MUSKULOSKELETAL: FRAKTUR
Oleh :
2021
DAFTAR ISI
B. TUJUAN
C. MANFAAT
1. Definisi ........................................................................................................ 5
2. Etiologi ………………................................................................................ 6
3. Klasifikasi ………………………………………………………………… 7
4. Patofisiologi Fraktur ..................................................................................... 9
5. WOC.................................................. .......................................................... 10
6. Manifestasi Klinis ....................................................................................... 11
7. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................... 12
8. Komplikasi ................................................................................................... 12
9. Penatalaksanaan …………………………………………………………... 15
1. Pengkajian Keperawatan............................................................................ 16
2. Pemeriksaan Fisik ……. ........................................................................... 20
3. Pemeriksaan Sistem Muskuloskeletal …………………………………… 22
4. Diagnosa Keperawatan Yang Memungkinkan Muncul ............................ 23
5. Rencana Asuhan Keperawatan ................................................................. 25
6. Implementasi Keperawatan ...................................................................... 31
7. Evaluasi .................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA
ii
A. Latar Belakang Masalah
satu unsur sistem penegak dan penggerak. Tulang manusia dihubungkan dengan
yang lain melalui sambungan tulang atau persendian sehingga terbentuk kerangka
yang merupakan sistem lokomotif pasif, yang akan diatur oleh alat-alat lokomotif
Tulang manusia saling berhubungan satu dengan yang lain dalam berbagai
tulang ada 206 buah, yang terbagi dalam empat kategori ; tulang panjang
(misalnya femur, humerus dan klavikula), tulang pendek (misalnya tulang tarsia
dan karpia), tulang pipih ( misalnya tulang sternum dan skapula) dan tulang tidak
beraturan misalnya tulang panggul. Kehilangan fungsi utama dari tulang dapat
menyebabkan gangguan pada organ pada organ tubuh lain seperti risiko cedera
pada organ dalam bagian rongga toraks (jantung, paru dan sebagainya) atau
muskuloskeletal yang paling sering adalah fraktur (Lukman & Ningsih, 2011)
Fraktur adalah setiap retak atau patah tulang yang disebabkan oleh trauma,
tenaga fisik, kekuatan, sudut, keadaan tulang dan jaringan lunak disekitar tulang
yang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi disebut lengkap atau tidak
lengkap. Gangguan kesehatan yang banyak dijumpai dan menjadi salah satu
masalah dipusat pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia salah satunya adalah
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat pada tahun 2011-2012 terdapat 5,6
juta orang meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita fraktur akibat kecelakaan
1
2
yang disebabkan oleh cedera antara lain karena jatuh, kecelakaan lalulintas dan
fraktur sebanyak 1.775 orang (3,8%), dari 20.829 kasus kecelakaan lalulintas,
yang mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang (8,5%) dari 14.127 trauma benda
tajam/tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang (1,7%) (Kemenkes RI,
2013).
Menurut data WHO 2018 dalam (Putri Hayu Nandani, 2020), hambatan
mobilitas akibat gangguan sistem muskuloskeletal telah diderita 151 juta jiwa di
perbandingan penyakit sebesar 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita.
Prevalensi data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 menunjukkan,
Prevalensi penyakit sendi di Jawa Timur juga cukup tinggi hingga mencapai
salah satu, atau semua ekstermitas yang mandiri dan terarah (Komala Dewi, n.d.)
Atau penurunan kemampuan untuk berpindah ke satu tempat ke tempat yang lain
atau ke satu posisi ke posisi yang lain. Hambatan mobilitas fisik dapat di
pengaruhi oleh beberapa faktor Hambatan mobilitas fisik yang di akibatkan oleh
maupun psikososial pada lansia. Dampak fisik dari sistem muskuloskeletal yang
paling jelas terlihat pada gangguan hambatan mobilitas fisik berupa penurunan
psikososial dari hambatan mobilitas fisik yaitu respon emosional yang bervariasi
3
(frustasi dan penurunan harga diri, apatis, menarik diri, regresi, dan marah serta
latihan pergerakan sendi, dan terapi latihan otot (NIC, 2015) Terapi latihan otot
menggunakan latihan-latihan gerak tubuh, baik secara aktif maupun pasif, tujuan
dari terapi latihan adalah rehabilitasi untuk mengatasi gangguan fungsi dan gerak,
Nandani, 2020).
Selain itu manifestasi klinis dari fraktur adalah nyeri. Nyeri merupakan
perasaan yang tidak menyenangkan yang sering kali dialami oleh individu yang
atau dapat diartikan lain bahwa distraksi adalah suatu tindakan pengalihan
perhatian klien ke hal-hal diluar nyeri. Dengan demikian diharapkan, klien tidak
terfokus pada nyeri lagi dan dapat menurunkan kewaspadaan klien terhadap nyeri
menunjang nyeri. Teknik relaksasi terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
keperawatan adalah :
fraktur
fraktur
fraktur
pasien fraktur
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
pendahuluan.
mengenai Fraktur
3. Institusi Pendidikan
4. Bagi Mahasiswa
pasien fraktur.
1. Definisi
tulang. Jika terjadi fraktur, maka jaringan lunak di sekitarnya juga sering kali
tulang, tetapi tidak mampu menunjukkan otot atau ligamen yang robek, saraf
yang putus, atau pembuluh darah yang pecah sehingga dapat menjadi
patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Price,
2005).Patahan tersebut mungkin saja tidak lebih dari suatu retakan, biasanya
tulang tersebut tidak menembus kulit, hal ini disebut fraktur tertutup,
2. Etiologi
dianggap sebagai fraktur yang tidak sempurna sedangkan fraktur yang terjadi
pada semua tulang yang patah dikenal sebagai fraktur lengkap (Digiulio,
dibedakan menjadi:
a. Cedera traumatik
b. Fraktur patologik
mengakibatkan :
terkendali
menerus
7
3. Klasifikasi
terbuka. Fraktur tertutup memiliki kulit yang masih utuh diatas lokasi
cedera, sedangkan fraktur terbuka dicirikan oleh robeknya kulit diatas cedera
tulang. Kerusakan jaringan dapat sangat luas pada fraktur terbuka, yang
Menurut Wiarto (2017) fraktur dapat dibagi kedalam tiga jenis antara lain:
a. Fraktur tertutup
luka pada bagian luar permukaan kulit sehingga bagian tulang yang
b. Fraktur terbuka
lainnya.
8
c. Fraktur kompleksitas
Fraktur jenis ini terjadi pada dua keadaan yaitu pada bagian
dislokasi
a. Fraktur transversal
b. Fraktur kuminutif
c. Fraktur oblik
d. Fraktur segmental
e. Fraktur impaksi
f. Fraktur spiral
4. Patofisiologi
fraktur. Jika ambang fraktur suatu tulang hanya sedikit terlewati, maka
tulang mungkin hanya retak saja bukan patah. Jika gayanya sangat ekstrem,
terjadi fraktur, otot yang melekat pada ujung tulang dapat terganggu. Otot
Kelompok otot yang besar dapat menciptakan spasme yang kuat bahkan
dari tulang patah tetap pada tempatnya, namun bagian distal dapat bergeser
sudut), atau menimpa segmen tulang lain. Fragmen juga dapat berotasi atau
berpindah.
dari tulang yang patah juga terganggu sehingga dapat menyebabkan sering
lunak atau cedera pada tulang itu sendiri. Pada saluran sumsum (medula),
tulang.
10
5. WOC
FRAKTUR
Spesme Otot
Pendarahan Penekanan pada
kulit
Deformitas
Gang. Integritas Kulit
Resiko infeksi
Defisit Perawatan
Diri
6. Manifestasi Klinis
a. Deformitas
11
b. Pembengkakan
c. Memar
d. Spasme otot
e. Nyeri
Jika klien secara neurologis masih baik, nyeri akan selalu mengiringi
fraktur, intensitas dan keparahan dari nyeri akan berbeda pada masing-
dimobilisasi. Hal ini terjadi karena spasme otot, fragmen fraktur yang
f. Ketegangan
g. Kehilangan fungsi
Manifestasi ini terjadi karena gerakan dari bagian tengah tulang atau
i. Perubahan neurovaskular
12
atau kesemutan atau tidak teraba nadi pada daerah distal dari fraktur
j. Syok
7. Pemeriksaan Penunjang
vaskuler.
8. Komplikasi
lain
a. Cedera saraf
pucat dan tungkai klien yang sakit teraba dingin, ada perubahan pada
b. Sindroma kompartemen
dilapisi oleh jaringan fasia yang keras dan tidak elastis yang tidak akan
saja, tetapi paling sering terjadi di tungkai bawah atau lengan. Dapat
otot.
c. Kontraktur Volkman
tulang panjang seperti femur, tibia, tulang rusuk, fibula, dan panggul.
b. Nekrosis avaskular
terjadinya fraktur.
e. Malunion
kondisi yang tidak tepat sebagai akibat dari tarikan otot yang
e. Penyatuan terhambat
15
f. Non-union
tidak cukup dan tekanan yang tidak terkontrol pada lokasi fraktur.
9. Penatalaksanaan
patah tulang.
distal.
16
selama masa tertentu. Hal ini dilakukan pada patah tulang yang
fiksasi luar.
1. Pengkajian
a. Anamnesis
1) Identitas klien
2) Keluhan utama
Padila (2012) :
menusuk
sakit terjadi.
kemampuan fungsinya.
2012).
6) Riwayat psikososial
18
7) Pola-pola
c) Pola eliminasi
hal ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. Selain
simpatis.
e) Pola aktivitas
banyak dibantu oleh orang lain. Hal lain yang perlu dikaji adalah
(Padila, 2012).
1) Keadaan umum :
a) Pemeriksaan Local
lain:
c. Fistulae.
hyperpigmentasi.
2) Feel (palpasi)
21
pasif.
merokok.
P : ………………….
Q : ………………….
R : ………………….
S : ………………….
T : ………………….
9. Sirkulasi perifer : ………………….
10. Kompartemen Syndrome : Ya Tidak
:
11. Kulit : Ikterik Sianosis : Kemerahan : Hiperpigmen
12. Tugor : Baik Kurang Jelek
13. Luka operasi : Ada : Tidak
Tanggal Operasi : ………………….
Jenis Operasi : ………………….
Lokasi : ………………….
Keadaan : ………………….
Drain : Ada Tidak
: :
- Jumlah : ………………….
- Warna : ………………….
- Kondisi area sekitar insersi : ………………….
14. ROM : ………………….
15. POD : ………………….
16. Cardinal Sign : ………………….
17. Lain-lain :
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
3. Intervensi Keperawatan
2 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri / - Kaji tingkat mobilisasi. -Untuk menunjukkan tingkat
perubahan mobilitas pasien setiap
ketidak nyamanan, kerusakan musculoskeletal, terapi - Membantu/intruksikan
harinya
pembatasan aktifitas, penurunan kekuatan / tahanan. klien untuk latihan gerak
-Untuk melatih otot pasien agar
Tujuan : Klien dapat melakukan gerak dan ambulasi. aktif pesif pada tidak kaku
(NOC) : ekstremitas yang sakit
-Untuk mempermudah saat
- Joint movement : active maupun yang tidak sakit. melakukan tindakan
- Mobility level - Mendekatkan alat-alat
-Untuk mempercepat proses
- Self care : ADLs yang dibutuhkan klien.
pemulihan dari kondisi pasien
- Transfer performance - Membantu memenuhi
-Ahli fisioterapi diperlukan
Kriteria Hasil : kebutuhan klien.
dalam penangan dengan masalah
- Klien meningkat dalam aktivitas fisik - Kolaborasi dengan ahli gangguan mobilitas fisik,dimana
- Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas fisioterapi. penggunaan akat banntu sangat
diperlukan dalam memulihkan
- Memverbalisasikan kekuatan dalam
kondisi pasien
meningkatkan kekuatan dan kemampuan
berpindah
- Memperagakan penggunaan alat bantu untuk
mobilisasi (walker)
3 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan - Kaji kulit untuk luka Untuk mengetahui luas jaringan kulit
27
sirkulasi dan penurunan sensasi dibuktikan oleh - Melakukan masase. -Untuk merileksasikan otot atau sendi.
terdapat luka/ ulserasi, kelemahan, penurunan berat - Ubah posisi dengan -Untuk melatih gerakan sendi atau otot
badan, turgor kulit buruk, terdapat jaringan nekrotik sering. agar tidak kaku
Tujuan : Gangguan intregritas kulit teratasi - Ganti balutan sesuai -Untuk meningkatkan
penyembuhan luka agar tidak infeksi
NOC : indikasi
- Tissue intergrity : skin and mocous
membranes
- Wound healing : primary and secondary
intention
Kriteria Hasil :
- Ketebalan dan tekstur jaringan normal
- Menunjukkan pemahaman dalam proses
perbaikan kulit dan mencegah terjadinya
cedera berulang
Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka
4 Resiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh, - Pantau tanda-tanda vital - mengidentifikasi tanda-tanda
respon inflamasi tertekan, prosedur invasi dan jalur peradangan terutama bila suhu
- Lakukan perawatan luka
28
penusukan, luka/ kerusakan kulit, insisi pembedahan. dengan tehnik aseptik. tubuh meningkat.
Tujuan : infeksi tidak terjadi/ terkontrol - Lakukan perawatan - mengendalikan penyebaran
terhadap prosedur inpasif mikroorganisme pathogen.
Kriteria hasil :
seperti infuse, kateter, - untuk mengurangi resiko
- tidak ada tanda- tanda infeksi seperti pus
drainase luka, dll.. infeksi nosokomial
- luka bersih tidak lembab dan tidak kotor
- Jika di temukan tanda - penurunan Hb dan peningkatan
- tanda-tanda vital dalam batas normal atau dapat
infeksi kolaborasi untuk jumlah leukosit dari normal bias
ditoleransi
pemeriksaan darah, terjadi akibat terjadinya proses
seperti Hb dan leukosit. infeksi
- antibiotic mencegah
- Kolaborasi untuk
perkembangan mikroorganisme
pemberian antibiotic.
pathogen.
5 Defisit perawatan diri berhubungan dengan factor - Tentukan Untuk mengetahui kemampuan
kemampuan saat ini klien dalam melakukan
(kolaboratif): traksi atau gibs pada ekstrimitas
dan hambatan untu perawatan diri
.
partisipasi dalam -Untuk mempertahankan
Tujuan : Gangguan pemenuhan kebutuhan (ADL) kemampuan perawatan diri pada
perawatan diri.
dapat teratasi. pasien
- Ikut sertakan klien
29
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Black, J dan Hawks, J. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan. Dialih bahasakan oleh Nampira R. Jakarta: Salemba
Emban Patria.
DiGiulio Mary, Donna Jackson, Jim Keogh (2014), Keperawatan Medikal bedah, Ed.
I, Yogyakarta: Rapha publishing
Kalengkongan, D., Mandala, R., & Masala, I. (2020). Sistem Pakar Diagnosis
Gangguan Sistem Muskuloskeletal Menggunakan Metode Certainty Factor
Berbasis Android. Jurnal Ilmiah Realtech.
https://doi.org/10.52159/realtech.v16i2.137
Lukman dan Ningsih, Nurna. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika
Padila. 2012. Buku ajar: keperawatan medikal bedah. Yogyakarta : Nuha Medika
Pelawi, Awan, and Juni Sinarinta Purba. 2019. “Teknik Pemeriksaan Fraktur Wrist
47 Join Dengan Fraktur Sepertiga Medial Tertutup Instalasi.” Jurnal Radiologi
7 (1): 22–27.
Putri Hayu Nandani, D. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Lansia Yang Mengalami
Gangguan Aktivitas Dengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik.
Repository.
Wiarto, G. (2017). Nyeri Tulang dan Sendi. Gosyen Publisihing