Jurnal Farmasetis Volume 8 No 2, Hal 67 - 74, November 2019 ISSN : 2252-9721 (Cetak)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal ISSN : 2549-8126 (Online)

PEMBERIAN EKSTRAK BIJI JINTAN HITAM PADA DIABETES MELITUS TIPE 2

SEBAGAI TERAPI

Asri Pandiangan*, Kristian Pieri Ginting

Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
*pasri842@gmail.com

ABSTRAK
Diabetes melitus atau DM merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin atau kedua-duanya.
Prevalensi diabetes melitus pada penduduk usia>15 tahun sebesar 6,9%, Toleransi Glukosa Terganggu
atau TGT sebesar 29,9% dan Gula Darah Puasa Terganggu atau GDPT sebesar 36,6%. Diabetes
mellitus merupakan silent killer. Adapun gejala-gejala klasik pada diabetes adalah polifagi, polidipsi
dan poliuri. Penanganan pasien diabetes terbagi atas terapi farmakologi dan non farmakologi. Literatur
review ini bertujuan mengetahui efek pemberian ekstrak biji jintan hitam terhadap pasien diabetes
mellitus tipe 2 sebagai terapi alternatif yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Metode yang
digunakan dalam artikel ini adalah penelusuran artikel melalui database NCBI dan Google Scholar.
Tahun penerbitan sumber pustaka adalah dari tahun 2001 sampai 2019 dengan 32 sumber pustaka.
Berbagai penelitian eksperimental yang dilakukan menunjukkan bahwa kandungan bioaktif pada biji
jintan hitam bermanfaat sebagai anti diabetes. Kandungan biji jintan hitam sebagai antioksidan dapat
meningkatkan sekresi insulin dengan meningkatkan metabolism energi di mitokondria, meningkatkan
jalur intraseluler pada reseptor dan menurunkan glukoneogenesis dengan menekan sintesis enzim
glukoneogenik.

Kata kunci: diabetes melitus, thymoquine, anti diabetes

EFFECT OF BLACK SEED EXTRACT FOR DIABETES MELLITUS TYPE 2 AS

ALTERNATIVE THERAPY

ABSTRACT
Diabetes mellitus or DM is an group metabolic disease with the hyperglycemia characteristic because
of insulin secretion disorder, insulin activity or both of them. The prevalence of diabetes mellitus at the
age > 15 years old, is 6.9 percent, 29.9 percent ImpairedGlucoseTolerance or IGT and 36.6 percent
ImpairedFastingGlycaemia or IFG.. Diabetes mellitus is a silent killer. As for classic symptoms of
diabetes are polyphagia, polydipsia and polyuria. Intervention for patient diabetes divided by
pharmacological and non pharmacological intervention. This literature review aims to find out which
effect of Black Seed for patient of diabetes mellitus type 2 as alternative therapythat have been done by
previous researchers. The method used in this article is the search of articles through the NCBI and
Google Scholar databases. The year of publication of library sources is from 2009 to 2018 with 29
library sources.Various experimental research conducted showed part bioactive component useful as
antidiabetic. Bioactive component as antioxidant can increase insulin secretion by increasing energy
metabolism at mitochondria and increasing intraceluler pathway on insulin receptor and reduce
gluconeogenesis by reduce synthesis gluconeogenic enzyme.

Keywords: diabetes mellitus, thymoquinone, anti diabetic

PENDAHULUAN penyakit cardiovascular, kanker dan penyakit

Diabetes melitus (DM) merupakan kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadiakibat kelainan
sekresi insulin atau kelainan kerja insulin atau
kedua-duanya (Purnamasari, 2014). Diabetes
berada pada 10 penyakit teratas penyebab
kematian secara global, bersamaan dengan
paru-paru. Pada tahun 2015, terdapat 39,5
jutadari 56,4 juta individu meninggal akibat
diabetes dan sebanyak 30-80% individu tidak
terdiagnosis diabetes. Rata-rata usia pasien
diabetes berkisar pada 20-64 tahundengan total
326,5 juta individu. Prevalensi diabetes
terbanyak pada pria sebesar 221 juta individu
(Cho et al., 2018).
67
Jurnal Farmasetis Volume 8 No 2, Hal 67 – 74, November 2019
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) prevalensi diabetes melitus
penduduk usia >15 tahun sebesar 6,9%, TGT
sebesar 29,9% dan GDPT sebesar 36,6%.
Diperkirakan sebanyak 12 juta penduduk
Indonesia merupakan penderita diabetes
dengan penyumbang terbesar adalah Sulawesi
Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%) dan
Sulawesi Selatan (3,4%). Lampung
menyumbangkan sebesar 0,8% angka diabetes
di Indonesia. Diabetes juga dikenal sebagai
silent killer. Hal ini terbukti dengan adanya 8
juta dari 12 juta penduduk tidak terdiagnosis
diabetes dan tidak mendapatkan managemen
terapi diabetes (Kementrian Kesehatan RI,
2014).
Terdapat beberapa gejala yang dapat
mendasari diagnosis pada diabetes yaitu gejala
klasik dan gejala sistemik. Gejala klasik terdiri
atas polifagi, polidipsi dan poliuria yang dapat
disertai dengan penurunan berat badan.
Sedangkan gejala sistemik berupa badan
mudah lelah, kesemutan, pandangan kabur,
impotensi pada pria dan pruritus vulva pada
wanita (PERKENI, 2015).
Penanganan pasien diabetes terbagi atas terapi
farmakologi dan non farmakologi. Penanganan
pasien diabetes juga dapat dilakukan dengan
pemberian obat herbal. Beberapa negara juga
menggunakaan obat herbal untuk keperluan
kesehatan seperti Perancis, Kanada, Inggris,
Amerika Serikat, dll. Di Indonesia terdapat tiga
kategori obat herbal yaitu: jamu, obat herbal
terstandar dan fitofarmaka. Jamu yang
digunakan berdasarkan pengalaman secara
empirik, obat herbal terstandar berdasarkan
bahan baku yang harus distandarisasi dan teruji
farmakologi secara eksperimental, sedangkan
fitofarmaka menggunakan bahan baku yang
telahterstandarisasi dan melalui uji klinik
(Kementtrian Perdagangan RI, 2014).
World Health Organization (WHO)
mendukung penggunaan obat tradisional dan
obat alternatif untuk membantu penyembuhan
dan peningkatkan kesehatan masyarakat.
Penggunaan obat traditional dan alternatif
banyak digunakan pada beberapa negara untuk
mengatasi penyakit kronis, penyakit jantung
iskemik, hipertensi essensial, kejadian
cerebrovascular, sclerosis multiple, gangguan
muskuloskletal dan gangguan diskus
intravertebral serta hemoroid. Adapun
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
keuntungan pemakaian obat tradisional dan
obat alternatif adalah mengurangi biaya
pengobatan dan angka kematian lebih rendah
(World Health Organization, 2014).
Salah satu obat tradisional yang dapat
digunakan sebagai terapi alternatif ialah biji
jintan hitam. Biji pada tanaman ini memiliki
beragam kandungan aktif, kimia dan asam
lemak yang dapat digunakan sebagai terapi
alternatif pada diabetes melitus.
Literatur review ini bertujuan memberikan
informasi tentang efek pemberian ekstrak biji
Jintan Hitam terhadap pasien diabetes melitus
tipe 2 sebagai terapi alternatif. Penelitian ini
juga dapat dikembangkan untuk penelitian
selanjutnya yang berfokus pada efek jintan
hitam pada penyakit lainnya. Jenis penelitian
ini adalah literature review dimana hasil dan
pembahasan yang menggunakan sumber
pustaka yang valid dan akurat.
METODE
Penulisan ini menggunakan metode studi
literature review. Sumber pustaka yang
digunakan dalam penyusunan ini
menggunakan buku, jurnal nasional, jurnal
internasional dan website. Proses pencarian
artikel database NCBI dan Google Scholar
menggunakan kata kunci Black Seed, Nigella
sativa, diabetes type 2 and anti diabetic.
Tahun penerbitan sumber pustaka yang
digunakan dimulai dari tahun 2009 sampai
tahun 2018. Jumlah sumber pustaka yang
digunakan adalah 29 pustaka.
HASIL
Beberapa peneliti membuktikan efek anti
diabetik biji Jintan Hitam. Penelitian (Balbaa,
El-Zeftawy, Ghareeb, Taha, & Mandour, 2016)
Nigella Sativa Relives The Altered Insulin
Receptor Signaling In Streptozotozin-Induced
Diabetic Rats Fed With A High-Fat Diet
menunjukkan bahwa kombinasi minyak jintan
hitam dengan dosis 2 ml/kgBB dan obat anti
diabetes pada tikus yang diinduksi diabetes.
Tikus yang di induksi menggambarkan adanya
peningkatan yang bermakna pada peroksidasi
lipid di otak dan penurunan jumlah antioksidan
dengan produksi mediator inflamasi pada
sentral dan perifer. Setelah pemberian minyak
jintan hitam dan obat anti diabetes lainnya
berpotensi menekan stress oksidatif, mediator
pro inflamasi dan jalur amyloidogenic. Oleh
karena itu, biji Jintan Hitam berpotensi sebagai
terapi alternatif pada resistensi insulin di otak
melalui peningkatan jalur sinyal insulin di
otak.
68
Jurnal Farmasetis Volume 8 No 2, Hal 67 – 74, November 2019
Penelitian (Bamosa, Kaatabi, Lebda, Elq, &
Al-Sultan, 2010) Effect Of Nigella sativa
Seeds On The Glycemic Control Of Patients
With Tpe 2 Diabetes Mellitus dengan
pemberian N. sativa dengan dosis 2 gm/hari
selama 3 bulan mengakibatkan penurunan
secara bermakna terhadap gula darah sewaktu,
gula darah post prandial dan HbA1C tanpa
menunjukkan perubahan berat badan yang
signifikan serta Penurunan resistesi insulin,
peningkatan fungsi sel ß pankreas. Pemberian
N. sativa dengan dosis 2gm/hari dapat
digunakan sebagai terapi tambahan per oral
pada pasien diabetes tipe 2 .
Penelitian (AM, M, N, S, & A., 2012) A
Clinical Evaluation Of Nigella Sativa Seeds
For Threatment Of Hyperlipidemia: A
Randomized, Placebo Controlled Clinical Trial
dengan pemberian dosis 2gr N. sativa setiap
hari selama 4 minggu pada penelitian placebo
controlled clinical trial menunjukkan
penurunan secara bermakna pada konsentrasi
kolestrol total (4,78%), LDL (7,6%) dan
Trigliserida (16,65%). Dengan demikian N.
sativa juga dapat digunakan sebagai terapi
hyperlipidemia.
Penelitian oleh (Panggeban, Triastuti, &
Yunita, 2014) Uji Aktivitas Peningkatan
Sensitivitas Insulin Ekstrak Biji Jintan Hitam
(Nigella sativa) Melalui Pengukuran
Konsentrasi Tirosin Terfosforilasi Insulin
Reseptor Substrat-1 (Terhadap Tikus Wistar
Model Diabetes Mellitus Tipe 2) yang
dilakukan dengan pemberian ekstrak jintan
hitam dengan dosis 96 mg/kgBB selama 30
hari menunjukkan adanya peningkatan kadar
tirosin terfosforilasi pada insulin receptor
Gambar 1.
Nigella sativa (Ahmad A et al., 2013).
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
substrat-1 (IRS-1) sehingga terjadi peningkatan
sensitivitas insulin yang akan menurunkan
kadar glukosa darah.
Penelitian (Kim, Kim, Kim, Kim, & Han, 2009)
Linoleic Acid Induces Mouse Embryonic Stem
Cell Proliferation Via Ca2+/PKC, PI3K/Akt,
and MAPKs dan penelitian Smith et al (2012)
Unsaturated Fatty Acids Induce Mesenchymal
Stem Cells To Increase Secretion Of
Angiogenic Mediators membuktikan bahwa
kandungan asam lemak N. sativa, khususnya
linoleat acid dan oleat acid mampu
mempengaruhi ekspresi gen, sekresi protein dan
meningkatkan proliferasi dan migrasi.sel punca.
Migrasi sel punca akan meningkatkan
pertumbuhan faktor proangiogenik pada
penyembuhan jaringan luka dan pengeluaran
sitokin IL-6, IL-8 yang akan mempengaruhi
respon selular terhadap jejas.
Jintan hitam memiliki lima kelopak bunga,
berbentuk bulat dengan ujung yangmeruncing.
Bijinyaberukuran kecil memiliki panjang 1-3
mm dengan berbentuk bulat dan pendek serta
berwarna hitam Tanaman ini dapat hidup
dengan penyinaran matahari langsung dengan
temperatur 9-450C dan kelembapan berkisar
70-90% (Yulianti & Junaedi, 2006).
Taksonomi pada Jintan Hitam
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Traceabionta
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida dicotyledon
Subkelas : Magnoliopsida
Ordo :Ranunculales
Famili : Ranunculaceae (buttercup)
Genus : Nigella L.
Spesies : Nigella sativaLinn.
69
Jurnal Farmasetis Volume 8 No 2, Hal 67 – 74, November 2019
PEMBAHASAN
Pulau-pulau pankreas memilikitipe sel-sel
endokrin,salah satunya adalah sel ß pankreas
yang akan mensekresikan insulin. Insulin
berperan dalammemfasilitasi pengambilan dan
penyimpanan glukosa darah yang akan
dimetabolismedi dalam tubuh. Diketahui
terdapat beberapa hormon yang dapat
menstimulasi peningkatan kadar insulin yaitu;
glukagon, growth hormone, kortisol,
progesteron dan estrogen. Adapun efek dari
hormon tersebut ialah mampu memperpanjang
sekresi insulin dalam jumlah besar yang akan
meningkatkan resiko diabetes melitus. Dalam
mekanisme pengaktifan pulau-pulau pankreas
dibutuhkan aktivasi dari sistem persarafan.
Pankreasdipersarafi olehsaraf simpatis dan
parasimpatis. Stimulasi pada saraf parasimpatis
dapat meningkatkan sekresi insulin pada
kondisi hiperglikemia, sedangkan saraf
simpatis menurunkan sekresi insulin pada
kondisi hipoglikemia. Konsentrasi glukosa
dalam darah dideteksi oleh neuron khusus pada
hipotalamus dan batang otak. Kerusakan atau
jumlah yang tidak sesuai pada pankreas dapat
memicu diabetes(Guyton & Hall, 2016).
Sel punca memiliki peranan pada regenerasi
pankreas secara endogen yang berasal dari
pankreas (sel eksokrin, sel duktus dan sel islet)
atau dari organ lain seperti sumsum tulang,
hepar, intestin dan sirkulasi. Sel punca akan
berdifrensiasi menjadi sel α pada pankreas.
Hiperglikemia mengakibatkan regenerasi sel
punca menurun dan merusak sel α pankreas.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
adalah diet yang tidak seimbang, stress
oksidatif dan malnutrisi. Sedangkan pada
diabetes tipe 2 mengakibatkan terjadinya
perubahan niche sel punca yang akan menekan
regenerasi jaringan dengan cara menurunkan
faktor proangiogenik pada penyembuhan
jaringan luka yaitu vascular endothelial growth
(VEGF) neovaskularisasi serta proliferasi sel
punca mesenkimal (Smith, Muffley, Bell,
Numhom, & Hocking, 2013).
World Health Organization (WHO)
menetapkan bahwa diagnosis diabetes
berdasarkan hasil observasi kadar glukosa
darah. Dikatakan diabetes jika didapatkan
Glukosa Plasma Puasa ≥ 7.0 mmol/L (126
mg/dL), Glukosa Plasma Post Prandial ≥ 11.1
mmol/L (200 mg/dL) menggunakan beban
glukosa yang setara dengan 75 g glukosa oral,
Glukosa Plasma Sewaktu > 11.1 mmol/L
(200mg/dL) atau HbA1c ≥48mmol/mol
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
(equivalent to 6.5%). Toleransi Glukosa
Terganggu (TGT) jika didapatkan Glukosa
Plasma Puasa <7.0 mmol/L (126mg/dL),
Glukosa Plasma Post Prandial ≥ 7.8
<11.1mmol/L (≥ 140 - <200 mg/dL)
menggunakan beban glukosa yang setara
dengan 75 g glukosa oral. Sedangkan untuk
Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT) jika
didapatkan Glukosa Plasma Puasa 6.1-6.9
mmol/L (110-125 mg/dL), Glukosa Post
Prandial <7.8 mmol/L (140mg/dL)
menggunakan beban glukosa yang setara
(American Diabetes Association, 2018).
Faktor risiko diabetes melitus dikelompokkan
menjadi faktor risiko dapat dimodifikasi dan
tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko dapat
dimodifikasi (modified) berkaitann dengan
pola perilaku hidup yang tidak sehat, yaitu
berat badan di atas normal, obesitas sentral
atau apple obesity, aktivitas fisik yang minim,
hipertensi, diet tidak sehat/seimbang, riwayat
Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau
Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT), dan
merokok. Sedangkan faktor risiko tidak dapat
dimodifikasi (unmodified) berkaitan ras, suku,
genetik, usia, jenis kelamin, diabetes
gestasional dan bblr (kurang dari 2500 gr)
(Kementrian Kesehatan RI, 2014).
Terdapat dua tipe diabetes melitus. Diabetes
melitus tipe 1 (insulin-dependent atau juvenile-
onset) dengan karakteristik tidak adanya
insulin karena sel ß pankreas tidak dapat
menghasilkan insulin. Diabetes melitus tipe 2
(non-insulin-dependent atau maturity-onset),
sekresi insulin normal atau meningkat, tetapi
sel target insulin kurang sensitif terhadap
hormon insulin oleh karena itu diabetes tipe 2
dapat disebut dengan resisten insulin. 90%
diabetes adalah diabetes tipe 2. Faktor-faktor
yang mendasari diabetes tipe 1 adalah proses
autoimun yang keliruu, kerusakan sel ß
pankreas akibat aktivasi limfosi T yang tidak
tepat. Pada diabetes tipe 2 faktor-faktor yang
mempengaruhi dapat berupa genetik dan pola
hidup,obesitas merupakan faktor resiko
terbesar. 90% pasien diabetes adalah obes,
seperti obesitas sentral (Sherwood, 2016).
Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau
Impaired Glucose Tolerance (IGT) dan
Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT) atau
Impaired Fasting Glycaemia (IFG) merupakan
tahapan sementara menuju diabetes sebanyak
1/3 pasien. Pasien TGT berkaitan dengan
resistensi insulin dan memiliki resiko
70
Jurnal Farmasetis Volume 8 No 2, Hal 67 – 74, November 2019
terjadinya arterosklerosis yang akan berkaitan
dengan penyakit kardiovaskular, hipertensi dan
dislipidemia. Dibutuhkan deteksi dini,
perubahan gaya hidup untuk mencegah
diabetes pada pasien TGT dan GDPT
(Purnamasari, 2014).
Komplikasi-komplikasi diabetes dibagi
menjadi 2 kategori mayor:(1) komplikasi
metabolik akut, dan (2) komplikasi vaskular
jangka panjang. Komplikasi metabolik akut
yang paling berat adalah diabetic ketoacidosis
(DKA) karena dapat memicu hipotensi dan
syok jika tidak ditangani segera. Sedangkan,
yang sering terjadi adalah Hiperosmolar non
ketotoic (HONK). HONK dapat menyebabkan
hiperosmolaritas, diuresis osmotk dan
dehidrasi berat.Komplikasi kronik jangka
panjang ialah mikroangiopati yang dapat
menyerang kapiler dan arteriol retina
(retinopati diabeticum), glomerulus ginjal
(nefropati diabeticum) dan saraf-saraf perifer
(neuropati diabetic) (Price & Wilson, 2014).
Terapi pada pasien diabetes terdiri atas
perubahan gaya hidup dan terapi farmakologi.
Perubahan gaya hidupterdiri atas program
pencegahan diabetes atau diabetes prevention
program (DPP) dan pengaturan nutrisi. Tujuan
utama DPP adalah mencapai dan
mempertahankan minimal 7% penurunan berat
badan dan melakukan aktifiats fisik selama 150
menit/minggu. Penurunan berat badan
sebanyak 7% mampu meminimalisir
perkembangan diabetessedangkanaktifitas fisik
selama 150 menit/minggu mampu
mengeluarkan energi sebanyak 700
kkal/minggu, meningkatkan sensitifitas insulin
dan mengurangi lemak abdomen pada anak-
anak dan dewasa muda. Pengaturan nutrisi
dengan cara mengurangi intake kalori dan
konsumsi makanan rendah kalori seperti
kacang-kacangan, buah berry, yogurt, kopi dan
the yang mampu mengurangi resiko diabetes.
Terapi farmakologi menggunakan metformin
pada pasien prediabetes, BMI ≥ 35kg/m2, usia
<60 tahun dan wanita dengan diabetes
gestasional. Penggunaan metformin diikuti
dengan konsumsi vit B12 (American Diabetes
Association, 2018).
Selain dari terapi farmakologi, terdapat terapi
alternatif yang masih banyak diminati oleh
masyarakat Indonesia dan dipercaya mampu
menyembuhkan penyakit salah satunya adalah
biji Jintan Hitam (Nigella sativa) yang
dipercaya mampu mencegah atau mengobati
berbagai macam penyakit, salah satunya
sebagai antidiabetes dan antihiperglikemi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Jintan hitam telah digunakan sebagai tanaman
obat tradisional sejak beberapa tahun yang
lalu. Jintan hitam dapat digunakan untuk
beberapa penyakit seperti nyeri kepala,
eczema, demam, batuk, bronkitis,asma,
inflamasi, konjungtivitis, gangguan
gastrointestinal, hipertensi dan diabetes.
Berdasarkan kandunganbioaktif biji Jintan
Hitam yang dapat berfungsi sebagai
bronkodilator, anti-inflamasi, anti-nosiseptif,
anti-bakterial, sitotoksik, anti-diabetes, efek
hypotensive,efek hipolipidemik dan efek
hepatoprotektif. Kandungan kimia dan bioaktif
dari Nigella sativa terkonsentrasi pada fixed
atau esenssial oil pada bijinya, yang
bermanfaat untuk kesehatan (Ahmad et al.,
2013)
Kandungan kimia biji jintan hitam bervariasi
terdiri dari beberapa komponen termasuk
karbohidrat, protein, minyak, serat, vitamin,
mineral (Cu, Fe, P dan Zn,dll.), alkaloids,
saponin dan beberapa komponen bioaktif yang
terdiri dari thymoquinone (TQ),
thymohydroquinone, dithymoquinone (DIM),
4terpineol, carvacrol, carvone, t-anethol, α-
pinene, thymol, α-hederin, limonene. Biji
Jintan Hitam juga kaya akan asam lemak
antara lain oleic acid, linolenic acid, linoleic
acid, eicodadienoic acid, arachidic acid,
palmitoleic acid, palmitic acid, stearic acid dan
myristic acid (Shafiq, Ahmad, Masud, &
Kaleem, 2014)
Kelima kandungan aktif N.sativa diprediksikan
dapat memberikan efek anti-diabetes melalui
regenerasi sel ß pankreas secara endogen.
Adanya proses regenerasi pada pankreas akan
menginduksi regenerasi sel α dengan cara
induksi proliferasi sel α matur, difrensiasi sel
punca dan mempengaruhi komponne pada
niche sel sehingga terjadi aktivasi sel punca
dalam keadaan inaktif (quiescent) (Safithri,
2017).
Saponin yang berada dalam N. sativa dapat
merangsang pelepasan glucagon like peptide-1
(GLP-1) sehingga terjadinya aktivasi dan
prolferasi sel α pada sel punca. Aktivasi
tersebut akan meningkatkan regenerasi sel
pankreas dengan penambahan jumlah sel α
sehingga terjadi sekresi insulin yang adekuat
dan glukosa darah terkontrol (Liu et al., 2013).
Thymoquinone (TQ) memiliki peranan
terhadap efek antioksidan dan anti-inflamasi
pada kondisi abnormalitas yang
mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan
71
Jurnal Farmasetis Volume 8 No 2, Hal 67 – 74, November 2019
anti-oksidan pro oksidan yang mengakibatkan
terjadinya stress oksidatif dan inflamasi pada
jaringan. Efek anti-oksidan dan anti-inflamasi
pada TQ mampu menurunkan peroksidasi lipid
di dalam darah dan jaringan pankreas sehingga
menurunkan hiperglikemia dan kadar glukosa
darah pada diabetes. Oleh karena itu, N.
sativadapat dijadikan terapi alternatif pada
pasien diabetes dan hiperglikemia
(Farkhondeh, Samarghandian, & Borji, 2017)
Mekanisme regulasi lainnnya padaN. sativa
untuk menurunkan kadar gula darah melalui
aktivasi adenosine monophosphate kinase
(AMPK), mempengaruhi uptake protein pada
sel dan mekanisme insulin-independent.
Ekstrak N. sativa menunjukkan bahwa kerja
insulin dengan meningkatkan komponen ACC
phosphorylation, yang merupakan komponen
utama pada jalur sinyal insulin-independent
dan meningkatkan Glut4 receptor pada otot
(Kooti, Hasanzadeh-Noohi, Sharafi-Ahvazi,
Asadi-Samani, & Ashtary-Larky, 2016).
TQ sebagai antioksidant dapat meningkatkan
sekresi insulin dengan meningkatkan
metabolisme energi di mitokondria dan
meningkatkan jalur intraseluler pada reseptor
insulin. Efek hipoglikemik pada TQ tidak
hanya berkaitan dengan kerja insulin, tetapi
juga kemampuan TQ untuk menurunkan
glukoneogenesis dengan menekan sintesis
enzim glukoneogenik (Negi, Rathore, Sharma,
Singh, & Katare, 2018).
Penggunaan jintan hitam sebagai terapi
alternatif dilakukan dengan mengambil ekstrak
dari biji tanaman tersebut. Tahapan awal
dilakukan dengan biji jintan hitam dipanaskan
lalu disangrai dengan api kecil sambal diaduk
setiap beberapa menit hingga terjadi perubahan
rasa pada biji jintan hitam yaitu rasa tawar.
Selanjutnya, tumbuk jintan hitam ke alat
penggiling sampai hancur hingga membentuk
bubuk dan minyak. Sediaan lalu disimoan
dalam wadah kedap udara untuk menjaga
kualitas dari ekstrak biji jintan hitam. Metode
konsumsi jintan hitam dapat dengan berbagai
cara antara lain, konsumsi 1 sendok teh
sebanyak dua kali sehari, mencampurkan
minyak jintan hitam dengan larutan lain seperti
madu dan membuat air jintan hitam dengan
merebusnya di dalam air (Staff wikiHow,
2018).
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
SIMPULAN
Ekstrak biji Jintan Hitam (Nigella sativa L.)
berpotensi sebagai terapi alternatif pada pasien
diabetes melitus. Hal ini dikarenakan Jintan
Hitam memiliki kandungan bioaktif yang dapat
berperan sebagai anti-diabetes.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A., Husain, A., Mujeeb, M., Khan, S.
A., Najmi, A. K., Siddique, N. A., …
Anwar, F. (2013). A review on
therapeutic potential of Nigella sativa: a
miracle herb. Asian Pac J Trop Biomed,
3(5), 337-352.
https://doi.org/10.1016/S2221-
1691(13)60075-1
AM, S., M, D., N, S., S, A., & A., G. (2012).
Clinical evaluation of Nigella sativa
seeds for the treatment of
hyperlipidemia: a randomized, placebo
controlled clinical trial. Med Arch,
66(3), 198–200.
https://doi.org/10.5455/medarh.2012.66.
198-200
AMERICAN DIABETES ASSOCIATION.
(2018). Updates to the Standards of
Medical Care in Diabetes-2018. (M. C.
Riddle, Ed.), Diabetes care (1st ed., Vol.
41). USA: AMERICAN DIABETES
ASSOCIATION.
https://doi.org/10.2337/dc18-su09
Balbaa, M., El-Zeftawy, M., Ghareeb, D.,
Taha, N., & Mandour, A. W. (2016).
Nigella sativa Relieves the Altered
Insulin Receptor Signaling in
Streptozotocin-Induced Diabetic Rats
Fed with a High-Fat Diet. Oxidative
Medicine and Cellular Longevity, 2016,
1–16.
https://doi.org/10.1155/2016/2492107
Bamosa, A. O., Kaatabi, H., Lebda, F. M., Elq,
A., & Al-Sultan, A. (2010). Effect of
Nigella sativa seeds on the glycemic
control of patients with type 2 diabetes
mellitus. Indian J Physiol Pharmacol,
54(4), 344–354. Retrieved from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
1675032
Cho, N. H., Shaw, J. E., Karuranga, S., Huang,
Y., da Rocha Fernandes, J. D.,
Ohlrogge, A. W., & Malanda, B. (2018).
IDF Diabetes Atlas: Global estimates of
72
Jurnal Farmasetis Volume 8 No 2, Hal 67 – 74, November 2019
diabetes prevalence for 2017 and
projections for 2045. Diabetes Research
and Clinical Practice, 138(2018), 271–
281.
https://doi.org/10.1016/j.diabres.2018.02
.023
Farkhondeh, T., Samarghandian, S., & Borji,
A. (2017). An overview on
cardioprotective and anti-diabetic effects
of thymoquinone. Asian Pacific Journal
of Tropical Medicine, 10(9), 849–854.
https://doi.org/10.1016/j.apjtm.2017.08.
020
Guyton, A., & Hall, J. (2016). Medical
Physiology. (M. Widjajakusumah & A.
Tanzil, Eds.) (13th ed.). Philadelphia:
Elsevier.
Kementrian Kesehatan RI. (2014, November).
Situasi dan Analisis Diabetes. 14
November 2014, 1–7. Retrieved from
https://www.kemkes.go.id/resources/do
wnload/pusdatin/infodatin/infodatin-
diabetes.pdf
Kementtrian Perdagangan RI. (2014,
September). Obat Herbal Tradisional.
Warta Ekspor, (September), 1–20.
Retrieved from
https://studylibid.com/doc/39504/obat-
herbal-tradisional---kementerian-
perdagangan-republik
Kim, M. H., Kim, M. O., Kim, Y. H., Kim, J.
S., & Han, H. (2009). Linoleic Acid
Induces Mouse Embryonic Stem Cell
Proliferation Via Ca2+/PKC, PI3K/Akt,
and MAPKs. Cellular Physiology and
Biochemistry, 23, 53–64.
https://doi.org/1015-8987/09/0233-
0053$26.00/0
Kooti, W., Hasanzadeh-Noohi, Z., Sharafi-
Ahvazi, N., Asadi-Samani, M., &
Ashtary-Larky, D. (2016).
Phytochemistry, pharmacology, and
therapeutic uses of black seed (Nigella
sativa). Chinese Journal of Natural
Medicines. Iran: China Pharmaceutical
University.
https://doi.org/10.1016/S1875-
5364(16)30088-7
Liu, C., Zhang, M., Hu, M., Guo, H., Li, J.,
Yu, Y., … Liu, X. (2013). Increased
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
glucagon-like peptide-1 secretion may
be involved in antidiabetic effects of
ginsenosides. Journal of Endocrinology,
217(2), 185–196.
https://doi.org/https://doi.org/10.1530/J
OE-12-0502
Negi, P., Rathore, C., Sharma, G., Singh, B., &
Katare, O. P. (2018). Thymoquinone a
Potential Therapeutic Molecule from the
Plant Nigella sativa: Role of Colloidal
Carriers in its Effective Delivery. Recent
Patents on Drug Delivery &
Formulation, 12(1), 3–22.
https://doi.org/10.2174/1872211311666
171129121128
Panggeban, F. K., Triastuti, E., & Yunita, E. P.
(2014). Uji Aktivitas Peningkatan
Sensitivitas Insulin Ekstrak Biji Jintan
Hitam (Nigella sativa) melalui
Pengukuran Konsentrasi Tirosin
Terfosforilasi Insulin Reseptor Substrat-
1 (terhadap Tikus Wistar Model
Diabetes Mellitus Tipe 2). Majalah
Kesehatan FKUB, 1(1), 53–59.
Retrieved from
https://studylibid.com/doc/789841/majal
ah-kesehatan-fkub-volume-1--nomer-1--
maret-2014-uji
PERKENI. (2015). Panduan Pelaksanaan DM
Tipe 2 pada Individu Dewasa di Bulan
Ramadan. Perkeni, 35. Retrieved from
https://pbperkeni.or.id/wp-
content/uploads/2019/01/2.-Panduan-
penatalaksanaan-DM-Tipe-2-pada-
individu-dewasa-di-bulan-Ramadan-
PERKENI-2015.pdf
Price, S. A., & Wilson, L. M. (2014).
Pankreas: metabolisme glukosa dan
diabetes melitus. In H. Hartanto, P.
Wulansari, N. Suci, & D. A. Mahnani
(Eds.), Patofisiologi: Konsep klinis
proses-proses penyakit (1st ed., p.
1259). Jakarta: EGC.
Purnamasari, D. (2014). Diagnosis dan
klasifikasi diabetes mellitus. In S. Siti,
A. Idrus, A. W. Sudoyo, B. Seitiyohadi,
& A. F. Syam (Eds.), Buku ajar ilmu
penyakit dalam (IV, pp. 2325–2328).
Jakarta: InternaPublisihing.
Safithri, F. (2017). Potensi biji jintan hitam
(nigella sativa) dalam regenerasi
73
Jurnal Farmasetis Volume 8 No 2, Hal 67 – 74, November 2019
pankreas secara endogen pada diabetes
mellitus tipe-2. Saintika Medika, 13(2),
76.
https://doi.org/10.22219/sm.v13i2.5527
Shafiq, H., Ahmad, A., Masud, T., & Kaleem,
M. (2014). Cardio-protective and anti-
cancer therapeutic potential of Nigella
sativa. Iranian Journal of Basic Medical
Sciences, 17(12), 967–980.
https://doi.org/10.22038/ijbms.2015.385
3 from
Sherwood, L. (2016). Human physiology from
cells to systems. (9th ed.). Boston:
Cengage Learning.
Smith, A. N., Muffley, L. A., Bell, A. N.,
Numhom, S., & Hocking, A. M. (2013).
Unsaturated fatty acids induce
mesenchymal stem cells to increase
secretion of angiogenic mediators. J Cell
Physiol., 227(9), 3325–3233.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
https://doi.org/10.1002/jcp.24013
Staff wikiHow. (2018). Cara Menggunakan
Jintan Hitam. Retrieved from
https://id.wikihow.com/Menggunakan-
Jintan-Hitam
World Health Organization. (2014). WHO
Traditional Medicine Strategy 2014-
2023. (W. H. Organization, Ed.). China:
World Health Organization. Retrieved
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle
/10665/92455/9789241506090_eng.pdf;j
sessionid=43B7B4EAABE5D7C85436E
9AD7D63855D?sequence=1
Yulianti, S., & Junaedi, E. (2006). Sembuhkan
penyakit dengan habbatussauda (jinten
hitam). Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Retrieved from
https://onesearch.id/Record/IOS3187.IN
LIS000000000011580/Preview#tabnav
74