Anda di halaman 1dari 5

Disahkan oleh

PANDUAN PRAKTIK KLINIS Direktur RSUD dr. Chasbullah


(PPK) Abdulmadjid Kota Bekasi
PROSEDUR TINDAKAN
KSM ANAK
RSUD dr. CHASBULLAH
ABDULMADJID KOTA BEKASI dr. Kusnanto Saidi.MARS
NIP. 19730618 200312 1 001

DEMAM NEUTROPENIA (ICD 10: D70) PADA ANAK


1. Pengertian (Definisi) Berdasarkan Infectious Disease Society of America Guidelines
2010, Demam Neutropenia adalah suatu sindrom yang terdiri
dari 2 gejala, yaitu demam, yang didefinisikan sebagai temperatur
oral ≥38,3oC pada sekali pengukuran, atau temperatur > 38 oC
yang bertahan selama minimal 1 jam atau dalam dua kali
pengukuran dalam periode 12 jam, dan neutropenia yaitu jumlah
neutrophil absolut (Absolute Neutrophil Count) <500 sel/µL atau
ANC antara 500-1000 sel/µL yang diprediksi akan terus menurun
sampai kurang dari nilai tersebut dalam 48 jam kemudian.
Setiap pasien yang mendapat kemoterapi berisiko mengalami
demam neutropenia, terutama pasien dengan kemoterapi berat.
2. Anamnesis Pasien anak dengan penyakit keganasan, sedang atau tidak dalam
menjalani pengobatan kanker, dengan ;
1. Demam
2. Jika terdapat infeksi, seringkali diikuti gejala :
- Sesak napas
- Mukositis oral
- Gejala gastrointestinal, termasuk nyeri abdomen, mual,
muntah, atau diare
- Intake sulit
3. Pemeriksaan Fisik 1. Demam  temperatur oral ≥38,3oC pada sekali pengukuran
atau temperatur ≥38oC selama 1 jam pengukuran terus-
menerus atau pada 2 kali pengukuran dengan jarak minimal
12 jam.

2. Mukositis oral atau gastrointestinal yang mengganggu fungsi


menelan atau menyebabkan diare.
3. Nyeri abdomen.
4. Gejala distres respirasi seperti takipnu.
5. Perubahan neurologis atau status mental akut.

1
4. Kriteria Diagnosis 1. Sesuai anamnesis
2. Sesuai pemeriksaan fisis
3. Sesuai hasil pemeriksaan penunjang
5. Diagnosis Kerja Demam Neutropenia (ICD 10: D70)
Berdasarkan sistem skor prediksi, Demam Neutropeni dapat
dibedakan menjadi :
 Demam Neutropenia Risiko Tinggi
 Demam Neutropenia Risiko Rendah

Tabel 1. Sistem Skor Prediksi Risiko Demam Neutropeni


berdasarkan Santolaya, Amerika Serikat, 2001
Risiko Rendah Risiko Tinggi
 Tidak ada faktor risiko  Leukemia Relaps
 Atau hanya trombosit rendah  Hipotensi
 Atau hanya <7 hari pasca  CRP Kuantitaif >90mg/L
kemoterapi atau terdapat 2 kriteria berikut ;

 Demam dalam 7 hari setelah


kemoterapi
 Trombosit <50.000/µL

1. Sepsis (ICD 10: A41.9)


6. Diagnosis Banding
2. Syok Sepsis (ICD 10: A41.9)

7. Pemeriksaan A. Laboratorium
Penunjang a. Hematologi (ICD 9: 90.59)
Terutama jumlah leukosit dan hitung neutrofil absolut
<500 sel/
µL.
b. Pemeriksaan biakan dahak dan pewarnaan Gram sputum
(ICD 9: 90.4)
Biakan darah perifer ataupun dari lumen kateter vena
sentral saat terjadinya Demam Neutropenia (ICD 9: 90.5)
c. Pemeriksaan Urinalisa (ICD 9: 91.3)

B. Radiologi
Pemeriksaan Rontgen dada (ICD 9: 87.44)
Hanya direkomendasikan jika terdapat gejala distres
pernafasan dengan kecurigaan terjadinya komplikasi infeksi
saluran nafas atau pneumonia.
8. Terapi A. Tatalaksana Umum dan Suportif
- Antipiretik dan analgetik.

2
- Beri nutrisi yang baik dan memadai, kebutuhan kalori
sesuai usia (max 100kal/kgBB/hari), kebutuhan protein 1-3
gr/kgBB/hari, elektrolit terdiri dari Natrium 2-3
mg/kgBB/hari, Chlorida 1-3 mg/kgBB/hari, calcium 2-
5mg/kgBB/hari, dan Magnesium 4 gr/m2/hari
- JIka anak dengan sesak berat, hindari pemberian makanan
per oral  berikan makanan lewat NGT atau intravena.
- Perlu dilakukan monitor balans cairan ketat agar
anak tidak mengalami overhidrasi

B. Pemberian Antibiotik
- Antibiotik empirik diberikan pada 72 jam pertama
neutropenia. Antibiotik empirik sebaiknya disesuaikan
dengan peta kuman dan resistensi di masing-masing
rumah sakit.
- Gunakan antibiotik tunggal yaitu; β-lactam anti-
pseudomonas, Sefalosporin generasi keempat, atau
Karbapenem sebagai terapi empiris pasien anak dengan
resiko tinggi demam neutropenia.
Tabel 1. Penggunaan Antibiotik Empirik pada Demam
Neutropenia
Pilihan Antibiotik awal
Lini 1 - Piperacilin 75mg/kg/6jam/iv
- Ceftazidime 100mg/kg/8jam/iv
- Cefoperazone 25-100mg/kg/12jam/iv
- Cefepime 50mg/ kg/8-12 jam/iv
- Imipenem-cilastin 12.5mg/kg/6 jam/iv
- Meropenem 20-40 mg/kg/8 jam/iv
Lini 2 - Vancomycin 10mg/ kg/6jam/iv

- Tambahkan antibiotik golongan Gram negatif atau


glikopeptida untuk pasien yang secara klinis tidak stabil,
dicurigai infeksi yang resisten, atau jika pasien berada
dilokasi pengobatan dengan tingkat patogen resisten yang
tinggi
- Jika pasien berespon terhadap terapi antibiotik empiris
awal, hentikan pemberian kombinasi antibiotik
(penambahan penggunaan antibiotik untuk golongan gram
negatif atau glikopeptida empiris) setelah 24-72 jam

3
pemberian, jika tidak ada indikasi mikrobiologis spesifik
untuk melanjutkan terapi kombinasi
- Jangan memodifikasi rejimen antibakteri empiris awal
hanya berdasarkan demam persisten pada anak-anak yang
stabil secara klinis.
- Pada anak-anak dengan demam persisten yang menjadi
tidak stabil secara klinis, tambahkan antibiotik untuk
golongan bakteri gram-negatif, gram-positif, dan
anaerobik yang resisten.
- Pemberian antibiotik empiris dapat dihentikan jika ;
 Pasien memiliki kultur darah negatif setelah 48 jam
pemberian,
 Bebas demam setidaknya selama 24 jam, dan
 Memiliki bukti pemulihan sumsum tulang belakang.
C. Pemberian Anti Jamur
- Anti jamur terutama diberikan pada pasien yang berisiko
tinggi terkena infeksi jamur, yaitu
a. Pasien leukemia myeloid akut (AML) (ICD : C92.0),
atau
b. Leukemia limfoblastik akut berisiko tinggi (ALL)
(ICD 10 : C91.0), atau
c. Pasien dengan demam neutropenia (ICD 10 : D70),
atau
d. Leukemia akut relaps ( ICD 10 :C95.0), atau
e. Pasien anak yang menjalani Transplantasi sumsum
tulang alogenik, atau
f. Mendapat pengobatan kortikosteroid dosis tinggi
jangka panjang.
- Pada pasien risiko tinggi terkena infeksi jamur dengan
durasi demam neutropenia yang lama (≥ 96 jam) dan tidak
responsif terhadap agen antibakteri spektrum luas 
berikan caspofungin atau amfoterisin B liposomal untuk
terapi antijamur empiris.
9. Edukasi 1. Edukasi dan informasi tentang penyakit Demam Neutropeni,
(Hospital Health penyebabnya, faktor risiko, deteksi dini, upaya diagnosis dan
Promotion) tata laksana
2. Edukasi tentang manfaat, dan efek samping setiap modalitas

4
terapi.
3. Monitoring tanda-tanda vital, balans cairan, respon
pengobatan dan efek samping pengobatan.
10. Prognosis
- Ad vitam: dubia ad bonam

- Ad sanationam: dubia ad bonam

- Ad fungsionam: dubia ad bonam

 Prognosis tergantung pada penyakit dasar dan lama


penyakit berlangsung sebelum mendapat terapi yang
sesuai.

 Pada kasus berat, meskipun sudah mendapat terapi


antibiotik yang sesuai, mungkin mengalami komplikasi
respiratorik seperti ancaman gagal nafas sehingga
memerlukan ventilator.Ad fungsionam: dubia ad
bonam/malam
11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat Rekomendasi C


13. Indikator Medis
Demam Neutropenia teratasi atau membaik
Target: 70% pasien dengan kasus demam neutropenia yang
menjalani perawatan di RSKD mencapai indikator tersebut.

Menyetujui, Mengetahui,
Ketua Komite Medik Ketua KSM Anak

dr. Firdaus Jaya Permana, MARS dr. Dina Siti Daliyanti, Sp. A (K)
NIP.19620821 198901 1 001 NIP.19620424 198703 2 005

Anda mungkin juga menyukai