agar pemilihan sampel dapat secara acak perlu ditetapkan kerangka sampling
(sampling frame) yaitu suatu kerangka yang menyatakan (menggambarkan)
keberadaan populasi.
2. Non random sampling atau non probability sampling atau sampling tidak acak,
yang artinya anggota populasi tidak mempunyai kesempatan untuk dipilih menjadi
sampel riset. Kelompok ini dapat dibedakan menjadi:

a. Sampling aksidental (accidental sampling).


b. Sampling kuota (quota sampling).
c. Sampling judgment (judgmental / purposive sampling).
d. Sampling bola salju (snowball sampling).

Contoh :

a. Besar Sampel:

n= 30 . (19,6)2 .0,50 . (1-0,50 . 1-0,50)


(0,1)2 . (30-1)+(19,6)2 . 0,50 . (1-0,50 . 1-0,50)
= 30 . 3,8416 . 0.50 . 0.25
0,01 . 29 + 3,8416 . 0,50 . 0,25
= 14, 406
0,7702

= 18

Berdasarkan perhitungan sampel tersebut diperoleh besar sampel minimal 18. Untuk
mengantisipasi adanya kemungkinan sampel drop out ketika dilakukan perlakuan
deep back massage, maka dilakukan penambahan jumlah sampel sebanyak 10%,
sehingga total sampel pada penelitian ini sebanyak 20 responden.

21
b. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini akan menggunakan metode Non-

probability Sampling sedangkan cara pengambilan sampel yang digunakan adalah

Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan suatu pertimbangan

tertentu seperti sifat-sifat populasi atau cirri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya

(Notoatmodjo, 2010). Teknik pengambilan subjek penelitian dengan purposive

sampling yang memenuhi kriteria inklusi.

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah ibu inpartu kala I fase aktif

pembukaan ≥4 cm, Ibu inpartu dengan umur kehamilan aterm, tidak dilakukan

induksi persalinan, Ibu dapat di ajak berkomunikasi, dan bersedia menjadi

responden.

22
TOPIK VIII
Teknik Pengumpulan Dan Analisis Data

A. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu, kualitas
instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian
berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Kualitas pengumpulan data berkenaan
dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Macam-macam
teknik pengumpulan data antara lain: (1) interview (wawancara); (2) kuesioner (angket); (3)
observasi (pengamatan); (4) dokumentasi; dan (5) Tes.

a. Interview (Wawancara)

Wawancara menurut Satori & Komariah (2011: 130) adalah suatu teknik pengumpulan data
untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau
tanya jawab. Sugiyono (2010: 194) menjelaskan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya kecil/sedikit. Teknik pengumpulan data mendasarkan
diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan
dan atau keyakinan pribadi. Dalam Sugiyono (2010: 194), wawancara dibedakan menjadi
wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.

1) Wawancara Terstruktur

Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul
data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam
melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Setiap
responden diberi pertanyaan sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dalam melakukan
wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka
pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur
dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.

2) Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.

b. Kuesioner (angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiyono, 2010: 199). Kuesioner efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan

23
diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Kuesioner cocok digunakan apabila
jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa
pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka.

Kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian kuantitatif, kualitatif,
dan pengembangan. Kuesioner lebih sering digunakan dalam penelitian kuantitatif dan
pengembangan. Tetapi ada juga penelitian kualitatif yang menggunakan bantuan angket
sebagai teknik pengumpulan datanya.

Dalam Arikunto (2006: 152) , kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada
sudut pandangan:

1. Dipandang dari cara menjawab

Dibedakan menjadi kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka memberi
kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. Sedangkan
kuesioner tertutup sudah disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih.

2. Dipandang dari jawaban yang diberikan

Ada dua jenis kuesioner, yaitu kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung.
Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya. Sedangkan kuesioner
tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.

3. Dipandang dari bentuknya.

Menurut bentuknya, kuesioner dibedakan menjadi kuesioner pilihan ganda, kuesioner


isian, check list, dan rating-scale.

c. Observasi (pengamatan)

Pengertian observasi menurut Satori & Komariah (2011: 105) adalah pengamatan terhadap
suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data
yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Secara langsung dengan terlibat ke lapangan
dengan melibatkan seluruh pancaindera. Sedangkan tidak langsung dengan dibantu
mediavisual/audiovisual.

Observasi dapat digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif dan pengembangan.


Observasi untuk penelitian kualitatif menurut Satori dan Komariah (2011: 105) adalah
pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks,
dan maknanya dalam upaya mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian kuantitatif
biasanya menggunakan observasi terstruktur. Sedangkan pada penelitian kualitatif, observasi
yang sering dilakukan adalah observasi berperanserta, dengan instrumen observasi tidak
terstruktur.

Berdasarkan proses pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi:

1. Observasi Berperan serta

Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian. Peneliti ikut melakukan apa uang dikerjakan oleh sumber

24
data. Dengan observasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap,tajam, dan sampai
mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

Dalam suatu perusahaan, peneliti dapat berperan sebagai karyawan, mengamati bagaimana
perilaku karyawan dalam bekerja, bagaimana semangat kerjanya, bagaimana hubungan satu
karyawan dengan karyawan lainnya, dan lain-lain.

2. Observasi Nonpartisipan

Peneliti hanya sebagai pengamat independen. Data yang dikumpulkan tidak mendalam, tidak
sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai dibalik perilaku yang tampak, yang
terucapkan dan yang tertulis.

Berdasarkan instrumen yang digunakan, observasi dibedakan menjadi:

1. Observasi terstruktur

Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang
apa yang diamati, kapan dan di mana tempatnya. Observasi ini dilakukan apabila
peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang diamati. Dalam melakukan
pengamatan peneliti menggunakan instrumen penelitian yang yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya.

2. Observasi tidak terstruktur

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis
tentang apa yang akan diobservasi. Peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang
akan diamati. Peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya
rambu-rambu pengamatan.

B. Analisis Data

a. Kuantitatif

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan Analisis data dalam Sugiyono ( 2010:
207) adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi
data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan
untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Teknik analisis data pada penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam
statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian kuantitatif, yaitu statistik
deskriptif dan dan statistik inferensial. Statistik intefensial meliputi statistik parametris dan
statistik nonparametris.

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010:
208). Analisis statistik ini digunakan apabila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data

25
sampel, tidak untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel
diambil.

Statistik inferensial digunakan apabila peneliti ingin membuat suatu kesimpulan yang
berlaku untuk populasi. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Analisis statistik ini
cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel
dilakukan secara random.

b. Kualitatif

Dalam Moleong (2010: 287) disebutkan bahwa terdapat tiga model analisis data pada
kualitatif, antara lain:

1. Metode perbandingan tetap, secara tetap membandingkan satu datum dengan datum
yang lain dan kemudian secara tetap membandingkan kategori dengan kategori
lainnya. Secara umum proses analisis datanya mencakup: reduksi data, kategori data,
sintesisasi, dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja.

2. Metode analisis data menurut Spradley, proses penelitiannya terdiri dari:

a. Pengamatan deskriptif,
b. Analisis domein, dilakukan terhadap data yang diperoleh dari pengamatan
berperanserta/wawancara atau pengamatan deskriptif yang terdapat dalam catatan
lapangan, yang dapat dilihat di buku lampiran.
c. Pengamatan terfokus dan wawancara tefokus berdasarkan fokus yang sebelumnya
telah dipilih oleh peneliti.
d. Analisis taksonomi, meliputi langkah-langkah berikut ini; (1) memilih satu domein
untuk dianalisis, (2) mencari kesamaan atas dasar hubungan simantik yang sama yang
digunakan untuk domein itu, (3) mencari tambahan istilah bagian, (4) mencari domein
yang lebih besarn dan lebih inklusifyang dapatdimasukkan sebagai sub bagian dari
domein yang sedang dianalisis, (5) membentuk taksonomi sementara, (6) mengadakan
wancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan, dan (7) membangun
taksonomi secara lengkap.
e. Pengamatan terpilih, dengan melakukan wancara terpilih untuk memperdalam data
yang telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras.
f. Analisis komponensial, meliputi; (1) memilih domein yang akan dianalisis, (2)
mengidentifikasikan seluruh kontras yang telah ditemukan, (3) menyiapkan lembar
paradigma, (4) mengidentifikasi dimensi kontras yang memiliki dua nilai, (5)
menggabungkan dimensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu, (6) menyiapkan
pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada, (7) mengadakan pengamatan terpilih
untuk melengkapi data, dan (8) menyiapkan paradigma lengkap.
g. Analisis tema, merupakan seperangkat prosedur untuk memahami secara holistik
pemandangan yang sedang diteliti. Langkah-langkah menemukan tema ialah; (1)
melebur diri, (2) melakukan analisis komponen terhadap istilah acuan, (3) perspektif
yang lebih luas melalui pencarian domein dalam pemandangan budaya, (4) menguji
dimensi kontras seluruh domein yang telah dianalisis, (5) mengidentifikasi domein
yang terorganisir, (6) mencari tema universal.

26
3. Metode analisis data menurut Miles dan Huberman, analisis data ini didasarkan pada
pandangan paradigmanya yang positivisme dengan menggunakan matrik. Dengan
matrik yang dipetakan maka peneliti mulai mengadakan analisis apakah
membandingkan, melihat urutan ataukah menelaah hubungan sebab-akibat sekaligus.

Contoh :

Analisis Data

Dalam tahap ini data diolah dengan tehnik-tehnik tertentu. Data yang akan di peroleh pada
penelitian ini adalah data kuantitatif, sehingga pengolah data dapat di lakukan dengan proses
komputerisasi, menggunakan program data statistik. Dalam hal ini mencakup tabulasi data,
perhitungan statistik dan uji statistik. Analisa data pada penelitian ini debedakan menjadi
univariat dan bivariat.

a. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan pada setiap variabel dari hasil penelitian
yang akan menghasilkan data numerik yaitu mean atau rata-rata, median dan standar deviasi
dari setiap nyeri persalinan kala 1 fase aktif yang diteliti (Notoadmodjo, 2012).
Dalam penelitian ini Analisis univariat dilakukan untuk menghasilkan distribusi
frekuensi dan persentase tingkat skala nyeri, umur kehamilan, partus, dan jumlah anak.
kemudian dianalisa secara univariat dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi tingkat nyeri
sebelum dan sesudah dilakukan deep back massage.
b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat yaitu analisa data yang menganalisis dua variabel, analisis ini juga sering di
gunakan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh x dan y antar variabel satu dengan yang
lainnya. Analisa bivariat di lakukan untuk melihat pengaruh serta perbedaan skala nyeri
persalinan kala 1 fase aktif antara sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan massage. Uji
ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh massage terhadap penurunan skala nyeri sebelum
(pre-test) dan sesudah (post-test) dengan melakukan uji wilcoxon dengan batas kemaknaan
0,05. Penolakan terhadap hipotesis apabila p value < 0,05 berarti ada pengaruh atau ada
perbedaan bermakna, sedangkan penolakan terhadap hipotesis bila p value > 0,05 berarti
tidak ada pengaruh atau tidak ada perbedaan yang bermakna di antara keduannya (Swarjana,
2015).

27
TOPIK IX
Teknik Penulisan
Laporan penelitian merupakan suatu media atau dokumen komunikasi antara penliti dengan
masyarakat, terutama pembaca yang ditargetkan atau yang berkepentingan dengan penelitian
yang telah dilakukan. Beberapa ahli memberikan gambaran berbeda mengenai unsur atau isi
laporan penelitian, seperti :
1. Judul penelitian
2. Abstrak
3. Pendahuluan
4. Tinjauan pustaka
5. Kerangka konsep, definisi, operasional, dan hipotesis
6. Metode penelitian
7. Hasil dan Pembahasan
8. Simpulan dan saran
9. Daftar pustaka

Bagian ini akan membahas pada teknik penulisan dan pengorganisiran skripsi mulai dari
bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Secara umum bagian pendahuluan harus secara
lengkap mengemukakan tentang latar belakang, ruang lingkup/ pembatasan dan rumusan
masalah, tujuan dan pertanyaan penelitian, serta anggapan dasar atau hipotesis. Dalam latar
belakang masalah yang baik harus mengandung tiga hal, yakni :

 Penelaahan/pembahasan mengenai literatur maupun hasil penelitian lain yang relavan


dengan masalah yang diteliti
 Penjelasan mengapa peneliti menganggap masalah/ topik tersebut penting untuk
dipelajari
 Manfaat hasil penelitian bagi pengembangn ilmu pengetahuan dan aplikasi dalam hal
praktek.

a. Pendahuluan terdiri dari :

1. Halaman judul
Judul merupakan pintu atau muka dari sebuah karya ilmiah.dalm judul karya
ilmiah harus menampilkan fakta yang ingin diungkapkan jelas, positif, singkat,
khas, serta mampu menampilkan kata kunci dari sebuah tulisan.
Halaman judul diletakkan sesudah halaman depan atau cover. Pada halaman ini
umumnya terdapat judul, penulis, dan penerbit. Selanjutnya halaman judul diikuti
oleh pengesahan.

2. Halaman pengesahan
Digunakan untuk karya ilmiah yang bisa diujikan atau dipertahankan didepan
penguji seperti skripsi, tesis, disertasi. Tujuannya untuk memberikan informasi
kepada penguji akhir bahwa karya ilmiah tersebut sudah memenuhi syarat dan
disetujui oleh pembimbing unutk dipertahankan didepan para penguji.

28
3. Halaman persembahan
Tidak termasuk bagian penting dalam karya ilmiah. Kalupun tidak ada tidak
menjadi soal. Bagian ini bisa menjadi pelengkap sebagai wujud terimakasih dan
kebanggaan atas selesainya sebuah proses panjang untuk tamat dari bangku
pendidikan.

4. Kata pengantar
Kata pengantar dituliskan untuk memberikan gambaran secara umum kepada
pembaca tentang latar belakang konteks penelitian.

5. Abstrak
Abstrak digunakan untuk menyampaikan gambaran singkat mengenai latar
belakang, metode, serta temuan hasil penelitian. Penulisan judul dengan huruf
kapital. Narasi abstrak ditulis dengan ukuran lebih kecil 1 poin dari tulisan yang
lain, ditulis miring, dengan spasi satu.

6. Daftar isi
Merupakan outline yang akan memandu pembaca untuk mengetahui isi karya
ilmiah.

7. Daftar tabel, Gambar, Lampiran


Format penulisannya seperti daftar isi.

b. Isi terdiri dari :

1. BAB I Pendahuluan
2. BAB II Tinjauan Pustaka
3. BAB III Kerangka konsep, definisi, operasional, dan hipotesis
4. BAB IV Metode Penelitian
5. BAB V Hasil dan Pembahasan
6. BABVI Simpulan dan Saran

c. Penutup terdiri dari :


1. Lampiran berisi fakta dan data yang memperkuat hasil penelitian seperti
dokumentasi, instrumen atau data diri, serta gambar-gambar penting
2. Indeks adalah daftar istilah, nama orang, kata-kata asing, dan lainnya.
Penulisannya berdasarkan nomor halaman dan sebagian harus disusun secara
sistematis.
3. Daftra literasi.

29
TOPIK X
Etika Penulisan
Penelitian ini akan menekankan masalah etika dalam pemberian kuesioner kepada

responden menurut Notoatmodjo (2012) yang meliputi :

1. Informed concents

Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden terlebih dahulu peneliti menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian serta dampak responden diminta untuk menandatangani

lembar persetujuan sedangkan yang tidak bersedia peneliti tidak memaksa dan

menghormati haknya.

2. Justice

Peneliti perlu menjaga prinsip adil dengan kejujuran, keterbukaan, dan kehati-hatian.

Untuk itu, lingkungan penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip

keterbukaan, yakni menjelaskan prosedur penelitian pada responden. Prinsip keadilan

ini menjamin bahwa semua responden memperoleh perlakuan yang sama tanpa

membedakan agama, etnis, dan sebagainya.

3. Beneficience

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin bagi

masyarakat pada umumnya dan responden pada khusunya. oleh sebab itu, pelaksanaan

penelitian harus sesuai dengan prosedur penelitian agar dapat memimalisir dampak

yang merugikan bagi responden.

30
TOPIK XI
Pelaporan Dan Publikasi Penelitian Bidang Kesehatan

Publikasi ilmiah adalah publikasi luaran hasil penelitian ke dalam bentuk jurnal ilmiah
nasional/internasional, pertemuan ilmiah nasional/internasional, bahan ajar nasional/internasional,
dan paten yang dilaksanakan sebagai bentuk pertanggungjawaban peneliti ke publik yang
dikoordinasikan oleh tim pengelola internal maupun eksternal.

Penelitian tidak berakhir dengan pengumpulan laporan. Penelitian didorong untuk


menyebarkan hasil penelitiannya baik ke kalangan akademisi maupun pemangku kepentingan
lain melalui jurnal maupun seminar baik pada tingkat nasional maupun internasional.

31
DAFTAR PUSTAKA

Anggit Jiwantoro, Yudha.2017. Riset Keperawatan : Analisis Data Statistik Menggunakan


SPSS. Jakarta : Mitra Wacana Media.

Murdiyanti Prihatin, Dewi. 2017. Pengantar Riset Keperawatan. Jakarta : Pustaka Baru
Press.

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Pengantar-Riset-
Keperawatan-Komprehensif.pdf

32

Anda mungkin juga menyukai