Anda di halaman 1dari 21

Laporan kasus elektif

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN DIABETES


MELLITUS TIPE 2 PADA LANSIA

Disusun Oleh:
Novia Reski Erianti
NPM 1102015169

Peminatan : geriatri

Dosen Pembimbing:
dr. Eri Dian Maharsi, M.Kes
ABSTRAK

Diabetes Mellitus adalah salah satu gangguan metabolik dengan karakteristik


hiperglikemi karena kelainan kelainan insulin yang disebabkan gangguan kerja dan atau
sekresi insulin. DM tipe 2 merupakan 90% dari seluruh kategori diabetes mellitus. Populasi
penderita diabetes di Indonesia diperkirakan berkisar antara 1,5 sampai 2,5%. Dengan
jumlah penduduk sekitar 200 juta jiwa, berarti lebih kurang 3-5 juta penduduk Indonesia
menderita diabetes. Tercatat pada tahun 1995, jumlah penderita diabetes di Indonesia
mencapai 5 juta jiwa. Pada tahun 2005 diperkirakan akan mencapai 12 juta penderita.
Lansia secara alami juga akan menghadapi masalah yaitu perburukan kondisi kesehatan.
Salah satu penyakit yang menyertai lansia adalah Diabetes Mellitus. Salah satu syarat
pengelolaan diabetes melitus yaitu dengan diet, mengatur pola makan,berolahraga,
penilaian status gizi lansia, kebutuhan kalori perhari, kecukupan aktifitas fisik dan
kekebalan stres.
Kata kunci : diabetes mellitus, pola makan, terapi
Latar belakang

Diabetes mellitus (DM) atau yang sering disebut kencing manis merupakan suatu penyakit yang
sering dijumpai di masyarakat. Diabetes dikatakan sebagai mother of diaseas karena merupakan “ibu”
dari berbagai macam penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, gagal ginjal,
stroke, hingga kebutaan. International Diabetes Federation (IDF) (2017) mengatakan bahwa diabetes
adalah sesuatu kondisi kronik karena peningkatan kadar glukosa darah dalam tubuh (hiperglikemia)
akibat tubuh tidak secara efektif dapat memproduksi atau menggunakan insulin. Diabetes dapat dibagi
menjadi tiga yaitu diabetes tipe satu, diabetes tipe dua, dan diabetes gestational (IDF, 2017). Keadaan
kurang atau ketidakmampuan insulin dalam merespon insulin menyebabkan meningkatnya glukosa
darah atau yang disebut hiperglikemia yang merupakan ciri dari diabetes (IDF, 2017).
Tercatat di Indonesia 10,3 juta penduduknya menjadi penderita diabetes mellitus pada tahun 2017.
Pada Atlas IDF 2017, Indonesia berada peringkat ke-6 dari 10 negara dengan jumlah penderita diabetes
mellitus tertinggi. Pada tahun 2045 penderita diabetes mellitus di Indonesia diperkirakan masih akan
berada di 10 negara dengan diabetes mellitus tertinggi dan Indonesia berada di peringkat ke tujuh
dengan 16,7 juta jiwa penderita Diabetes Melitus pada rentang umur 20 hingga 79 tahun (IDF, 2017).
Prevalensi diabetes mellitus di Indonesia hasil Riskesdas 2018 meningkat menjadi 2.0% untuk umur ≥
15 tahun dari 1,5% pada Riskesdas 2013 (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).
Keadaan peningkatan kadar glukosa darah disebut hiperglikemia. Hal ini dapat dijadikan patokan
sebagai Diabetes Melitus. Kriteria yang dugunakan apabila glukosa plasma puasa ≥ 7.0 mmol/L (126
mg/dL), glukosa plasma puasa 2 jam (postpradial) ≥ 11,1 mmol/L (200 mg/dL) atau glukosa plasma
darah sewaktu (acak) ≥ 11,1 mmol/L (200 mg/dL) (IDF, 2017).
efek dapat terjadi akibat diabetes itu terdapat pada pembuluh darah kecil yaitu berupa kelainan
pada retina mata, glomelurus ginjal, syaraf dan pada otot jantung. Kemudian ada efek kronik dapat pula
terjadi pada pembuluh darah serebral yaitu dapat terjadinya penyakit jantung coroner, dan efek kronik
pada pembuluh darah perifer atau peripheral arteriarial disease.
Komplikasi mikrovaskular pada DM yaitu :Nefropati, Retinopati dan Neuropati
Komplikasi makrovaskular pada DM yaitu : Penyakit Jantung Koroner , Stroke, Penyakit pembuluh
darah perifer, Hipertensi
untuk meningkatkan pola makan lansia yang semakin baik diharapkan petugas kesehatan harus
mampu mempertahankan perannya dalam membentuk pola makan yang sudah dilaksanakan dengan
lebih meningkatkan lagi perannya agar semua lansia mampu menerapkan pola makan yang baik. Selain
itu, perlu upaya dari tenaga kesehatan untuk selalu membimbing dan mengarahkan serta mengingatkan
pada lansia untuk menerapkan pola makan yang baik. Dalam upaya membangkitkan motivasi dan
kepercayaan diri lansia khususnya dalam menerapkan pola makan yang baik dengan melakukan kerja
sama dengan anggota keluarganya
Presentasi Kasus

Nama : Tn. M
Usia : 75 tahun
Pekerjaan: Pensiunan PNS
Alamat : Jl. Kampung bulang no. 5 tanjungpinang, kepulauan riau
Status : Menikah
Agama : Islam
Seorang pasien Tn M laki-laki 75 tahun datang dengan keluhan perubahan kesadaran yang disadari
keluarga sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien terkadang dapat kontak dengan keluarga,
namun pasien lebih banyak tampak mengantuk. Pasien memiliki riwayat DM tipe 2, hipertensi dan strok
yang diketahui sejak tahun 2015. Pasien telah mengalami 3 kali stroke berulang. Kelopak mata kanan
pasien melemah dan tidak bisa menutup sejak 5 tahun terakhir sehingga mata kanan menjadi kering dan
kemerahan. Pasien lebih banyak terbaring di tempat tidur sejak 2 tahun terakhir, lemah anggota gerak
sebelah kanan sehingga tangan kanan dan kaki kanan pasien tampak semakin mengecil dan kaku.
Penurunan nafsu makan sejak 1 tahun ini. Pasien makan 1-2 kali sehari dan hanya bisa menghabiskan
setengah porsi dari biasanya.
Pasien mengalami demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Batuk sejak 5
SMRS dan sesak nafas sejak 3 hari SMRS. Pada riwayat pengobatan sebelumnya diketahui
pasien pasca rawat di RS swasta dengan diagnosis recurrent stroke . Pasien diizinkan
pulang namun pasca rawat pasien mengalami perburukan dan kemudian dirawat di RSUP
AHMAD THABIB TanjungPinang.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran somnolen, tampak sakit berat, tekanan
darah 160/90 mmHg, nadi 80 kali.menit, frekuensi nafas 23 kali/menit, dan suhu 37,8ºC.
Pada pasien ditemukan injeksi konjungtiva (OD), injeksi siliar (OD), lagoftalmus (D), dan
moderate NPDR (OS).
Tn M masalah utama pada pasien ini adalah sindrom delirium akut. Pada pasien
geriatri, delirium berhubungan dengan perpanjangan waktu tinggal di rumah sakit,
peningkatan mortalitas, dan peningkatan beban biaya pengobatan. Delirium biasanya
bersifat reversible jika penyebab yang mendasarinya teridentifikasi. Gejala delirium sangat
beragam dan walaupun tidak spesifik, sifatnya yang fluktuatif sangat nyata dan merupakan
indikator diagnostik yang sangat penting. Terdapat tiga bentuk delirium yang telah
diketahui yaitu tipe hiperaktif, hipoaktif, dan campuran. Tipe hipoaktif seringkali tidak
dikenali dan dihubungkan dengan prognosis yang buruk secara keseluruhan.
Diskusi

Setiap makanan yang disantap akan diubah menjadi energi oleh tubuh. Makanan di
dalam lambung dan usus, akan diuraikan menjadi beberapa elemen dasarnya, termasuk
salah satu jenis gula, yaitu glukosa. Gula menyebabkan pankreas akan menghasilkan
insulin, yang membantu mengalirkan gula ke dalam sel-sel tubuh sehingga gula dapat
diserap dengan baik dalam tubuh dan dibakar untuk menghasilkan energi. Seseorang yang
menderita diabetes maka pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin untuk menyerap
gula yang diperoleh dari makanan, sehingga kadar gula dalam darah menjadi tinggi akibat
timbunan gula dari makanan yang tidak dapat diserap dengan baik dan dibakar menjadi
energi. Penyebab lain adalah insulin yang cacat atau tubuh tidak dapat memanfaatkan
insulin dengan baik.
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dengan kelainan metabolisme yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah pasien (hiperglikemia) yan terjadi akibat
defisiensi hormone insulin (Shrivastava et al, 2013). Pasien DM akan mengalami
peningkatan kadar glukosa, dimana glukosa ini adalah bahan utama sebagai sumber energy
untuk sebagian besar sel terutama otak karena otak hanya dapat menggunakan glukosa
sebagai sumber energi (Price and Wilson, 2006).
Fungsi fisiologi pada lansia

Lanjut usia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan
yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan.
Penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh itu bersifat alamiah. Penuaan akan
terjadi pada semua sistem tubuh manusia dan tidak semua sistem akan mengalami kemunduran
pada waktu yang bersamaan. Pada umumnya tanda penuaan mulai tampak sejak usia 45 tahun dan
akan menimbulkan masalah pada usia sekitar 60 tahun.
Kemunduran sistem tubuh lansia akan mempengaruhi aktivitas kesehariannya di dalam kamar
mandi, perubahan fisiologis ini akan diterangkan sebagai berikut:
  Fungsi motorik. Menurunnya kekuatan jaringan tulang, otot dan sendi yang akan
berpengaruh terhadap fleksibilitas, kekuatan, kecepatan, instabilitas (mudah jatuh) dan
kekakuan tubuh, diantaranya adalah kesulitan bangun dari duduk atau sebaliknya, jongkok,
bergerak, dan berjalan.
  Fungsi sensorik. Berpengaruhnya sensitivitas indera (saraf penerima), di antaranya adalah
indera penglihatan dan peraba yang menimbulkan hilangnya 4 perasaan jika dirangsang
(anestesia), perasaan belebihan jika dirangsang (hiperestesia) dan perasaan yang timbul dengan
tidak semestinya (paraestesia).
  Fungsi sensomotorik. Mengalami gangguan keseimbangan dan koordinasi.
Jenis-Jenis Diabetes Melitus

jenis diabetes melitus dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:


 Diabetes tergantung insulin/jenis pertama (Type 1 diabetes) Diabetes jenis pertama (Type 1
diabetes) juga dikenali sebagai diabetes tergantung insulin (IDDM – ‘Insulin Dependent Diabetes
Mellitus’) atau diabetes awal remaja. Pengidap diabetes tergantung insulin dapat hidup normal
apabila menerima suntikan insulin, tetapi akan berbahaya jika tidak mendapat suntikan insulin
dalam waktu yang singkat, karena penguraian sumber bahan tenaga lain oleh badan seperti
lemak untuk mengantikan tenaga dari glukusa.
 Diabetes bebas insulin/jenis kedua. (Type II diabetes) Diabetes bebas insulin (jenis kedua)
biasanya disebut NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus) juga dikenali sebagai
diabetes peringkat permulaan dewasa. Diabetes bebas insulin (jenis kedua) biasanya bermula
dengan ketahanan insulin, dimana badan tidak menggunakan insulin dengan baik.
 Diabetes ketika Hamil (Gestational diabetes) Diabetes ketika hamil merupakan sejenis gangguan
glukusa yang dikenal pada sebagian wanita ketika mengandung. Diabetes ketika hamil juga biasa
didapati dikalangan wanita kuat makan, atau wanita yang dari keturunan pengidap diabetes
Resiko Diabetes Melitus

Resiko penderita diabetes melitus sebagian besar berasal dari keluarga atau keturunan
di mana terdapat ahli-ahli yang mengidap penyakit kencing manis yang usianya diatas 40
tahun, yang mempunyai berat badan berlebihan atau gemuk mempunyai risiko yang lebih
untuk mendapat kencing manis. Seseorang yang memiliki faktor resiko diabetes adalah:
 Mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita diabetes
 Berusia lebih dari 45 tahun (MEDIKORA Vol. IX, No 1 Oktober 2012)
 Memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan trigliserida tinggi
 Pernah melahirkan bayi dengan berat badan > 4000 gr
Pencegahan Diabetes Melitus

Menurut Kushartanti (2005) yang dikutip oleh Nia Daniati (2008: 5) kegiatan untuk mencapai
program pencegahan penyakit pada penderita diabetes melitus yaitu :
 Diet yaitu menkonsumsi makanan yang berserat tinggi, rendah gula, dan banyak air putih.
 Olahraga yang teratur.
 Olahraga intermiten (1 – 3 – 1) untuk mengelola kadar glukosa darah dan memperbaiki propel
lipid. Perbandingan irama gerak 1 (anerob), 3 (aerob), dan 1 (anaerob)
 Stretching dan loosening untuk kelenturan sendi dan lancarnya aliran darah tepi.
 Meditasi dan Senam Pernafasan.
Olahraga yang dianjurkan untuk penderita diabetes adalah olahraga aerobic low impact dan rithmis
seperti senam, jogging, berenang dan naik sepeda. Porsi latihan juga harus diperhatikan, latihan yang
berlebihan akan merugikan kesehatan, sedangkan latihan yang terlalu sedikit tidak begitu
bermanfaat. Penentuan porsi latihan tersebut harus memperhatikan intensitas latihan, lama latihan
dan frekuensi latihan.
Terapi DM untuk lansia

Farmakologis :
 terapi insulin
 OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL
 Golongan Meglitinida dan Turunan Fenilalanin
 Golongan Sulfonilurea
 Golongan Biguanida : dosis tidak melebihi 1700 mg/hari
 Golongan Tiazolidindion (TZD)
 Golongan Inhibitor α-Glukosidase : dosis 150-600 mg/hari
 TERAPI KOMBINASI
Kombinasi yang umum adalah antara golongan sulfonilurea dengan biguanida.Pengalaman
menunjukkan bahwa kombinasi kedua golongan ini dapat efektif pada banyak penderita diabetes yang
sebelumnya tidak bermanfaat bila dipakai sendiri-sendiri.
TERAPI NON-FARMAKOLOGI
Pola makan pada lansia
Bagi lansia yang tinggal di rumah sendiri biasanya pola makannya kurang diperhatikan
karena sudah mulai pilih-pilih terhadap selera makan. Biasanya pola makannya kurang
terkontrol dengan baik. Disamping keluarga atau anak yang juga memiliki kesibukan
terhadap aktivitasnya sendiri juga karena terkadang lansia sering menolak bahkan
membantah jika saran yang diberikan anak terhadap pola makannya tidak sesuai yang
dikehendaki.
Ada juga pola makan lansia sudah baik ini ditunjukkan dengan makan secara teratur
sesuai jadwal yang telah ditentukan. Pola makan yang baik ini dipengaruhi adanya peran
petugas kesehatan dan keluarga dalam memberikan pendidikan dan bimbingan serta
pengawasan terhadap pola makan lansia sehingga makanan yang dikonsumsi dapat
memenuhi kebutuhan asupan gizi yang dibutuhkan tubuhnya. Adanya keteraturan dalam
penjadwalan setiap kegiatan termasuk jadwal makan maka akan mempermudah dalam
membentuk pola makan lansia semakin baik.
Namun, masih ada sebagian lansia yang memiliki pola makan yang kurang baik
seperti kurangnya dalam mengkonsumsi buah-buhan seperti apel, alpukat, pepaya, pisang,
jeruk dan lain-lain. Hal ini mungkin disebabkan karena selera makan buah yang rendah
seperti pada waktu masa mudanya berlanjut sampai usia tua. Selain itu, rendahnya
konsumsi makan terhadap disebabkan karena sudah banyak lansia yang tidak memiliki gigi
sehingga sulit untuk mengkonsumsi buah yang teksturnya masih agak keras. Mungkin bisa
memberikan dengan alternatif lain dalam bentu jus.
masih banyak juga lansia yang memiliki pola makan yang kurang baik yaitu tidak
minat untuk meminum susu minimal satu kali sehari serta minum suplemen vitamin dan
mineral bagi lansia yang sulit memenuhi kebutuhan gizi dari makanan alami. jika lansia
tidak minat untuk minum susu biasa sebaiknya mengkonsumsi produk susu fermentasi
seperti yoghurt dan keju yang tidak menimbulkan diare.
pembentukan pola makan yang baik juga diperlukan peran keluarganya dalam motivasi dan
kepercayaan diri lansia dalam menjalani hidupnya terutama dalam pola makannya. Motivasi dan
kepercayaan diri dalam lansia juga memegang peranan besar dalam membentuk perilaku sehat
pada lansia termasuk juga dalam hal pola makannya.

Olah raga untuk lansia


1. Latihan Aerobik : latihan olahraga untuk kesehatan jantung dan paru, berupa gerakan tubuh
secara umum seperti berjalan kaki
2. Latihan Kekuatan : angkat botol aqua dengan lengan, bangun-berdiri dari kursi
3. Latihan Kesimbangan dan Kelenturan : meningkatkan stabilitas, menurunkan risiko lansia
jatuh
DIET UNTUK LANSIA
Diet yang disarankan untuk pasien diabetes terutama yang mengandung indeks glikemik rendah.
Berikut ini tujuan diet bagi lansia :
Memberikan makanan sesuai kebutuhan
• Mempertahankan kadar gula darah sampai normal/ mendekati normal
• Mempertahankan berat badan menjadi normal
• Mencegah terjadinya kadar gula darah terlalu rendah
• Mengurangi/ mencegah komplikasi
Adapun prinsip diet bagi usia lanjut yaitu:
Prinsip diet penderita diabetes adalah 3J: Tepat Jenis, Tepat Jumlah, dan Tepat Waktu
Tepat Jenis = tepat pemilihan jenis makanan Contoh: Sumber karbohidrat dari karbohidrat kompleks
seperti gandum)
Tepat Jumlah = Kalori diperhitungkan sesuai dengan usia,berat badan, jenis kelamin, dan aktivitas.
Tepat Waktu = jam makan harus tertib dan rutin, contoh : 3 kali makan utama dan 3x makan selingan
agar gula darah tetap terkontrol.
Pola makan dalam islam

Hubungan manusia dengan dirinya, salah satunya yaitu makanan. Manusia perlu
makan untuk menjaga agar tubuhnya tetap melakukan segala proses fisiologis. Makanan
berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, yaitu ada yang berfungsi sebagai sumber
tenaga, pembangun, dan pelindung atau pengatur segala proses. Mereka menganggap
bahwa makanan yang ia makan merupakan sumber energi yang hanya mendatangkan
manfaat, namun tidak memperhatikan bahwa makanan dapat pula menjadi sumber bahaya
apabila makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan aturan yang ada atau sesuai syariat
agama. Seperti dalam firman Allah swt.
QS. ‘Abasa/80: 24. yang membahas betapa pentingnya memperhatikan makanan,
Terjemahnya:
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.
para ulama menyebutkan beberapa faedah dari perintah menutup bejana atau geribah, di
antaranya:
1. Menjaga (makanan dan minuman) dari setan, karena setan tidak dapat menyingkap tutup
bejana dan tidak dapat menguraikan ikatan geribah.
2. 2. Menjaganya dari wabah penyakit yang turun pada satu malam di setiap tahun.
3. 3. Menjaganya dari terkena kotoran.
4. 4. Menjaganya dari berbagai serangga,

Kata pola makan juga sering dihubungkan dengan istilah diet, karena diet merupakan
istilah yang memiliki makna yang sama yaitu dalam hal proses pemilihan makanan dan
pengaturan makanan yang dikonsumsi oleh tubuh. Berikut pengertian diet adalah pilihan
makanan yang lazim dimakan seseorang atau suatu populasi penduduk. Kemudian diet ada yang
seimbang dan adapula yang tidak seimbang sama halnya dengan pola makan. Diet seimbang
yaitu diet yang memberikan semua nutrient dalam jumlah yang memadai (tidak terlampau
banyak dan juga tidak terlalu sedikit) dan diet yang tidak seimbang adalah sebaliknya dari diet
yang seimbang, misalnya porsinya sedikit, nutrisinya sedikit dan mengonsumsinya hanya sekali
dalam sehari
Kesimpulan

Diabetes memang penyakit yang tidak bisa disembuhkan, namun dengan perawatan
yang baik, setiap penderita dapat menjalani kehidupannya secara normal. Caranya dengan
melakukan kontrol gula darah disertai diet dan olahraga yang teratur. Olahraga merupakan
salah satu pilar dalam mencegah dan mengendalikan diabetes melitus, karena olahraga
merupakan suatu kegiatan yang murah, mudah dan dapat dikerjakan setiap waktu serta aman
selama dipersiapkan dan dimonitor dengan baik, sehingga timbul perasaan sehat dan nyaman
pada penderita diabetes dan dapat meningkatkan kualitas hidup para penderita diabetes.
Olahraga bermanfaat untuk menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin,
sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Dengan rajin berolahraga ditambah
mengatur menu makanan serta mengontrol kadar gula darah secara teratur, komplikasi akibat
diabetes dapat dihindari. Dan juga pada kasus ini perlu pentingnya mengatur pola makan agar
diabetes tidak semakin berat. Dalam pandangan islam telah dipaparkan bahwa betapa
pentingnya memperhatikan makanan, yaitu mulai menjaga makanan dari kotoran, serangga,
wabah penyakit dan juga tidak disarankan makan secara berlebihan.
Saran

Disarankan agar ketika selagi muda dibiasakan pola makan baik agar ketika tua pun
pola makan sudah terjaga. Dan usahakan mengontrol gula darah, konsumsi obat, jaga
makan, dan olahraga yang teratur.
DAFTAR PUSTAKA

 Diabetes Federation International. IDF Diabetes Atlas Ninth Edition 2019 [Internet]. International
Diabetes Federation. 2019. 1 p. Available from: http://www.idf.org/aboutdiabetes/facts-figures
 Irawan D. Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 di Daerah Urban
Indonesia [Internet]. Universitas Indonesia. 2010. Available from: http://lib.ui.ac.id/file?
file=digital/20267101- T 28492-Prevalensi dan faktor-full text.pdf
 Sri Surini Pudjiastuti, SMPh, S.Pd & Budi Utomo, AMF, 2002, Fisioterapi Pada Lansia, EGC,
Jakarta
 https://www.geriatri.id/artikel/32/diet-sehat-untuk-lansia-dengan-diabetes
 Edwin Syarief (2011: 1). Pengertian Olahraga. Dalam http://edwinsyarief.blogspot.com
/2011/05/pengertian-olahraga.html
 Nanny Selamihardja dan I Gede Agung Yudana (2008). Diet dan Olahraga Bagi Penderita Diabetes.
http://klipingut.wordpress.com/2008/03/11
 Nia Daniati (2008). Pencegahan terhadap Jenis-Jenis Penderita Diabetes Melitus. Dalam
http://www.jurkesgi.com/niadm.htm
 http://repositori.uin-alauddin.ac.id/7742/1/MUSTIKA%20RAHAYU.pdf
 “POLA MAKAN MENURUT HADIS NABI SAW”

Anda mungkin juga menyukai