Anda di halaman 1dari 18

JOURNAL READING

“Assessment of glycemic control in patients with


type 2 diabetes mellitus treated with metformin-
sulfonylurea combination: Results of a multicenter,
cross-sectional, observational study in Korea.”
Pembimbing
dr. Achmad Fahron, Sp.PD
Disusun Oleh
TIAZ DINI UTAMI
Kepaniteraan klinik stase interna
Rsij cempaka putih
Fakultas kedokteran universitas muhammadiyah jakarta
2018
JOURNAL’S IDENTITY
• Assessment of glycemic control in patients with type 2

Title diabetes mellitus treated with metformin-sulfonylurea


combination: Results of a multicenter, cross-sectional,
observational study in Korea

Author • Sin Gon Kim, Jong Ryeal Hahm, Duk Kyu


Kim, Sung Rae Cho, Dong Seop Choi

Publisher • Journal of Diabetes Investigation

Publish Date •May, 2015


2
pendahuluan
2011 : 366.200.000 orang dengan diabetes (8,3% populasi dewasa).
2030 : 551.800.000 orang dengan diabetes (9,9% populasi dewasa).

2011 : 71.400.000 orang dengan diabetes.


2030 : 120.900.000 orang dengan diabetes.

Prevalensi 2010 : 3.300.000


Prevalensi 2030 : 4.300.000

ADA/EASD guidelines : perubahan gaya hidup → penggunaan metformin (Met) →


terapi tambahan (termasuk sulfonilurea [SU] dan terapi insulin).
metode
tujuan Waktu & responden
Menilai status terkini Tempat 5.628 pasien ♀ 2.529 , ♂ 3.099
 Diabetes tipe 2.
dari kontrol glikemik  April 2008-Februari
pada pasien dengan 2009  Terapi Met+SU >3 bulan.
diabetes tipe 2 yang   HbA1c diperiksa dalam 1 bulan
299 pusat di Korea
menerima Met+SU >3 terakhir.
bulan diukur dengan Desain
hemoglobin glikosilasi penelitian Kriteria ekslusi
(HbA1c) di Korea.  Berpartisipasi dalam penelitian
Multicenter, non- klinis lainnya.
interventional, cross-  Terapi insulin dalam 3 bulan.
sectional observational
 Agen hipoglikemik lainnya selain
study. SU+Met dalam 3 bulan terakhir.
Data → Komplikasi, komorbid, durasi, nilai HbA1c, GDP, Glukosa Plasma Puasa, terapi.

i: Ahli Endokrin
ii : Internis
Iii : Dokter layanan primer
5.628 pasien

1.457 (25,9%) : kombinasi dosis tetap Met+SU dalam satu pil.


41 (0,7%) : SU+ kombinasi dosis tetap Met+SU.
63 (1,1%) : Met+ kombinasi dosis tetap Met+SU
11 (0,2%) : SU+Met+ kombinasi dosis tetap Met+SU

5
hasil
hasil
8
9
Diskusi
• 1.524 (27,1%) dengan HbA1c <7%

• ¾ pasien dengan diabetes tipe 2 tidak terkontrol dengan baik walaupun diobati dengan
Met+SU.

• Usia muda dan komplikasi diabetes (retinopati, nefropati dan durasi diabetes) berkaitan dengan
penurunan kesempatan mencapai target HbA1c.

• Diabetes tipe 2 menjadi epidemik di Asia, ditandai dengan peningkatan cepat dalam periode
singkat, onset pada usia muda dan BMI yang lebih rendah.
Lee KU et al.(1995)
Penelitian cross-sectional di Korea mengenai prevalensi yang tinggi dari pasien di
RS dengan;
 CVD (7,8%)
 Stroke (8,4%)
 Retinopati (35,2%)
Rhee SY, Chon S, Kwon MK et al.
(2011)
Prevalensi yang tinggi dari;
 Hipertensi (43,2%)
 Dislipidemia (34,8%)
 Penyakit makrovaskular (10,8%)
 Penyakit mikrovaskular (16,7%)
Lim S, Kim DJ, Jeong IK
et al (2009)
Prevalensi yang tinggi dari komplikasi;
 Mikroalbuminuria (30,3%)
 Retinopati (38,3%)
 Nefropati (44,6%)
 CAD (8,7%)
 CVD (6,7%)
 PAD (3%)
Diskusi
Prevalensi komplikasi dan komorbid diabetes sejalan dengan penelitian-penelitian
sebelumnya.

Komplikasi :
Neuropati (22,5%), Retinopati (18,3%), Mikroalbuminuria (16,1%), Nefropati (44,6%), CVD
(11,5%) dan PAD (3%).

Komorbid :
Hipertensi (59,2%), TG tinggi (36,4%), LDL tinggi (33,2%), HDL rendah (33,2%).
Diskusi
• 72,9% pasien dengan Met+SU tidak mencapai target HbA1c ≤7 → regimen pengobatan saat ini
insufisien untuk mencapai target glikemik.

• Rata-rata HbA1c ; Ahli endokrin (7,6) , Internis (7,8), Pelayanan primer (8,1%).
• Studi sebelumnya : penurunan HbA1c → ahli endokrin (8,3%) vs Pelayanan Primer (8,7%).

Kurangnya intensifikasi obat pada pelayanan primer. Sehingga, resep yang sama antara pelayanan spesialis
dan pelayanan primer dibutuhkan dalam perbandingan ini.
Arai K et.al (2009) ;
 Pelayanan primer → HbA1c <6,5% (43,1%) dan <7% (62,7%)
 Spesialis → HbA1c <6,5% (36,2%) dan <7% (56,4%)
Keterbatasan Penelitian
 Bias di pemilihan rumah sakit.
 Desain cross-sectional; tidak memungkinkan follow up jangka panjang terkait
intensifikasi lanjut dari terapi antidiabetes.
 Pengukuran profil lipid dan pengukuran klinis lainnya dilakukan di lab/RS berbeda
sehingga ada variasi dalam pengukurannya.
 Tidak ada data mengenai pengukuran glukosa darah mandiri oleh pasien.
 Tidak ada data mengenai dosis masing-masing obat.
 Tidak ada data mengenai kepatuhan minum obat Met+SU dalam mengontrol glikemia.
Kesimpulan
Mayoritas pasien dengan diabetes tipe 2 di Korea memiliki kontrol glikemik yang tidak
adekuat, walaupun menerima terapi Met+SU. Intensifikasi dari antihiperglikemik dibutuhkan
untuk memastikan kontrol glikemik yang optimal dari pasien dengan diabetes tipe 2 di Korea.
Sehingga, penelitian longitudinal di masa mendatang dibutuhkan untuk menilai kontrol
glikemik di Korea pada berbagai durasi waktu setelah memulai/perawatan intensif.
Thank
you

Anda mungkin juga menyukai