Anda di halaman 1dari 64

Infeksi SSP

dr. Hj. Meiti Frida, Sp.S (K)


Prakata
Penyakit INFEKSI menjadi PENTING :
 Penyakit LAMA timbul lagi
 Tuberkulosis
 Malaria

 Penyakit BARU muncul


 HIV/AIDS
 BSE

 EBOLA
 Kemudahan transportasi
 Perpindahan penduduk

 Perjalanan wisata/usaha

 Mempermudah PENULARAN &


PENYEBARAN

Perlu dipikirkan :
• PENCEGAHAN
• DIAGNOSA & TERAPI DINI
Penyebab Infeksi
 Bakteri
 Virus
 Jamur
 Parasit
 Prion
Gejala & Tanda Infeksi SSP

Gejala :
 Penurunan kesadaran
 Gangguan tingkah laku
 Kejang-kejang
 Kuduk kaku
Tanda :
 Demam
 Gejala sistemik : saluran napas/cerna
Anatomi Ruang Subarachnoid
Infeksi SSP oleh bakteria
Gambaran klinis dapat berupa :
 Meningitis: radang dari cairan serebro-spinal
yang meliputi serebrum dan medulla spinalis
 Abses otak: peradangan piogenik dalam
jaringan otak
 Sinus tromboplebitis: peradangan dan
tromboisi dari sinus venosus intra-kranial
 Myelitis : Radang dari Medula Spinalis
Meningitis bakterial
 Gejala utama adalah demam, penurunan
kesadaran dan Kaku – kuduk, serta tanda
rangsangan meningeal lain seperti: Tes
Brudzinsky yang positif
 Pada persangkaan Meningitis bakterial,
pemeriksaan cairan serebro-spinal wajib
 Kelainan cairan-serebro-spinal berupa :
Pleositosis, peninggian kadar protein dan
penurunan kadar glukosa
Meningitis bakterial ( lanjutan )

• Diagnosa pasti ditentukan dengan


ditemukannya mikro-organisme
penyebab dengan pengecatan dan /
atau biakan

• Teknik baru adalah dengan


pemeriksaan polimerase chain
reaction
Pengobatan
 Kausal : dengan antibiotika yang peka
terhadap kuman yang bersangkutan :
S.Pneumonia, N. Meningitides
 Harus dapat menembus sawar darah – otak
/ cairan serebro-spinal dengan baik
 Dosis obat dipertahankan sekurangnya 7-10
hari : Ceftriaxone + Vancomycin
 Simptomatik : terhadap gejala seperti
demam, kejang, edema otak :
DexamethasonE 0,15 mg/kgBB/6 jam.
 Suportif: kebutuhan cairan ,kalori, protein
dipenuhi. Kebersihan dijaga
Meningitis bakterial
Definisi : Meningitis bakterial adalah Meningitis
yang terjadi alam waktu kurang dari 3 hari
disebebkan oleh bakteri Banol
 Teoretis segala macam bakteria dapat menjadi
penyebab, tetapi beberapa perlu dibicarakan
kerena merupakan penyebab tersering
 Hemophylus Influenzae Merupakan penyebab
endemis yang utama pada anak dan dewasa
 Terdapat vaksin untuk pencegahan, dan saat
ini dianjurkan diberikan pada bayi/anak
 Terapi dengan Ceftriazone + Vancomycin
Kriteria Diagnosa
- Demam
- Penurunan Kesadaran
- Kuduk Kaku
- Lumbal pungsi : CSS abnormal
- PMN
- Glukosa Menurun (bisa sampai 0)
- Kultur (+)
Faktor Resiko
- Otitis Media
- Sinusitis
- Pneumonia
Standar kompetensi PPK 1 :
Diagnosa
Tata Laksana awal dan merujuk, gawat darurat
Merujuk
(Kompetensi 3B)
Meningitis meningokok
o 1982 dan 1987 2000  1500 jemaah haji
meninggal di tanah suci
o 1988 : vaksinasi meningokok
Indonesia 200.000-300.000 calon jemaah /
tahun perlu vaksinasi
Gejala

 Demam
 Penurunan kesadaran
 Kaku kuduk
 Kejang-kejang
 Bercak-bercak perdarahan
 Sindroma Waterhouse Frederichsen
Pencegahan
• Vaksinasi

 Ada 13 strain meningokok


 Vaksin : strain A, C, Y, W135
 !! Tidak terhadap strain B
• Kemoprofilaksis
 Untuk KONTAK
 Ciprofloksasin | Rifampisin | Ceftriakson
Meningitis tuberkulosa
Definisi :
Meningitis Tubercolosa adalah
radang selaput otak akibat
komplikasi tuberkulosa primer
khususnya Paru.
Maningitis Tubercolas (lanjutan)
 Sesuai dengan bertambahnya kasus
Tuberkulosis Pulmonal, kejadian
meningitis Tuberkulosa bertambah
 Penderita sering datang dalam stadium
lanjut. Sering disertai penyakit infeksi
sekunder di Pulmo dan tuberkulosis di
organ lain.
 Sebagian besar telah berobat, tetapi
salah diagnosa sebagai Tifus
Abdominalis.
Meningitis tuberkulosa ( lanjutan )

• Diagnosis berdasar pemeriksaan cairan


serebro-spinal dan disokong dengan adanya
TBC di organ lain, khususnya Pulmo.

• Likuor n\ menunjukkan pleositosis


Limfositer, dan jumlah sel biasanya kurang
dari 1000/mm3
Kriteria Diagnosa
- Anemesis : riwayat TBC Paru
- Pemeriksaan fisik :
- Demam
- Penurunan Kesadaran

- Kaku Kuduk

- Parese N III, IV, VI, VII, VIII

- Hemi Paresis

- Funduskopy : Papiledema.

- LP: Xanthorhom
- Sel Ratusan
- MMN
Tata Laksana
- Dirawat
- Pengobatan :
- INH : 400 mg/hari
- Rifanpycin : 600 mh/hari

- Etambutol : 25 mg/kg/hari

- Kotiko Steroid : Prednison : 2 – 3 mg/kgBB/hari


dibagi 3 dosis selama 2 – 4 minggu, dilanjutkan
dengan 1 mg/kgBB/hari selama 1 – 2 minggu.
- Operatif : bila Hydrocephalus – VP Shunting.
 Standar kompetensi PPK 1 :
- Diagnosa
- Tata Laksana awal dan merujuk, gawat
darurat.
- Merujuk
(Kompetensi 3B)
Abses otak

Definisi :
Abses otak adalah penumpukan materi
piogenic(pus) yang terlokalisir di
dalam parenchym otak.

Etiologi : - Bakteri = staphylo, streptokoc, E.coli,


bakteriodes
- Jamur : candida, aspergilus
- Parasit : Cystisercosis, Schistosomiasis
Lanjutan Abses Otak
 Terutama disebabkan infeksi pyogenik disekitar
kepala, yang tersering adalah Mastoiditis / otitis
media .
 Gambaran klinis lebih suatu proses desak ruang,
dan pada pemeriksaan sering didapat edema papil,
defisit neurologis tokal.
 Pada persangkaan abses otak, diagnosa pembantu
utama pada periksaan CT – Scan kepala dengan
kontras : masa Hipodense berbentuk cincin di
tepinya
 Tindakan pengobatan :
 Antibiotika
- Sefalosporin generasi III – IV : 2 gr/12 jam
intravena
- Metronidazole : 500 mg/8 jam diberikan 2
minggu.
 Operatif, biasanya cukup dengan punksi abses.
Disertai pemberian antibiotika.

Standar Kompetensi PPK I : Diagnosa, rujukan


(2)
Tetanus
Definisi :
Tetanus adalah penyakit sistim saraf yang
disebabkan oleh Tetano Spasmin, berupa
neurotoksin yang dihasilkan oleh
Clostridium Tetani ditandai oleh Trismus,
Opistotonus (Spasme otot batang tubuh).
Lanjutan Tetanus
Penyakit LAMA dan masih ENDEMIS
Pencegahan MUDAH
Vaksinasi :
Primer risiko tinggi terluka
SEKUNDERbila mendapat luka
Lanjutan Tetanus
Manifestasi Klinis :
 Lokal : Kaku, Spasme menetap, sakit pada otot
proximal luka.
 Sefalik : wajah , Trismus, Rhisus Sardonikus,
Disfagia.
 Generalisata

 Tetanus Neonatorum : tetanus pada bayi lahir


akibat infeksi tali pusat, bayi tidak bisa menetek,
lemah, iritable, kaku dan spasme.
Lanjutan Tetanus
Tatalaksana :
- Manajemen luka

- Pengawasan, ruang isolasi.

- Oksigenisasi.

- Diet cukup kalori dan protein.

- Anti konvulsan titrasi (diazepam atau


vancuronium, atau magnesium sulfat)
- Anti tetanus serum (ATS)
Lanjutan Tetanus
- Antibiotika (prokain penisilin atau tetrasiklin,
atau eritromisin, atau metrodinazol)
- Tetanus toksoid (TT)
- Tetanus immunoglobulin (Tlg)
- Keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Antipiretik.
Tetanus (lanjutan)
TERAPI
KAUSAL
 Metronidazole, Penicilline G
 Serum Antitetanus, Imunoglobulin Tetanus
 Terhadap infeksi sekunder

SIMTOMATIS
 Anti kejang : Diazepam
 Trakeostomi (untuk laringospasme)
 Propranolol (pada disotonomia)
Kompetensi PPK I :
- Diagnosa
- Penatalaksanaan Mandiri
(4A)
Infeksi virus akut pada SSP
Manifestasi utama adalah :
 ENSEFALITIS : radang otak difus : demam,
penurunan kesadaran dan kejang.
 MENINGITIS : Dahulu disebut aseptik
meningitis , kerena tak ditemukan bakteria, dan
virus belum dikenal
 MYELITIS : radang pada medulla spinalis
Saat ini pengobatan lebih bersifat symptomatik
kerena belum banyak anti-viral yang efektif dan
tak toksik.
Untuk golongan HERPES VIRUS , acyclovir dan
derivatnya cukup effektif, tetapi tidak untuk
virus lain
Gambaran likuor pada infeksi virus

 Terjadi pleositosis limfositer yang tak


mencolok seperti pada infeksi Bakterial
 Kadar protein biasanya tak begitu meninggi
 Glukosa Likuor umumnya normal
 Diagnosa tepat harus dengan serologi ? PCR
dan kultur jaringan
Tatalaksana :
 HSV : Asiklovir 10 mg/KgBB setiap 8 jam
selama 3 minggu.
 Varicella Zoster : Asiklovir 10 mg/KgBB setiap
8 jam selama 2 minggu.

Kompetensi PPK I :
- Diagnosa

- Penatalaksanaan awal gawat darurat

- Rujuk

- (3.B)
Japanese B Encephalitis
(JBE)
Virus RNA
Penyebab ensefalitis UTAMA di ASIA
Reservoar : bangau, itik, babi
Penyebaran : gigitan nyamuk Culex
Endemis di Thailand, Vietnam, India, Cina
Indonesia : Bali, Kal-Bar, Papua
Terapi HANYA simtomatis
Pencegahan : VAKSIN tersedia
Bila bersama Cysticercosis
 kerusakan otak lebih berat
Nipah Encephalitis

Penyakit BARU – oleh PARAMYXOVIRUS


Di Malaysia  WABAH 1998-1999
Pekerja di peternakan babi & dikira JBE
Kerusakan batang otak (Doll’s Eye negatif)
dan takikardia  prognosa buruk
Obat dan Vaksin belum ada
Rabies
Definisi :
Rabies adalah penyakit infeksi SSP
disebabkan oleh virus rabies yang termasuk
genus Lysaa-virus, family Rhabdoviridae dan
menginfeksi manusia melalui gigitan hewan
yang terinfeksi (anjing, monyet, kucing,
srigala, kelelawar).
Rabies selalu berakibat fatal.
Rabies (lanjutan)
Gejala :
 Demam, malaise, mual.

 Nyeri, panas, kesemutan di tempat gigitan,


cemas
 Tonus otot meninggi, hyperlakrimasi,
hypersalivasi, hydrophobia, aerophobia
 Maniakal – meninggal.

Terapi :
 Isolasi

 Terapi khusus tidak ada.


Poliomyelitis
 Defenisi : Poliomyelitis adalah Infeksi virus
yang terutama menyerang kornu-anterior
medulla spinalis
 Merupakan penyebab kelumpuhan, terutama
tungkai.
 Saat ini dengan adanya program
pemberantasan dengan vaksin oral
diharapkan dalam beberapa tahun dapat
dibasmi .
 Di Indonesia program berjalan baik dan
dalam tahun terakhir tak ditemukan
penderita polio lagi.
Poliomyelitis (lanjutan)
 Penatalaksanaan khusus tidak ada
 Fisioterapi.

Kompetensi PPK I :
- Diagnosa klinik

- Memberikan terapi awal (3B)


Postinfectious/postvaccinal
ensefalo-myelitis
 Terjadi 7-l4 hari sesudah infeksi atau
vaksinasi/pemberian serum dari khewan
 Tanda-tanda peradangan akut sudah reda
 Gejala defisit serebral-sebellar ataupun
meduller
 Pengobatan dengan coricosteroid dosis tinggi
 Bila pengobatan dini umumnya prognosa baik
 Dengan penggunaan vaksin dari kultur jaringan
/ rekombitant, kejadian penyakit ini sudah
sangat berkurang
Penyakit parasit SSP
 Malaria masih merupakan peyakit yang
utama di daerah perifer / negara
berkembang.
 Toksoplasma pada orang dewasa
terutama menyertai penderita AIDS, dan
memberikan gambaran tumor otak
 Cystecercosis didapat dimana orang
memelihara babi dalam rumah tangga
dan sanitasi lingkungan kurang baik
Malaria serebral
Etiologi : infeksi oleh P. Falciparum.
Penderita malaria dengan GCS  7
60-70% dari malaria karena Pl. falciparum
Di kota-kota besar di P Jawa : diagnosis sering
terlupakan pada typhoid fever, demam berdarah,
atau meningitis TB
Pencegahan : antimalaria mulai 2 minggu sebelum
berkunjung ke daerah endemis
Penderita febris dengan penurunan kesadaran
perlu ditanyakan riwayat perjalanan ke daerah
endemis malaria
Gejala Klinik :
- Penurunan kesadaran

- Kejang berulang

- Gangguan pernafasan.

- Edema paru akut.

- Akut Kidney Injury (AKI)

- Shock (Sirculatory Collaps)

- TD Sistolik (< 80 mm/Hg)

- Ikterik (jaundice)

- Pendarahan abnormal
Laboraturium :
- Apus darah tebal : Gold Standar

- Hypoglycemia ( < 40 mg/dl )

- Asisdosis metabolic ( CO2 < 15 mmol/ L )

- Anemia normocytic berat ( Hb < 5 gr/dl )

- Hemoglobin uria.

- Hyperlactaemia ( laktat > 5 mmol/ L )

- Gangguan Ginjal. (Kreatinin Serum > 265


umol/L)
- Rontgen : edema paru.
Penatalaksanaan :
 Atasi A.B.C

 Hentikan kejang
- Diazepam I.V
- Midazolam

- Lorazepam, dapat diulangi 2x dengan jarak 10 menit.


Bila masih kejang Penitoin 18 mg/KgBB/ I.V atau
Phenobarbiton 15 mg/KgBB/ I.V / I.M
 Artesunate I.V : anti malaria parenteral, bila tidak
tersedia beri kina I.V atau I.M diberikan selama 24 jam
Pencegahan :
Pemberian anti malaria 2 minggu sebelum pergi ke
daerah endemis malaria.

Kompetensi PPK I :
- Diagnosa

- Memberikan terapi pendahuluan gawat darurat

- Rujuk

(3B)
Cysticercosis cerebral

Sering bersama malaria


Penyebab Taenia solium (bentuk kista)
Penderita sering adalah pemelihara babi
Penularan melalui daging babi/sayuran yang
terkontaminasi/ tak matang
Di Am-Sel/Teng : epilepsi dan tumor otak
Irian (60-an) : “wabah luka bakar”
Terapi : Albendazole dan Prazyquantel
Simptomatis : Anti-epilepsi
Encephalitis Toksoplasma
 Definisi :
Penyakit radang jaringan otak disebabkan oleh
protozoa, toksoplasma, gondii.
 Kriteria Diagnosa :

- Demam

- Penurunan kesadaran

- Kejang

- Defisit neurologic fokal :


- Hemiparesis
- Cranial Nerve Palsi
- Faktor resiko HIV positif.

 Pemeriksaan penunjang :
- CT scan brain dengan kontras
- CD4
- Ig antitoxoplasma.
Pengobatan :
- Pirematamine : loading dos 200 mg, dilanjutkan
bila BB < 50 Kg 2 x 25 mg, bila BB > 50 Kg 3 x
25 mg
- + Klindamycin 4 x 600 mg. Diberikan selama 4
– 6 minggu dan dilanjutkan dengan fase rumatan
pirimetamine dan klindamycin dengan dosis ½
dari dosis fase akut atau kotrimimoksazol 2 x
480 mg – CD4 > 200.
Kompetensi PPK I :
- Diagnosa

- Memberikan terapi pendahuluan gawat darurat

- Rujuk.
- (3B)
Cryptococcus neoformans

Terutama pada kondisi imuno-defisiensi


AIDS, Cangkok organ, terapi keganasan
Klinis : gambaran Meningitis serosa (mirip
Meningits TB)
Diagnosis : Gram, tinta India, Agar Sabauraud
Terapi : Amphotericin B atau Fluconazole
Subakut sklerosisng pan
ensefalitis

 Biasanya timbul sesudah beberapa waktu


terkena infeksi morbilli ( strain mutant ).
 Ditandai dengan kemunduran mental dan
kejang-kejang myoklonik
 Penyakit bersifat progresif dan saat in tak
ada obat anti virus untuk penyakit ini
 Vaksinasi untuk Morbilli mengurangi
kejadian penyakit ini
Neuro AIDS
 Epidemia Luas
 Afrika 77
 Indonesia
• DKI Jakarta

• Papua
Manifestasi Klinis
 Demensia H.I.V
 Infeksi Oportunistik :
•Meningitis TBC

•Toxoplasmosis cereblal

•Meningitis Kriptococcus

•Neuropati sensorik
Pemeriksaan Penunjang
 Serologi Virus
 CD4
 CT Scan/ MRI Kepala
 EMG
Pengobatan

 Angka harapan Hidup meningkat HIV dengan


pengunaan tiga kombinasi ARV
 Obat-obat ARV :
- Stavudin 2x 30 mg
- Zidovudin 2x300 mg
- Neviravin 2x150 mg
- Efavirens 1x600 mg
Akhir kata
Ada re-emerging dan new emerging disease
Mobilitas penduduk  penyebaran 
Perlu diketahui penyakit endemis di berbagai
negara/daerah , serta Host dan vektornya
Melakukan pencegahan lewat vaksinasi atau
kemoprofilaksis
Pengenalan gejala untuk diagnosis dini
Bila telah terjadi infeksi SSP, pengobatan sering
sulit dan angka kematian dan terjadinya sekwele
tinggi

Anda mungkin juga menyukai