JOURNAL IDENTITY
Title: Effect of low-protein diet on kidney function in
diabetic nephropathy: meta-analysis of randomised
controlled trials
Writers : Uru Nezu, Hiroshi Kamiyama, Yoshinobu Kondo, Mio
Sakuma, Takeshi Morimoto, Shinichiro Ueda
Published date : 25 April 2013
Published
by
:
British
Medical
Journal
BMJ
Open2013;3:e002934. doi:10.1136/bmjopen-2013-002934
Nefropati Diabetika
Nefropati adalah istilah kedokteran yang berarti
kerusakan atau penyakit pada ginjal.
Istilah yang sebelum digunakan adalah nefrosis.
Nefropati Diabetik
Perubahan renal yang disebabkan oleh diabetes mellitus
yang tidak dapat diperbaiki kembali, seperti
glomeruloskerosis dan fibrosis tubulointerstitial selalu
didahului oleh proses hipertropi pada bagian glomerulus
dan tubula proksimal.
Dari pengamatan terhadap manusia, subyek dengan
nefropati klinis diketahui mempunyai jumlah podosit
yang lebih sedikit per glomerulus, dibandingkan dengan
subyek yang tidak memiliki simtoma nefropati. Hal ini
lambat laun menginduksi perkembangan
glomerulosklerosis diabetik. Sebaliknya, hipertropi pada
podosit yang disebabkan oleh simtoma hiperglisemia
akan berakibat pada berkurangnya jumlah podosit pada
tiap glomerulus.
Nefropati diabetika
penyebab utama
penyakit ginjal stadium
akhir
memerlukan
terapi pergantian organ
ginjal
40% pasien
diabetes
mellitus
peningkatan resiko
mortalitas
kardiovaskular.
Nefropatidiabetika
Diperlambat dengan:
1. kontrol glikemik yang
optimal
2. kontrol tekanan darah
dengan blokade sistem reninangiotensin
penelitian-penelitian
acak dengan kelompok
kontrol (PAKK) yang
dilakukan sebelumnya
belum secara
konsisten
menunjukkan
manfaat dari DRP
meta-analisis yang
mempertimbangkan
berbagai jenis kepatuhan
diet antar penelitian
ditulis dalam
bahasa Inggris
Sumber Penelitian
1.
2.
3.
4.
PubMed, EMBASE,
Cochrane Library,
ClinicalTrials.gov,
International Standard Randomised
Controlled Trial Number (ISRCTN)
Register
5. University Hospital Medical Information
Network-Clinical Trials Registry (UMINCTR)
6. Google dan Google Scholar
1. tahun publikasi,
2. jumlah
pasien
dan
karakteristiknya
(usia,
jenis
kelamin, durasi DM, dan stadium
nefropati diabetika),
3. rincian diet yang diresepkan,
4. periode intervensi.
5. kepatuhan
pasien
dengan
menggabungkan data mengenai
intake protein aktual (g/kg/day,
g/day, mg/mg or energy per cent)
yang dievaluasi pada tiap-tiap
penelitian, kemudian menghitung
DRP terhadap rasio kontrol intake
protein aktual (RIPA).
OUTCOME SEKUNDER
Perubahan nilai mean:
proteinuria (gr/24 jam),
albuminuria (mg/24 jam,g/min),
nilai post-terapi HbA1c (%)
nilai post-terapi albumin serum.
nilai
digital
yang berbeda
akan
proteinuria
(mg/24
jam)
dan
albuminuria (g/24 jam) dikonversikan
menjadi skala yang sesuai dengan yang
diatas.
Hasil Pencarian
Karakteristik Penelitian
yang Disertakan
1. 779 pasien diabetes (209 T1DM and 555 T2DM) dari Jepang,
Meksiko, Perancis, Itali, Australia, Denmark, Belanda, Afrika Selatan,
Itali, dan AS.
2. Pasien penelitian merupakan pria dan wanita usia pertengahan,
kebanyakan mengalami obesitas atau overweight.
3.
4. Nilai mean durasi riwayat diabetes adalah 18 tahun. T1DM
sebanyak 6 penelitian dan T2DM sebanyak 5 penelitian. 2 penelitian
menyertakan baik pasien T1DM dan T2DM dan tidak menyediakan
informasi yang terpisah.
5. Stadium nefropati diabetika berkisar dari normoalbuminuria
hingga makroalbuminuria.
6. Nilai LFG baseline sebesar 76 ml/min/1.73 m dan rata-rata
HbA1c sebesar 8.3%.
Kelompok
Intervensi
Kelompok Kontrol
Efek DRP
pada Kontrol Glikemik
11 penelitian yang
menyediakan informasi yang
cukup, HbA1c agak menurun
secara signifikan setelah DRP
(0.26%, 95% KI0.35 hingga
0.18).
heterogenesitas di semua penelitian
(I2=0%, p<0.00001)
Analisa Subkelompok
dan Sensitivitas
Terdapat perbedaan signifikan pada
perubahan LFG antara subkelompok
berdasarkan stadium nefropati (p=0.03)
dan kepatuhan diet (p=0.006). Secara
khusus, LFG membaik pada subkelompok
makroalbuminuria dan subkelompok dari
kepatuhan diet yang baik (RIPA<0.9).
Tidak ada perbedaan yang signifikan
antara subkelompok BMI, jenis diabetes,
resiko keseluruhan akan bias dan
kepatuhan diet. Sedangkan untuk
perubahan pada proteinuria, terdapat
perbedaan yang signifikan antara
subkelompok BMI (p>0.0001), jenis
diabetes (p=0.002), stadium nefropati
(p=0.001) dan indeks pengukuran
proteinuria (p<0.00001). Tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara subkelompok
periode intervensi, resiko keseluruhan akan bias
dan kepatuhan diet. Nilai HbA1c post-terapi
tidak berbeda di semua subkelompok.
KELEBIHAN
1. jumlah artikel penelitian
berikut pasien yang
disertakan lebih besar dari
meta analisis manapun
yang pernah dilakukan
sebelumnya
2. kami melakukan suatu
pendekatan yang unik tetapi
beralasan untuk
meminimalkan bias
dengan
memperhitungkan
perbedaan kepatuhan
pasien akan terapi diet.
Kami mengusulkan RIPA
sebagai indeks umum yang
memungkinkan level
kepatuhan dapat
dibandingkan antara
penelitian
KEKURANGAN
1. bukti ilmiah yang
diperiksa untuk LFG
tidak berkualitas
tinggi menurut
pendekatan GRADE
V
S
2. stadium nefropati
yang tumpang
tindih pada
analisis
subkelompok
3. Ada informasi yang
hilang
KESIMPULAN
1. intervensi diet DRP memiliki pengaruh yang tak terlalu
menonjol tetapi signifikan dalam prognosis
perjalanan penyakit ginjal pada pasien dengan
nefropati diabetika, terutama ketika intervensi
dilakukan berkelanjutan dengan adanya kepatuhan
terapi dari pasien.
2. Efek samping dari diet rendah protein tidak begitu
tampak, seperti adanya perburukan kontrol glikemik dan
malnutrisi