Anda di halaman 1dari 6

Kasus 1

1.Tingkat pengetahuan ibu tentang santing terhadap Upaya pemenuhan kebutuhan status gizi
pada balita.

2. Pengetahuan ibu tentang stanting terhadap Upaya pemenuhan gizi pada balita.

3. Apakah berpengaruh pengetahuan ibu tentang stanting terhadap Upaya pemenuhan


kebutuhan gizi pada balita.

Kasus 2

1.-Faktor usiaterhadap terjadinya resiko hipertensi.

-pola gaya hidup terhadap terjadinya resiko hipertensi.

2. Justivikasi

Data Joint National Committee on Prevention Detection, Evaluation and Treatment


on High Blood Pressure Seven mengungkap, penderita hipertensi di seluruh dunia
mendekati angka 1 miliar. Artinya, 1 dari 4 orang dewasa menderita tekanan darah
tinggi. Lebih dari separuh atau sekitar 600 juta penderita terbesar di negara
berkembang, termasuk Indonesia. Angka ini menunjukkan hipertensi bukan hanya
masalah negara- negara maju. Kejadian hipertensi di Indonesia cukup tinggi. Salah
satu peneliti dari Semarang diperoleh 1,8–28,6% penduduk berusia diatas 20 tahun
menderita hipertensi (Sutomo, 2009).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Kerpangan Dusun Kyai


Hasan pada tanggal 29 Maret 2013, didapatkan jumlah penderita tekanan darah
(hipertensi) di RT 08 RW 05 sebanyak 21 penderita. Penyakit tekanan darah tinggi
dikenal juga dapat menyerang berbagai kelompok umur dan kelompok social-
ekonomi. Namun lebih banyak ditemukan pada usia lanjut yang merupakan salah
satu faktor resikonya. Dengan bertambahnya usia, kemungkinan seseorang penderita
hipertensi juga semakin besar. Pengaruh usia terhadap kemunculan stress sering juga
terjadi. Pola makan dan aktivitas yang tidak seimbang juga memiliki konstribusi
yang besar penyebab hipertensi. Kebiasaan merokok, minum alcohol dan kurang
olahraga dapat pula mempengaruhi peningkatan tekanan darah. Berat badan berlebih
apalagi penderita obesitas akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi
disbanding dengan mereka yang mempunyai berat badan normal (Astik a, 2015).
Kronologis

Penatalaksanaan

Untuk menjaga dan mengatasi hipertensi dengan dua cara, yaitu farmakologi dan
non farmakologi. Penatalaksanaan farmakologi yaitu dengan diuretic, beta-blocker,
dan calcium channel blockers. Obat-obatan tersebut digunakan untuk mengontrol
tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar
pembuluh darah. Sedangkan non farmakologi yaitu dengan diet rendah garam,
menghindari stress, mengubah gaya hidup dan atur pola makan. Penderita harus
mengontrol dan mengatur pola makan sehari-hari yang baik dan seimbang. Asupan
kalium juga ditingkatkan. Makanan yang mengandung tinggi kalium adalah buah-
buahan dan sayuran. Sedangkan buah yang mengandung kalium tinggi adalah sirsak.
Selain buahnya, daun sirsak juga mempunyai kandungan kalium. Khasiat daun
sirsak dapat memperlancar peredaran darah sehingga baik untuk penderita
hipertensi. Daun sirsak tentunya alami dapat mengatasi hipertensi tanpa efek
samping (Johnad, 2015).

3. tujuan penelitian tersebut untuk meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi dan


mengurangi angka terjadinya hipertensi dan mengubah pola hidup sehat untuk
mengurangi resiko terjadinya hipertensi.

4. Kuantitatif

kuantitatif adalah metode penelitian yang berfokus pada numerik atau angka dalam
sebuah penelitian. Teknik ini menggunakan data statistik, data hasil survei
responden, dan lain sebagainya untuk mengolah data

Kualitatif

Metode penelitian kualitatif berfokus pada informasi yang sifatnya non numerik
(bukan angka). Metode ini lebih menekankan secara konseptual suatu permasalahan
penelitian.

Bacaan 2

1. Pengertian diabitus militus, macam macam atau tipe diabitus militus, gejala dan
terjadi diabitus militus, komplikasi dan penanganan diabitus militus.

2. Kerangka Konsep
3. Kuantitatif menggunakan analisis statistik yang melibatkan angka. Sedangkan
kualitatif mengacu pada deskripsi atau penjabaran sebuah fenomena. bedanya
penelitian kuantitatif dan kualitatif, yakni alur teori dan data. Penelitian
kuantitatif mengandalkan data lapangan untuk membuktikan kebenaran atau
keabsahan sebuah teori. Sedangkan penelitian kualitatif memakai teori yang
sudah ada sebagai data pendukung. Kemudian hasilnya akan dijadikan teori baru.
Data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif senantiasa berhubungan
dengan angka. Sementara data kualitatif mencakup narasi dan deskripsi.

4. Peran keluarga penderita diabitus militus dan kualitas hidup penderita diabitus
militus.

Bacaan 3

1.Dapat memberikan wawasan tentang pengetahuan gizi terutama pada gizi balita dan di
harapkan dapat mengurangi angka gizi buruk di Masyarakat.

2. kerangka konsep

3.definisi operasional

Abstrak

1. Tingkat Pendidikan pasien dan dukungan sosial

2. Instrumen kategori pendidikan (SD, SMP, SMA, S1, Dll)

Instrumen kategori dukungan sosial ( Keluarga, Teman, Dll)

Uji validitas

3.Kategori pendidikan, jenjang pendidikan yang telah di selesaikan oleh pasien

Kategori dukungan sosial, Tingkat dukungan yang di terima selama pengobatan.

4 kategori Pendidikan yang dapat di ukur berdasarkan Tingkat formal

Frekuensi dan jenis dukungan sosial yang diterima

5 variabel 1: Tingkat Pendidikan pasien

Skala nominal (SD = 1, SMP = 2, SMA = 3, S1 = 4)

Skor: Disesuaikan dengan kategori Pendidikan


Variabel 2: Dukungan Sosial

Skala: Ordinal (Sering = 3, Kadang kadang = 2, Jarang = 1 )

Skor : berdasarkan Tingkat frekuensi dukungan sosial

6 Analisis data

Coding, mengelompokan dan memeri kode pada data sesuai variable

Editing, meninjau dan memperbaiki data yang tidak lengkap

Skoring, memeberi skor pada setiap jawaban sesuai instrument

Tabulasi, menyusub data dalam table untuk analis data selanjutrnya

Variable bacaan 3

No Variable Definisi Alat ukur Cara ukur Nilai ukur


operasional

Status gizi Pertumbuhan Observasi ordinal 1. Sangat


anak yang (KMS) baik
diukur oleh
2. Baik
status
pemenuhan 3. Cukup.

gizi pada 4. kurang


anak
Kerangka konsep bacaan 3

Tingkat
pengetahuan ibu Status gizi balita
tentang pemberian
makanan

Pencegahan

-meningkatkan pengetahuan keluarga

-Peningkatan deteksi dini gizi

-meningkatan pemanfaatan pekarangan dan lahan


sekitarnya,

- peningkatan penganekaragaman menu keluarga


pemberdayaan masyarakat dengan revitalisasi Posyandu
dalam bentuk peningkatan peran serta tokoh
masyarakat, peningkatan pemberdayaan kader,
peningkatan konseling / penyuluhan, peningkatan
pelayanan 5 meja di Posyandu
Kerangka konsep bacaan 2

-Faktor internal Faktor eksternal


- Riwayat keluarga DM - Obesitas
- Umur - Aktifitas fisik
Diabetes melitus
- Tensi tinggi - Diet asupan makanan
- Kelainan profil lipid - - Konsumsi obat/insulin
Genetika

DM TIPE 1 DM TIPE 2

Kadar HbA1c

Peningkatan kadar HbA1c normal


HbA1c

HbA1c terkontrol
HbA1c tidak terkontrol

Komplikasi pada pasien :


- Stroke
- Kebutaan
- PJK (Penyakit Jantung
Koroner)
- Gagal ginjal kronik
- Selulitis (gangrene)

Anda mungkin juga menyukai