1. Definisi Meningitis bakterial (disebut juga meningitis piogenik akut
atau meningitis purulenta) adalah suatu infeksi cairan likuorserebrospinalis dengan proses peradangan yang melibatkan piamater, arakhnoid, ruangan subarakhnoid dan dapat meluas ke permukaan otak dan medula spinalis. Etiologi: Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidis, H. Influenzae, Staphylococci, Listerio monocytogenes, basil gram negatif 2. Anamnesis Gejala timbul dalam 24 jam setelah onset, dapat juga subakut antara 17 hari. Gejala berupa demam tinggi, menggigil, sakit kepala, fotofobia, mialgia, mual, muntah, kejang, perubahari status mental sampai penurunan kesadaran 3. Pemeriksaan Tanda-tanda rangsang meningeal fisik Papil edema biasanya tampak beberapa jam setelah onset Gejala neurologis fokal berupa gangguan saraf kranialis Gejala lain: infeksi ekstrakranial misalnya sinusitis, otitis media, mastoiditis, pneumonia, infeksi saluran kemih, arthritis (N. Meningitidis). 4. Diagnosis Meningitis Bakterial
Banding khemikal, Meningitis TB, Meningitis Leptospira, Meningoensefalitis fungal. 6. Pemeriksaan Laboratorium Penunujang Lumbal pungsi Pemeriksaan Likuor Pemeriksaan kultur likuor dan darah Pemeriksaan darah rutin Pemeriksaan kimia darah (gula darah, fungsi ginjal, fungsi hati) dan elektrolit darah Radiologis Foto polos paru CT-Scan kepala Pemeriksaan penunjang lain: Pemeriksaan antigen bakteri spesifik seperti C Reactive Protein atau PCR (Polymerase Chain Reaction). Pemeriksaan Laboratorium diperoleh : Lumbal pungsi: Mutlak dilakukan bila tidak ada kontraindikasi. Pemeriksaan Likuor : Tekanan meningkat >180 mmH20,Pleiositosis lebih dari 1.000/mm3 dapat sampai 10.000/mm3 terutama PMN, Protein meningkat lebih dari 150 mg /dLdapat >1.000 mg/dL, Glukosa menurun < 40% dari GDS. Dapat ditemukan mikroorganisme dengan pengecatan gram. Pemeriksaan darah rutin: Lekositosis, LED meningkat. Pemeriksaan penunjang lain Bila hasil analisis likuor serebrospinalis mendukung, tetapi pada pengecatan gram negatif maka untuk menentukan bakteri penyebab dapat dipertimbangakn pemeriksaan antigen bakteri spesifik seperti C Reactive Protein atau PCR (Polymerase Chain Reaction).
7. Terapi Perawatan umum
Kausal: Lama Pemberian 10-14 hari
USIA BAKTERI PENYEBAB ANTIBIOTIK
Bila prevalensi S. Pneumoniae Resisten Cephalosporin ≥ 2% diberikan : Cefotaxime / Ceftriaxone + Vancomycin 1g / 12 jam / IV (max. 3g / hari) ≤ 50 S. Pneumonioe Cefotaxime 2g/6 jam max. tahun 12g/hari atau Ceftriaxone 2g/12 jam + Ampicillin H. Influenzae 2g/4jam/IV (200mg/kg BB/IV/hari) Bila prevalensi S. Species Listeria Pneumioniane Resisten Pseudomonas aeroginosa Cephalos porin ≥ 2 % N. Meningitidis diberikan : Cefotaxime / Ceftriaxon + Vancomycin 1g/12jam/IV (max. 3g/hari)
Ceftadizime 2g /8jam/IV
Bila bakteri penyebab tidak dapat diketahui, maka terapi
antibiotik empiris sesuai dengan kelompok umur, harus segera dimulai Terapi tambahan : Dianjurkan hanya pada penderita risiko tinggi, penderita dengan status mental sangat terganggu, edema otak atau TIK meninggi yaitu dengan Deksametason 0,15mg/ kgBB/ 6 jam/ IV selama 4 hari dan diberikan 20 menit sebelum pemberian antibiotik.
Penanganan peningkatan TIK :
Meninggikan letak kepala 30o dari tempat tidur Cairan hiperosmoler : manitol atau gliserol Hiperventilasi untuk mempertahankan pC02 antara 27-30 mmHg
8. Penyulit Gangguan serebrovaskuler
Edema otak Hidrosefalus Perdarahan otak Shock sepsis ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome) Disseminated Intravascular Coagulation Efusi subdural SIADH 10. Prognosis Bervariasi dari sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, meninggal. 11. Penelaah SMF Kesehatan Neurologi Kritis 12. Indikator a. Mampu menyimpulkan kelainan infeksi saraf pusat melalui medis anamnesis dan pemeriksaan klinis pasien b. Mampu menyimpulkan etiologi penderita infeksi SSP secara klinik dan laboratorik c. Merencanakan pemeriksaan penunjang radiologi pada kasus infeksi dan mampu menafsirkan hasilnya d. Mampu merencanakan terapi empiris pada seluruh infeksi SSP e. Mampu melaksanakan dan menjelaskan terapi infeksi SSP dan resistensi antibiotika f. Mampu merencanakan tindakan operatif sesuai indikasi (misal: drainase ventrikel, biopsi, pengangkatan massa infeksi)
13. Kepustakaan 1. Kelompok Studi Neuro Infeksi, PERDOSSI, 2011.
2. Infection of central Nervous System 3 ed, W. Micael Scheld, Lippincott Wilkins & Williams, 2004 3. Cerebral Fluid in Clinical Practice, David N irani, Saunders Elsevier, 2009