Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI

Pokok Bahasan : Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi

Sub Pokok Bahasan : Pendidikan Bencana Tentang Gempa Bumi di Panti


Asuhan Ulil Albab Kotagede Yogyakarta

Hari / Tanggal : Sabtu 04 Desember 2021

Jam : 09.00 – Selesai

Waktu : 1 jam 10 menit

Sasaran : Semua santri yang berusia 11- 16 tahun

Tempat : Panti Asuhan Ulil Albab Kotagede Bantul Yogyakarta

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah di lakukan pendidikan bencana selama 1x30 menit diharapkan
santri dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana
gempa bumi
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan pendidikan bencana gempa bumi santri dapat
mengetahui:
a. Santri dapat mengetahui pengertian bencana
b. Santri dapat mengetahui jenis-jenis bencana
c. Santri dapat mengetahui pengertian kesiapsiagaan bencana
d. Santri dapat menegatahui parameter kesiapsiagaan bencana
e. Santri dapat mengetahui kesiapsiagaan sebelum bencana gempa bumi
f. Santri dapat mengetahui kesiapsiagaan saat bencana bencana gempa
bumi
g. Santri dapat mengetahui kesiapsiagaan pasca bencana gempa bumi
B. Materi
Terlampir

C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Media

1. Power Point

E. Kegiatan

No Waktu Kegiatan Pendidikan Respon


Bencana
1. 5 Menit Pembukaan :
a. Mengucapkan salam Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan dan Memperhatikan
prosedur
d. Meminta persetujuan
responden
e. Menyampaikan kontrak
waktu
2. 15 Menit Membagikan soal pre test Melakukan pre test
dalam bentuk kuesioner yang
akan di isi oleh Santri.
3. 30 Menit 1. Isi : Mendengarkan
a. Menjelaskan pengertian memperhatika
bencana n serta
b. Menjelaskan pengertian menanyakan
jenis-jenis bencana
c. Menjelaskan pengertian
kesiapsiagaan bencana
d. Menejelaskan
parameter
kesiapsiagaan bencana
gempa bumi
e. Menjelaskan
kesiapsiagaan sebelum
bencana gempa bumi
f. Menjelaskan
kesiapsiagaan saat
bencana gempa
bumi
g. Menjelaskan
kesiapsiagaan setelah
gempa bumi
2. Memberikan
kesempatan bertanya
3. Menjawab pertanyaan
4. 15 Menit Memberikan soal post test Melakukan pos
test t
5. 5 Menit 1. Penutup Mendengarkan dan
a.Memberikan kesimpulan memperhatikan

F. Evaluasi Kegiatan
1. Santri dapat menjelaskankembali pengertian bencana
2. Santri dapat menjelaskan kembali jenis-jenis bencana
3. Santri dapat menjelaskan kembali pengertian kesiapsiagaan bencana
4. Santri dapat menjelaskan parameter kesiapsiagaan bencana
5. Santri dapat menjelaskan kembali kesiapsiagaan sebelum bencana gempa
bumi
6. Santri dapat menjelaskan kembali kesiapsiagaan saat bencana bencana
gempa bumi
7. Santri dapat menjelaskan kembali kesiapsiagaan pasca bencana bencana
gempa bumi

G. Sumber
Adiyoso, W.2018. Manajemen Bencana, Pengantar dan Isu-isu Strategis.
Jakarta : Bumi Aksara

BNPB. 2017. Buku Pedoman Latihan Kesiapsiagaan Bencana Membangun


Kesadaran, Kewaspadaan Dan Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi
Bencana, Jakarta (2017). Tersedia dalam
https://siaga.bnpb.go.id/hkb/pocontentent/uploads/documents (diakses
pada 15 November 2021 Jam 19:21)

BNPB. 2017. Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana.


Jakarta:Graha. Tersedia dalam https://siaga.bnpb.go.id (diakses pada 15
November 2021 Jam 20:11)

BNPB. 2017. Buku Pendidikan Tangguh Bencana. Jakarta:Graha. Tersedia


dalam https://bnpb.go.id/publikasi/buku-data-
bencana&sa=U&ved=2ahUKEwisjlra0uXIAhVCN48KHcpWD9UQFjAKe
gQBR
AB&usg=AOvVaw3TVtqcSI5uczzJzsjYy-kl (diakses pada 16 November
2021 Jam 20:32)
Republik Indonesia. (2007). Undang-undangno. 24 tahun 2007
tentangpenanggulangan bencana. LembaranNegara RI Tahun 2007, No.
66.Sekretariat Negara. Jakarta.
https://www.bnpb.go.id/ppid/file/UU_24_2007.pdf

MATERI

KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI


A. Pengertian Bencana

Menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, bencana adalah


peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana merupakan
pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan
kemampuan yang dipicu oleh suatu kejadian (UU RI No.14 Th 2007).

B. Jenis-Jenis Bencana

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2017), jenis-jenis


bencana antara lain:

1. Gempa bumi merupakan peristiwa pelepasan energi yang


menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam bumi secara
tiba-tiba. Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa
dirambatkan ke seluruh bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran
tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan
sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat
memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah
lainnya yang merusak permukiman penduduk. Gempa bumi juga
menyebabkan bencana ikutan berupa , kecelakaan industri dan
transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul
penahan lainnya.

2. Tsunami diartikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang


yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan
impulsif tersebut bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik atau
longsoran. Kecepatan tsunami yang naik ke daratan (run-up) berkurang
menjadi sekitar 25-100 Km/jam dan ketinggian air.
3. Letusan gunung Berapi adalah merupakan bagian dari aktivitas
vulkanik yang dikenal dengan istilah "erupsi". Hampir semua kegiatan
gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan
dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan
tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan
material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma akan
mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahanrekahan
mendekati permukaan bumi. Setiap gunung api memiliki karakteristik
tersendiri jika ditinjau dari jenis muntahan atau produk yang
dihasilkannya. Akan tetapi apapun jenis produk tersebut kegiatan
letusan gunung api tetap membawa bencana bagi kehidupan. Bahaya
letusan gunung api memiliki resiko merusak dan mematikan.

4. Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah


atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar
lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun
lereng tersebut. Tanah longsor terjadi karena ada gangguan kestabilan
pada tanah/batuan penyusun lereng.

5. Banjir dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air


dalam jumlah yang begitu besar. Sedangkan banjir bandang adalah
banjir yang datang secara tiba-tiba yang disebabkan oleh karena
tersumbatnya sungai maupun karena pengundulan hutan disepanjang
sungai sehingga merusak rumah-rumah penduduk maupun
menimbulkan korban jiwa.

6. Kekeringan adalah hubungan antara ketersediaan air yang jauh


dibawah kebutuhan air baik untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan
ekonomi dan lingkungan.

7. Angin topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin


120 km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis diantara
garis balik utara dan selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat
berdekatan dengan khatulistiwa. Angin topan disebabkan oleh
perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca. Angin paling kencang
yang terjadi di daerah tropis ini umumnya berpusar dengan radius
ratusan kilometer di sekitar daerah sistem tekanan rendah yang ekstrem
dengan kecepatan sekitar 20 Km/jam. Di Indonesia dikenal dengan
sebutan angin badai.

8. Gelombang pasang adalah gelombang air laut yang melebihi batas


normal dan dapat menimbulkan bahaya baik di lautan, maupun di darat
terutama daerah pinggir pantai. Umumnya gelombang pasang terjadi
karena adanya angin kencang atau topan, perubahan cuaca yang sangat
cepat, dan karena ada pengaruh dari gravitasi bulan maupun matahari.
Kecepatan gelombang pasang sekitar 10-100 Km/jam. Gelombang
pasang sangat berbahaya bagi kapal-kapal yang sedang berlayar pada
suatu wilayah yang dapat menenggelamkan kapal-kapal tersebut. Jika
terjadi gelombang pasang di laut akan menyebabkan tersapunya daerah
pinggir pantai atau disebut dengan abrasi.
9. Kegagalan teknologi adalah semua kejadian bencana yang
diakibatkan oleh kesalahan desain, pengoperasian, kelalaian dan
kesengajaan manusia dalam penggunaan teknologi atau industri.

10. Kebakaran adalah situasi dimana suatu tempat atau lahan atau
bangunan dilanda api serta hasilnya menimbulkan kerugian. Sedangkan
lahan dan hutan adalah keadaan dimana lahan dan hutan dilanda api
sehingga mengakibatkan kerusakan lahan dan hutan serta hasil-hasilnya
dan menimbulkan kerugian.

11. Kerusuhan atau Konflik Sosial adalah suatu kondisi dimana terjadi
huru-hara atau kerusuhan atau perang atau keadaan yang tidak aman di
suatu daerah tertentu yang melibatkan lapisan masyarakat, golongan,
suku, ataupun organisasi tertentu.

12. Epidemi, Wabah dan Kejadian Luar Biasa merupakan ancaman


yang diakibatkan oleh menyebarnya penyakit menular yang berjangkit
di suatu daerah tertentu. Pada skala besar, epidemi atau wabah atau
Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat mengakibatkan meningkatnya jumlah
penderita penyakit dan korban jiwa. Beberapa wabah penyakit yang
pernah terjadi di Indonesia dan sampai sekarang masih harus terus
diwaspadai antara lain demam berdarah, malaria, flu burung, anthraks,
busung lapar dan HIV/AIDS. Wabah penyakit pada umumnya sangat
sulit dibatasi penyebarannya, sehingga kejadian yang pada awalnya
merupakan kejadian lokal dalam waktu singkat bisa menjadi bencana
nasional yang banyak menimbulkan korban jiwa. Kondisi lingkungan
yang buruk, perubahan iklim, makanan dan pola hidup masyarakat yang
salah merupakan beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya
bencana ini.

C. Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi

1. Pengertian kesiapsiagaan

Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan


untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna.(BNPB, 2017).

Kesiapsiagaan merupakan salah satu bagian dalam manajemen


bencana yang diartikan sebagai kesiapan masyarakat di semua lapisan
untuk mengenali ancaman yang ada di sekitarnya serta mempunyai
mekanisme dan cara untuk menghadapi bencana. Kesiapsiagaan
dilakukan pada tahapan pra-bencana yang bertujuan untuk membangun
dan mengembangkan kapasitas yang diperlukan untuk secara efektif
mampu mengelola segala macam keadaan kedaruratan dan
menjembatani masa transisi dari respon ke pemulihan yang
berkelanjutan.[ CITATION Den06 \l 1033 ].

2. Parameter kesiapsiagaan

Berdasarkan framework kesiapsiagaan terhadap bencana yang


dikembangkan oleh LIPI bekerjasama dengan Unesco/ISDR dalam
Deny Hidayati, dkk (2011:1), kesiapsiagaan dikelompokkan kedalam
lima parameter yaitu:

a. Sistem Pengetahuan dan sikap/ Knowledge and Attitude


Pengetahuan lebih banyak untuk mengukur pengetahuan dasar
mengenai bencana alam seperti ciriciri, gejala dan
penyebabnya. Pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat akan
mempengaruhi sikap dan kepedulian untuk siap dan siaga
mengantisipasi bencana.
b. Kebijakan dan Panduan
Merupakan upaya konkret untuk melaksanakan kegiatan siaga
bencana. Kebijakan dan panduan yang berpengaruh terhadap
kesiapsiagaan meliputi pendidikan publik, emergency planning,
sistem peringatan bencana, dan mobilisasi sumber daya,
termasuk pendanaan, organisasi pengelola, SDM dan fasilitas
penting untuk koordinasi darurat bencana.
c. Perencanaan kedaruratan/ Emergency Planning
Perencanaan kedaruratan lebih ingin mengetahui mengenai
tindakan apa yang telah dipersiapkan menghadapi bencana
alam. Rencana darurat terkait dengan evakuasi, pertolongan dan
penyelamatan agar koban bencana dapat diminimalkan.
d. Sistem peringatan/ Warning System
Sistem peringatan di sini adalah upaya yang terdapat di
masyarakat dalam mencegah korban akibat bencana dengan
cara tanda-tanda peringatan yang ada. Parameter WS meliputi
tanda peringatan dan distribusi informasi akan terjadinya
bencana. Berkaitan hal tersebut, diperlukan latihan dan simulasi
apa yang harus dilakukan apabila mendengar peringatan,
kemana dan bagaimana harus menyelamatkan diri dalamm
waktu tertentu sesuai dengan lokasi dimana masyarakat sedang
berada saat terjadi bencana.
e. Mobilisasi sumberdaya
Mobilisasi sumber daya lebih kepada potensi dan peningkatan
sumber daya di masyarakat seperti melalui keterampilan-
keterampilan yang diikuti, dana, prasarana dan sarana dan
lainnya.

3. Pra Bencana Gempa Bumi

a. Menyiapkan rencana untuk penyelamatan diri apabila gempa bumi


terjadi.
b. Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi
reruntuhan saat gempa bumi, seperti merunduk, perlindungan terhadap
kepala, berpegangan ataupun dengan bersembunyi di bawah meja.
c. Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar,
dan persediaan obat-obatan.
d. Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan seputar
penggunaan lahan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Membangun
konstruksi rumah yang tahan terhadap guncangan gempa bumi dengan
fondasi yang kuat.
e. Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan seputar
penggunaan lahan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

4. Saat Bencana Gempa Bumi

a. Ketika di dalam bangunan, seperti rumah, sekolah ataupun


bangunan bertingkat yang dilakukan adalah :
1) Guncangan akan terasa beberapa saat. Selama jangka
waktu itu, upayakan keselamatan diri Anda dengan cara
berlindung di bawah meja untuk menghindari dari
benda-benda yang mungkin jatuh dan jendela kaca.
Lindungi kepala dengan bantal atau helm, atau
berdirilah di bawah pintu. Bila sudah terasa aman,
segera lari keluar rumah.
2) Jika sedang memasak, segera matikan kompor serta
mencabut dan mematikan semua peralatan yang
menggunakan listrik untuk mencegah terjadinya
kebakaran.
3) Kenali bagian bangunan yang memiliki struktur kuat,
seperti pada sudut bangunan.
4) Apabila Anda berada di dalam bangunan yang memiliki
petugas keamanan, ikuti instruksi evakuasi. Bila keluar
rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca, genteng,
atau material lain.
5) Tetap lindungi kepala dan segera menuju ke lapangan
terbuka, jangan berdiri dekat tiang, pohon, atau sumber
listrik atau gedung yang mungkin roboh.
6) Jangan gunakan lift apabila sudah terasa guncangan.
Gunakan tangga darurat untuk evakuasi keluar
bangunan. Apabila sudah di dalam elevator, tekan
semua tombol atau gunakan interphone untuk panggilan
kepada pengelola bangunan.
b. Ketika di dalam mobil yang harus dilakukan adalah :
1) Saat terjadi gempa bumi besar, Anda akan kehilangan
kontrol terhadap mobil.
2) Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil Anda di kiri
bahu jalan dan berhentilah.
3) Di dalam mobil: Ikuti instruksi dari petugas berwenang
dengan memerhatikan lingkungan sekitar atau melalui
alat komunikasi lainnya seperti radio atau gawai.
5. Pasca Bencana Gempa Bumi
Yang harus dilakukan setelah terjadinya gempa bumi adalah :
a. Tetap waspada terhadap gempa bumi susulan.
b. Ketika berada di dalam bangunan, evakuasi diri Anda
setelah gempa bumi berhenti. Perhatikan reruntuhan
maupun benda-benda yang membahayakan pada saat
evakuasi.
c. Jika berada di dalam rumah, tetap berada di bawah meja
yang kuat.
d. Periksa keberadaan api dan potensi terjadinya bencana
kebakaran.
e. Berdirilah di tempat terbuka jauh dari gedung dan instalasi
listrik dan air.
f. Apabila di luar bangunan dengan tebing di sekeliling,
hindari daerah yang rawan longsor.
g. Jika di dalam mobil, berhentilah tetapi tetap berada di
dalam mobil. Hindari berhenti di bawah atau di atas
jembatan atau rambu-rambu lalu lintas.(BNPB, 2017).

Anda mungkin juga menyukai