1. Pengalaman pribadi.
2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan.
3. Kerja dan kontrak professional.
4. Pengujian dan pengembangan teori yang ada.
5. Analisis literatur profesional dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.
6. Laporan masyarakat.
7. Keluhan pasien.
8. Diskusi ilmiah dan seminar keilmuan.
a. Masalah masih baru (Masalah yang akan diteliti masih baru dalam arti belum pernah diteliti oleh
oranglain).
b. Aktual (Masalah tersebut benar-benar terjadi di masyarakat).
c. Praktis (Masalah penelitian harus mempunyai nilai praktis, artinya hasil penelitian
harusbermanfaat terhadap kegiatan praktis).
d. Memadai/proporsional (Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya tidak terlalu luas
dan tidakterlalu sempit).
e. Sesuai dengan kemampuan peneliti (Seseorang yang akan meneliti harus mempunyai
kemampuan penelitian dankemampuan pada bidang yang akan ditelitinya).
f. Sesuai dengan kemampuan pemerintah (Masalah-masalah yang bertentangan dengan
kebijaksanaan pemerintah, undang-undang atau adat-istiadat sebaiknya tidak diteliti, karena
akan menemukanhambatan).
g. Ada yang mendukung (Setiap penelitian membutuhkan biaya, tidak jarang penelitian yang
menarik akanmendapat sponsor dari instansi-instansi pemerintah dan swasta).
II. Referensi
1. Pratiknya, 2000, Dasar-dasar Metodologi Penelitian dan Kesehatan, Jakarta, Raja GrapindoPersada.
2. Arjatmo Tjokro, 1999, Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran, Jakarta, FKUI.
3. Sokidjo Notoatmojo, 1993, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta.
4. Nazir M. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia;Bogor;2005.
5. Budiarto E. Metodologi penelitian kedokteran. EGC; Jakarta;2004.
6. Riyanto Y. Metodologi penelitian pendidikan. SIC; Surabaya; 2001
1. Profesi.
Profesi atau bidang pekerjaan seseorang dapat menjadi sumber minat untuk
melakukan penelitian.
Contoh: bidan yang bekerja di klinik akan lebih menyukai dan tertarik meneliti tentang
kejadianyang sering dialami, misalnya: pemeriksaan kehamilan, persalinan, dll
2. Spesialisasi
Keahlian khusus seseorang akan menyebabkan orang tersebut lebih peka terhadap masalah
yang berkaitan dengan keahliannya.
Contoh: bidan yang selalu menolong persalinan, pasti dapat mengetahui lebih dalam
tentangfisiologi dan patologi ibu bersalin. Sehingga dapat diidentifikasi masalahnya.
3. Akademis
Jenjang pendidikan berpengaruh terhadap terhadap kajian masalah yang diambil.Semakin
tinggi jenjang pendidikannya maka semakin dalam kajian masalahnya.
4. Pengalaman lapangan
Seseorang yang mempunyai banyak pengalaman lapangan akan menambah
kepekaannyaterhadap masalah di bidangnya.
Contoh: Bidan yang sudah bekerja selama puluhan tahun di klinik, pasti menemukan
banyak kesenjangan antara teori dan fakta di lapangan.
6.Diskusi ilmiah
Diskusi ilmiah juga dapat meningkatkan kepekaan terhadap persoalan yang ada.
Contoh:diskusi antara mahasiswi kebidanan dengan bidan berpengalaman atau dosen
kebidanansehingga dapat diperoleh masalah
Referensi
1. Praktiknya, 2000, Dasar-dasar Metodologi Penelitian dan Kesehatan, Jakarta,Raja Grapindo
Persada
2. ktoArjatmo Tjokro, Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran, Jakarta, FKUI
3. Sokidjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta
Sumber:http://bidanshop.blogspot.com/2010/09/pengertian-masalah-penelitian.html(Diakses 21
Ober 2010)6