DEMAM TIFOID
ICD 10
8. Terapi Nonfarmakologis :
Tirah baring
Makanan lunak randah serat
Farmakologis :
Antimikroba :
Pilihan utama : Cipfofloxacin 2 x 500mg sampai dengan 7 hari
bebas demam
88
.
Alternatif lain :
o Tiamfenikol 4 x 500 mg (komplikasi hematologi lebih
rendah dibandingkan kloramfenikol)
o Kotrimoksazol 2 x 2 tablet selama 2 minggu
o Ampisilin dan amoksisilin 50-150 mg/kgBB selama 2
minggu
o Sepalosporin generasi III; yang terbukti efektif adalah
seftriakson 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc selama ½
jam per-infus sekali sehari, selama 3-5 hari. Dapat pula
diberikan sefotaksim 2-3 x 1 gram, sefoperazon2 x 1
gram
o Fluorokuinolon (demam umumnya lisis pada hari III
atau menjelang hari IV)
o Norfloksasin 2 x 400 mg/hari selama 14 hari
o Siprofloksasin 2 x 500 mg/hari selama 6 hari
o Ofloksasin 2 x 400 mg/hari selama 7 hari
o Pefloksasin 400 mg/hari selama 7 hari
o Fleroksasin 400 mg/hari selama 7 hari
9. Edukasi 1. Istirahat
2. Diet lunak rendah serat
15. Indikator
Medis
16. Kepustakaan 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
364/Menkes/SK/V/2006 tentang Pedoman Pengendalian
Deman Tifoid.
2. Sudoyo AW. Setiyohadi B. Alwi I, Simadbrata, M. Setiati,
edc. Buku ajar penyakit dalam 4 ed. Vol III Jakarta : Pusat
Penerbitan Depatemen Penyakit Dalam FKUI, 2006
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Prof. Dr. Akmal Sya’roni, SpPD, DMT&H, K-PTI
NIP. 19506061979051001 NIP. 194510281973031001
89
9. Edukasi 1. Istirahat
2. Banyak minum
3. Awasi tanda-tanda perdarahan
90
12. Tingkat
Evidens
13. Tingkat
Rekomendasi
14. Penelaah 1. Prof. dr. Akmal Sya’roni, DTM&H, SpPD, K-PTI, FINASIM
Kritis 2. Dr. Rizky Perdana, SpPD, FINASIM
3. Dr. Harun Hudari, SpPD, FINASIM
15. Indikator
Medis
16. Kepustakaan 1. Kemeskes RI. Tat Laksana Deman Berdarah Denque,
Jakarta
2. Chen, K. Pohan, H’T, SInto, R, Diagnosis dan Terapi
Cairan pada Deman Berdarah Denguq. Medicinus. Jakarta.
2009. Vol 22;p.3-7.
3. WHO. Denguq Haemorhagis Fever ; diagnois, treatment,
prevention and control 2 nd Edition, Genive,1977
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Prof. Dr. Akmal Sya’roni, SpPD, DMT&H, K-PTI
NIP. 19506061979051001 NIP. 194510281973031001
91
MALARIA
ICD 10: B.54
2. Anamnesa Riwayat demam intermiten atau terus menerus, riwayat dari atau
pergi ke daerah endemik malaria, trias malaria (keadaan
menggigil yang diikuti dengan demam dan kemudian timbul
keringat yang banyak
5. Diagnosis Malaria
7. Pemeriksaan Darah tebal dan tipis malaria, serologi malaria, DPL, tes fungsi
Penunjang ginjal, tes fungsi hati, gula darah, UL, AGD, elektrolit,
hemostatis, rontgen toraks, EKG
8. Terapi Nonfarmakologis :
Tirah baring
Diet nasi biasa
Farmakologis :
Infeksi P. vivax atau P. ovale
Daerah sensitif klorokuin
Primakuin 1 x 15 mg selama 14 hari
Kina sulfat 3 x 400-600 mg/hari selama 7 hari
Daerah resisten klorokuin
Kina 3 x 400-600 mg selama 7 hari
Ditambah primakuin 1 x 15 mg selama 14 hari
Infeksi P. falciparum ringan / sedang, infeksi campur
P.falciparum dan P. vivax
Artemisin
Hari I : 4 tablet (200 mg)
Hari II : 4 tablet (200 mg)
Hari III : 4 tablet (200 mg)
Amodiaquin
Hari I : 4 tablet (600 mg)
Hari II : 4 tablet (600 mg)
Hari III : 2 tablet (600 mg)
92
Malaria berat
Artesunate iv/im 2,4 mg/kgBB diberikan pada jam ke-0,
12, 24, dilanjutkan satu kali per hari
Drip kina HCl 500 mg (10 mg/kgBB) dalam 250-500 ml
D5% diberikan dalam 6-8 jam (maksimum2000 mg)
dengan pemantauan EKG dan kadar gula darah tiap 8-12
jam sampai pasien dapat minum obat per oral atau
sampai hitung parasit malaria sesuai target (total
pemberian parenteral dan per oral selama 7 hari dengan
dosis per oral 10 mg/kgBB/24 jam diberikan 3 kali sehari)
Pengobatan dengan kina dapat dikombinasikan dengan
tetrasiklin 94 mg/kgBB diberikan 4 kali sehari atau
doksisiklin 3 mg/kgBB sekali sehari
9. Edukasi Istirahat
15. Indikator
Medis
16. Kepustakaan 1. Braunwald, E. Fauci.A.S. Kasper, D.L. Hauser, S.I. et. Al
Harisson’s : Priciple of Internal Medicine. 17 th Ed. New
York : McGraw-Hill Companies, 2009.
2. Dirjen Pengendaliam Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di
Indonesia. Dekpkes RI Jakarta. 2008
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Prof. Dr. Akmal Sya’roni, SpPD, DMT&H, K-PTI
NIP. 19506061979051001 NIP. 194510281973031001
93
9. Edukasi Istirahat
15. Indikator
Medis
16. Kepustakaan
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Prof. Dr. Akmal Sya’roni, SpPD, DMT&H, K-PTI
NIP. 19506061979051001 NIP. 194510281973031001
95
DIARE
ICD 10
2. Anamnesis BAB encer, mual, muntah, dengan atau tanpa demam dan
nyeri perut, rasa haus, bibir kering.
6. Diagnosis
Banding
7. Pemeriksaan Feses rutin
Penunjang
96
9. Edukasi
10. Prognosis
11. Lama 3–7
Perawatan
12. Tingkat Evidens
13. Tingkat
Rekomendasi
14. Penelaah Kritis 1. Prof. dr. Akmal Sya’roni, DTM&H, SpPD, K-PTI, FINASIM
2. Dr. Rizky Perdana, SpPD, FINASIM
3. Dr. Harun Hudari, SpPD, FINASIM
16. Kepustakaan
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Prof. Dr. Akmal Sya’roni, SpPD, DMT&H, K-PTI
NIP. 19506061979051001 NIP. 194510281973031001
97
AIDS/HIV (SIDA)
ICD 10
4. Kriteria -
Diagnosis
5. Diagnosis Adanya faktor risiko penularan
Diagnosis HIV : tes ELISA 3 kali reaktif dengan reagen yang
berbeda
8. Terapi 1. Konseling
2. Terapi suportif
3. Terapi infeksi oportunistik dan pencegahan infeksi
oportunistik
99
9. Edukasi
10. Prognosis
11. Lama 7 – 21 hari
Perawatan
12. Tingkat
Evidens
13. Tingkat
Rekomendasi
14. Penelaah 1. Prof. dr. Akmal Sya’roni, DTM&H, SpPD, K-PTI, FINASIM
Kritis 2. Dr. Rizky Perdana, SpPD, FINASIM
3. Dr. Harun Hudari, SpPD, FINASIM
15. Indikator
Medis
16. Kepustakaan
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Prof. Dr. Akmal Sya’roni, SpPD, DMT&H, K-PTI
NIP. 19506061979051001 NIP. 194510281973031001
100
HELMINTIASIS
ICD 10
3. Anamnesa ASKARIASIS
Anamnesis: panas, batuk, batuk darah dan sesak napas,
mual, nafsu makan berkurang, diare atau konstipasi, gatal-
gatal dan gejala ileus
OKSIURIASIS
Anamnesis: rasa gatal pada anus (pruritus ani) yang timbul
pada malam hari, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, sukar tidur dan gelisah, nyeri perut, mual, muntah
dan mencret
ANKILOSTOMIASIS
Anamnesis: rasa gatal di kaki, ruam makulopapular, batuk
darah, rasa tidak enak diperut, kembung, sering
mengeluarkan gas, mencret
TRIKURIASIS
Anamnesis: nyeri perut, sukar buang air besar, mencret,
kembung, sering flatus, mual, muntah, ileus dan turunnya
berat badan
OKSIURIASIS
Anamnesis : rasa gatal pada anus (pruritus ani) yang
timbul pada malam hari, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, sukar tidur dan gelisah, nyeri perut,
mual, muntah dan mencret.
Pemeriksaan laboratorium : eosinofilia, swab perianal
ditemukan telur atau cacing dewasa.
Komplikasi : apendisitis, vaginitis
101
ANKILOSTOMIASIS
Anamnesis : rasa gatal di kaki, ruam makulopapular, batuk
darah, rasa tidak enak diperut, kembung, sering
mengeluarkan gas, mencret.
Pemeriksaan fisik : anemia, bising usus meningkat
Laboratorium : anemia hipokrom mikrositer, telur cacing dan
larva dalam tinja dan sputum, esosinofilia, hipoalbuminemia.
Komplikasi : dermatitis, anemia berat, bronkhitis,
bronkhopneumonia
TRIKURIASIS
Anamnesis : nyeri perut, sukar buang air besar, mencret,
kembung, sering flatus, mual, muntah, ileus dan turunnya
berat badan
Pemeriksaan fisik : anemia, bising usus normal atau
meningkat
Laboratorium : anemia hipokrom, eosinofilia dan telur atau
cacing dalam tinja
Komplikasi : perforasi usus atau prolaps rekti
6. Diagnosis
7. Diagnosis
Banding
8. Pemeriksaan ASKARIASIS
Penunjang Pemeriksaan penunjang : eosinofilia pada foto toraks tampak
infiltrat yang mirip pneumonia viral yang menghilang dalam
waktu 3 minggu (sindrom Loeffler).
OKSIURIASIS
Pemeriksaan laboratorium : eosinofilia, swab perianal ditemukan
telur atau cacing dewasa.
ANKILOSTOMIASIS
Laboratorium : anemia hipokrom mikrositer, telur cacing dan
larva dalam tinja dan sputum, esosinofilia, hipoalbuminemia.
TRIKURIASIS
Laboratorium : anemia hipokrom, eosinofilia dan telur atau
cacing dalam tinja
10. Edukasi
11. Prognosis
12. Lama 3 – 7 hari
Perawatan
13. Tingkat
Evidens
14. Tingkat
Rekomendasi
15. Penelaah 1. Prof. dr. Akmal Sya’roni, DTM&H, SpPD, K-PTI, FINASIM
Kritis 2. Dr. Rizky Perdana, SpPD, FINASIM
3. Dr. Harun Hudari, SpPD, FINASIM
16. Indikator
Medis
17. Kepustakaan
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Prof. Dr. Akmal Sya’roni, SpPD, DMT&H, K-PTI
NIP. 19506061979051001 NIP. 194510281973031001
103
TETANUS
ICD.10. A.35
Derajat II (sedang)
Trismus sedang, rigiditas yang namapak jelas, spasme
singkat ringan sampai sedang, gangguan pernapasan
sedang dengan frekuensi napas > 30 kali, disfagia ringan.
5. Diagnosis Tetanus
10. Prognosis
11. Lama 7 – 14 hari
Perawatan
12. Tingkat Evidens
13. Tingkat
Rekomendasi
14. Penelaah Kritis 1. Prof. dr. Akmal Sya’roni, DTM&H, SpPD, K-PTI, FINASIM
2. Dr. Rizky Perdana, SpPD, FINASIM
3. Dr. Harun Hudari, SpPD, FINASIM
16. Kepustakaan
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Prof. Dr. Akmal Sya’roni, SpPD, DMT&H, K-PTI
NIP. 19506061979051001 NIP. 194510281973031001
105
FILARIASIS
ICD.10. B74.9
6. Diagnosis
Banding
7. Pemeriksaan Pemeriksaan sediaan tetes tebal darah dari cuping telinga
Penunjang yang diambil pada malam hari (jam 21.00 – 02.00)
Pemeriksaan serologis kurang bermanfaat tetapi dapat
membantu diagnosis, misal : IHA, bentonite flocculation, tes
IFA FA
9. Edukasi
10. Prognosis
11. Lama 7 – 14 hari
Perawatan
12. Tingkat
Evidens
13. Tingkat
Rekomendasi
14. Penelaah 1. Prof. dr. Akmal Sya’roni, DTM&H, SpPD, K-PTI, FINASIM
Kritis 2. Dr. Rizky Perdana, SpPD, FINASIM
3. Dr. Harun Hudari, SpPD, FINASIM
15. Indikator
Medis
106
16. Kepustakaan
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Prof. Dr. Akmal Sya’roni, SpPD, DMT&H, K-PTI
NIP. 19506061979051001 NIP. 194510281973031001
107
MIKOSIS
ICD.10. B48.8
4. Kriteria Anamnesis
Diagnosis Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang :laboratorium
5. Diagnosis Mikosis
6. Diagnosis
Banding
7. Pemeriksaan Ada 4 pendekatan diagnosis laboratoris pada infeksi jamur,
Penunjang yaitu :
1. Pemeriksaan mikroskopik langsung : bahan dari sputum,
biopsi paru, kulit, kuku, dan feses
2. Biakan
3. DNA probe test
4. Pemeriksaan serologi
9. Edukasi
10. Prognosis
11. Lama 7 – 14 hari
Perawatan
12. Tingkat
Evidens
108
13. Tingkat
Rekomendasi
14. Penelaah 1. Prof. dr. Akmal Sya’roni, DTM&H, SpPD, K-PTI, FINASIM
Kritis 2. Dr. Rizky Perdana, SpPD, FINASIM
3. Dr. Harun Hudari, SpPD, FINASIM
15. Indikator
Medis
16. Kepustakaan
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Prof. Dr. Akmal Sya’roni, SpPD, DMT&H, K-PTI
NIP. 19506061979051001 NIP. 194510281973031001
109
LEPTOSPIROSIS
Kode : ICD.A27.9
8. Terapi Nonfarmakologis
Tirah baring
Makanan/cairan tergantung pada komplikasi organ yang
terlibat
Farmakologis
Simtomatis
Antimikroba pilihan adalah pilihan utama: Penisilin G 4 x
1,5 juta unit selama 5-7 hari. Alternatifnya tetrasiklin,
eritromisin, doksisiklin, sefalosporin generasi III,
fluorokuinolon
9. Edukasi
10. Prognosis Jika pasien tidak mengalami komplikasi umumnya adalah
dubia ad bonam
15.Indikator
Medis
16.Kepustakaan 1. Zein, Umar.Leptospirosis. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III edis IV.Jakarta:
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. Hal 1823-5
2.Cunha, Joh P. Leptospirosis.2 007
3.Dugdale, David C. Leposprirosis. 2004
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Prof. Dr. Akmal Sya’roni, SpPD, DMT&H, K-PTI
NIP. 19506061979051001 NIP. 194510281973031001
111
INTOKSIKASI OPIAT
Kode : ICD.F11.9
4. Kriteria Anamnesis
Diagnosis Pemeriksaan fisik
Laboratorium: opiat urin positif atau kadar dalam darah
tinggi
16.Kepustakaan
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Prof. Dr. Akmal Sya’roni, SpPD, DMT&H, K-PTI
NIP. 19506061979051001 NIP. 194510281973031001
CHIKUNGUNYA
Kode : ICD.A92.0
4. Kriteria Anamnesa
Diagnosis Pemeriksaan fisik
Laboratorium : leukopenia, trombositopenia
5. Diagnosis Demam tinggi 2-7 hari, mual, muntah, nyeri sendi, kadang
timbul bintik pada kulit.
11.Lama 3 – 7 hari
Perawatan
11.Tingkat Evidens
12.Tingkat
Rekomendasi
114
14.Indikator
Medis
15.Kepustakaan
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Prof. Dr. Akmal Sya’roni, SpPD, DMT&H, K-PTI
NIP. 19506061979051001 NIP. 194510281973031001
115
AVIAN INFLUENZA
ICD 10
c. Uji Serologi :
Peningkatan >4 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk
H5N1 dari spesimen konvalesen dibandingkan dengan
spesimen akut ( diambil <7 hari setelah awitan gejala
penyakit), dan titer antibodi netralisasi konvalesen harus
pula >1/80.
Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 >1/80 pada spesimen
serum yang diambil pada hari ke >14 setelah awitan
(onset penyakit) disertai hasil positif uji serologi lain,
misalnya titer HI sel darah merah kuda >1/160 atau
western blot spesifik H5 positif.
Pemeriksaan radiologik
Pemeriksaan foto toraks PA dan lateral harus dilakukan pada
setiap tersangka flu burung. Gambaran infiltrat di paru
menunjukkan bahwa kasus ini adalah pneumonia. Pemeriksaan
lain yang dianjurkan adalah pemeriksaan CT Scan untuk kasus
dengan gejala klinik flu burung tetapi hasil foto toraks normal
sebagai langkah diagnostik dini.
Profilaksis
Profilaksis 1x75 mg diberikan pada kelompok risiko tinggi
terpajan sampai 7-10 hari dari pajanan terakhir. Penggunaan
profilaksis jangka panjang dapat diberikan maksimal hingga 6-8
minggu sesuai dengan profilaksis pada influenza musiman
Pengobatan lain:
Antibiotik spektrum luas yang mencakup kuman tipikal dan
atipikal (lihat petunjuk penggunaan antibiotik)
Metilprednisolon 1-2 mg/kgBB IV diberikan pada pneumonia
berat, ARDS atau pada syok sepsis yang tidak respons
terhadap obat-obat vasopresor
Terapi lain seperti terapi simptomatik, vitamin, dan makanan
bergizi
Rawat di ICU sesuai indikasi
9. Edukasi
118
10. Prognosis
11.Lama 7 – 14 hari
Perawatan
12. Tingkat
Evidens
13. Tingkat
Rekomendasi
14. Penelaah 1. Prof. dr. Akmal Sya’roni, DTM&H, SpPD, K-PTI, FINASIM
Kritis 2. Dr. Rizky Perdana, SpPD, FINASIM
3. Dr. Harun Hudari, SpPD, FINASIM
15. Indikator
Medis
16. Kepustakaan
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Prof. Dr. Akmal Sya’roni, SpPD, DMT&H, K-PTI
NIP. 19506061979051001 NIP. 194510281973031001
119
INFEKSI NOSOKOMIAL
ICD 10.
3.Pemeriksaan
Fisik
4.Kriteria
Diagnosis
5.Diagnosis Infeksi nosokomial terutama disebabkan oleh infeksi dari
kateter urin, infeksi jarum infus, infeksi saluran napas, infeksi
kulit, infeksi luka operasi dan septikemia.
6.Diagnosis
Banding
7.Pemeriksaan Kultur darah, urin, pus, sputum, jaringan, tinja, rongga hidung
Penunjang dan orofaring.
10.Prognosis
11.Lama 7 – 14 hari
Perawatan
12.Tingkat Evidens
13.Tingkat
Rekomendasi
14.Penelaah Kritis 1. Prof. dr. Akmal Sya’roni, DTM&H, SpPD, K-PTI, FINASIM
2. Dr. Rizky Perdana, SpPD, FINASIM
3. Dr. Harun Hudari, SpPD, FINASIM
120
15.Indikator Medis
16.Kepustakaan
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Prof. Dr. Akmal Sya’roni, SpPD, DMT&H, K-PTI
NIP. 19506061979051001 NIP. 194510281973031001
121
2.Anamnesa dan Riwayat penyakit secara terperinci : pola demam ,ada tidaknya
Pemeriksaan fisik infeksi saluran nafas atas, infeksi saluran nafas bawah, kaku
leher, nyeri perut, disuria atau sakit pinggang, diare, abses atau
radang tonsil dab otot, nyeri dan pembengkakan sendi, atau
tanpa kelainan spesifik
Riwayat pekerjaan, perjalanan kontak dengan orang sakit atau
hewan,trauma fisik atau bedah, obat-obatan (termasuk rokok,
alkohol, narkoba), keadaan kulit pasien, kelenjar getah bening,
lubang orifices pasien.
3.Kriteria
Diagnosis
4.Diagnosis Infeksi
Penyakit kalogen
Neoplasma
Efek samping obat
122
5.Diagnosis Infeksi
Banding Penyakit kalogen
Neoplasma
Efek samping obat
7.Terapi Simtomatis
Uji terapeutik dengan antibiotika, kortikosteroid, atau obat
antiinflamasi non steroid tidak dianjurkan kecuali bila
penyakit progresif dan potensial fatal sehingga terapi empirik
diperlukan
.
8.Edukasi
9.Prognosis
10.Lama 7 – 14 hari
Pengobatan
11.Tingkat Evidens
12.Tingkat
Rekomendasi
13.Penelaah Kritis 1. Prof. dr. Akmal Sya’roni, DTM&H, SpPD, K-PTI, FINASIM
2. Dr. Rizky Perdana, SpPD, FINASIM
3. Dr. Harun Hudari, SpPD, FINASIM
14.Indikator Medis
15. Lama
Perawatan
16..Kepustakaan
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Prof. Dr. Akmal Sya’roni, SpPD, DMT&H, K-PTI
NIP. 19506061979051001 NIP. 194510281973031001