1
4. Kriteria Diagnosis 1. Sesuai anamnesis
2. Sesuai pemeriksaan fisis
3. Sesuai hasil pemeriksaan penunjang
5. Diagnosis Kerja Demam Neutropenia (ICD 10: D70)
Berdasarkan sistem skor prediksi, Demam Neutropeni dapat
dibedakan menjadi :
Demam Neutropenia Risiko Tinggi
Demam Neutropenia Risiko Rendah
7. Pemeriksaan A. Laboratorium
Penunjang a. Hematologi (ICD 9: 90.59)
Terutama jumlah leukosit dan hitung neutrofil absolut
<500 sel/
µL.
b. Pemeriksaan biakan dahak dan pewarnaan Gram sputum
(ICD 9: 90.4)
Biakan darah perifer ataupun dari lumen kateter vena
sentral saat terjadinya Demam Neutropenia (ICD 9: 90.5)
c. Pemeriksaan Urinalisa (ICD 9: 91.3)
B. Radiologi
Pemeriksaan Rontgen dada (ICD 9: 87.44)
Hanya direkomendasikan jika terdapat gejala distres
pernafasan dengan kecurigaan terjadinya komplikasi infeksi
saluran nafas atau pneumonia.
8. Terapi A. Tatalaksana Umum dan Suportif
- Antipiretik dan analgetik.
2
- Beri nutrisi yang baik dan memadai, kebutuhan kalori
sesuai usia (max 100kal/kgBB/hari), kebutuhan protein 1-3
gr/kgBB/hari, elektrolit terdiri dari Natrium 2-3
mg/kgBB/hari, Chlorida 1-3 mg/kgBB/hari, calcium 2-
5mg/kgBB/hari, dan Magnesium 4 gr/m2/hari
- JIka anak dengan sesak berat, hindari pemberian makanan
per oral berikan makanan lewat NGT atau intravena.
- Perlu dilakukan monitor balans cairan ketat agar
anak tidak mengalami overhidrasi
B. Pemberian Antibiotik
- Antibiotik empirik diberikan pada 72 jam pertama
neutropenia. Antibiotik empirik sebaiknya disesuaikan
dengan peta kuman dan resistensi di masing-masing
rumah sakit.
- Gunakan antibiotik tunggal yaitu; β-lactam anti-
pseudomonas, Sefalosporin generasi keempat, atau
Karbapenem sebagai terapi empiris pasien anak dengan
resiko tinggi demam neutropenia.
Tabel 1. Penggunaan Antibiotik Empirik pada Demam
Neutropenia
Pilihan Antibiotik awal
Lini 1 - Piperacilin 75mg/kg/6jam/iv
- Ceftazidime 100mg/kg/8jam/iv
- Cefoperazone 25-100mg/kg/12jam/iv
- Cefepime 50mg/ kg/8-12 jam/iv
- Imipenem-cilastin 12.5mg/kg/6 jam/iv
- Meropenem 20-40 mg/kg/8 jam/iv
Lini 2 - Vancomycin 10mg/ kg/6jam/iv
3
pemberian, jika tidak ada indikasi mikrobiologis spesifik
untuk melanjutkan terapi kombinasi
- Jangan memodifikasi rejimen antibakteri empiris awal
hanya berdasarkan demam persisten pada anak-anak yang
stabil secara klinis.
- Pada anak-anak dengan demam persisten yang menjadi
tidak stabil secara klinis, tambahkan antibiotik untuk
golongan bakteri gram-negatif, gram-positif, dan
anaerobik yang resisten.
- Pemberian antibiotik empiris dapat dihentikan jika ;
Pasien memiliki kultur darah negatif setelah 48 jam
pemberian,
Bebas demam setidaknya selama 24 jam, dan
Memiliki bukti pemulihan sumsum tulang belakang.
C. Pemberian Anti Jamur
- Anti jamur terutama diberikan pada pasien yang berisiko
tinggi terkena infeksi jamur, yaitu
a. Pasien leukemia myeloid akut (AML) (ICD : C92.0),
atau
b. Leukemia limfoblastik akut berisiko tinggi (ALL)
(ICD 10 : C91.0), atau
c. Pasien dengan demam neutropenia (ICD 10 : D70),
atau
d. Leukemia akut relaps ( ICD 10 :C95.0), atau
e. Pasien anak yang menjalani Transplantasi sumsum
tulang alogenik, atau
f. Mendapat pengobatan kortikosteroid dosis tinggi
jangka panjang.
- Pada pasien risiko tinggi terkena infeksi jamur dengan
durasi demam neutropenia yang lama (≥ 96 jam) dan tidak
responsif terhadap agen antibakteri spektrum luas
berikan caspofungin atau amfoterisin B liposomal untuk
terapi antijamur empiris.
9. Edukasi 1. Edukasi dan informasi tentang penyakit Demam Neutropeni,
(Hospital Health penyebabnya, faktor risiko, deteksi dini, upaya diagnosis dan
Promotion) tata laksana
2. Edukasi tentang manfaat, dan efek samping setiap modalitas
4
terapi.
3. Monitoring tanda-tanda vital, balans cairan, respon
pengobatan dan efek samping pengobatan.
10. Prognosis
- Ad vitam: dubia ad bonam
Menyetujui, Mengetahui,
Ketua Komite Medik Ketua KSM Anak
dr. Firdaus Jaya Permana, MARS dr. Dina Siti Daliyanti, Sp. A (K)
NIP.19620821 198901 1 001 NIP.19620424 198703 2 005