Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini jumlah penderita diabetes di dunia semakin tahun semakin meningkat.

Diabetes militus merupakan penyakit kronis progresif yang ditandai dengan

ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein

mengarah ke hiperglikemia atau kadar glukosa darah tinggi (James A., 2009). Diabetes

militus merupakan penyakit gangguan metabolik akibat pangkreas tidak memproduksi

cukup insulin (Annahl Riadi, 2017). Diabetes adalah penyakit metabolik akibat gangguan

sekresi insulin pada organ pangkreas sehingga glukosa dalam darah tidak terurai dan

menyebabkan hipergikemia. Menurut Darmono diabetes merupakan penyakit menahun

yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme

akibat kekurangan hormon insulin sehingga terjadi komplikasi metabolik akut maupun

komplikasi vaskular. Diabetes militus di masyarakat sering disebut “penyakit gula”

karena tingginya kadar gula dalam darah melebihi batas normal yaitu >200 mg/dL.

Jumlah penderita Diabetes Mellitus setiap tahun selalu meningkat, hal ini disebabkan

antara lain obesitas akibat pola makan yang berlebih, aktifitas tubuh yang kurang, serta

lingkungan seperti bartambahnya jumlah penduduk di suatu daerah atau negara. Menurut

survei yang dilakukan oleh federasi diabetes internasional (IDF), jumlah penderita

diabetes didunia sekitar 328 juta orang, dan diperkirakan pada tahun 2035 jumlah

tersebut akan meningkat menjadi sekitar 592 juta orang. Menurut International Diabetes

Federation (IDF) pada 2017 indonesia merupakan negara peringkat keenam di dunia

dengan penyandang Diabetes berusia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang.

1
Menurut Riskesdas 2018 prevalensi penyakit Diabetes Melitus di indonesia sekitar

1.5 % dari seluruh penderita DM di indonesia. Provinsi Jawa Tengan pada tahun 2013

jumlah penderita Diabetes sebesar 9.376 kasus. Kasus tertinggi berada diwilayah

kebupaten Brebes dan Kota Semarang dengan 1,095 kasus. Sedangkan jumlah kasus

penderita DM tipe Iimengalami penurunan dari 181.543 kasus menjadi 142.925 kasus.

Kasus penderita DM tipe II tertinggi di Jawa Tengah berada di kota Surakarta dengan

22.534 kasus.

Menurut American Diabetes Acsociation (ADA) tahun 2010, DM sulit terdiagnosa

karena banyak gejala yang tampak tidak berbahaya, seperti banyak minum, nafsu makan

meningkat, frekuensi berlebih, kelelahan serta kesemutan. Secara Patofisiologi DM akan

ditemukan berbagai gejala seperti poliuria (banyak berkemih), polidipsia (banyak

minum), dan polifagia (banyak makan) dengan penurunan berat badan. Komplikasi

penyakit DM akan semakin parah setiap harinya kerena penyakit DM merupakan

penyakit kronis menahun dan akan diderita seumur hidup. Kebanyakan komplikasi yang

diderita DM tipe II adalah komplikasi vaskular dan neurologis yang merupakan faktor

resiko untuk terjadinya penyakit jantung, amputasi, stroke, dan hipertensi.

Diabetes dalam penatalaksanaan dibagi menjadi 2 tipe non obat dan terapi dengan

obat. Terapi non obat sebenarnyasama dengan langkah pencegahan seperti pemberian

pengetahuan tentang diabetes, mengatur pola makan, olahraga secara teratur, menerapkan

pola hidup yang sehat. Di indonesia dikenal memiliki sumber daya alam yang melimpah,

salah satunya memiliki tanaman obat yang berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai

penyakit. Dahulu tanaman obat diperoleh dengan mencari di alam liar, akan tetapi

sekarang sudah banyak yang membudidayakan sendiri di rumah. Masyarakat umumnya

2
menggunakan tanaman obat tradisional secara turun-temurun, dan diolah secara

tradisional seperti direbus, dijemur lalu dibuat teh, dan lain-lain (Hasdianah, 2012). Akan

tetapi sekarang sudah banyak perusahaan yang mengelola obat-obatan tradisional dengan

cara moderen, halitu karena sudah banyak penelitian yang dilakukan tentang obat-obatan

tradisionalyang memiliki manfaat bagi kesehatan. Penderita diabetes yang merupakan

penyakit kronik sehingga penderita ketergantungan terhadap insulin yang membuat

sekarang banyak obat-obatan yang beredaran dimasyarakat sehingga masyarakat

sekarang lebih cenderung ke pengobalan alternatif atau herbal dengan menggunakan

insulin buatan yang lebih praktis dan mudah tanpa harus keluar biaya mahal.

Perilaku masyarakat yang mengetahui adanya alernatif herbal bagi penderita

Diabates mendorong terjadinya perubahan masyarakat dalam pengobatan penyakit

Diabetes Militus. Perilaku sendiri menurut Suryani (2003) merupakan aksi dari individu

terhadap reaksi dari hubungan dengan lingkungan. Perilaku baru terjadi bila ada sesuatu

yang berupa rangsangan diperlukan untuk menimbulkan reaksi. Reaksi atau respon

menurut teori Skinner yang disebut teori S-O-R atau Stimulus-Organisme-Respon

membedakan adanya 2 respon yaitu respondent respon dimana stimulus merangsang

timbulnya respon_respon yang tetap, umumnya respon terhadap prilaku emosional.

Kedua operant respon atau instrumental respon yaitu timbulnya respon yang diikuti

stimulus atau perangsang yang disebut Reinforcer atau penguat.

Insulin adalah serat makanan larut yang menghambat laju penyerapan nutrisi,

sehingga, mempromosikan sekresi insulin yang lebih setara setelah konsumsi makanan

dan karenanya, secara bertahap meningkatkan dan menurunkan kadar gula darah

(Yorhacheva et al., 2010). Insulin salah satunya dapat dihasilkan dari tanaman insulin

3
atau yacon (Smallanthus sonchifolius) yang merupakan tanaman yang berasal dati

pegunungan Andes, Peru. Tanaman ini sangat keras dan tumbuh di lembah-lembah

Andes yang hangat dan sedang, tetapi dapat ditemukan di ketinggian 880 hingga 3.500

m.Tamanan insulin tumbuh di tempat yang memiliki suhu rendah dengan tinggi sekitar

1,5 sampai 3 meter. Tananam insulin baru dikenal sekitar 4-5 tahun terakhir akan tetapi

sudah banyak dibudidayakan di masyarakat salah satunya di daerah Wonosobo (Prizka

&Dwita O., 2016).

Pengobatan modern fakta bahwa zat biologis aktif dari daun insulin mengurangi

tingkat glukosa darah perifer pertama kali diungkapkan dalam studi Pankiv (2013).

Rebusan daun insulin terbukti memiliki efek hipoglikemik pada tikus yang sehat,

hiperglikemia sementara, dan diabetes, fakta yang menyebabkan anggapan bahwa

aktivitas pankreas tertentu diperlukan agar efek tersebut terjadi. Rebusan yacon juga

menyebabkan penurunan yang signifikan pada puncak hiperglikemia selama tes toleransi

glukosa yang cukup sebanding dengan glymepiride. sebuah studi klinis telah

menunjukkan bahwa konsumsi daun yacon dan bubuk batang efektif untuk mengurangi

puncak glukosa post-prandial pada manusia (Ogose et al., 2006). Daun insulin

mengandung senyawa aktif seperti phenol, chlorogenic, caffeonylquinic, ferulic dan

flavonid. Yakon atau daun insulin memiliki kandungan fruktosa yang terdiri dari 35%

fruktosa bebas dan 25% fruktosa terkait, dengan senyawa tersebut kadar glukosa dalam

darah dapat dikendalikan dalam batas normal. Akan tetapi sekarang masyarakat lebih

suka beralih dengan pengobatan herbal salah satunya dengan daun insulin daripada

pengobatan medis.

4
Penderita diabetes perlu mendapatkan informasi terkait penyakit yang diderita,

mencakup pengetahuan dasar tentang diabetes, pengetahuan tentang gejala dan sebab

tingginya kadar glukosa darah, perencanaan makan, perawatan, kegiatan jasmani tanda-

tanda hiperglikemi dan komplikasi. Pengetahuan yang cukupbagi penderita Diabetes

dapat mengurangi keparahan penyakit yang diderita dan akan memilki hidup yang lebih

berkualitas. Penyakit DM merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan akan tetapi

dapat dikontrol dengan empat pilar yaitu : 1. Pola makan sehat, 2. aktifitas fisik, 3. obat-

obatan, 4. edukasi pengobatan (Nurlaeli et al 2013). Dalam ke empat pilar tersebut salah

satu kontrolnya adalah dengan obat-obatan. Obat-obatan yang dibutuhkan bagi penderita

DM salah satunya insulin. Penderita DM membutuhkan waktu yang lama dalam

pengobatan karena penyakit Diabetes akan diderita seumur hidup oleh sebab itu penderita

DM mengkonsumsi obat dengan tujuan menurunkan kadar gula dalam darah. Berkaitan

dengan hal tersebut penderita Diabetes terkadang mencari suatu alternatif salah satunya

ke pengobatan herbal menggunakan tanaman yang mengandung antidiabetik. Insulin

merupakan sebuah hormon yang mengatur metabolisme karbohidrat sebagai pemecah

glukosa dan menjadikannya energi untuk sel. Insulin sebenarnya sudah diproduksi di

organ pangkreas, akan tetapi kerusakan organ pangkreas yang seringkali mengakibatkan

produksi insulin berkurang bahkan tidak menghasilkan insulin, oleh sebab itu penderita

DM membutuhkan insulin dalam pengobatannya.

Berdasarkan penelitian sebelumnya menurut Emy Leonita tentang penggunaan obat

tradisional oleh penderita diabetes pada penelitian ini menggambarkan kebiasaan

masyarakat tentang penggunaan obat tradisional dari sisi faktor-faktor yang berhubungan

dengan minat penggunaan obat. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan

5
menggunakan desain analitik Cross-sectional. Penelitian ini menggunakan analisis

univariat dengan variabel dependen yaitu obat medis dan obat tradisional dan variabel

independen ada 4 yaitu pendidikan, motivasi diri, pendapatan, dan kebudayaan. Hasil

dari penelitian ini sebanyak 78 orang menggunakan obat tradisional dan medis.

Kekurangan dari penelitian ini kurang informasi yang mendalam tentang sikap, dukungan

keluarga, dan lain-lain.

Berdasarkan latar belakang diatas cukup banyak masyarakat yang mengonsumsi daun

insulin disamping pengobatan medis yang masih dijalankan. Pada umumnya masyarakat

mengonsumsi insulin kaerna mendapatkan informasi dari teman atau kerabat yang juga

mengalami penyakit diabetes. Informasi tersebut berupa manfaat, kegunaan, cara

penggunaan insulin alternatif yang dinilai mudah dan menghemat biaya yang harus

dikeluarkan. Dalam hal ini rangsangan berupa pengetahuan dan informasi dari

masyarakat tentang pengobatan alternatif herbal. Dengan bahan yang mudah didapatkan

dan biaya yang lebih murah mendorong masyarakat beralih menggunakan pengobatan

herbal. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran

penggunaan alternatif herbal daun insulin (smallanthus sonchifolius) pada

penderita diabetes militus

B. Rumusan masalah

Diabates adalah penyakit yang mengharuskan penderitannya menjalankan

pengobatan seumur hidupnya sehingga pengobatan harus dilakukan secara teratur salah

satunya menggunakan insulin yang bertujuan untuk menjaga dan mengontrol kadar gula

dalam darah. Pengetahuan tentang alternatif herbal berkaitan dengan insulin

menimbulkan ketertarikan masyarakat terhadap pengobatan herbal. Hal ini dapat

6
berpengaruh terhadap prespektif masyarakat terhadap penggunaan daun insulin pada

penderita Diabetes. Berdasarkan masalah penelitian tersebut yaitu: gambaran

penggunaan alternatif herbal daun insulin (smallanthus sonchifolius) pada

penderita diabetes militus

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan alternatif

herbal daun insulin (smallanthus sonchifolius) pada penderita diabetes militus

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui motivasi penggunaan daun insulin pada penderita diabetes di

masyarakat.

b. Mengetahui pengetahuan masyarakat tentang daun insulin pada penderita DM

c. Mengetahui perubahan aktifitastif yang dirasakan sebelum dan sesudah

mengkonsumsi daun insulin

d. Mengetahui perbandingan kadar gula darah sebelum dan sesudah mengonsumsi

daun insulin pada penderita DM

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pendidikan keperawatan

Bagi pendidikan keperawatan, hasil penelitian dapat memberikan suatu gambaran

penderita diabetes di komunitas tentang : gambaran penggunaan alternatif herbal

daun insulin (smallanthus sonchifolius) pada penderita diabetes militus.

7
2. Bagi mahasiswa

Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa keperawatan khususnya belajar

keperawatan Komunitas dengan kasus Diabetes.

3. Bagi peneliti

Penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga serta semoga bermanfaat

bagi peneliti yang selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut: Factor yang berhubungan

penggunaan alternatif herbal daun insulin (smallanthus sonchifolius) pada penderita

Diabetes Militus.

Anda mungkin juga menyukai