Anda di halaman 1dari 11

EFEKTIVITAS CONTIUNUOUS GLUCOSE MONITORING (CGM) DALAM

MENCAPAI KONTROL GLIKEMIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS


(LITERATUR REVIEW)

Ni Putu Yuli Astari1), Ni Kadek Diah Purnamayanti2), Ni Nyoman Ari Ratnadi3)


1
Program Studi Ilmu Keperawatana, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng
Email: yuliastari99@gmail.com
2
Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng
Email: nikadek2019.stikes@gmail.com
3
Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng
Email: ariratnadi@gmail.com

ABSTRAK
Yuli Astari. 2021. Literature Rewiew Evektifitas Continuous Glucose Monitoring Dalam Mencapai
Kontrol Glikemik Pada Pasien Diabetes Mellitus. Skripsi, Program S1 Keperawatan, Sekolah
Tinggi Ilmu KesehatanBuleleng. Pembimbing (1) Ns. Ni Kadek Diah Purnamayanti, S.Kep. , M. Kep.
Pembimbing (2) Ni Nyoman Ari Ratnadi, S.Pd. , M.Pd

Latar belakang: Risiko ketidak stabilan kadar gula darah mengalami kenaikan dan penurunaan dari
rentang normal, terjadi karena ketidaktepatan pemantauan kadar gula darah. Efektivitas continuous
glucose monitoring (CGM) alat yang secara otomatis bekerja dengan mentranmisikan aliran data
glukosa secara terus menerus kepada pengguna dan memberikan peringatan pada pengguna, sistem ini
dapat menggunakan smartphone yang telah diberikan sensor untuk mendapatkan informasi pada
perkembangan kadar glukosa darah. Tujuan Penelitian: Tujuan umum dari literature review ini
adalah untuk mengetahui Efektivitas continuous Glucose Monitoring Mencapai Kontrol Glikemik
Pada Pasien Diabetes Mellitus. Metode: Metode yang digunakan dalam menulis literature review ini
yaitu menggunakan design study integrative review, seperti pencarian artikel dalam database jurnal
penelitian, pencarian melalui internet, tinjauan ulang artikel, search enggine yang digunakan meliputi
Google Scholar dan Science Direct. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian artikel internasional
(menggunakan bahasa inggris) pada database adalah dengan 6 kata kunci. Hasil: Artikel terakhir
digunakan dalam literature review ini sebanyak 10 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Secara
keseluruhan penelitian ini menemukan Efektivitas Continuous Glucose Monitoring Dalam Mencapai
Kontrol Glikemik.

Kata kunci: Diabetes Mellitus tipe 1 dan tipe 2, CGM, blood glucose, HbA1C, glycemic variability

ABSTRACT
Yuli Astari. 2021. Rewiew Literature the Effectiveness of Continuous Glucose Monitoring in
Achieving Glycemic Control in Diabetes Mellitus Patients. Thesis, S1 Nursing Program, Buleleng
College of Health Sciences. Advisor (1) Ns. Ni Kadek Diah Purnamayanti, S.Kep. , M. Kep. Advisors
(2) Ni Nyoman Ari Ratnadi, S.Pd. , M.Pd

Background:The risk of instability of blood sugar levels increases and decreases from the normal
range, due to inaccurate monitoring of blood sugar levels. The effectiveness of continuous glucose
monitoring (CGM), a tool that automatically works by transmitting a continuous stream of glucose
data to the user and giving warnings to the user, this system can use a smartphone that has been given
a sensor to get information on the development of blood glucose levels. Research Objectives: The
general objective of this literature review is to determine the effectiveness of continuous glucose
monitoring in achieving glycemic control in diabetes mellitus patients. Methods: The method used in
writing this literature review is to use an integrative review design study, such as searching for
articles in research journal databases, Internet searches, article reviews, search engines used include
Google Scholar and Science Direct. The keywords used in the search for international articles (using
English) in the database are 6 keywords. Results: The last articles used in this literature review were

1
10 articles that met the inclusion criteria. Overall, this study found the effectiveness of continuous
glucose monitoring in achieving glycemic control.

Keywords: Diabetes Mellitus type 1 and type 2, CGM, blood glucose, HbA1C, glycemic variability

PENDAHULUAN aktifitas fisik dan farmakologi. Sering


Diabetes mellitus adalah penyakit kelainaan melakukan aktifitas fisik dapat menjaga
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia metabolisme glukosa pada tubuh, dengan rutin
kronis serta kelainaan metabolisme berolahraga atau latihan jasmani yang cukup
karbohidrat, lemak dan protein diakibatkan dapat meningkatkan keaktifan pemakaian
oleh kelainaan sekresi insulin. Dalam jangka glukosa oleh otot sehingga kandungan glukosa
panjang hiperglikemia kronis menyebabkan dalam darah dapat berkurang.Salah satu
kerusakan fungsi beberapa organ tubuh parameter yang dapat dipercaya sebagai
khususnnya pada mata, ginjal, saraf, jantung indikator keberhasilan pengontrolan kadar gula
dan pembuluh darah Menurut (Kardika et al., darah adalah hemoglobin yang terglikosilasi
2018). Menurut World Health Organization (HbA1c) dapat digunakan sebagai suatu
(WHO, 2016), menjadi tantangan di seluruh indikator penilaian kontrol kadar glukosa darah
duni karena merupakan penyakit kronis dengan pada pasien diabetes dalam 2-3 bulan terakhir
berbagai morbiditas. Menurut International Menurut (Ardana & Nisa, 2017).
Diabetes Federation (IDF,2019), prevalensi Resiko ketidakstabilan kadar gula
penyakit diabetes mellitus dari tahun ketahun darah mungkin mengalami kenaikan atau
terus meningkat. Penderita diabetes mellitus di penurunaan dari rentang normal. Penyebab
dunia sebanyak 9,3% 463 juta orang, dan terjadinya ketidakstabilan kadar gula darah
diperkirakan pada tahun 2030 akan terus yaitu ketidak patuhan terhadap diet jenis,
meningkat hingga mencapai 578 juta orang dan jumblah, dan jam makandan kurangnnya
pada tahun 2045 mencapai 700 juta orang. Di melakukan aktifitas fisik. Ada beberapa faktor
Asia penderita diabetes mellitus mengalami resiko terjadinnya ketidakstabilan kada gula
peningkatan sebanyak 74% dimana pada tahun darah yaitu kurang terpapar informasi
2019 sebanyak 88 juta jiwa dan di perkirakan manajemen diabetes, ketidaktepatan
pada tahun 2030 sebanyak 155 juta orang. pemantauan kadar gula darah, kurang patuh
Indonesia berada di posisi ke 7 di dunia setelah terhadap rencana manajemen diabetes, dan
India, Cina dan Amerika Serikat dengan manajemen medikasi tidak terkontrol
prevalensi penderita diabetes mellitus Menurut(Jayaningrum, 2016).
sebanyak 10,7 juta orang. Penggunaan continuous glucose monitoring
Diabetes mellitus yang tidak dapat (CGM) keterlibatan yang kuat dari pihak
terkontrol dan yang tidak dapat diobati dapat pasien diabetes mellitus dalam melakukan
menyebabkan terjadinnya komplikasi, penggelolaan pengobatannya. Efektivitas
komplikasi utama yang timbul biasannya continuous glucose monitoring (CGM) secara
adalah serangan jantung, gagal gingal, stroke. signifikan berkolerasi dengan lamannya waktu
Komplikasi ini dapat menyerang setiap orang sensor yang digunakan, sensor glukosa yang
yang menderita diabetes mellitus tipe 1 atau digunakan dengan dua cara: dalam waktu
tipe 2. Selain berdampak pada tubuh penderita singkat untuk tujuan diagnosis (CGM
berupa komplikasi, diabetes mellitus juga professional atau glycemic holter) atau dalam
berdampak buruk dari sisi ekonomi, diabetes jangka waktu panjang (CGM pribadi),
mellitus meningkatkan beban ekonomi berupa continuous glucose monitoring (CGM) efektif
biaya medis yang tinggi dan diperkirakan pada pasien dibawah rejimen insulin intensif,
dalam 1 tahun dibutuhkan biaya pengobatan baik dengan pompa atau beberapa suntikan,
paling sedikit 20 juta dolar amerika untuk tidak ada perangkat CGM yang terbukti lebih
pembiayaan medis yang berhubungan langsung unggul dari yang lain. Durasi penggunaan
dengan penyakit diabetes mellitus serta biaya CGM oleh pasien tampaknnya penting untuk
ketidakmampuan serta kematian dini Menurut keefektifannya.Personal CGM pada awal nya
(Widyasari, 2017). harus dibarengi dengan pelatihan penggunaan
Penatalaksanan pasien diabetes mellitus data. Kurangnnya pelatihan dan pemilihan
dikenal 4 pilar penting dalam mengontrol tidak akan membuat CGM tidak efektif dan
perjalanaan penyakit dan komplikasi. Empat paling buruk meningkatkan risioko
pilar tersebut yaitu edukasi, terapi nutrisi,

2
hipoglikemia Menurut (Benhamou et al., yang diharapkan Menurut (Herrero,2020).
2017). Armalia (2020) menyebutkan continuous
glucose monitoring (CGM) adalah alat yang
METODE secara otomatis bekerja dengan mamasukan
Metode yang digunakan dalam literatur informasi kedalam aliran data glukosa secara
review ini menggunakan strategi secara terus menerus kepada pengguna. Dan
komprehensif, seperti pencarian artikel memberikan peringatan pada pengguna, dan
dalam database jurnal penelitian, pencarian peringatan pada sebuah alarm aktif kemudian
melalui internet, tinjauan ulang artikel. memasukan informasi kedalam data glukosa
Pencarian database yang digunakan numerik dalam penghitungan waktu nyata.
meliputi Google Scholar dan Science Sistem ini dapat disambungkan
Direct. Formalasi keyword yang digunakan kesmartphone yang telah diberikan sensor
dalam literature review ini adalah metode untuk mendapatkan informasi pada
boolean. Boolean operator (AND, OR dan perkembangan kadar glukosa pasien. CGM
NOT) yang digunakan untuk memperluas merupakan suatu sistem yang digunakan
atau menspesifikan pencarian, sehingga untuk dapat mengukur konsentrasi kadar gula
mempermudah dalam penetuan artikel atau darah melalui metrik untuk memanajemen
jurnal yang digunakan. Kata kunci dalam diabetes mellitus. Perangkat CGM ini
literature review ini disesuaikan dengan menggunakan elektroda platinum yang
Medical Subject Heading (MeSH) untuk digunakan pada jarum yang dimasukan
mencapai exhausted searching memperluas jaringan subkutan untuk menganalisis
hasil pencarian atau mengerucutkan hasil oksidasi glukosa, sensor CGM memberikan
temuan.Terdapat 10 artikel yang diperoleh data glukosa yang hampir terus menerus
dan dianalisis melalui analisis tujuan, memberikan hasil nilai kadar glukosa setiap 1
kesesuaian topik, metode penelitian yang sampai 5 menit. Sehingga dapat membantu
digunakan, ukuran sampel, etik penelitian, mengurangi kebutuhan SMBG dan dapat
hasil dari setiap artikel, serta keterbatasan meningkatkan informasi tentang fluktuasi
yang terjadi. yang mana CGM dapat mengatakan kejadian
hipoglikemia dan hiperglikemia.
HASIL DAN PEMBAHASAN Herrero (2020) menyebutkan CGM
banyak digunakan dalam pengelolaan
Hasil literatur dalam penelitian ini mandiri dengan penyakit diabetes yang tidak
disajikan dalam diagram alir PRISMA dapat diobati. Dengan cara kerjanya untuk
pada gambar 1. Adapun ringkasan menilai durasi optimal data CGM untuk satu
set metrik yang umum digunakan untuk
keseluruhan artikel disajikan dalam tabel 1.
menilai kualitas kontrol glikemik dan
Secara garis besar pembahasan yang varbilitas glikemik. Disease (2019)
didapat adalah CGM lebih efektif dalam menyatakan penggunaan CGM untuk
pengaturan klinis, sangat membantu tenaga mengukur varbilitas glukosa harian (GV) dan
medis dalam memonitoring glukosa darah. mengukur toleransi glukosa oral (OGTT).
CGM juga dapat meningkatkan kualitas Dengan cara kerja menggunakan perangkat
kontrol gula darah pada penderita diabetes. CGM yang digunakan diperut bagian bawah
dan mencatat nilai glukosa interstisial
subkutan setiap 5 menit selama periode 7
Continuous glucose monitoring (CGM hari. Avari (2019) menyebutkan penggunaan
Continuous Glucose Monitoring CGM untuk memantauan glukosa individu
(CGM) adalah untuk memudahkan dengan memanfaatkan data glukosa untuk
pemantauan yang dilakukan dapat meminimalkan GV dan mengoptimalkan
mengontrol dengan baik. Data pemantauan pengelolaan diabetes mellitus tipe 1. Dengan
glukosa berkelanjut (CGM) banyak cara kerja menggunakan CGM sensor dengan
dilakukan dalam pengelolaan mandiri alat ukur yang digunakan dapat menampilkan
penyakit diabetes mellitus yang tidak dapat ukuran dan tren glukosa secara bersamaan
diobati Dan Untuk mencegah terjadinya sampai 8 jam. Lu (2020) menyatakan
penyakit kronik dan diperlukan kontrol penggunaan CGM dapat memberikan
glikemik yang baik. Diabetes mellitus bisa informasi dan menerima tentang profil
dikatakan terkendali bila kadar glukosa glukosa yang paling penting untuk
darah, lipid, dan HbA1C mencapai kadar memanajemen diabetes. Dengan cara kerja

3
CGM untuk menilai kontrol glikemik jangka fungsi pankreas yang sehat. Dalam
pendek dan TIR. Boucher (2020) kegawatdaruratan atau pencegahan kondisi
menyebutkan penggunaan CGM untuk darurat diabetes monitor gula darah secara
menyelidiki pemantauan glukosa kontinu berkala dapat dilakukan dengan CGM,
yang melihat secara berselang-seling penelitian menunjukkan bahwa CGM dapat
(isCGM) dan meningkatkan kontrol meningkatkan kualitas kontrol gula darah
glikemik. Cara kerja CGM dengan proses pada penderita diabetes. Pemeriksaan ini
sensor dan menggunakan filtur-filtur canggih dianggap penting sebab fluktuasi kadar
seperti panah tren untuk pengobatan. glukosa darah akan berubah setiap waktu
Oliver (2019) menyatakan penggunaan sehingga adanya frekuensi pemantauan
rtCGM dapat menghapus file yang glukosa darah yang lebih banyak akan
terhubungan antara HbA1C dan dapat membawa manfaat bagi pasien (Enggarwati
meningkatkan risiko hopoglikemia. Cara et al., 2020).
kerja rtCGM didapatkan alarm waktu nyata
yang untuk membantu meningkatkan kontrol
glikemik dan mengurangi paparan
hipoglikemia pada orang dewasa DM tipe 1.
Fabris (2020) menyebutkan CGM adalah
HbA1C yang menggunakan waktu CGM
dalam kisaran target (TIR). Cara kerja CGM
dengan sistem pemantauan glukosa darah
yang digunakan untuk menghitung eAb1C
setiap hari dari TIR. Presswala (2019)
menyatakan monitor glukosa kontinu yang
digunakan adalah abboot freestyle libre pro
(abboot labotaries).
Cara kerja perangkat CGM digunakan
dilengan atas pasien sesuai dengan petunjuk
perintah yang ada. Furushima (2020)
menyebutkan alat CGM yang menggunakan
freestyle libre. Cara kerja CGM dengan
menggunakan sensor glukosa subkutan
digunakan dibagian depan kaki bagian atas.
Kemudian pemancar dipasang untuk koneksi
melalui komunikasi nirkabel ke penerima
Sensor. Barua (2021) menyatakan
penggunaan CGM sebagian besar telah
digunakan pada orang dewasa dan anak-anak
dengan diabetes tipe 1 (T1D) dengan
individu yang menggunakan insulin untuk
diabetes tipe 2. Cara kerja CGM dengan
sensor yang digunakan dibagian jaringan
lemak bawah kulit untuk mendeteksi
konsentrasi glukosa pada tubuh setiap 5
menit.
Continuous glucose monitoring
(CGM) memiliki andil yang besar dalam
kondisi klinis pasien dengan diabetse melitus.
Ide-ide baru muncul tentang bagaimana
menggunakan data CGM secara lebih efektif
dalam pengaturan klinis, dan ini pada
gilirannya mungkin dapat mengubah cara
dokter bekerja sama dengan pasien
merekaContinuous glucose monitoring
(CGM) memberikan harapan baru bagi para
penyandang diabetes, sehingga dapat
menikmati hidup layaknya orang dengan

4
Gambar 1. PRISMA Flowchart Hasil
Penelusuran Literatur

5
Tabel 1. Rangkuman dan Sintesis Hasil Studi

No Author Judul Desain Penelitian Outcome Hasil

1 (Herrero, Robust deteremation D: penelitian deskriptif dari Glikemik metrik Penggunaan CGM
2020) of the optimal profil CGM partisipan pada 2 dalam rentang 70- adalah 4 minggu ata
Inggris continuous glucose kelompok penelitian RCT 180 mg/dL untuk menghitung m
monitoring length of S: pasien DM tipe 1 dengan glikemik dan kejadi
intervation to HbA1C antara 6,5-10%. hipoglikemia
evaluate long-term kelompok REPLACE BG: 226
glycaemic control orang dan ABC4D: 25 orang.
I: pengguna CGM lebih dari 4
minggu
V: Glikemik metrik
A: mengetahui waktu pengguna
CGM minimal untuk
memvalidasi capaian kontrol
glikemik dalam indikator
glikemik metrik
2 (Disease, Glucose variability D: penelitian the maastricht Glukosa oral 198 Penggunaan CGM m
2019) assessed with study dari kelompok observasi mg/dL. jam untuk memvalid
Belanda continuous glucose berbasis populasi penelitian kontrol glikemik dal
monitoring: cross-sectional. indikator glukosa or
reliability, reference S: pasien DM tipe 2 dengan
values and HbA1C 11,0 dan 3,1- 5,6% .
correlations with Dengan 851 orang.
established I: penggunaa CGM 24 jam.
glycaemic indices ‐ V: Glukosa oral.
The Maastricht Study A: Untuk mengetahui varbilitas
glukosa (GV) untuk kontrol
glikemik dalam indikator
glukosa oral.
3 (Avari, 2019) Glycemic Variability D: penelitian studi kelompok Varbilitas glikemik Penggunaan minima
Inggris and Hypoglycemic paralel acak dan terbuka. dengan nilai glukosa adalah 24 minggu at
Excursions With S: pasien DM 1 dengan batas 3,9 mmol/L – 7,8 untuk menghitung v
Continuous Glucose glukosa <3,0 mmol/L dan 3,9 mmol/L. glikemik dan kejadi
Monitoring mmol/L. hipoglikemia.
Compared to Kelompok
Intermittently rtCGM Dexcom G5: 20 orang
Scanned Continuous dan iscCGM Freesstyle Libre:
Glucose Monitoring 20 orang
in Adults With I: penggunaan CGM kurang
Highest Risk Type 1 lebih 24 minggu
Diabetes V: varbilitas glikemik
A: untuk mengetahui glukosa
kontinu waktu nyata dan
glukosa kontinu intermiten
untuk memvalidasi
hipoglekemia dalam indikator
varbilitas glikemik.

6
4 (Lu, 2020) Glycemic variability D: penelitian studi pendahuluan Koefensien variasi Penggunaan CGM a
modifies the S: pasien DM tipe 2 dengan glukosa (CV) bulan untuk menghi
relationship between glukosa antara 3,9 – 10,0 dengan koefensien variasi g
time in range and mmol/L dengan 2.559 orang CV <36% dan kejadian time in
hemoglobin A1c I: penggunaan CGM 3 bulan
estimated from V: koefensien variasi glukosa
continuous glucose (CV)
monitoring A: mengetahui time in ringe
(TIR) untuk memvalidasi
varbilitas glikemik dalam
indikator koefensien variasi
glukosa (CV)
5 (Boucher, Effect of 6 Months of D: penelitian studi acak indikator glukosa Penggunaan CGM a
2020) Flash Glucose S: pasien dengan DM tipe 1 kontinu intermiten bulan untuk mengh
Slendia baru Monitoring in Youth dengan HbA1C 9% (isCGM) dalam glukosa kontinu inte
With Type 1 Dengan 64 peserta rentang (isCGM) dan kejadi
Diabetes and High- I: penggunaan CGM 6 bulan 20,2 – 22,2 hipoglekemia.
Risk Control V: glukosa kontinu intermiten mmol/mol
(isCGM)
A: mengetahui waktu
penggunaan CGM untuk
memvalidasi capaian kontrol
glikemik dalam indikator
glukosa kontinu intermiten
(isCGM)
6 (Oliver, 2019) Continuous Glucose D: Penelitian DIAMON Kontrol glikemik 54 Penggunaan CGM
Spanyol Monitoring in People deskritif dari profil CGM mg/dL minggu untuk meng
With Type 1 kelompok penelitian RCT kontrol glikemik dan
Diabetes on S: pasien DM tipe 1 dengan hipoglikemia.
Multiple-Dose HbA1C 7,5 – 10 %
Injection Therapy: Kelompok
The Relationship DIAMOND : 158 orang
Between Glycemic HypoDE : 149 orang.
Control and I: penggunaan CGM minimal 2
Hypoglycemia minggu
V: kontrol glukosa.
A: mengetahui waktu pengguna
CGM minimal untuk
memvalidasi hipoglikemia
dalam indikator kontrol
glikemik
7 (Fabris, 2020) Estimation of D: penelian deskriptif dari profil Kontrol glikemik 63 Penggunaan CGM
Hemoglobin A1c CGM partisipan pada 2 mg/dL 9 bulan untuk meng
from Continuous kelompok penelitaian RCT kontrol glikemik dan
Glucose Monitoring S: pasien DM 1 dengan HbA1C glikasi hemoglobin
Data in Individuals 95%
with Type 1 Diabetes Kelompok
Closed-Loop trial (iDCL)
protokol 1= 125 orang dan
IDCL protokol 3= 168 orang
I: Penggunaan CGM kurang
lebih 9 bulan
V: kontrol glikemik
A: Mengetahui waktu
penggunaan CGM untuk
memvalidasi capaian kontrol
glikemik dalam indikator

7
Glikasi hemoglobin (HbA1C)

8 (Presswala, Continuous Glucose D: penelitian deskriptif dari Kontrol glikemik Penggunaan CGM
2019) Monitoring and profil CGM dalam rentang 75 – hari untuk menghitu
Glycemic Control in S: pasien DM tipe 2 dengan 405 mg/dL glikemik, kadar gluk
Patients With Type 2 HbA1C kurang lebih 9 g/dL rata dan kejadian hip
Diabetes Mellitus Dengan 80 orang dan hiperglikemia
and CKD I: penggunaan CGM selama 14
hari
V: kontrol glikemik
A: mengetahui waktu
penggunaan CGM untuk
memvalidasi mencapai kontrol
glikemik dalam indikator
glukosa rata-rata
9 (Furushima, Mean amplitude of D: penelitian observasional Varbilitas glikemik Penggunaan CGM k
2020) glycemic excursions prosfektif kurang lebih 180 48 jam untuk mengh
in septic patients and S: pasien DM tipe 1 dan 2 mg/dL varbilitas glikemik d
its association with dengan kadar glukosa darah hiperglikemia
outcomes: A antara 25-40
prospective mg/dL dengan 32 orang
observational study I: penggunaan CGM kurang lebi
using continuous 48 jam
glucose monitoring V: varbilitas glikemik
A: untuk mengetahui
penggunaan CGM dalam
capaian varbilitas glikemik
dalam indikator kadar glukosa
darah
10 (Barua, 2021) Dysglycemia in D: penelitian deskriptif dari Glukosa rata-rata Penggunaan CGM
adults at risk for or profil CGM dalam rentang 70 – lebih 14 hari untuk m
living with non- S: pasien DM tipe 2 dengan 180 mg/dL metrik dan varbilitas
insulin treated type 2 HbA1C 4 % dan 100 orang
diabetes : Insights I: penggunaan CGM selama 14
from continuous hari
glucose monitoring V: glukosa rata-rata
A: untuk mengetahui kegunaan
CGM untuk menilai glukosa
rata-rata dalam indikator
varbilitas glukosa

8
KESIMPULAN

Diabetes Mellitus (DM) merupakan kedalam jaringan subkutan untuk menyalakan


salah satu penyakit yang prevalensinya terus dan menganalisis oksidasi glukosa, sensor
menerus mengalami peningkatan di Dunia, baik CGM memberikan data glukosa yang hampir
di Negara maju ataupun di Negara berkembang. terus menerus memberikan hasil nilai kadar
Sehingga diabetes mellitus (DM) masalah glukosa setiap1 sampai 5 menit. Untuk
kesehatan atau penyakit global pada mencegah terjadinya penyakit kronik
masyarakat. Continuous Glucose Monitoring diperlukan kontrol glikemik yang baik.
(CGM) adalah alat yang secara otomatis Diabetes mellitus dikatakan terkendali bila
bekerja dengan mentranmisikan aliran data kadar glukosa darah, lipid, dan HbA1C.
glukosa secara terus menerus kepada pengguna.
Memberikan peringatan pada pengguna, dan UCAPAN TERIMAKASIH
peringatan pada sebuah alarm aktif kemudian di
mentransmisikan ke dalam data glukosa Ucapan terimakasih kepada
numerik dalam penghitungan waktu nyata, pembimbing literature review program studi
CGM merupakan suatu sistem yang digunakan keperawatan STIKes Buleleng karena telah
untuk dapat mengukur konsentrasi kadar gula memberikan bimbingan dan arahan sehingga
darah melalui metrik untuk manajemen literature review ini dapat selesai dengan tepat
diabetes mellitus. Perangkat CGM waktu. Terimakasih juga sehingga kami
menggunakan elektroda platinum yang mengetahui evidence based practice terkini
diendapkan pada jarum yang dimasukan yang dapat menjadi inspirasi inovasi layanan
keperawatan penyakit diabetes mellitus.

1
DAFTAR PUSTAKA

Ardana, P. I. wayan, & Nisa, B. K. (2017). Empat Pilar Penatalaksanaan Pasien Diabetes Mellitus
Tipe 2. 4(Dm), 8–12.
Armalia, N. (2020). continuous glucose monitoring system ( CGMS ) pada Penderita Diabetes
Mellitus. 3(2).
Avari, P. (2019). Glycemic Variability and Hypoglycemic Excursions With Continuous Glucose
Monitoring Compared to Intermittently Scanned Continuous Glucose Monitoring in Adults With
Highest Risk Type 1 Diabetes. https://doi.org/10.1177/1932296819867688
Barua, S. (2021). EClinicalMedicine Dysglycemia in adults at risk for or living with non-insulin
treated type 2 diabetes : Insights from continuous glucose monitoring. EClinicalMedicine, 35,
100853. https://doi.org/10.1016/j.eclinm.2021.100853
Benhamou, P., Catargi, B., Delenne, B., Guerci, B., Hanaire, H., Jeandidier, N., Leroy, R., Meyer, L.,
Penfornis, A., Radermecker, R., Renard, E., Riveline, J., Schaepelynck, P., Sulmont, V., Durain,
D., Mantovani, I., Riveline, J., & Francophone, S. (2017). Real-time continuous glucose
monitoring ( CGM ) integrated into the treatment of type 1. Diabetes Metabolism, 38, S67–S83.
https://doi.org/10.1016/S1262-3636(12)71538-0
Boucher, S. E. (2020). Effect of 6 Months of Flash Glucose Monitoring in Youth With Type 1
Diabetes and High-Risk Control : A Randomized Controlled. 1, 1–8.
https://doi.org/10.2337/dc20-0613
Disease. (2019). Glucose variability assessed with continuous glucose monitoring : reliability ,
reference values and correlations with established glycaemic indices ‐ The Maastricht Study . 1–
60. https://doi.org/10.1089/dia.2019.0385
Enggarwati, P., Dahlia, D., & Yona, S. (2020). Potensi Pelaksanaan Self Monitoring Blood Glucose
Pada Pasien Diabetes Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup dan Kontrol Glikemik. Jurnal
Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia, 10(02), 39–51. https://doi.org/10.33221/jiiki.v10i02.560
Fabris, C. (2020). Estimation of Hemoglobin A1c from Continuous Glucose Monitoring Data in
Individuals with Type 1 Diabetes: Is Time in Range All We Need. Diabetes Technology and
Therapeutics, 22(7), 501–508. https://doi.org/10.1089/dia.2020.0236
Furushima, N. (2020). Mean amplitude of glycemic excursions in septic patients and its association
with outcomes : A prospective observational study using continuous glucose monitoring.
Journal of Critical Care. https://doi.org/10.1016/j.jcrc.2020.08.021
Herrero, P. (2020). Full Title : Robust determination of the optimal continuous glucose monitoring
length of intervention to evaluate long-term glycaemic. 44(February), 19–22.
https://doi.org/10.1089/dia.2020.0387
Jayaningrum, F. (2016). Aktivitas Media Smart Book dalam Meningkatkan Pengetahuan Tentang
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus pada Pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Kedungmundu
Kota Semarang. Journal of Health Education, 1(2), 8–13.
Kardika, ida bagus wayan, Herawati, S., & Yasa, i wayan putu sutirta. (2018). preanlantik dan
interpretasii glukosa darah utuk diagnosis diabetes mellitus. 634.
Lu, J. (2020). Glycemic variability modifies the relationship between time in range and hemoglobin
A1c estimated from continuous glucose monitoring : A preliminary study. Diabetes Research
and Clinical Practice, 161, 108032. https://doi.org/10.1016/j.diabres.2020.108032
Mellitus, infodatin diabetes. (2020). Infodatin Diabetes-Melitus.
Oliver, N. (2019). Continuous Glucose Monitoring in People With Type 1 Diabetes on Multiple-Dose
Injection Therapy : The Relationship Between Glycemic Control and Hypoglycemia. 1–6.
https://doi.org/10.2337/dc19-0977/-/DC1.
Presswala, L. (2019). Continuous Glucose Monitoring and Glycemic Control in Patients With Type 2
Diabetes Mellitus and CKD. Kidney Medicine, 1(5), 281–287.
https://doi.org/10.1016/j.xkme.2019.07.006
WHO. (2016). diabetes Mellitus. 8–41.
Widyasari, N. (2017). HUBUNGAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN RISIKO DIABETES.
130–141. https://doi.org/10.20473/jbe.v5i1.

2
3

Anda mungkin juga menyukai