Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


EBOLA
2016
RSUP SANGLAH No. Revisi Halaman
No. Dokumen
DENPASAR 00 1/4
Ditetapkan oleh:
Direktur Utama
PPK Tanggal terbit:
Dr. I Wayan Sudana, M.Kes
NIP 19650409 199509 1 001
No. ICD X A98.4 Ebola

Pengertian Penyakit Virus Ebola (PVE) adalah penyakit yang


disebabkan oleh virus ebola yang menyebabkan infeksi
akut, serius, dan mematikan jika tidak di lakukan
tatalaksana, dengan gejala klinis demam dengan
perdarahan yang dapat mengakibatkan kematian pada
manusia dan primata, menular melalui darah dan cairan
tubuh lainnya.

Gejalanya berupa demam, sakit kepala, nyeri sendi dan


otot, lemah, diare, muntah, sakit perut, kurang nafsu
makan, dan perdarahan yang tidak biasa.

Anamnesis 1. Asimptomatik
2. Demam, menggigil, anoreksia, nyeri kepala hebat,
myalgia
3. Dapat disertai keterlibatan saluran pencernaan
4. Riwayat kontak dengan kasus PVE atau perjalanan
dari daerah terjangkit dalam 21 hari terakhir
5. Anamnesis harus dilakukan di ruang isolasi dengan
menggunakan alat pelindung diri.
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan fisik dilakukan secara umum
Fisik dan khusus sesuai keadaan pasien
2. Ruam makulo-papular difus terutama di bagian
batang tubuh
3. Pada kasus – kasus yang berat dapat ditemukan
perdarahan internal dan eksterna
Kriteria Untuk diagnosis pasti PVE dilakukan pemeriksaan
Diagnosis PCR, sampel dikirim ke Balitbangkes (tingkat eviden
1A, rekomendasi A).

Bahan pemeriksaannya adalah:

1. Spesimen darah dengan EDTA (vacutainer


tutup ungu) 4 cc dan clot activator (vacutainer
tutup kuning) sebanyak 4 cc sudah dilakukan
sentrifuge sebelum dikirim
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
EBOLA
2016
RSUP SANGLAH No. Revisi Halaman
No. Dokumen
DENPASAR 00 2/4
2. Pengambilan spesimen darah dilakukan setelah
3 hari atau ≥ 72 jam setelah timbul gejala sehari
sekali selama 3 hari berturut-turut
Diagnosis Malaria, Demam dengue, Leptospirosis, Chikungunya,
Banding Tifoid

Pemeriksaan Pemeriksaan PCR (tingkat eviden 1A, rekomendasi A)


Penunjang
Untuk menyingkirkan penyakit yang mempunyai gejala
serupa
seperti malaria, demam dengue, leptospirosis,
chikungunya, tifoid:
1. Darah perifer lengkap
2. Urin lengkap
3. Feses lengkap (bila diare)
4. Pemeriksaan malaria (hapusan darah tebal)
5. Pemeriksaan dengue/chikungunya
6. Pemeriksaan tifoid
7. Pemeriksaan leptospirosis
8. Pemeriksaan radiologis sesuai dengan gejala
dan tanda klinis.
Konsultasi Tidak ada

Perawatan Rawat inap di ruang isolasi


Rumah Sakit

Terapi / tindakan 1. Pasien langsung ke ruang isolasi untuk kepastian


diagnosis dan tatalaksana lebih lanjut.
2. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
apabila memenuhi definisi kasus PVE segera
evakuasi ke ruang isolasi untuk tatalaksana lebih
lanjut. Bila tidak memenuhi definisi kasus PVE
lakukan tatalaksana seperti pasien penyakit lain.
3. Berikan terapi simptomatis sesuai dengan
temuan klinis yaitu pemberian obat penurun
panas, pemasangan infus (terapi cairan kristaloid
atau koloid sesuai klinis), transfusi darah (jika
perlu lakukan hemodialisa dengan
menggunakan hemofilter khusus virus), pemberian
O2, dan mengatasi infeksi sekunder.
4. Dilakukan pemantauan ketat untuk perdarahan
dan komplikasi lainnya
5. Terapi definitif sampai saat ini belum ada
6. Melaporkan kasus ke Ditjen PP dan PL melalui
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
EBOLA
2016
RSUP SANGLAH No. Revisi Halaman
No. Dokumen
DENPASAR 00 3/4
Posko KLB ditembuskan kepada Dinas
Kesehatan Provinsi
Tempat Ruang isolasi
Pelayanan

Penyulit Perdarahan

Informed Lisan dan tertulis


Consent

Tenaga Standar 1. Dokter Spesialis Anak


2. Dokter Spesialis Anak Konsultan Infeksi dan Penyakit
Tropis
3. Residen madya dan senior
Lama Perawatan 21 hari

Masa Pemulihan -

Hasil -

Patologi Tidak diperlukan

Otopsi Tidak diperlukan

Prognosis Dubius ad malam

Tindak Lanjut Kontak harus dicari dan diisolasi serta observasi ketat

Tingkat Evidens Tingkat eviden 1A, rekomendasi A


& Rekomendasi

Indikator Medis Demam dan perdarahan berhenti


Komplikasi tertangani

Edukasi Kondisi penyakit dengan prognosis yang buruk


Kontak harus dicari dan diisolasi serta observasi

Kepustakaan 1. WHO. Ebola virus disease. (Diunduh tanggal 12


Oktober 2016). Didapat dari:
http://www.who.int/mediacentre/fastsheets/fs103/en/
2. Dean NE, Halloran ME, Yang Y, Longimi IM.
Transmissibility and pathogenicity of ebola virus: A
systematic review and meta-analysis of household
secondary attack rate and asymptomatic infection.
Clin Infect Dis 2016;62(10): 1277-86.
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
EBOLA
2016
RSUP SANGLAH No. Revisi Halaman
No. Dokumen
DENPASAR 00 4/4
3. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman kesiapsiagaan
menghadapi penyakit virus ebola. Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Jakarta; 2015. H.1-130.
4. Kourtis AP, Appelgren K, Chevalier MS, McElroy A.
Ebola Virus Disease. Pediatri Infect Dis 2015;
34(8):893-7.

Anda mungkin juga menyukai