Meningitis peradangan pada selaput otak (meningen) Etiologi: bakteri, viral, TB, kriptokokus Meningitis bakterialis akut adalah infeksi meningitis yang terjadi kurang dari 3 hari dan umumnya disebabkan oleh bakteri banal Penyebab: Neonatus: Streptokokus grup B, Listeria monocytogenes, Escherichia coli 2 bl-18 th: Neisseria meningitidis, Streptokokus pneumoniae, Hemophilus influenzae 18-50 th: S.pneumoniae, N.meningitidis >50 th: S.pneumoniae, L.monocytogenes, bakteri gram negatif Penyebaran bakteri ke otak melalui: Hematogen Ekstensi suatu tempat dekat otak yang terinfeksi spt otitis media, mastoiditis, sinusitis, fraktur terbuka . Gejala klinis diawali infeksi saluran nafas atas, demam tinggi, nyeri kepala dan fotofobia, penurunan kesadaran, kejang, pada keadaan lanjut dapat ditemukan tanda hidrosefalus berat (nyeri kepala berat, mual, muntah, kejang), hemiparesis, diplopia, tinitus, edema papil, pada Meningitis Mengingokokus seringkali diawali dengan gejala septikemia dan syok septik, seperti demam, nyeri pada lengan dan/atau tungkai. riwayat berpergian haji atau ada orang lain yang mengalami hal sama karena penyakit ini dapat menyebabkan epidemi meningitis Pada pemeriksaan fisik ditemukan penurunan kesadaran, tanda perangsangan meningeal spt kaku kuduk, Kernig, Brudzinski (+), papil edema (tanda hidrosefalus), pada Meningitis Meningokokus sering diawali dengan tanda septicemia dan syok septik, seperti kulit teraba dingin atau kebiruan pada bibir, terdapat papul sampai ekimosis pada ekstremitas Pemeriksaan penunjang pungsi lumbal, hasilnya: warna keruh, jumlah sel meningkat/pleositosis sampai puluhan ribu, dominan PMN/neutrofil, kadar glukosa CSS rendah <40 mg/dL dari gula darah (perbandingannya <0,4), protein >200 mg/dL, pada pewarnaan gram dan kultur ditemukan kuman penyebab Darah lengkap, Kimia klinik (SE, SGOT, SGPT, BUN, SK,Albumin), kadar elektrolit urine bila di curigai komplikasi SIADH pada penderita meningitis. Diagnosis banding: Meningitis Viral, Meningitis TB Pemeriksaan latex aglutinasi atau PCR untuk 3 kuman penyebab, Kultur darah dan likuor serta tes kepekaan antibiotika Pengecatan gram pada darah dan likuor. EEG bila didapatkan riwayat kejang CT scan kepala + kontras • MRI kepala + Kontras Kriteria diagnosis: Gejala dan tanda meningitis + CSS abnormal; predominan PMN, rasio glukosa CSS: darah<0.4 + didapatkan bakteri penyebab dalam CSS atau hasil kultur + Dapat pula kultur CSS -, namun kultur darah + dan tes antigen, atau PCR CSS+ dengan/ tanpa riwayat infeksi saluran nafas baru, faktor predisposisi misalnya pneumonia, sinusitis, otitis media, gangguan imunologi tubuh, alkoholisme, dan DM Diagnosis banding: meningitis viral, TB, kriptokokus Terapi: Antibiotika : Ceftriaxon 2g/12 jam iv/im maksimum 4g/hari (dewasa), pada anak 100 mg/kg/hari dosis terbagi 12 jam (maksimum 2g/hari) Cefotaxim 2g/4-6 jam (maksimal 12g/hari), pada anak 200mg/kgBB/hari iv terbagi tiap 6 jam Vankomisin: 1 g/12 jam, anak 60 mg/kgBB/hari terbagi tiap 6 jam Ampisilin 2g/4 jam (maksimum 12g/hari), anak 200-400 mg/kgBB/hari terbagi tiap 4 jam Deksametason 0,15 mg/kgBB (10 mg perpemberian) setiap 6 jam selama 2- 4 hari Simptomatis: Pemberian antipiretika (paracetamol, metamizole) sesuai dengan kebutuhan penderita H2 bloker injeksi setiap 12 jam Mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi Penatalaksanaan kejang dengan anti konvulsan sesuai dengan protocol status epileptikus Pada kondisi status epilepsi refrakter pasien dirawat di ICU dengan menggunakan ventilator dan obat – obatan anestesi Sedatif dapat diberikan bila pasien gelisah dengan clobazam 2x10 mg Apabila didapatkan tanda-tanda tekanan intrakranial yang meningkat maka dapat diberikan manitol 20%, diberikan dengan dosis awal 1-1,5 g/kgBB selama 20 menit, dilanjutkan dosis 0,25-0,5 g/kgBB setiap 4-6 jam atau dengan menggunakan cairan hipertonik saline NaCl 3% 2 ml/KgBB selama 30 menit atau Natrium - laktat 1,2 ml/kgBB selama 15 menit Hemikraniektomi dekompresi, pemasangan EVD atau VP shunt dapat dilakukan pada kondisi malignant intracranial hypertension Pemasangan lumbal drain dapat dilakukan sebagai alternative yang kurang invasive dibandingkan dengan EVD Derajat penyakit tidak seberat meningitis bakteri Perjalanan klinis lebih pendek Etiologi virus parotitis, coxsackie dan ECHO virus Gejala mirip dengan meningitis bakteri: demam, nyeri kepala. Pemeriksaan fisik kaku kuduk dan Kernig (+) Penunjang LP: warna jernih, jumlah leukosit 50-500 sel/uL, predominan mononuklear (90% limfosit), glukosa CSS normal >40 mg/dL, protein sedikit meningkat <100 mg/dL Pengecatan gram dan kultur CSS negatif Pemeriksaan virologis dari feses, urine dan CSS Terapi simptomatis Prognosis baik Termasuk salah 1 TB ekstrapulmoner dan penyakit infeksi SSP subakut dari fokus primer di paru Definisi radang selaput otak akibat komplikasi tuberkulosis primer Penyebab Mycobacterium tuberculosis Fokus primer paru-paru, kelenjar getah bening, tulang, sinus nasalis, GIT, ginjal dsb Penyebaran perkontinuitatum proses di nasofaring, pneumonia, endokarditis, otitis media, mastoiditis, trombosis sinus kavernosus atau spondilitis Gejala 2-8 minggu: malaise, anoreksia, demam, nyeri kepala semakin memburuk, perubahan mental, penurunan kesadaran, kejang, kelemahan 1 sisi Pemeriksaan GCS, ditemukan kaku kuduk, paresis nervus kranial II, II, IV, VI, VII,VIII, hemiparesis, papil edema dan tuberkel pada khoroid (funduskopi) Diagnosis banding: meningitis bakterial Lab rutin DL, ureum/kreatinin, GDS, natrium, LED meningkat, sedikit leukositosis, tes HIV, LP warna jernih/xantokrom, protein 150-200 mg/dl, glukosa menurun <40 mg/dl, perbandingan glukosa CSS dan darah <0,4, jumlah sel 300- 400/mm3 dominan PMN dan limfosit Mikrobiologi kultur CSS: M. tuberculosis (+) Uji tuberkulin pada anak (+) PCR TB Foto thoraks PA TB paru CT scan kepala dan MRI kontras penebalan meningen di basal, hidrosefalus, infark OAT: Regimen A: INH 300 mg/hari 6 bulan Rifampisin 600 mg/hari 6 bulan Pirazinamid 15-30 mg/kg/hari 2 bulan Regimen B: INH 300 mg/hari 9 bulan Rifampisin 600 mg/hari 9 bulan Etambutol 25 mg/kg BB/hari atau streptomisin 1g/hari 2 bulan Regimen C: INH 300 mg/hari 1 bulan lalu 900 mg/2x seminggu 8 bulan Rifampisin 600 mg/hari 1 bulan lalu 600 mg/2x seminggu 8 bulan Resistensi obat tinggi: INH 300 mg/hari 1 tahun Rifampisin 600 mg/hari 1 tahun Penderita sebaiknya dirawat di perawatan intensif Perawatan penderita meliputi kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan gizi, posisi penderita, perawatan kandung kemih, dan defekasi Kortikosteroid: prednison 2-3 mg/kgBB/hari (20 mg/hari terbagi 3 dosis) selama 2-4 minggu, lalu 1 mg/kgBB/hari selama 1-2 minggu atau deksametason 10 mg/4-6 jam iv bila ada edema otak Simptomatis Operatif: jika terdapat tanda hidrosefalus, pemasangan VP shunt atau EVD Hemiparesis spastik Ataksia Paresis n. kranialis permanen Kejang Atrofin optikus Penurunan visus Buta Prognosis buruk pada anak <3 tahun dan dewasa >40 tahun Meningitis kriptokokus adalah infeksi Cryptococcus neoformans pada jaringan otak dan ruang subaraknoid. Etiologi jamur Cryptococcus neoformans Gejala prodromal 2-4 minggu demam, sakit kepala, tanda klasik meningitis tidak selalu dijumpai, tanda peningkatan TIK(+), gangguan kognitif, keluhan defisit neurologi fokal Pemeriksaan penurunan kesadaran, tanda rangsang meningeal, tanda peningkatan tekanan intrakranial , demam, kejang, defisit neurologis fokal Pemeriksaan penunjang: lumbal Pungsi dengan dilakukan pemeriksaan CSS tinta India dan kultur, CT kepala dengan kontras sebelum dilakukan drainase lumbar , LP mirip viral Pemeriksaan CSS didapatkan Kriptokokus pada pengecatan Tinta India atau kultur didapatkan C. neoformans Diagnosis banding: Meningitis TB, meningitis Bakterial dan meningitis viral Penatalaksanaan: Umum: ditujukan terhadap fungsi vital paru-paru, jantung, ginjal, keseimbangan elektrolit dan cairan, gizi, higiene. Khusus: pengobatan kausatif, pencegahan dan pengobatan komplikasi Rehabilitasi Drainase lumbal untuk menurunkan TIK Terapi: Minggu 1-2 amfoterisin B 0,7-1 mg/kg/hari dalam D5% selama 4-6 jam ditambah flukonazol 800mg/hari po Minggu 3-10 flukonazol 800 mg/hari po Setelah fase akut terapi rumatan flukonazol 200 mg/hari hingga sel CD4>200 sel/UL Ensefalitis suatu proses inflamasi akut pada jaringan otak yang disebabkan viral Insiden 3,5-7,4 per 100.000 orang pertahun Etiologi: Virus herpes simpleks (HSV) penyebab utama infeksi virus di negara maju, HSV1 (oral herpes), HSV2 (herpes genetalis) Arbovirus transmisi melalui gigitan serangga nyamuk dan kutu Enterovirus berbagai virus yang masuk ke tubuh melalui GIT Rabies (rhabdovirus) transmisi melalui saliva terinfeksi gigitan hewan atau luka terbuka Mekanisme virus menginfeksi otak: Invasi secara perlahan: virus dibawa ke aliran darah sel saraf otak berkumpul dan menggandakan diri menyebar secara luas di dalam otak ensefalitis difusa Virus menginfeksi jaringan lain lalu invasi ke sel otak infeksi fokal Gejala klinis gejala mirip flu: demam, mengantuk, malaise dan mialgia, nyeri kepala, muntah, perubahan tingkat kesadaran, fotofobia, bingung, kadang kejang, gangguan bicara, pergerakan dan perubahan tingkah laku (kepribadian), hemiparesis, hilang ingatan Pemeriksaan fisik: kesadaran menurun, demam, perubahan keperibadian, kejang, dapat didapatkan kaku kuduk ataupun defisit neurologis fokal Pemeriksaan penunjang: LP warna jernih, pleositosis sel <500/mm3 dominan mononuklear (limfosit), total protein sedikit meningkat <100 mg/dl, glukosa normal Laboratorium mencari etiologi, PCR, antibodi Ig M, darah lengkap, kimia klinik. Serologi darah untuk HSV, CMV, Japanesse encephalitis Serologi CSF untuk HSV dan CMV PCR HSV, CMV, HHV-6. EEG (high voltage periodic spike wave dan kompleks slow wave di temporal menunjukkan infeksi HSV) CT scan kepala/MRI dengan kontras Diagnosis banding: meningoensefalitis bakterial, meningoensefalitis TB Komplikasi sistemik syok, kadar O2, gula darah dan natrium rendah Antimikroba: HSV: Asiklovir 10 mg/kg/8jam selama 3 minggu (sensitif) iv Foscarnet 60 mg/kg/8jam, 3 minggu (resisten asiklovir) Varisella zoster/epstein barr: asiklovir 10 mg/kg/8 jam minimal 2 minggu Sitomegalovirus: Terapi induksi 2-3 mg (gansiklovir 5 mg/kg/12 jam, foscarnet 60 mg/kg/8jam), Pemeliharaan (gansiklovir 5 mg/kg/hari, foscarnet 60-120 mg/kg/hari) HHV (human herpes virus) varian A: foscarnet 60 mg/kg/8 jam HHV varian B: foscarnet/gansiklovir 5 mg/kg/12 jam Rocky mountain spotted fever: doxycycline 100 mg/12 jam Kejang anti kejang, lorazepam iv Gelisah sedatif clobazam 2x10 mg Nyeri anti nyeri metamizole 3x1 g iv Apabila didapatkan tanda-tanda tekanan intrakranial yang meningkat maka dapat diberikan manitol 20%, diberikan dengan dosis awal 1-1,5 g/kgBB selama 20 menit, dilanjutkan dosis 0,25-0,5 g/kgBB setiap 4-6 jam atau NaCl 3% 2 ml/KgBB selama 30 menit atau Natrium-laktat 1,2 ml/kgBB selama 15 menit Hemikraniektomi dekompresi, pemasangan EVD atau VP shunt dapat dilakukan pada kondisi malignant intracranial hypertension Pemberian IVIG dengan dosis 0.4 mg/kgBB selama 5 hari dapat dipertimbangkan pasien ensefalitis viral yang mengalami status epileptikus super refrakter Kelompok studi Neuroinfeksi. 2011. Infeksi pada sistem saraf. Surabaya: Airlangga university press.hal 1-20,67-68,75-89 Ngoerah, IGNG. 2017. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Saraf. Denpasar: Udayana university press.hal 348-394 Perdossi. 2016. PPK Neurologi.hal 181-192