Anda di halaman 1dari 6

PERDOSSI

A. Meningitis Bacterial
a. Defenisi
Disebut juga meningitis piogenik akut atau meningitis purulenta adalah suatu infeksi
cairan liquor serebrospinalis dengan proses peradangan yang melibatkan piamater,
arachnoid, ruangan subarachnoid dan dapat meluas ke permukaan otak dan medulla
spinalis.
b. Etiologi
Streptococcus pneumonia, neisseria meningitidis, H. Influenzae, staphylococci,
Listeria monocytogenes, basil gram negatif
c. Criteria diagnosis
Anamnesis
Gejala timbul dalam 24 jam setelah onset, dapat juga subakut antara 1-7. Gejala
berupa demam tinggi, menggil, sakit kepala, fotofobia, mialgia, mual, muntah,
kejang, perubahan status mental sampai pnurunan kesadaran.

Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda ransangan meningeal (+)
Papil edema biasanya tampak beberapa jam setelah onset
Gejala neurologis fokal berupa gangguan saraf kranialis
Gejala lain: infeksi ekstrakranial misalnya sinusitis, otitis media, mastoiditis,
pneumonia, isk, arthritis (n. meningitides)
Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Lumbal pungsi : mutlak dilakukan bila tidak ada kontraindikasi.
Pemeriksaan liquor : ditemukan tekanan meningkat > 180 mmH2o, pleisitosis
(pertambahan jumlah sel-sel) lebih dari 1.000/mm3 dapat sampai
10.000/mm3 terutama PMN, protein meningkat lebih dari 150 mg/dl dapat >
1.000 mg/dL, glukosa menurun < 40% dari GDS. Dapat ditemukan
mikroorganisme dengan pengecatan gram
Pemeriksaan kultur liquor dan darah
Darah rutin (ditemukan lekositosis, LED meningkat)
Pemeriksaan kimia darah (gula darah, fungsi ginjal, fungsi hati) dan elektrolit
darah).

Radiologis
Foto polos paru,
Ct-scan kepala


Pemeriksaan penunjang lain
Bila hasil analisis likuor serebrospinal mendukung, tetapi pada pengecatan gram negative maka
untuk menentukan bakteri penyebab dapat dipertimbangkan pemeriksaan antigen bakteri
spesifik seperti C reactive protein atau PCR (Polymerase Chain Protein).


Diagnosis banding

Meningitis virus
Perdarahan subarachnoid
Meningitis khemikal
Meningitis TB
Meningitis leptospira
Meningoensefalitis fungal

Tatalaksana
Perawatan umum
Kausal: lama pemeberian 10-14 hari
Usia Bakteri penyebab antibiotika
50 tahun S. pneumonia
N. meningitides
L. monocytogenes
Cefotaxime 2 gr/hari atau
Ceftriaxone 2 gr/12jam + ampicillin 2
gr/4jam/IV (200mg/kgbb/IV/hari)

Chloramphenicol 1gr/6jam +
trimetroprim/sulfametoxazole 20
mg/kgbb/hari

Bila prevalensi S. pneumonia resisten
cephalosporin 2% di berikan:
Cefotaxime /ceftriaxone
+vancomycin 1gr/hari/ IV (max
3gr/3hari)











Bila bakteri penyebab tidak dapat diketahui, maka terapi antibiotic empiris sesuai dengan
kelompok umur, harus segera dimulai:
Terapi tambahan : dianjurkan hanya pada penderita risiko tinggi, penderita dengan
status mental terganggu, edema otak atau tik meninngi yaitu betamethasone 0.15
mg/kgbb/6jam/IV selama 4 hari dan diberikan 20 menit sebelum pemberian antibiotic.
Penanganan peningkatan tik:
a. Meninggikan kepala 30 dari tempat tidur.
b. Cairan hiperosmoler: mannitol atau gliserol
c. Hiperventilasi untuk mempertahankan pCO2 antara 27-30mmhg


PENYULIT
Gangguan serebrovaskular
Edema otak
Hidrosefalus
Perdarahan otak
Shock sepsis
ARDS(adult Respiratory distress syndrome)
Disseminated intravascular coagulation
Efusi epidural
SIADH

PROGNOSIS
Bervariasi dari sembuh sempurna, sembuh cacat, kematian

50 tahun S. pneumonia
N. meningitidis
H. influenza
Species listeria
Pseudomonas
aeroginosa
Cefotaxime 2gr/6jam max 12gr/hari
atau ceftriaxone 2gr/12jam +
ampicillin 2gr,4jam/IV
(200mg/kgbb/IV/hari)

Bila prevalensi S.pneumonia resisten
cephalosporin 2% diberikan:
Cefotaxime/ceftriaxone + vancomysin
1gr/12jam/IV (max. 3gr/hari

Ceftadizime 2gr/8jam/IV
B. Meningitis tuberkulosa

a. Definisi dan etiologi
Adalah reaksi peradangan yang mengenai selaput otak yang disebabkan oleh kuman
tuberkulosa.

b. Criteria diagnosis
Anamnesis
Didahului oleh gejala prodromal berupa nyeri kepala, anoreksia, mual/muntah,
muntah subfebris, disertai dengan perubahan tingkah laku dan penurunan
kesadaran, onset subakut, riwayat penderita TB atau adanya focus infeksi sangat
mendukung.

Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda ransangan meningeal berupa kaku kuduk dan tanda lasegue
dan kernig,
Kelumpuhan saraf otak dapat sering dijumpai

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan LCS (bila tidak ada tanda-tanda
peninggian tekanan intracranial), pemeriksaan darah rutin, kimia, elektrolit.
Pemeriksaan sputum BTA
Radiologic:
Foto polos paru
CT-scan kepala atau MRI dibuat sebelum dilakukan pungsi lumbal bila
dijumapai peninggian tekanan intracranial.
Penunjang lain:
igG anti TB (untuk mendapatkan antigen bakteri diperiksa counter-
immunoelectrphoresis, radioimmunoassay tau tekni ELISA)
PCR

Pada pemeriksaaan laboratorium:
Pemeriksaan LCS (bila tidak ada tanda-tanda peninggian tekanan intracranial)
Pelikel (+)/ cobweb appearance (+)
Pleiositosis 50-500/mm3, dominan sel mononuclear, protein, meningkat 100-
200 mg%, glukosa menurun <50%-60% dari GDS, kadar laktat, kadar asam
amino, bakteriologis ziehl Nielsen (+), kultur BTA (+).

Diagnosa banding

Meningoensefalitis karena virus
Meningitis bacterial yang pengobatannya tidak sempurna
Meningitis oleh Karena infeksi jamur/parasit (Cryptococcus neoformans atau
toxoplasma gondii), sarkoid meningitis.
Tekanan selaput yang difus oleh sel ganas, termasuk karsinoma, limfoma,
leukemia, glioma, melanoma, dan meduloblastoma.

Tatalaksana
Umum
Terapi kausal : kombinasi OAT (RHZE)
Kortikosteroid
Penyulit/ komplikasi
Hidrosefalus
Kelumpuhan saraf cranial
Iskemi dan infark pada otak dan mielum
Epilepsy
SIADH
Retardasi mental
Atrofi nervus optikus

Konsultasi
Bedah saraf

Lama perawatan : minimal 3 minggu, tergantung respon pengobatan

Prognosis
Meningitis tuberculosis sembuh lambat dan umumnya meninggalkan sekuele
neurologis
Bervariasi dari sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, meninngal.





C. Meningitis kriptokokkus/jamur
a. Defenisi dan etiologi
Peradangan pada selaput otak yang disebabkan oleh jamur kriptokokkus.

b. Diagnose
Diagnose pasti dengan pemeriksaan sediaan lansung dan kultur dari CSS.

c. Predisposisi
Gangguan imunitas berat (AIDS, penerima transplantasi jaringan atau sedang dalam
terapi keganasan)

d. Pemeriksaan penunjang
#Pungsi lumbal:
*profil LCS menyerupai MTB
*pengecatan tinta india/gram terhadap CSS

#Pemeriksaan serologis
#kultur sabauraud

e. Diagnosis banding
Meningitis serosa sebab lain

f. Tatalaksana
*terapi kausal : amfoterisin B dan 5Floro-sitosin IV (2minggu) dilanjutkan flukonazol
200mg/hari
*terapi simtomatik/suportif : disesuaikan dengan keadaan pasien.

g. Penyulit
Herniasi

h. konsultasi
sesuai indikasi ke bag penyakit dalam dan bagian bedah saraf

i. prognosis
buruk

Anda mungkin juga menyukai