Anda di halaman 1dari 13

DIABETES MILITUS

KELOMPOK 1
ANDRI WIGUNA
IHSAN ADITYA S
KARNANDO R.I
DEFINISI
• Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah
akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002
dalam www.ilmukeperawatan.com).
PENYEBAB
• 1. Diabetes Melitus tipe 1 ( IDDM )
a. Faktor genetic
b. Faktor-faktor imunologi
c. Faktor lingkungan
2. Diabetes Melitus tipe 2 ( NIDDM )

• Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang
peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor resiko: a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65th
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
TANDA DAN GEJALA
• 1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
• 2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
• 3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
• 4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
• 5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
• 6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
• 7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
• 8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
• 9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
• 10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
PATOFISIOLOGI
• 1. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang mengakibatkan
naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200 mg/dl.
• 2. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang
menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan
endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.
• 3. Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.
• Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pola makan
dengan kadar gula darah pada penderita Diabetes mellitus.
• Metode dan Bahan
Desain penelitian ini adalah korelasional. Variabel bebas yaitu pola makan dan variabel
terikatnya yaitu kadar gula darah. Pengambilan sampel dilakukan di Puskesmas Tembok
Dukuh Surabaya dengan memakai teknik purposive sampling.
• Hasil
Hasil uji statistik Spearman Rho p=0,000 (α=0,05) menunjukkan bahwa H0 ditolak
sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara pola makan dengan kadar gula darah
pada penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Tembok Dukuh Surabaya.
• Kesimpulan
Pentingnya peran pengaturan pola makan pada penderita diabetes dalam pengendalian.
• Kata Kunci: pola makan; kadar gula; penyakit diabetes mellitus
ANALISIS JURNAL PICO 1
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KADAR GULA DARAH PADA
PENDERITA DIABETES MELLITUS
Susanti, Difran Nobel Bistara
No. Kriteria Jawab Pembenaran & Critical thinking
3. Comparison Tidak -

1. 4.
Problem/Populas Ya Dalam jurnal ini, populasi atau problem yang ditemukan yaitu Outcome Ya Dalam jurnal, Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
i pasien yang terdiagnosa diabetes mellitus hubungan pola makan dengan kadar gula darah pada
2.
Intervension Ya Dalam jurnal, Pengambilan sampel dilakukan di Puskesmas penderita Diabetes mellitus.
Tembok Dukuh Surabaya dengan menggunakan teknik Berdasarkan umur, hampir sebagian reponden berumur 46-55
purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan (38%), karena semakin tinggi umur semakin tinggi juga
kriteria tertentu (Notoatmodjo, 2010; Nursalam, 2013). keperluan asupan gizinya. Berdasarkan jenis kelamin, sebagian
Data dalam jurnal ini dibagi menjadi 2, yakni: besar responden berjenis kelamin perempuan (60%)
1. Data Umum, berisi 6 karakteristik berdasarkan: Umur, jenis dikarenakan perempuan lebih sering makan makanan manis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan perbulan dan seperti coklat, gula dan jajanan siap saji dibandingka laki-laki.
berat badan. Dilihat dari segi pendidikan sebagian besar responden
2. Data Khusus, berisi 2 karakteristik berdasarkan: Pola makan memiliki tingkat pendidikan SD (50%) sehingga pengetahuan
dan kadar gula darah. yang kurang tentang pengaturan pola makan dapat memicu
Data tersebut diperoleh dengan menggunakan lembar peningkatan kadar gula darah. Dilihat dari penghasilan per
kuesioner dan observasi. Skala pengumpulan data ordinal bulan, sebagian responden memiliki penghasilan sebesar Rp.
dengan uji statistik menggunakan korelasi Spearman Rank 1.500.000-2.000.000,-.
(Spearman Rho p=0,000 (α=0,05)). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar
Penelitian ini dilakukan 1 bulan yakni dari bulan Oktober - responden mengalami hiperglikemia (45%).
November 2017 Berdasarkan kriteria berat badannya hampir sebagian
responden memiliki kategori obesitas.
• Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pola makan dengan kadar gula darah pasien
diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja puskesmas Kota Makassar.
• Metode dan Bahan
Desain penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan studi cross-
sectional, dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di wilayah kerja Puskesmas Batua Raya dan
Bara-barayya.
• Hasil
Hasil yang diperoleh, pada asupan energi, karbohidrat, dan lemak bermakna dengan nilai
p<0,05, yaitu secara berturut-turut 0,012, 0,001, 0,028. Variabel asupan protein nilai p>0,05
yaitu 0,162.
• Kesimpulan
Jumlah beban glikemik makanan yang tidak baik berhubungan dengan tidak terkontrolnya
kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2
• Kata Kunci: pola makan, diabetes, gula darah.
ANALISIS JURNAL PICO 2
POLA MAKAN DENGAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE 2
Andi Mardhiyah Idris, Nurhaedar Jafar, Rahayu Indriasari
No. Kriteria Jawab Pembenaran & Critical thinking
3. Comparison Tidak -
1.
Problem/Populasi Ya Dalam jurnal ini, populasi atau problem yang ditemukan yaitu pasien yang
4. Outcome Ya Asupan energi, karbohidrat, dan lemak yang
terdiagnosa diabetes mellitus Populasi penelitian ini, yaitu rata-rata jumlah
kurang berhubungan dengan tidak
pasien yang berkunjung perbulan di Puskesmas Bara-baraya dan Puskesmas
terkontrolnya kadar gula darah pada pasien
Batua, yaitu 67 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dibetes
diabetes melitus tipe 2 sedangkan asupan
melitus tipe 2 di Puskesmas Batua Raya dan Puskesmas Bara-Baraya kota
protein tidak berhubungan dengan kadar gula
Makassar yang terpilih sebagai sampel dan bersedia diwawancarai yang
darah. Konsumsi jenis bahan makanan gula
berjumlah 46 orang.
2. dan hasil olahannya tidak berhubungan
Intervension Ya Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive
dengan kadar gula darah pasien diabetes
sampling. Instrumen penelitian yang dibutuhkan adalah kuesioner tentang
melitus tipe 2, sedangkan konsumsi sayuran
identitas dan karakteristik responden, formulir food recall 3x24 jam, saat
dan buah yang tidak baik berhubungan
pemeriksaan gula darah, food picture, program SPSS, nutrisurvey, tabel
dengan tidak terkontrolnya kadar guladarah
glikemik indeks, dan alat tulis menulis.
pada pasien diabetes melitus tipe 2. Jadwal
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data
makan pada pasien diabetes melitus tipe 2
primer meliputi identitas dan karakteristik responden (umur, jenis kelamin,
tidak berhubungan dengan kadar gula darah.
pekerjaan, pendidikan, dll), data food recall 3x24 jam, dan data hasil
Jumlah beban glikemik makanan yang tidak
pemeriksaan gula darah kapiler pasien. Sedangkan data sekunder diperoleh
baik berhubungan dengan tidak
dari data daftar nama pasien penderita DM tipe 2 yang memeriksakan diri,
terkontrolnya kadar gula darah pada pasien
gambaran umum Puskesmas Batua dan Puskesmas BaraBaraya. Analisis
diabetes melitus tipe 2.
data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji pearson chi
square dan uji fisher’s exact test.
• Tujuan
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik
dengan kejadian DM di RSU Provinsi NTB tahun 2013.Desain penelitian ini adalah
observasional analitik, dari segi waktu bersifat retrospektif study.
• Metode dan Bahan
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, sampel dalam penelitian
ini sebanyak 60 orang, dan tehnik pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner.
• Hasil
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil ada hubungan pola makan
dengan kejadian DM (p=0.02 < α=0.05) dan ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian DM
(p=0.009 < α=0.05)..
• Kesimpulan
Hasil Penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan gaya hidup (pola makan dan aktivitas
fisik) dengan kejadian DM di RSU Provinsi NTB tahun 2013.
• Kata Kunci: Pola Makan, Aktivitas Fisik, Diabetes Melitus.
ANALISIS JURNAL PICO 3
HUBUNGAN GAYA HIDUP (POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK) DENGAN
KEJADIAN DIABETES MELITUS DI RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NTB
Hamdan Hariawan, Akhmad Fathoni, Dewi Purnamawati
3. Comparison Ya Di Tabel 2 dalam jurnal, menunjukkan bahwa sebagian
No. Kriteria Jawab Pembenaran & Critical thinking
besar responden dikategorikan memiliki pola makan sehat
1. Problem/Pop Ya Dalam jurnal ini, Populasi nya adalah seluruh sejumlah 31 responden, tetapi pola makan pada pasien
diabetes melitus sebagian besar didapatkan memiliki pola
ulasi pasien rawat jalan yang terdiagnosis diabetes
makan tidak sehat dengan 19 responden. Sebagian besar
melitus lebih dari 10 tahun di Rumah Sakit responden juga memiliki aktivitas fisik yang rendah, baik
Umum Provinsi NTB dengan jumlah 60 responden secara keseluruhan yaitu sebanyak 34
responden, maupun responden dengan diabetes melitus
responden yang diambil dengan purposif
yaitu sebanyak 22 responden.
sampling. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan ada hubungan
antara pola makan dan aktivitas fisik dengan kejadian
diabetes melitus dengan nilai p = 0,02 (pola makan) dan p
= 0,009 (aktivitas fisik).
2. Intervension Ya Instrumen yang digunakan untuk variabel pola
Hasil ini membenarkan bahwa pola makan yang tidak
makan adalah instrumen yang disusun sendiri sehat merupakan bagian dari gaya hidup yang menjadi

oleh peneliti, sedangkan variabel aktivitas fisik faktor predisposisi terjadinya diabetes melitus. Pola makan
yang kurang baik dapat menimbulkan kegemukan yang
menggunakan kuesioner GPAQ (Global
dapat mengarah kepada obesitas sehingga
Physical Activity Questionnaire). mempredisposisi seseorang terhadap diabetes karena
diperlukan insulin dalam jumlah lebih besar untuk
pengaturan metabolisme pada orang kegemukan
dibandingkan dengan orang normal.
4. Outcome Ya Sebagian besar responden penderita diabetes
melitus tipe 2 memiliki riwayat pola makan tidak
sehat dan aktivitas fisik ringan. Kedua hal
tersebut menjadi bagian dari faktor resiko
terjadinya diabetes, khususnya pada responden
dengan riwayat keluarga penderita diabetes.
Sehingga disarankan kepada tenaga kesehatan
untuk lebih memperhatikan diet pasien DM
selama memberikan asuhan keperawatan dan
bagi penderita DM untuk mengontrol pola
makannya dan memaksimalkan aktifitas fisik.

Anda mungkin juga menyukai