Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

SMF PULMONOLOGI
RSUD dr. R.M. DJOELHAM BINJAI

PNEUMONIA (J.18.9)
1. Pengertian Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru,
( Definisi) distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkioulus
respiratorius, dan alveolus, serta menimbulkan konsolidasi
jaringan paru dan pertukaran gas setempat.
Pneumonia didapat di masyarakat atau Community-Acquired
Pneumonia (CAP): Pneumonia pada individu yang menjadi
sakit di luar rumah sakit, atau dalam 48 jam sejak masuk
rumah sakit
2. Anamnesis
1. Demam
2. Fatique
3. Malaise
4. Sakit Kepala
5. Myalgia
6. Artralgia
7. Batuk produktif/batuk tidak produktif dengan
sputum purulent, bisa disertai darah
8. Sesak nafas
9. Nyeri dada
3. Pemeriksaan Fisik
1. Demam
2. Sesak nafas
3. Perkusi paru pekak
4. Ronkhi nyaring
5. Suara pernafasan bronchial
4. Kriteria Diagnosis Kriteria Rawat Jalan :
1. Tanpa penyakit kardiopulmonal, tanpa
faktor modifikasi (Grup I)
2. Terdapat riwayat penyakit kardiopulmonal dan /
atau faktor modifikasi (Grup II)
Faktor modifikasi : penyakit jantung, hati, atau ginjal
yang kronis, diabetes mellitus, alkoholik, keganasan,
asplenia, imunokompromais menggunakan antibiotik
dalam 3 bulan terakhir, adanya risiko strecptococcus
pneumonia resisten obat.
Kriteria Rawat Inap (Grupp III):
Jika terdapat kriteria CURB – 65>2
1. Confusion
2. Uremia (BUN > 19 mg/dL or mmol/L
3. Respiratory rate (> 30 x /menit)
4. Blood preassure (diastolik < 60 or sitolik < 90 mmHg)
5. 65 tahun lebih atau tidak mendapat perawtan yang
baik dirumah
Kriteria Rawat Inap ICU (Grup IV)
1. Ditemukan 1 diantara 2 kriteria mayor:
- Memerlukan ventilasi mekanik\
- Syok septik dan memerlukan obat vasopressor
2. Atau ditemukan 3 kriteria minor
- Laju Nafas > 30 x / menit
- PaO2/FiO2 rasio < 250
- Infiltrasi multilobus
- Konfusi
- Blood Urea Nitrogen (BUN) > 20 mg/dL
- Leukopenia (leukosit < 100.000mm3
- Hipotermi (Suhu tubuh <36C
- Hipotensi, memerlukan terapi cairan agresif
5. Diagnosis Kerja Pneumonia di dapat di masyarakat atau Community Aquired
Pneumonia (CAP)
6. Diagnosis Banding
1. Bronkitis akut
2. Bronkitis kronis eksaserbasi akut
3. Gagal jantung
4. Emboli paru
5. Pneumonitis radiasi
7. Pemeriksaan Penunjang
1. Rontgen thorax (1A)
2. CT Scan Thorax (2A)
3. Pulse Oxymeter
4. Lab Rutin : DPL, Hitung jenis, LED, KGD,
Ureum, Kreatinin, SGOT, SGPT (3A)
5. Analisa Gas Darah, elektrolit (2A)
6. Pewarnaan gram sputum (2A)
7. Kultur sputum (2A)
8. Kultur darah (2A)
9. Pemeriksaan serologis (2A)
10. Pemeriksaan antigen (2A)
11. Pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) (1A)
12. Tes invasive (Torakosintesis, aspirasi trasntrakheal,
bronkoskopi, aspirasi jarum halus, transtorakal, biopsy
paru terbuka dan thorakoskopi. (1A)
8. Tata Laksana Rawat Jalan :
1. Dianjurkan untuk tidak merokok, beristirahat, dan
minum banyak cairan.
2. Nyeri pleuritik/demam diredakan dengan paracetamol
3. Ekspektoran/mukolitik
4. Nutrisi tambahan pada penyakit yang berkepanjangan
5. Control setelah 48 jam atau lebih bila diperlukan
6. Bila tidak membaik dalam 48 jam; dipertimbangkan
untuk dirawat di rumah sakit, atau dilakukan foto
thoraks
7. Antibiotik
- Grup I : Makrolid (Azytromycin 1x500mg PO
lalu 1x250mg PO, atau Erytromycin 4x500mg
PO, Doxycycline 2x100mg PO (1A)
- B-lactam + Makrolid (pilihan: amoxicillin dosis
tinggi 3x1 gram IV atau amoxicillin-clavulanate
2x2 gram, atau alterntive ceftriaxone 1x1 gram IV,
Cefpodoxime 2x200mg PO, dan Ceufuroxime
2x500mg PO atau 3x750-1500 mg IV dengan
doxycycline (Makrolide alternative (1A)

Rawat Inap :
1. Oksigen, bila perlu dengan pemantauan saturasi
dan konsentrasi oksigen inspirasi
2. Terapi oksigen pada pasien dengan penyakit dasar
PPOK dengan komplikasi gagal nafas dituntun dengan
pengukuran analisa gas darah berkala.
3. Cairan : bila perlu dengan cairan intravena
4. Nutrisi
5. Nyeri pleuritik/demam diredakan dengan paracetamol
6. Ekspektoran/mukolitik
7. Foto thoraks diulang pada pasienyang tidak
menunjukkan perbaikan yang memuaskan
8. Terapi antibiotik (Grup II):
- Fluoruquinolon
- B—lactam + makrolid (b-lactam pilihan:
cefotaxime, ceftriaxone, dan ampicillin,
erapenem (untuk pasien tertentu) dengan
doxycycline 4x500- 1000mg IV (alternative
makrolid). Jika alergi penicillin gunakan
fluoroquinolon, (1A)

Rawat ICU
1. Bronkoskopi dapat bermanfaat untuk retensi secret,
mengambil sampel untuk kultur guna penelusuran
mikrobiologi lain dan menyingkirkan kelainan
endobrokial.
2. Terapi antibiotik (Grup IV)
-B-lactam (Cefotaxime, ceftriaxone, atau ampicillin-
sulbactam) + Azytromycin atau fluroquinolone (Jika
alergi peniclillin gunakan fluroquinolone atau
aztreonam) (2A)
-Jika ada risiko infeksi pseudomonas, gunakan
antipneumococcal, antipseudomonal b-lactam
(piperacillin – tazobactam, cefepime, ciprofloxacin atau
levofloxacin 750 mg atau b-lactam + aminoglikosida +
azytromycin atau b-lactam plus + aminoglycoside +
antipneumococcal fluroquinolone (untuk alergi penicillin
ganti b-lactam dengan aztreonam) (2A)

Tatalaksana Antibiotik
1. Terapi antibiotik diberikan selama 5 hari untuk
pasien rawat jalan dan 7 hari untuk pasien rawat
inap (1A)
2. Syarat untuk alih terapi antibiotik intravena ke oral
(ATS 2007): Hemodinamik stabil dan gejala klinis
membaik (2A)
9. Edukasi
(Hospital Health 1. Vaksinasi (vaksin pneumokok dan influenza)
Promotion) 2. Berhenti merokok
3. Menjaga kebersihan tangan, penggunaan masker,
menerapkan etika batuk.

10. Prognosis Mortalitas pasien CAP yang di rawat jalan <1%, yang
dirawat inap di Rumah Sakit 5,7%-14%, yang dirawat di
ICU >30%. Mortalitas pasien dengan nilai CURB -65 = 0
adalah 1,2%, 3-4 adalah 31%
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
SMF PULMONOLOGI
14. Indikator Kriteria klinis stabil: suhu<37,6 C, laju nadi < 100x/menit,
laju nafas <24 x/menit, tekanan darah sistolik >90 mmHg,
Saturasi Oksigen arteri >90% atau PaO2 > 60 mmHg pada
udara ruangan, dapat memelihara asupan oral, status
kesadaran compos mentis. (2A)
Kriteria pasien dipulangkan : klinis stabil, tidak ada masalah
medis aktif, memiliki lingkungan yang sesuai untuk rawat jalan
15. Kepustakaan 1. Dahlan, Zul. Pneumonia. Dalam: Sudoyo, Aru W.
Setyohadi, Bambang, Alwi, Idrus, Simadibrata,
Marcellus, Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid III. Edisi
V. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009.p2196-2206.
2. Guidelines for Diagnosis and Management Of Community
and Hospital Acquired Pneumonia in Adults: Joint
ICS/NCPP (1) Recommendations. 2012

Anda mungkin juga menyukai