Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S.

DENGAN
PANSITOPENIA DI RUANG RAWAT INAP
MAWAR RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

Yuyun Bella Ria Br Batubara


22091006

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
PEKANBARU 2022
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pansitopenia adalah kondisi hematologi yang ditandai dengan penurunan ketiga
sel darah tepi. Hal ini ditandai dengan hemoglobin kurang dari 11,5 g/Dl pada
wanita dan 13,5 g/dL pada pria, trombosit kurang dari 150.000 per mcL, dan
leukosit kurang dari 4000 per ml (atau jumlah neutrofil absolut kurang dari
1500 - 1800 per ml) (Chiravuri & Jesus, 2021). Leukopenia terutama terlihat
sebagai neutropenia karena neutrophil merupakan mayoritas leukosit
Pansitopenia bukanlah penyakit, tetapi manifestasi dari kondisi lain yang
mendasarinya. Hal ini terkait dengan beberapa kondisi jinak dan ganas.
Pansitopenia dapat disebabkan oleh penurunan produksi sel atau peningkatan
destruksi. Siapapun yang mengalami pansitopenia harus menjalani evaluasi
menyeluruh untuk mengidentifikasi etiologi yang mendasarinya (Chiravuri &
Jesus, 2021).
Dampak dari pensitopenia bagi penderita adalah adanya gangguan sirkulasi
darah dan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar. Pengobatan anemia aplastik
dengan TST maupun dengan penggunaan imunosupresan menimbulkan efek
jangka panjang pada pasien.
Pada RSUD Arifin Achmad ruangan rawat inap mawar jumlah pasien yang
dirawat dengan pansitopenia mulai 27 Juli hingga 31 Oktober 2022 adalah
sebanyak 7 pasien.
1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum


Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada Ny. S.L dengan
pansitopenia.

1.2.2 Tujuan Khusus


 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. S.L dengan pansitopenia.
 Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa dan rencana keperawatan pada Ny. S.L dengan
pansitopenia.
 Mahasiswa mampu menerapkan implementasi keperawatan pada Ny. S.L dengan
pansitopenia.
 Mahasiswa mampu mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan pada Ny. S.L
dengan pansitopenia.

1.3 Manfaat Penulisan


Agar mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada Ny. S.L dengan
pansitopenia.
TINJAUAN TEORI
2.1 Definis

Pansitopenia adalah kondisi hematologi dimana terjadi penurunan dari 3 sel darah
yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit. Pansitopenia ditandai dengan kadar hemoglobin
kurang dari 11,5g/dL pada wanita dan 13,5g/dL pada pria, trombosit kurang dari
150.000/mcL, dan leukosit kurang dari 4000/ml (atau hitung neutrophil absolut kurang dari
1500-1800/ml (Chiravuri & Jesus, 2021).

2.2 Etiologi
a.Penurunan Produksi (tipe sentral)
1. Defisiensi nutrisi
2.Kegagalan sumsum tulang yang disebabkan anemia aplastic karena infeksi.
3. Kurang konsumsu atau memiliki penyakit eating disorder dan alkoholik atau
malabsorbsi
4. Adanya penyakit keganasan sumsum tulang seperti lymphoma, leukemia multiple
myeloma atau karena metastasis ke sumsum tulang.
b.Peningkatan Destruksi (tipe perifer)
1. Kondisi autoimun seperti SLE, reumathoid arthritis
2. Splenic sequestration (darah terjebak dalam limpa) disebabkan sirosis hepar, HIV, TB,
dan malaria.
3. Hipersplenism
2.3 Patofisiologi
Patofisiologi dari anemia aplastik adalah autoimun yang diperantarai oleh aktivasi sel T
yang akan menyebabkan destruksi dari sel punca hematopoiesis. Supresi sumsum tulang dapat
juga disebabkan langsung oleh efek sitotoksik dari pengobatan seperti methotrexate,
antikonvulsi, dan agen kemoterapi.

2.4 Manisfestasi Klinis


Gejala dapat bervariasi, pansitopenia ringan dapat asimptomatik hingga dapat
mengancam nyawa pada pansitopenia berat. Pasien dapat datang dengan manifestasi dari
penurunan sel-sel darah. Pada anemia pasien dapat mengalami sesak , fatigue, nyeri dada.
Pasien dengan leukopenia dapat terjadi infeksi berupa ulserasi mulut, febris, dan sepsis atau
syok septik. Trombositopenia menyebabkan perdarahan pada kulit seperti petechie dan
echymosis, perdarahan pada mukosa seperti epistaksis, perdarahan subkonjungtiva,
perdarahan gusi, dan lain-lain (Thaha, Lestari, & Yasa, 2016).
Pada pemeriksaan dapat ditemukan pucat, petechiae, ulserasi, ruam. Tanda dari
penyakit hati dapat terlihat pada pasien dengan sirosis. Splenomegali dapat terlihat pada
pasien dengan splenic sequestration. Limfadenopati dapat dijumpai pada pasien dengan
infeksi dan lymphoma. Perhatian khusus harus tertuju pada tanda kekurangan nutrisi pada
pasien gangguan makan dan alkoholism. Pemeriksaan neurologi dapat ditemukan gangguan
proprioseptif dengan Romberg test positif dan ataxia, yang dapat mengindikasikan
degenerasi dari korda spinalis akibat sekunder kekurangan vitamin B12 (kobalamin) dan
anemia makrositik (Chiravuri & Jesus, 2021)
2.5. Pathway
2.6 Penatalaksanaan
2.6.1 Penatalaksanaan Medis
a. Anemia Aplastik
Anemia berat, pendarahan akibat trombositopenia dan infeksi akibat granulositopenia dan
monositopenia memerlukan tatalaksana untuk menghilangkan kondisi yang potensial
mengancam nyawa ini dan untuk memperbaiki keadaan pasien. Faktor-faktor seperti usia
pasien adanya donor saudara yang cocok (matched sibling donor), dan faktor- faktor risiko
seperti infeksi aktif atau beban transfusi harus dipertimbangkan untuk menentukan apakah
pasien paling baik mendapatkan terapi immunosupresi atau TST.
Manajemen Awal Anemia Aplastik
1.Menghentikan semua obat-obat atau penggunaan agen kimia yang diduga menjadi
penyebab anemia aplastik.
2. Anemia : transfusi PRC bila terdapat anemia berat sesuai yang dibutuhkan.
3. Pendarahan hebat akibat trombositopenia : transfusi trombosit sesuai yang dibutuhkan.
4. Tindakan pencegahan terhadap infeksi bila terdapat neutropenia berat.
5. Infeksi
6. Assessment untuk transplantasi stem sel allogenik
7. Pengobatan Suportif
8. Terapi imunosupresif
9.Terapi Penyelamatan (Salvage theraphies)
10. Transplantasi sumsum tulang
b.Leukemia

Penanganan leukemia meliputi kuratif dan suportif. Penanganan suportif meliputi


pengobatan penyakit lain yang menyertai leukemia, komplikasi dan tindakan yang
mendukung penyembuhan, termasuk perawatan psikologi. Perawatan suportif tersebut
antara lain transfusi darah/ trombosit, pemberian antibiotik pada infeksi/ sepsis, obat anti
jamur, pemberian nutrisi yang baik dan pendekatan aspek psikososial.
Terapi kuratif/ spesifik bertujuan untuk menyembuhkan penderita. Strategi umum
kemoterapi leukemia akut meliputi induksi remisi. intensifikasi (profilaksi susunan saraf
pusat) dan lanjutan. Klasifikasi resiko standar dan resiko tinggi, menentukan protokol
kemoterapi. Pada induksi remisi diberikan kemoterapi maksimum yang dapat ditoleransi
dan perawatan suportif yang maksimum. Kemungkinan hasil yang dicapai remisi
komplet, remisi parsial atau gagal. Intensifikasi merupakan kemoterapi intensif tambahan
setelah remisi komplet dan untuk profilaksi terjadi leukemia pada saluran syaraf pusat.
2.6.2 Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan yang dapat dilakukan adalah melakukan proses keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
b.Riwayat kesehatan
1.Keluhan Utama
2.Riwayat penyakit sekarang
3.Riwayat penyakit dahulu
4.Riwayat penyakit keluarga
c. Genogram
d.Pengkajian Keperawatan
e. Pemeriksaan fisik
2. Diagnosa Keperawatan
1.Gangguan pertukaran gas
2.Pola nafas tidak efektif
3.Perfusi jaringan perifer tidak efektif
4.Intoleransi aktivitas
5.Defisit perawatan diri
6.Resiko cedera / jatuh
7.Resiko infeksi

2.7 Pemeriksaan Penunjang


1.Pemeriksaan darah
2.Pemeriksan sumsum tulang
3.Pemeriksaan Flow cytometry dan FISH (Fluoresence In Situ Hybridization)
4.Tes fungsi hati dan virus
5.Level vitamin B-12 dan Folat
6.Pemeriksaan radiologi
GAMBARAN KASUS

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL


BEDAH (KMB)
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KEPERAWATAN Universitas HANG TUAH
PEKANBARU TAHUN AJARAN 2022/2023
FORMAT PENGKAJIAN

Nama mahasiswa : Yuyun Bella Ria Br Batubara Tanggal praktik : 31-10-2022


NIM : 22091006 Ruangan : Mawar
 
A.INFORMASI UMUM
Tanggal Pengkajian : 31-10-2022 Suku Bangsa : Minang
Inisial : Ny. s Agama : Islam
Umur : 32 TH Tanggal Masuk: 9-10-2022
Tanggal Lahir : 4-05-1990 Hari rawat ke : 22
Jenis Kelamin : Perempuan Dari/Rujukan : Dumai
No. MR : 01068213 Penanggung Jawab Biaya : BPJS kesehatan
Doagnosa Medik : Pansitopenia + Ca. Ovarium
B. KELUHAN UTAMA
Saat pengkajian pasien mengatakan gusinya berdarah jika ia menyikat gigi pada pagi hari,
pasien juga mengatakan perutnya membesar.
C. RIWAYAT PENYAKIT YANG DIDERITA SAAT INI
Saat pengkajian pasien mengatakan awal masuk ke rumah sakit arifin achmad ke ruangan
IGD pada tanggal 9 Oktober 2022 dengan keluhan sesak nafas, nyeri di perut kiri dan
membesar sejak satu tahun yang lalu.
D.RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA
Saat pengkajian pasien mengatakan ia memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus.
E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA (GENOGRAM)

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
F. KEADAAN UMUM
>Kesadaran/GCS: Compos Mentis / 15 (M6V5E4)
>Tanda-tanda vital
TD: 130/80 mmHg N : 75 x/menit
RR: 20 x/menit S : 36 ℃
>BB/TB : 54 Kg / 165 cm LILA : 25 cm
IMT: 19,8 (normal)

G.PENGKAJIAN HEAD TO TOE


1. Kepala
a.Rambut & Kulit Kepala
Saat pengkajian didapatkan warna rambut hitam kemerahan, rambut tipis, kondisi
kulit kepala bersih, tidak ada nodul-massa pada kepala, ukuran kepala normal, tulang
kranium (tengkorak) simetris, bentuk wajah simetris.
b.Mata
Saat pengkajian distribusi alis dan bulu mata merata, konjungtiva anemis, sclera ikterik,
tidak ada lesi, tidak ada nyeri, mata simetris kiri dan kanan, kondisi kornea mata normal
dan tidak ada keratitis (peradangan), ada refleks kornea mata, ada refleks cahaya,
ukuran pupil 2 mm, pergerakan bola mata normal, lapang pandang bagus.
c.Telinga
Saat pengkajian didapatkan liang telinga bersih, kondisi aurikula (daun telinga) normal,
simetris kiri dan kanan, tidak ada peradangan (mastoiditis) pada tulang mastoid,
kemampuan pendengaran baik, tidak ada infeksi dan tidak sedang menggunakan alat
bantu dengar
d.Hidung
Saat pengkajian didapatkan bentuk hidung simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung,
kedua lubang hidung paten, tidak ada nyeri, tidak terpasang alat bantu nafas, tidak terpasang
NGT, daya penciuman baik, dan tidak terdapat perdarahan.
e.Mulut
Saat pengkajian didapatkan mulut simetris, rongga mulut dan lidah bersih, pergerakan lidah
baik, gag refleks positif, tidak ada massa, tidak ada gigi palsu, gusi berdarah apabila disikat.
2. Leher
Saat pengkajian didapatkan kondisi otot leher baik, tidak ada pembesaran tiroid, trakea
teraba simetris, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada jejas, tidak ada kaku kuduk, tidak ada
pembengkakan, dan tidak terpasang trakeostomi.
3.Dada
a.Paru-paru
b.Jantung
4.Payudara dan Aksila
Saat pengkajian didapatkan payudara tampak simetris, pasien mengatakan tidak ada nyeri,
tidak ada pembesaran nodus limfatikus aksila, tidak ada edema.
5.Tangan
Saat pengkajian didapatkan tangan simetris, CRT 3 detik, suhu akral hangat, tidak ada edema,
tidak ada fraktur, terpasang infus pada tangan sebelah kanan, warna kulit tampak pucat, turgor
kulit normal (< 1 detik).
6.Abdomen
Inspeksi
Saat pengkajian didapatkan abdomen tampak membesar, tegang, lingkar perut 91,5cm.
Auskultasi
Bising usus normal 8 x/menit
Perkusi
bunyi timpani pada area usus dan lambung dan dullness pada area hati.
Palpasi
Saat pengkajian didapatkan adanya massa di abdomen kuadran atas, nyeri abdomen hilang
timbul.
7.Genitalia dan Perkemihan
Saat pengkajian pasien mengatakan tidak ada perdarahan, tidak terpasang kateter urin, dan
tidak ada nyeri.

8.Rektum dan Anus


Saat pengkajian pasien mengatakan tidak ada massa, tidak ada nyeri, dan tidak ada perdarahan,
tidak ada hemoroid.
9.Kaki
Saat pengkajian didapatkan warna kulit tampak pucat, suhu akral hangat, tidak ada fraktur,
tidak ada edema, tidak ada luka, dan mampu berjalan dengan baik.
10.Punggung
Saat pengkajian didapatkan pergerakan punggung baik, tidak ada luka, tidak ada massa, dan
tidak ada nyeri, tidak ada kelainan tulang belakang.
H.POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR
Saat pengkajian pasien mengatakan dapat tidur dengan baik, namun ketika malam dibangunkan
untuk diberikan obat, setelahnya pasien sulit untuk tidur kembali, sekitar jam 2-3 pasien baru
akan dapat tertidur.
I. POLA AKTIVITAS HARIAN (ADL)
Saat pengkajian pasien mengatakan dapat melakukan perawatan diri sendiri, namun karena
terpasang infus, kebersihan diri pasien dibantu oleh suami pasien. Personal hygiene dilakukan 2
kali sehari pagi dan sore.

J.CAIRAN, NUTRISI ELIMINASI


1.Intake Oral/Enteral
a.Jenis diit : Makanan Berat
b.Jumlah kalori :
c.Makanan Berat :3 Kali/hari-shift
d.Makanan Selingan :1 Kali/hari-shift
e.Minum :1200 ml/hari-shift*
f.Parenteral :1000 ml/hari-shift*
2. Eliminasi
a.Urin :5 kali/hari (ml/hari-shift)
b.BAB : 2-3 kali/hari (ml/hari-shift)
 
3. Balance Cairan
Per shift
a.Cairan masuk : 2200 ml
b.Cairan Keluar :
c.IWL :
d.Balan cairan :
e.Urin Output :
K.PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
Pasien mengatakan bosan dan stress berada di rumah sakit. Pasien mengatakan mengalami
depresi disorder dan mengkonsumsi obat risperidone dan clobazam sebelum tidur. Pasien dapat
berinteraksi dengan baik dan terdapat kontak mata selama melakukan pengkajian. Pasien
tampak murung dan termenung saat mengetahui hasil laboratorium yang membuat operasi
tertunda. Pasien tetap menjalankan ibadah sholat di tempat tidur.

L.PENGKAJIAN REFLEKS DAN SARAF KRANIAL


1.Reflesk
a.Biseps : lengan fleksi (+2)
b.Triseps : ekstensi lengan bawah
c.Brakioradialis : fleksi siku, jari, dan tangan dengan supinasi pergelangan tangan
d.Patella : tungkai bawah berekstensi (+2)
e.Achiles : tungkai bawah berekstensi (+2)
f.Babinski : negatif
2.Saraf Kranial
No Saraf Kranial Hasil
.
1. Olfaktorius Pasien dapat mencium bau (-)
2. Optikus Peka terhadap cahaya (+)
3. Okulomotor Gerakan mata (+)
4. Troklear Gerakan mata ke bawah (+)
5. Trigeminus Mengunyah dengan baik (+)
6. Abdusen Pasien dapat melirik
7. Fasial Pasien dapat mengetahui rasa (-)
8. Vestibuloklear Pendengaran baik (+)
9. Glosofaringeus Refleks muntah (+)
10. Vagus Mengontrol pencernaan (-)
11. Aksesorius Otot leher berfungsi dengan baik
12. Hipoglosus Pergerakan lidah baik (+)
 
M.HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK
1. Hasil Laboratorium (Saat Masuk dan Hari Pengkajian)
Tanggal Pemeriksaan Hasil Interpretasi
31-10- HEMATOLOGI    
2022 Darah Lengkap    
  Hemoglobin 11,8g/dL (post 12.0 – 16.0 Rendah
transfusi prc 9 kantong)    
Leukosit 3,32.10 /uL
3
   
Trombosit 55.10 /uL
3
4.80 – 10.80 Rendah
Eritrosit 4,44.106/uL 150 – 450 Rendah
Hematokrit 36,1% 4.20 – 5.40 Normal
MCH 26,6 pg 37.0 – 47.0 Rendah
MCHC 32,7 g/dL 27.0 – 31.0 Rendah
Hitung Jenis 33.0 – 37.0 Rendah
Basofil 0,3%    
Eosinofil 2,7% 0–1 Normal
Neutrofil 69,0% 1.0 – 3.0 Normal
Limfosit18,7% 40.0 – 70.0 Normal
Monosit 9,3% 20.0 – 40.0 Rendah
Screening Covid-19 2.0 – 8.0 Tinggi
Neutrofil Limfosit Ratio    
3,69 < 3.13 Tinggi
Absolut Limfosit Count    
0,62.10 /uL
3
> 1.5 Rendah
   
2.Hasil Radiologi
USG abdomen tanggal 10 Oktober 2022 didapatkan kesan massa padat di adneksa dextra,
suspek maligna. Splenomegali, tidak tampak metastasis hepar.
3.Hasil EKG terbaru (Rekaman Awal dan Hari Pengkajian)
Tidak terdapat hasil EKG
N.MEDIKASI/OBAT-OBATAN YANG DIBERIKAN SAAT INI
No Nama Obat Rute Dosis Indikasi Kontra Indikasi Implikasi
. Keperawatan
1. Injeksi Subcutan 3 x 18 Iu Untuk pengobatan pada Alergi terhadap  
  novorapid     diabetes komponen obat dan
          penderita kadar gula
          darah di bawah
          normal
2. Injeksi Lantus subcutan 1 x 20 Iu Untuk pengobatan pada (hipoglikemia)
        diabetes Hipersensitif
3. Injeksi Vit.K Intravena 3 x 1 amp Untuk mengatasi terhadap insulin
        gangguan perdarahan glargin
4. Injeksi Intravena 2 x 1 amp Untuk kondisi Hipersensitivitas
  omeprazole     peningkatan asam terhadap obat ini
        lambung Hipersensitivitas
          terhadap omeprazole
          dan obat golongan
5. Sulcralfat Oral 3 x 15 cc   penghambat pompa
  syrup     Untuk mengatasi tukak proton lain.
        lambung Hipersensitivitas
6.   Intravena 1x1   terhadap sukralfat
  Injeksi Lasix Untuk pengobatan atau komponennya
pembengkakan akibat Gagal ginjal dengan
gagal jantung kongestif anuria, prekoma dan
koma hepatik,
defisiensi elektrolit,
hipovolemia,
hipersensitivitas
O.DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin
ditandai dengan hemoglobin, 11,8 g/dL, CRT 3 detik.
2.Risiko Perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi (mis.trombositopenia)
3.Defisit pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan kurang terpapar
informasi ditandai dengan gusi berdarah ketika menyikat gigi di pagi hari, Trombosit
55.103/uL
 
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tgl/jam Diagnosis IMPLEMENTASI SOAP Ttd
Senin/31-10-2022 Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi 20:00 WIB 20:00 WIB  
  hemoglobin ditandai dengan hemoglobin, 11,8 g/dL, CRT 3 detik S : Pasien mengatakan lemah
    1. memeriksa sirkulasi perifer
    2. mengidentifikasi risiko gangguan sirkulasi O : TTV : TD: 130/80 mmHg
    3. menganjurkan untuk selalu beraktivitas N : 75 x/menit
    RR : 20 x/menit
 
   
  S : 36
   
      GDS: 202
    A : perfusi perifer tidak efektif
 
   
  P : lanjutkan intervensi
   
      1. memeriksa sirkulasi perifer
      2. mengidentifikasi risiko gangguan sirkulasi
  Risiko Perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi   3. menganjurkan untuk selalu beraktivitas
  20:00 WIB
(mis.trombositopenia)
 
    4. memonitor tanda dan gejala perdarahan
    5. memonitor ttv 20:00 WIB
   
  6. menjelaskan tanda dan gejala perdarahan S : Pasien mengatakan gusi berdarah ketika disikat
 
    7. menganjurkan meningkatkan asupan makanan vit.K O: TTV: TD: 130/80 mmHg
    8. berkolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu N : 75 x/menit
     
  RR : 20 x/menit
   
    S : 36
 
      A : Risiko perdarahan
      P : Lanjutkan intervensi
     
    4. memonitor tanda dan gejala perdarahan
 
      5. memonitor ttv
      6. menganjurkan meningkatkan asupan makanan vit.K
   
  7. berkolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu
     
       
      21:30 WIB
   
21:30 WIB S : Pasien mengatakan lemah
   
  9. memeriksa sirkulasi perifer O : TTV : TD: 120/80 mmHg
 
Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi 10. mengidentifikasi risiko gangguan sirkulasi N : 74 x/menit
 
hemoglobin ditandai dengan hemoglobin, 11,8 g/dL, CRT 3 detik
  11. menganjurkan untuk selalu beraktivitas RR : 21 x/menit
   
    S : 36,4 oC
 
      GDS: 165
   
  A : perfusi perifer tidak efektif
   
    P : lanjutkan intervensi
 
    8. memeriksa sirkulasi perifer
Selasa/01-11-2022
      9. mengidentifikasi risiko gangguan sirkulasi
   
    10. menganjurkan untuk selalu beraktivitas
 
    21:30 WIB
 
      S : Pasien mengatakan gusi berdarah ketika disikat
   
21:30 WIB O: TTV: TD: 120/80 mmHg
   
12. memonitor tanda dan gejala perdarahan N : 74 x/menit
  Risiko Perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi
  13. memonitor ttv RR : 21 x/menit
(mis.trombositopenia)
    14. menganjurkan meningkatkan asupan makanan vit.K S : 36,4oC
    15. berkolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu A : Risiko perdarahan
   
    P : Lanjutkan intervensi
 
   
  11. memonitor tanda dan gejala perdarahan
    12. memonitor ttv
   
  13. menganjurkan meningkatkan asupan makanan vit.K
 
    14. berkolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu
   
 
   
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
PEMBAHASAN
4.1Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan Ny S usia 32 tahun dengan pansitopenia+ca
ovarium hari rawat ke 22 mengatakan gusinya berdarah jika ia menyikat gigi pada pagi
hari, pasien juga mengatakan perutnya membesar dimana pasien mengatakan awal masuk
ke rumah sakit arifin achmad ke ruangan IGD pada tanggal 9 Oktober 2022 dengan
keluhan sesak nafas, nyeri di perut kiri dan membesar sejak satu tahun yang lalu dan ia
memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus. Kesadaran kompos mentis dengan TD :
130/80 mmHg, N: 75 x/menit, RR: 20 x/menit, S : 36 oC, BB/TB : 54 Kg / 165 cm,
LILA: 25 cm, IMT : 19,8 (normal) dan selanjutnya dilakukan pengkajian head to toe
sesuai teori.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan teori beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pansitopenia
adalah gangguan pertukaran gas, pola nafas tidak efektif, perfusi jaringan perifer tidak
efektif, intoleransi aktivitas, defisit perawatan diri, resiko cedera / jatuh, resiko infeksi.
Namun tidak semua diagnosa berdasarkan teori muncul pada Ny. S. Diagnosa yang muncul
sesuai teori hanya diagnosa perfusi perifer tidak efektif. Diagnosa lainnya yang muncul
adalah resiko perdarahan dan defisit pengetahuan. Hal itu terjadi karena dalam penegakan
diagnosa berdasarkan keadaan dan kondisi pasien.
4.3 Intervensi Keperawatan
Rencana intervensi yang akan dilakukan sesuai dengan diagnosa perfusi perifer tidak
efektif adalah manajemen sirkulasi dengan melakukan periksa sirkulasi perifer, identifikasi
risiko, gangguan sirkulasi, anjurkan untuk selalu beraktivitas. Selanjutnya rencana
intervensi yang akan dilakukan sesuai dengan diagnosa resiko perdarahan adalah monitor
tanda dan gejala perdarahan, monitor ttv, jelaskan tanda dan gejala perdarahan, anjurkan
meningkatkan asupan makanan vit.K, berikan obat pengontrol perdarahan, jika perlu.
4.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi yang dilakukan untuk diagnosa perfusi perifer tidak efektif pada 31
Oktober 2022 pukul 20:00 WIB adalah memeriksa sirkulasi perifer, mengidentifikasi
risiko gangguan sirkulasi, menganjurkan untuk selalu beraktivitas. Sedangkan
implementasi yang dilakukan untuk diagnosa Risiko Perdarahan pukul 20:00 WIB adalah
memonitor tanda dan gejala perdarahan, memonitor ttv, menjelaskan tanda dan gejala
perdarahan, menganjurkan meningkatkan asupan makanan vit.K, berkolaborasi
pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu.
Implementasi yang dilakukan untuk diagnosa perfusi perifer tidak efektif pada
tanggal 1 November 2022 pukul 21:30 WIB adalah memeriksa sirkulasi perifer,
mengidentifikasi risiko gangguan sirkulasi, menganjurkan untuk selalu beraktivitas.
Sedangkan implementasi yang dilakukan untuk diagnosa risiko perdarahan pukul 21:30
WIB adalah memonitor tanda dan gejala perdarahan, memonitor ttv, menganjurkan
meningkatkan asupan makanan vit.K, berkolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan, jika perlu
4.5 Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan implementasi maka dilanjutkan mengevaluasi, dan didapatkan hasi
evaluasi pada hari selasa 1 november 2022 untuk diagnosa perfusi perifer tidak efektif
adalah S : Pasien mengatakan lemah, O : TTV : TD: 120/80 mmHg, N : 74 x/menit,
RR : 21 x/menit, S : 36,4 oC, GDS: 165, A : perfusi perifer tidak efektif, P : lanjutkan
intervensi : memeriksa sirkulasi perifer, mengidentifikasi risiko gangguan sirkulasi,
menganjurkan untuk selalu beraktivitas. Selanjutnya evaluasi pada diagnosa resiko
perdarahan adalah S : Pasien mengatakan gusi berdarah ketika disikat, O: TTV: TD:
120/80 mmHg, N : 74 x/menit, RR : 21 x/menit, S : 36,4oC, A : Risiko perdarahan, P :
Lanjutkan intervensi : memonitor tanda dan gejala perdarahan, memonitor ttv,
menganjurkan meningkatkan asupan makanan vit.K, berkolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika perlu.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pansitopenia adalah kondisi hematologi yang ditandai dengan penurunan ketiga sel
darah tepi. Hal ini ditandai dengan hemoglobin kurang dari 11,5 g/dl pada wanita dan
13,5 g/dL pada pria, trombosit kurang dari 150.000 per mcL, dan leukosit kurang dari
4000 per ml (atau jumlah neutrofil absolut kurang dari 1500 - 1800 per ml). Hasil
pengkajian didapatkan Ny. S dengan pansitopenia dengan diagnosa keperawatan perfusi
perifer tidak efektif, resiko perdarahan, dan defisit pengetahuan.
5.2 Saran
Diharapkan dengan dibuatnya laporan asuhan keperawatan ini kiranya banyak
kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Penulis mengharapkan saran dan masukan
dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Chiravuri, S. & Jesus, O.D. (2021). Pancytopenia. StatPearls Publishing :
Ncbi
Jaya, I.H., Rena, R.A., & Suga, K. (2014) Prevalensi pasien anemia
aplasrik yang dirawat di poliklinik penyakit dalam RSUP Sanglah
Denpasar Tahun 2014. Fakultas Kedokteran Udayana
Thoha, Lestari, W. & Yasa (2016). Diagnosis, Diagnosis, diferensial dan
penatalaksanaan imunosupresif dan terapi sumsum tulang pada anemia
aplastic. Universitas Udayana: 1-11
Tim pokja SDKI PPNI. (2017). SDKI. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim pokja SDKI PPNI. (2017). SLKI. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim pokja SDKI PPNI. (2017). SIKI. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai