RSUP Dr. M. Djamil PADANG TANGGAL DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA TERBIT/REVISI PANDUAN PRAKTEK KLINIK DR. dr. Yusirwan Yusuf, Sp.B, Sp.BA. MARS NIP. 19621121989031001 PENGERTIAN Meningitis bakterial (disebut juga meningitis piogenik akut atau meningitis purulenta) adalah suatu infeksi cairan likuor serebrospinalis dengan proses peradangan yang melibatkan piamater, arakhnoid, ruangan subarakhnoid dan dapat meluas ke permukaan otak dan medula spinalis yang disebabkan oleh bakteri. ANAMNESIS Gejala timbul dalam waktu kurang 3hari. Gejala berupa demam tinggi, menggigil, sakit kepala, fotofobia, mialgia, mual, muntah, kejang, perubahari status mental sampai penurunan kesadaran. PEMERIKSAAN FISIK Tanda-tanda rangsang meningeal Kaku kuduk Papil edema biasanya tampak beberapa jam setelah onset Gejala neurologis fokal berupa gangguan saraf kranialis Gejala lain: infeksi ekstrakranial misalnya sinusitis, otitis media, mastoiditis, pneumonia, infeksi saluran kemih, arthritis (N. Meningitidis). KRITERIA DIAGNOSIS Klinis : Anamnesis Adanya infeksi saluran pernapasan atas bersama tanda-tanda meningeal seperti nyeri kepala, kaku kuduk, muntah atau perubahan status mental. Infeksi meningococcus dan pneumococcus ditandai dengan perjalan penyakit yang cepat(delirium dan stupor dalam beberapa jam) Pemeriksaan fisik • Tanda-tanda rangsang meningeal • Papil edema biasanya tampak beberapa jam setelah onset • Gejala neurologis fokal berupagangguan saraf kranialis • Gejala lain: infeksi ekstrakranial misalnya sinusitis, otitis media, mastoiditis, pneumonia, infeksi saluran kemih, arthritis (N. Meningitidis). DIAGNOSIS KERJA MENINGITIS BAKTERIALIS DIAGNOSIS BANDING Meningitis virus Perdarahan Subarakhnoid Meningitis chemikal Meningitis TB, Meningitis Leptospira, Meningoensefalitis fungal. PEMERIKSAAN • Lumbal pungsi dan Pemeriksaan Likuor (Protein, kadar glukosa, protein, angka PENUNJANG leukosit, pewarnaan gram, kadar laktat, C Reactive Protein atau PCR (Polymerase Chain Reaction, pewarnaan Bakteri Tahan Asam (BTA) dan pewarnaan Ziehl- Nielsen) • Pemeriksaan kultur likuor dan darah • Pemeriksaan darah hb, leukosit, diffcount, LED, hematokrit, trombosit • Pemeriksaan kimia darah (gula darah sewaktu, fungsi ginjal: ureum/kreatinin, fungsi hati: SGOT&SGPT) elektrolit darah , dan fungsi koagulasi darah • Foto polos paru • Brain CT-Scan dengan kontras atau MRI dengan kontras • Swab Nasofaring : Kultur Bakteri TATALAKSANA Umum : - Elevasi kepala 30o - Terapi empiris: ceftriaxone 2 x2 gr iv atau, Cefotaxime 3-4 x 2 gr iv . Jika pasien alergi penisilin maka diberikan Chlorampenicol 25mg/kgbb/6jam iv dan Dexametason 10 mg/6jam iv. - Padapasien yang setidaknya 6 bulan terakhir tinggal di negara dengan angka resistensi pneumokokus terhadap penisilin yang tinggi, perlu ditambahkan vancomycin 15-20 mg/kgbb/12jam iv atau rifampicin 600 mg /12jam iv atau per oral. - Pasien berusia> 59 tahun perlu tambahan amoxicillin atau ampicillin 2gram/4jam iv disamping sefalosporin. Pasien dengan terapi chlorampenicol (memiliki riwayat alerrgi sefalosporin atau penisilin ) diberi tambahan cotrimoksazol 15-20 mg /kgbb dibagai 4 dosisi perhari. - Pasien dengan kondisi immunocompromised (termasuk pasien diabetes dan pasien dengan Riwayat penyalahgunaan alcohol ) perlu mendapat terapi tambahan amoxicillin atau ampicillin 2gr/4jam iv, disamping sefalosporin. - Terapi kausal sesuai etiologi atau sesuai kultur dan sensitivas Antibiotika sesuai jenis kuman selama : - Streptokokus Pneumonia: lanjutkan ceftriaxone 2gram/12jam iv atau cefotaxime 2 gram/6jam iv. Antibiotik alternatif chlorampenikol 25mg/kgbb/6jam selama 10-14 hari - Neiseria Meningitidis ;lanjutkan ceftriaxone 2 gr/12jam iv atau cefotaxim 2gr/6jam iv. Antibiotik alternatif chlorampenikol (jika alergi penisilin) 25mg/kgbb/6jam selama 5 hari - Listeria monocytogenes :tambahkan amoxicillin /ampicillin 2 gram/4jam iv. Antibiotik alternatif cotrimoksazole 10-20 mg/kgbb dibagi menjadi 4x /hari selama 21 hari - H. Influenza :ceftriaxone 2gram/12jam iv atau cefotaxime 2 gram/6jam iv. Antibiotik alternative moxifloxacin 400 mg/hari selama 10 hari - EsteriaKoli : Sefalosporin Gen 3 / Azteonam - Terapi tambahan : Deksametason 10mg/ 6 jam/ IV - Hiperventilasi untuk mempertahankan pC02 antara 27-30 mmHg LAMA RAWATAN 4-6minggu EDUKASI Menjelaskan tentang diagnosis dan terapi Menjelaskan tentang resiko dan komplikasi serta prognosis PROGNOSIS Bervariasi dari sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, meninggal TINGKAT EVIDENCE I TINGKAT A PENELAAH KRITIS dr. Spesialis Neurologi INDIKATOR MEDIS a. Mampu menyimpulkan kelainan infeksi saraf pusat melalui anamnesis dan pemeriksaan klinis pasien b. Mampu menyimpulkan etiologi penderita infeksi SSP secara klinik dan laboratorik c. Merencanakan pemeriksaan penunjang radiologi pada kasus infeksi dan mampu menafsirkan hasilnya d. Mampu merencanakan terapi empiris pada seluruh infeksi SSP e. Mampu melaksanakan dan menjelaskan terapi infeksi SSP dan resistensi antibiotika f. Mampu merencanakan tindakan operatif sesuai indikasi (misal: drainase ventrikel, biopsi, pengangkatan massa infeksi) KEPUSTAKAAN Konsensus Kelompok Studi Neuro Infeksi, PERDOSSI, 2011. Infection of central Nervous System 3 ed, W. Micael Scheld, Lippincott Wilkins & Williams, 2004
Cerebral Fluid in Clinical Practice, David N irani, Saunders Elsevier, 2009
Practice Guideline for the Management of Bacterial Meningitis, 2008
EFNS Guideline of community acquired bacterial meningitis, 2008
ModulNeuroinfeksi , KelompokStudiNeuroinfeksiPerhimpunanDokterSaraf Indonesia 2019
DIBUAT OLEH DITINJAU OLEH DISAHKAN OLEH
NAMA Dr. dr. YuliarniSyafrita, dr. Yan Edward, Sp.THT- dr. Hj. Rose DindaMartini. Sp. S (K) KL SpPD K-GER.FINASIM JABATAN Dokter Spesialis Saraf Ketua Komite Medik Direktur Medik dan Keperawatan TANDA TANGAN