SEMINAR NASIONAL
PENINGKATAN KAPASITAS PETUGAS KESEHATAN
TENTANG SURVEILANS PD3I DALAM UPAYA PERCEPATAN
PENCAPAIAN TARGET GLOBAL & NASIONAL
SELASA, 16 NOVEMBER 2021
▪ Deteksi dini kasus secara klinis dan laboratorium serta tatalaksana kasus untuk mencegah kematian (ADS) dan
penularan (Antibiotika) sesuai dengan protokol pengobatan difteri;
▪ Tatalaksana kontak erat (contact tracing) → Memutus penularan melalui pemberian obat profilaksis kpd kontak erat;
▪ Edukasi Masyarakat
➢ Semua orang yang pernah kontak (secara fisik: berbicara atau terkena percikan ludah saat batuk/bersin)
dengan kasus suspek difteri
➢ Potensi menular yang pernah kontak jarak dekat sekitar 1 meter dengan kasus sejak 10 hari sebelum timbul
gejala sakit menelan sampai 2 hari setelah pengobatan (masa penularan).
➢ Yang termasuk dalam kategori kontak erat adalah:
✓Kontak erat satu rumah: tidur satu atap
✓Kontak erat satu kamar di asrama
✓Kontak erat teman satu kelas, guru, teman bermain
✓Kontak erat satu ruang kerja
✓Kontak erat tetangga, kerabat, pengasuh yang secara teratur mengunjungi
rumah
✓Petugas kesehatan di lapangan dan di RS
✓Pendamping kasus selama dirawat
➢ Jika ditemukan ada yang mempunyai gejala sakit tenggorok ➔ rujuk ke Fasyankes /dokter/RS terdekat.
➢ Jika disertai adanya pseudomembran maka dirujuk ke tim Ahli difteri untuk penetapan diagnosis.
12
Kasus Tetanus Neonatorum
Pelacakan Kasus TN untuk mencari faktor resiko yaitu :
1. Persalinan tidak bersih (3 bersih : alat, tempat, tangan)
2. Perawatan tali pusat tidak bersih
3. Ibu Bayi tidak mempunyai kekebalan yang memadai (status imunisasi Tetanus
Toxoid tidak lengkap)
• Segera laporkan suspek PD3I ke Petugas Surveilans di Puskesmas atau Dinas Kesehatan
setempat,
• Segera lakukan investigasi Suspek PD3I untuk mencari kasus tambahan,
• Segera lacak kontak erat dan diberikan Profilaksis sesuai pedoman,
• Lengkapi status imunisasi kasus dan kontak erat.