Anda di halaman 1dari 8

MENINGITIS BAKTERIAL

(Kode ICD X : G00.9)


1. Pengertian
Meningitis bakterialis akut adalah infeksi meningitis yang terjadi
dalam waktu kurang dari 3 hari dan umumnya disebabkan oleh
bakteri banal.
2. Anamnesis
 Demam 

 Nyeri kepala 

 Fotofobia 

 Penurunan kesadaran 

 Kejang 

 Kelemahan 1 sisi 

 Pada stadium lanjut dapat dijumpai tanda hidrosefalus: nyeri


kepala berat, muntah-muntah, kejang. 

 Pada orang dewasa biasanya diawali dengan infeksi saluran


pernapasan atas yang ditandai dengan demam dan keluhan-
keluhan pernapasan, kemudian diikuti gejala-gejala SSP. 

 Pada Meningitis Mengingokokus seringkali diawali dengan


gejala septikemia dan syok septik, seperti demam, nyeri
pada lengan dan/atau tungkai. Perlu diketahui riwayat
berpergian haji atau ada orang lain yang mengalami hal yang
sama karena penyakit ini dapat menyebabkan epidemi
meningitis. 
3. Pemeriksaan Fisik

 Pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik


menyeluruh. 

 Pemeriksaan neurologis: pemeriksaan GCS (penurunan


kesadaran), pemeriksaan kaku kuduk positif,
pemeriksaan kekuatan motorik (hemiparesis). 

 Pada stadium lanjut dapat dijumpai tanda hidrosefalus


seperti papiledema. 

 Pada Meningitis Meningokokus sering diawali dengan


tanda septicemia dan syok septik, seperti kulit
teraba dingin atau kebiruan pada bibir, terdapat
papul sampai ekimosis pada ekstremitas. 

4. Kriteria Diagnosis 
Tanda dan gejala klinis meningitis



Plus 
Parameter cairan serebrespinal (CSS)
abnormal: predominansi PMN, rasio glukosa CSS:darah
< 0,4 
Plus 
Didapatkannya bakteri penyebab di
dalam CSS secara mikroskopis dan/atau hasil kultur
positif 


187
ATAU
Gejala dan tanda klinis meningitis
Plus
Parameter CSS abnormal: predominansi PMN, rasio glukosa
CSS:darah < 0,4
Plus
Kultur CSS negatif Plus
Satu dari hal berikut:
Kultur darah positif
Tes antigen atau PCR dari CSS
menunjukan hasil positif
Dengan atau tanpa
 Riwayat infeksi saluran pernapasan atas yang baru 

 Riwayat faktor predisposisi, seperti pneumonia, sinusitis, otitis


media, gangguan imunologi tubuh, alkoholisme, dan DM. 

5. Diagnosis Banding 
Meningitis Viral, Meningitis TB 


6. Pemeriksaan Penunjang

 Darah lengkap, Kimia klinik (SE, SGOT, SGPT, BUN,


SK,Albumin), kadar elektrolite urine bila di curigai
komplikasi SIADH pada penderita meningitis. 

 Lumbal punksi( pleositosis dominan sel


polimorfonuklear, peningkatan kadar protein,
penurunan kadar glukosa, rasio glukosa LCS:
Darah < 0.4) o Kontra indikasi lumbal punksi: §
Papil edema §Penurunan keasadaran yang
dalam dan progressif §Kecurigaan lesi desak
ruang
§Deficit neurologis fokal o
Kontraindikasi relative:
§Infeksi pada daerah
tusukan §Syok
§Koagulopathy
§
Trombosit < 50.000 g/dL Pada kasus tersebut
perlu dilakukan pemeriksaan imaging sebelum
dilakukan lumbal punksi 
 Pemeriksaan latex aglutinasi atau PCR untuk 3 kuman
penyebab, Kultur darah dan likuor serta tes
kepekaan antibiotika 

 Pengecatan gram pada darah dan likuor. 

 EEG bila didapatkan riwayat kejang 

188
 CT scan kepala + kontras 

 MRI kepala + Kontras 

 Kriteria diagnosis: 

o Gejala dan tanda meningitis
o + LCS abnormal; predominan


PMN. Rasio glukosa LCS: darah<0.4
o + didapatkan bakteri
penyebab dalam LCS atau hasil kultur +
o Dapat pula kultur
LCS -, namun kultur darah + dantes antigen, atau PCR
LCS +
o dengan/ tanpa riwayat infeksi saluran nafas baru,
factor predisposisi
misalnya pneumonia, sinusitis, otitis media, gangguan imunologi
tubuh, alkoholisme, dan DM
7. Tatalaksana

Terapi antibiotic empiric:
oNeonatus, bakteri penyebab


streptokokkus group B, listeria
monocytogenes, E Coli; antibiotika: Ampicillin + cefotaxime
o
2 bulan - 18 tahun, bakteri penyebab N. meningitides, S.
pneumonia, H. Influenza; antibiotika Ceftriaxon atau cefotaxime,
dapat ditambahkan
vankomisin
o18-50 tahun, bakteri penyebab S, Pneumonia, N.
Meningitidis;
antibiotika Ceftriaxone dapat ditambahkan Vancomicyn
o > 50
tgh, bakteri penyebab S. Pneumonia, L. Monocytogenes, bakteri
gram negative; Antibiotika Vancomicyn + ampicillin, +
Ceftriaxone
 Pemberian antibiotika Spesifik sesuai dengan hasil kultur 

 Dexamethasone 0.15 mg/KgBB (10 mg pada dewasa) setiap 6


jam selama 2-4 hari. Diberikan pertama 30 menit sebelum
diberikan antibiotika 

 Pemberian antipyretika (paracetamol, metamizole) sesuai dengan


kebutuhan penderita 

 H2 bloker injeksi setiap 12 jam 

 Mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi 

 Penatalaksanaan kejang dengan anti konvulsan sesuai dengan


protocol status epileptikus 

 Pada kondisi Status epilepsy Refrakter pasien dirawat di ICU


dengan menggunakan ventilator dan obat – obatan astesi 

 Sedative dapat diberikan bila pasien gelisah dengan clobazam


2x10 mg 

 Apabila didapatkan tanda-tanda tekanan intracranial yang


meningkat maka dapat diberikan manitol 20%, diberikan
dengan dosis awal 1-1,5 g/kg berat badan selama 20 menit,
dilanjutkan dosis 0,25-0,5 g/kg berat badan setiap 4-6 jam
atau dengan menggunakan cairan hypertonic saline NaCl 3%
2 ml/KgBB selama 30 menit atau Natrium - laktat 1.2
ml/kgBB selama 15 menit 

 Hemikraniektomi dekompresi, pemasangan EVD atau VP shunt


dapat dilakukan pada kondisi malignant intracranial
hypertension 

189
Pemasangan lumbal drain dapat dilakukan sebagai alternative
yang kurang invasive dibandingkan dengan EVD
8. Edukasi
 Penjelasan Sebelum MRS (rencana rawat, biaya, pengobatan,
prosedur, masa dan tindakan pemulihan dan latihan,
manajemen nyeri, risiko dan komplikasi) 

 Penjelasan mengenai Meningitis Bakterialis, risiko dan


komplikasi selama perawatan 

 Penjelasan mengenai faktor risiko dan pencegahan rekurensi 

 Penjelasan program pemulangan pasien (Discharge Planning) 

 Penjelasan mengenai gejala Meningitis Bakterialis, dan apa yang


harus dilakukan sebelum dibawa ke RS 

9. Prognosis
Ad vitam
Ad Sanationam Ad Fungsionam
: dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam
10. Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan
 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Tatalaksana ABC dan
Resusitasirujuk 

 PPK 2 (RS tipe B dan C) : 

  Tatalaksana medis komprehensif sesuai


ketersediaan fasilitas 

  Rujuk bila pasien tidak mengalami perbaikan


setelah diberi terapi empiric selama 3-7 hari,
mengalami Status epilepsy refrakter, memerlukan
tindakan definitive untuk menurunkan TIK dan atau
tidak memiliki fasilitas seperti pada PPK 3 

PPK 3 (RS tipe A) : Tatalaksana medis komprehensif


11. Kepustakaan
1. Durand ML, Calderwood SB, Weber DJ, Miller SI,
Southwick FS, Caviness VS, Jr. et al. Acute bacterial
meningitis in adults. A review of 493 episodes.
N.Engl.J.Med. 1993;328(1):21-8. 


2. Kaplan SL, Smith EO, Wills C, Feigin RD. Association


between preadmission oral antibiotic therapy and
cerebrospinal fluid findings and sequelae caused by
Haemophilus influenzae type b meningitis. Pediatr.Infect.Dis.
1986;5(6):626-32. 


190
3. Kashyap RS, Kainthlal RP , Satputel RM, Agarwall NP ,
Chandakl NH, Purohit HJ et al. Differential diagnosis of
tuberculous meningitis from partially-treated pyogenic
meningitis by cell ELISA. BMC Neurol. 2006. 


4. Roos KL, Tunkel AR, Scheld WM. Acute Bacterial


Meningitis. In: Scheld WM, Whitley RJ, Marra CM, editors.
Infections of the Central Nervous System. 3 ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins; 2004. p. 347- 422. 

th
5. Samuels MA. Manual of Neurologic Therapeutic, 7 Ed.
Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia. 


6. Tunkel AR, Hartman BJ, Kaplan SL, Kaufman BA, Roos


KL, Scheld WM, Whitley RJ. Practice Guidelines for the
Management of Bacterial Meningitis. Clinical Infectious
Diseases 2004; 39:1267–84. 


7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5


tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer 


8. Standar Kompetensi Dokter Spesialis Neurologi Indonesia,


2015 


Anda mungkin juga menyukai