PEMBAHASAN
1. KASUS
Tn. L usia 38 tahum dirawat dirumah sakit dengan keluhan:
Nyeri dada sebalah kiri seperti tertimpa beban berat, sklaa nyeri 6, wajah tampak
meringis, pucat, bibir tampak membiru, RR: 28x/menit, akral dingin, TD: 180/100
mmHg, T: 37,3, Pulse: 98x/menit, kalau berjalan terasa lelah dan sesak, tampak bengkak
di bagian kelopak mata, wajah tampak sembab, terdapat protein dalam urin, BB: 90 Kg,
terpasang kateter dengan urin 100ml/hari, terpasang infuse RL mikor dengan GTT
20x/menit.
2. PERTANYAAN KLINIS
Apa faktor resiko penyakit Gagal Ginjal Kronik ?
3. PICO
P : Tn. L usia 38 tahun
I : Faktor resiko penyakit Gagal Ginjal Kronik
C :-
O : Meningkatkan kualitas hidup pasien
Applicability
i. Dalam Diskusi
Mengidentifikasi hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Jurnal Ilmiah
Farmasi-UNSRAT untuk mengetahui faktor risiko pada Gagal Ginjal Kronik.
Faktor risikonya ialah pasien dengan riwayat hipertensi, riwayat asam urat,
riwayat diabetes militus, dengan lama menderita penyakit kurang lebih 10
tahun, penggunaan obat yang tidak teratur selama menderita riwayat penyakit
terdahulu, serta penggunaan obat penghilang nyeri. Faktor risiko lain terdapat
pada pola hidup pasien yang meliputi kebiasaan merokok, konsumsi daging,
konsumsi kopi, konsumsi kandungan garam tinggi, konsumsi gula berlebihan,
kurang tidur dan kurang olahraga.
ii. Karakteristik Klien
Usia responden
Jenis kelamin responden
Lamanya responden menderita Gagal Ginjal Kronik
iii. Fasilitas Biaya
Tidak dicantumkan jumlah biaya yang digunakan dalam kasus ini.
6. Diskusi (Membandingkan Jurnal dan Kasus)
Berdasarkan jurnal yang berjudul “FAKTOR RISIKO TERJADINYA GAGAL
GINJAL KRONIK DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO” pada tabel 3
menunjukkan faktor-faktor risiko penyakit Gagal Ginjal Kronik yang dibuktikan
bahwa selain adanya berbagai riwayat penyakit ada juga dibuktikan dengan pola
hidup pasien yang menimbulkan faktor seperti hipertensi yang menyebabkan
perubahan resistensi arteriol aferen dan terjadi penyempitan arteriol aferen akibat
perubahan struktur mikrovaskuler. Kondisi ini akan menyebabkan iskemik
glomerular dan mengaktivaasi respon inflamasi. Hasilnya, akan terjadi pelepasan
mediator inflamasi, endotelin dan aktivasi angiotensin II intrarenal. Kondisi ini akan
menyebabkan terjadi apoptosis, meningkatkan produksi matriks dan deposit pada
mikrovaskuler glomerulus dan terjadilah sklerosis glomerulus atau nefrosklerosis.
Selain itu dapat menimbulkan obstruksi pada pembuluh darah yang dapat memicu
terjadinya retensi urin yang menyebabkan adanya protein dalam urin. Apabila
pembuluh darah telah terjadi obstruksi dapat menurunkan curah jantung dan suplai
oksigen keseluruh organ tubuh yang lainnya. Dapat menimbulkan tanda gejala seperti
dikasus dimana akral menjadi dingin, wajah dan kelopak mata bengkak bahkan
mengalami sesak hingga mengalami nyeri. Penggunaan obat penghilang nyeri secara
berlebihan akan berhubungan dengan kerusakan ginjal atau nefropati. Nefropati
analgetik merupakkan kerusakan nefron akibat penggunaan analgetik. Penggunaan
obat untuk menghilangkan rasa nyeri dan menekan radang dengan mekanisme kerja
menekan sintesis prostaglandin. Akibat menghambat sintesis prostaglandin
menyebabkan vasokontriksi renal, menurunkan aliran darah ke ginjal, dan potensial
menimbulkan iskemia glomerular. Obat penghilang nyeri menyebabkan
nefrosklerosis yang berakibat iskemia glomerular sehingga menurunkan GFR yang
dalam waktu lama dapat menyebabkan gagal ginjal kronik.
BAB III
KESIMPULAN
Faktor risiko suatu penyakit ialah faktor-faktor yang diyakini meningkatkan risiko
timbulnya penyakit yang bersangkutan. Dalam usaha untuk mencegah suatu penyakit, maka
perlu untuk mempertimbangkan faktor risiko. Salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan
mempertimbangkan faktor risiko ialah penyakit Gagal Ginjal KronikBerdasarkan hasil penelitian
menunjukan bahwa faktor risiko terjadinya Gagal Ginjal Kronik pada pasien rawat inap di RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ialah pasien dengan riwayat penyakit hipertensi, riwayat asam
urat, riwayat diabetes melitus, dengan lama menderita riwayat penyakit ≥10 tahun, penggunaan
obat yang tidak teratur selama menderita riwayat penyakit dahulu, serta penggunaan obat
penghilang nyeri. Faktor risiko lain terdapat pada pola hidup pasien yang meliputi kebiasaan
merokok, konsumsi daging, konsumsi kopi, konsumsi kandungan garam tinggi, konsumsi gula
berlebihan, kurang tidur serta kurang olahraga.
DAFTAR PUSTAKA