Disusun Oleh:
dr. Nagib Muhammad
2006625131
Chief of Ward:
dr. Rosalin Yuniarti Maruf
Pembimbing:
dr. R. M. Suryo Anggoro K., Sp.PD, K-R
JAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Presentasi Kasus
Oleh :
2
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini atas nama Nagib Muhammad, selaku
Peserta Pendidikan Dokter Spesialis-1 Departemen Ilmu Penyakit Dalam, dengan ini
menyatakan bahwa makalah presentasi kasus yang saya buat ini bukan plagiarisme
sesuai yang berlaku dengan peraturan di Universitas Indonesia.
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Manajemen sindroma evans terdiri dari berbagai modalitas terapi. Terapi lini
pertama ditekankan pada penggunaan kortikosteroid untuk menekan proses
autoimunitas. Modalitas lain berupa agen imunosupresif dan splenektomi. Pendekatan
terapi terbaru menggunakan antibodi monoklonal dan analog trombopoetin terhadap
sindroma evans yang refrakter terhadap penggunaan kortikosteroid dan agen
imunosupresif.8
4
BAB II
ILUSTRASI KASUS
Pasien laki-laki, 32 tahun, datang ke IGD RSCM dengan keluhan utama sesak
napas yang memberat sejak 1 hari SMRS. Sesak dirasakan terus menerus tidak
dipengaruhi perubahan posisi atau aktivitas. Keluhan sesak ketika sedang tidur dan
menggunakan bantal >1 ketika tidur disangkal. Batuk berdahak sejak 1 bulan SMRS,
dahak berwarna putih terkadang bercampur dengan darah segar ( ± 5-10 cc). Demam
sejak 1 minggu terakhir yang hilang timbul, suhu tidak diukur namun membaik
setelah minum obat penurun panas, terdapat gejala keringat malam dan penurunan BB
3-4 kg dalam 1 bulan terakhir.
5
Pasien sudah menikah dan tinggal bersama istri. Keseharian bekerja sebagai
pedagang di pasar. Pasien memiliki kebiasaan merokok 1 bungkus/hari, riwayat
penasun dan konsumsi alkohol disangkal. Terdapat riwayat alergi seafood.
6
Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang, pasien dicurigai
Sindroma Evans . Pasien dilakukan tatalaksana transfusi PRC, TCP dan pemberian
metilpredinisolon 1 x 125 mg selama 3 hari. Setelah dievaluasi, terdapat peningkatan
Hb , namun trombosit cendrung turun dalam waktu yang cepat ( < 24 jam). Pasien
mendapatkan terapi tambahan Eltrombopag (rebozet) 1x50 mg dan Azatiophrine
( Imuran) 2x50 mg dan dilanjutkan transfusi TCP / hari. Dilakukan pemeriksaan
BMP dengan hasil histologik menunjukkan sumsum tulang normoseluler dengan
megakariosit atipik/displastik DD/ sekunder dan hasil IHK tidak tampak marker yang
positif dominan. Pasca hari ke 3, penggunaan metilprednisolon diberhentikan dan
diganti dengan dexametason 1 x 40 mg selama 4 hari. Setelah dievaluasi, trombosit
pasien mulai mengalami peningkatan yang signifikan dan cendrung stabil.
7
DAFTAR PUSTAKA
1. Evans RS, Duane RT. Acquired hemolytic anemia; the relation of erithrocyte
antibody production to activity of the disease; the significance of
thrombocytopenia and leukopenia. Blood. 1949;4(11):1196-213.
2. Michel M, Chanet V, Dechartres A, Morin AS, Piette JC, Cirasino L, et al.
The spectrum of Evans syndrome in adults: new insight into the disease based
on the analysis of 68 cases. Blood. 2009;114:3167-72.
3. Moncharmont, P.; Troncy, J.; Rigal, D. IgA anti-red blood cell auto-
antibodies in Evans syndrome. Hematology 2007, 12, 587–589.
4. Norton A, Roberts I. Management of Evans’ syndrome. Br J Haematol.
2005;132(2):125-37.
5. Michel, M.; Chanet, V.; Dechartres, A.; Morin, A.S.; Piette, J.C.; Cirasino, L.;
Emilia, G.; Zaja, F.; Ruggeri, M.; Andres, E.; et al. The spectrum of Evans
syndrome in adults: New insight into the disease based on the analysis of 68
cases. Blood 2009, 114, 3167–3172.
6. Soo-Chin N. Evans syndrome: a report on 12 patients. Clin Lab Haemat.
1992;14(3):189-93.
7. Lechner K, Jager U. How I treat autoimmune hemolytic anemias in adults.
Blood. 2010;116:1831-38.
8. Neunert C, Lim W, Crowther M, Cohen A, Solberg L, Crowther MA. The
American Society of Hematology 2011 evidence-based practice guideline for
immune thrombocytopenia. Blood. 2011;117:4190-207.