Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


DEMAM TIFOID
2016
RSUP SANGLAH No. Revisi Halaman
No. Dokumen
DENPASAR 00 1/4
Ditetapkan oleh:
Direktur Utama
PPK Tanggal terbit:
Dr. I Wayan Sudana, M.Kes
NIP 19650409 199509 1 001
No.ICD 10 A01.0 Typhoid fever
A01.1 Paratyphoid fever A
A01.2 Paratyphoid fever B
A01.3 Paratyphoid fever C
A01.4 Paratyphoid fever, unspecified
Pengertian Infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhii.

Anamnesis 1. Demam terus menerus selama minimal 7 hari


2. Disertai gejala gastrointestinal berupa diare atau
obstipasi
3. Dapat disertai gejala sistemik berupa nyeri kepala
dan/atau malaise dan/atau anoreksia dan/atau
nausea dan/atau mialgia dan/atau nyeri perut
dan/atau radang tenggorokkan.
4. Demam tifoid berat bila diserati kesadaran
menurun dan/atau kejang dan/atau tangan kaki
dingin dan/atau tanda perforasi saluran cerna
(tanda akut abdomen).

Pemeriksaan 1. Demam 7 hari atau lebih


Fisik 2. Keadaan umum dapat tampak iritabel atau gelisah
atau apatis atau delirium.
3. Dapat ditemukan lidah tifoid : bagian tengah kotor
dan bagian pinggir hiperemis.
4. Dapat ditemukan meteorismus dan/atau
hepatomegali dan/atau splenomegali

Kriteria 1. Demam selama 7 hari atau lebih


Diagnosis 2. Didapatkan diare atau obstipasi
3. Gelisah atau apatis atau delirium
4. Pemeriksaan IgM anti Salmonela yang positif

Diagnosis 1. Demam berdarah dengue


Banding 2. Malaria
3. Sepsis
4. Infeksi intrakranial
5. Keganasan
Pemeriksaan 1. Darah rutin
Penunjang 2. Pemeriksaan IgM anti Salmonela
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
DEMAM TIFOID
2016
RSUP SANGLAH No. Revisi Halaman
No. Dokumen
DENPASAR 00 2/4
3. Kultur darah

Konsultasi Sub Bagian lain sesuai komplikasi yang timbul

Perawatan Demam tifoid berat harus dirawat inap di rumah sakit


Rumah Sakit
Terapi/tindakan 1. Suportif
a. Tirah baring
(ICD 9 CM)
b. Kebutuhan cairan dan kalori dicukupi
c. Asupan cairan dan kalori diberikan melalui
intravena atau sonde lambung bila demam
tinggi disertai muntah atau diare
d. Pada ensefalopati, jumlah kebutuhan cairan
dikurangi menjadi 4/5 kebutuhan
e. Antipiretik, diberikan apabila demam >
38,50C, kecuali pada pasien dengan riwayat
kejang demam dapat diberikan lebih awal
dengan parasetamol dosis 10 mg/kgBB/kali.
f. Diet
i. Makanan tidak berserat dan mudah
dicerna
ii. Setelah demam reda, dapat segera
diberikan makanan yang lebih padat
dengan kalori cukup
2. Antibiotik (dapat digunakan salah satu)
a. Kloramfenikol (drug of choice) 50-100
mg/kgbb/hari , oral atau IV dibagi dalam 4
dosis selama 10-14 hari (tingkat eviden 2b,
rekomendasi B)
b. Seftriakson 80 mg.kgbb/hari intravena atau
intramuskular sekali sehari selama 5 hari
c. Sefiksim 10 mg/kgbb/hari oral dibagi dalam
2 dosis selama 10 hari
3. Kortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan
gangguan kesadaran : deksametason 1-3
mg/kgbb/hari intravena dibagi 3 dosis hingga
kesadaran membaik
4. Bedah diperlukan pada penyulit perforasi usus

Tempat 1. Ruang rawat inap anak (bangsal)


Pelayanan 2. PICU untuk demam tifoid dengan komplikasi
gastrointestinal, perdarahan, dan penurunan
kesadaran
Penyulit 1. Perforasi usus
2. Perdarahan saluran cerna
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
DEMAM TIFOID
2016
RSUP SANGLAH No. Revisi Halaman
No. Dokumen
DENPASAR 00 3/4
3. Tifoid ensefalopati
4. Pneumonia
5. Syok septik

Informed Lisan dan Tertulis


Consent
Tenaga Standar 1. Dokter Spesialis Anak
2. Dokter Spesialis Anak Konsultan Infeksi dan
Penyakit Tropis
3. Residen madya dan senior

Lama Perawatan 3-5 hari

Masa Pemulihan 7-10 hari

Hasil -

Patologi -

Otopsi -

Prognosis Dubius ad Bonam

Tindak Lanjut Pemantauan terapi


Evaluasi demam dengan memonitor suhu. Apabila pada
hari ke 4-5 setelah pengobatan demam tidak reda, maka
harus segera kembali dievaluasi adakah komplikasi,
sumber infeksi lain, resistensi S.Typhi terhadap antibiotik
atau kemungkinan salah menegakkan diagnosis.

Tingkat Eviden Tingkat eviden 2b, rekomendasi B untuk pemberian


& Rekomendasi kloramfenikol sebagai pilihan terapi pertama

Indikator Medis Pasien dapat dipulangkan apabila tidak demam selama 24


jam tanpa antipiretik, nafsu makan membaik, klinis
perbaikan dan tidak dijumpai komplikasi. Pengobatan
dapat dilanjutkan di rumah
Edukasi 1. Secara umum untuk memperkecil kemungkinan
tercemar S. Typhi maka setiap individu harus
memperhatikan kualitas makanan dan minuman yang
mereka konsumsi.
2. Pemberian imunisasi
Kepustakaan 1. Storey HL, Huang Y, Crudder C, Golden A, Santos T,
Howkins. A meta-analysis of typhoid diagnostic accuracy
studies : a recommendation to adopt a standarized
composite referrence. 2015;10(11):1-24.
2. Rampergan NH. Antiibiotik terapi demam tifoid tanpa
komplikasi pada anak. Sari Pediatri 2013;14(5) :271-6.
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
DEMAM TIFOID
2016
RSUP SANGLAH No. Revisi Halaman
No. Dokumen
DENPASAR 00 4/4
3. Naveed A, Ahmed Z. Treatment of typhoid fever in children :
comparison of efficacy of ciprofloxacin with ceftriaxone.
European Scientific Journal 2016;12(6) :346-55.
4. American Academy of Pediatrics. Salmonella infections.
Dalam : Pickering LK, Baker CJ, Long SS, McMillan JA,
penyunting. Red Book: 2006 report of the committee in
infectious diseases, Edisi ke 27. Elk Grove Village. American
Academy of Pediatrics; 2006.h.579-84.
5. Cleary TG. Salmonella species. Dalam: Behrman RE,
Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of
pediatrics. Edisi ke 17. Philadelpia: Saunders; 2004. H.912-9.
6. Pickering LK dan Cleary TG. Infections of the gastrointestinal
tract. Dalam: Anne AG, Peter JH, Samuel LK, penyunting.
Krugman’s infectious diseases of children. Edisi ke 11.
Philadelphia; 2004. h.212-3.
7. Anonim. Demam Tifoid. Dalam: Soedarmo SP, Garna H,
Hadinegoro SRS, Satari HI, penyunting. Buku ajar infeksi &
pediatri tropis. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2008.
h.338-46.
8. IDAI. Pedoman pelayanan medis IDAI. Edisi 1, Jakarta:
Badan Penerbit IDAI. 2010. h.47-50.

Anda mungkin juga menyukai