Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

SEPSIS

Sepsis adalah disfungsi organ yang bersifat mengancam jiwa,


disebabkan disregulasi respon host terhadap suatu infeksi.
1. Pengertian (
Definisi) Syok sepsis adalah bagian dari sepsis dengan disfungsi
sirkulasi dan seluler/ metabolic berhubungan dengan tingkat
mortalitas yang tinggi.
- Menentukan sumber infeksi, adanya riwayat infeksi
sebelumnya
- defisiensi sistem imun
- Infeksi komunitas : infeksi yang didapatkan saat
pasien berada di masyarakat sampai 48 jam masuk RS
- Infeksi nosokomial : infeksi yang didapatkan setelah
2. Anamnesis 48 jam masuk RS sampai 3 hari keluar, atau dalam 30
harisetelah operasi, atau pada pasien yang kontak erat
denganfasilitas atau petugas medis (HD rutin, pasien
kemoterapi, pasien rawat luka rutin)
- Gejala : demam, sesak nafas, perubahan status
mental, perdarahan, mual muntah, diare, ileus, tidak
buang air kecilatau nyeri
1. Adanya gangguan kesadaran
2. Hipotensi
3. Hipertermia atau hipotermia
4. Tachypnoe
3. Pemeriksaan
5. Tachicardia
Fisik
6. Ikterik
7. Tanda peradarahan
8. Edema
9. Hipoxemia
10. Pemeriksaan fisik lengkap untuk mengetahui sumber infeksi
11. CRT <2 detik
12. Output urin menurun

Kriteria diagnosis :
Menggunakan qSOFA dan SOFA skor dan dibuktikan dengan
adanya infeksi

Skor qSOFA membantu mengidentifikasi kondisi disfungsi


organ agar dapat segera memulai penatalaksanaan
terhadap pasien dengan SEPSIS

4. Kriteria
Diagnosis
Skor SOFA

5. Diagnosis Sepsis
Kerja Syok Sepsis
- Syok Hipovolemik
- Syok Hemorhagic
6. Diagnosis - Syok kardiogenik
Banding - Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
- Ketoasidosis diabetik
- Emboli paru masif
1. Hematologi lengkap
2. GDS
7. Pemeriksaan
3. Ureum, Kreatinin, SGPT, Bilirubin, albumin
Penunjang
4. Urinalisis
5. Laktat serum
6. BT, CT
7. Kultur darah
8. Ro Thorax dan EKG

Pemeriksaan lainnya sesuai kecurigaan sumber infeksi


- Kecurigaan infeksi SSP : pungsi lumbal dan analisa cairan
serebrospinal (konsultasi dokter Sp.S)
- Kecurigaan infeksi intraabdomen : abdomen 3 posisi, USG
abdomen, feses rutin

Pemantauan darah perifer dan kimia darah dilakukan tiap 2


hari
Lain-lain sesuai indikasi :
- Pneumonia : Ro thorax evaluasi 5 hari post AB empirik
- ISK : urine rutin setelah 5 hari AB empirik

1. Oksigenasi sesuai indikasi, intubasi dengan ventilator jika


distres respirasi (PaO2 < 60 mmHg atau PaCO2 > 50
mmHg atau SpO2 < 90 % atau fatique)
2. Pasang akses vena 2 jalur dengan kanul 16-18, pada
hipotensi lakukan loading cairan kristaloid 30 cc/kg BB
dalam 1 jam
8. Tata Laksana
3. Pasang kateter urine, hitung produksi urine
4. Pasang CVC (target 8 - 12 mmHg)
5. Antipiretik : paracetamol PO/IV
6. Profilaksi stress ulcer : Inj. Proton pump inhibitor (PPI)
7. Kendali kadar gula darah dengan insulin sesuai indikasi
(target GD 140-180 mg/dL)
8. Antibiotik empirik inj. carbapenem ATAU kombinasi
cephalosporin + makrolid / quinolon / aminoglikosida
(diberikan 5 hari dan disesuaikan hasil kultur jika ada atau
sesuai perbaikan klinis) tidak dianjurkan lebih dari 3-5 hari.
9. Source control
10. Berikan vasopressor setelah loading cairan dan tidak ada
perbaikan, target MAP ≥ 65 mmHg, pilihan pertama adalah
norepinephrine
11. Kortikosteroid diberikan jika resusitasi cairan dan
vasopressor tidak memperbaiki hemodinamik, pilihan
utama hidrokortison 50 mg/6 jam, alternatif Metil prednison
20 mg/ 8jam.
12. Transfusi PRC jika HB < 7 gr/dL, (Perdarahan mayor
diartikan sebagai : perdarahan yang masif dimana Hb turun >
2 gr/dL dalam 24 jam , perdarahan pada organ vital seperti
otak, retina, retroperitoneal, intra articular, perikardial,
perdarahan otot dengan ancaman sindroma kompartemen)
13. Transfusi platelet (jika ada fasilitas) jika :
AT < 10.000/mm3 (profilaksi) atau AT 10.000-30.000/
mm3 dengan perdarahan atau AT < 50.000 dengan
perdarahan mayor.
14. Hemodialisis sesuai indikasi

Bundle Element (1-Hour Bundle. Surviving Sepsis


Campaign Bundle: 2018 Update) : dilakukan dalam 1
jam pertama
1. Pemeriksaan laktat serum, ulangi jika >2 mmol/L
2. Berikan Antibiotik broad spectrum
3. Resusitasi cairan 30ml/kg kristaloid pada pasien hipotensi
atau laktat ≥4mmol/L
4. Berikan Vasopressor jika pasien hipotensi saat atau
setelah resusitasi, untuk mempertahankan tekanan MAP
≥65 mmHg
Resusitasi Cairan dilakukan dalam 1 jam

Penggunaan Vasopressor pada syok sepsis


Hemodialisis dilakukan jika :
1. anuria/oliguria berat ( UOP < 50 cc/12 jam)
2. hiperkalemia (K > 6,5 mEq/L)
3. asidosis berat (pH < 7,1)
4.Azotemia (Ureum > 300 mmol/L)
5. edema paru
6. sindroma uremikum, perikarditis uremikum, ensefalopati
uremikum
7. disnateremia berat (Na > 160 mEq/L atau Na < 115 mEq/L)

Syarat merubah menjadi AB oral jika :


1. tidak ada tanda bahaya/sepsis berat
2. perbaikan klinis dan laboratoris
3. dapat makan per oral

1. Pemberian informasi kepada keluarga tentang prognosis


dan syok septik yang buruk
9. Edukasi
2. Perawatan ICU sampai dengan pemasangan alat bantu
(Hospital
seperti ventilator dan CVC
Health
3. Kemungkinan komplikasi : gagal nafas, perdarahan,
Promotion)
gagal ginjal, perdarahan usus, gagal hati, gagal jantung,
bahkan kematian.

Ad vitam : malam
10. Prognosis Ad Sanationam : malam
Ad Fungsionam : malam
11. Tingkat
I
Evidens
12. Tingkat
A
Rekomendasi

13. Penelaah SMF Penyakit Dalam


Kritis SMF Anestesi

1. Keadaan umum membaik


2. Hemodinamik stabil
14. Indikator 3. Diuresis > 0,5 cc/kg/jam
4. Target resusitasi tercapai
5. Sumber infeksi terkontrol
1. Penatalaksanaan di Bidang Penyakit Dalam – Panduan
praktis Klinis 2015
2. Surviving Sepsis Campaign : International Guidelines
for Management of Severe Sepsis and Septic Shock
2012
3. Surviving Sepsis Campaign : International Guidelines
15. Kepustakaan
for Management of Severe Sepsis and Septic Shock
2016
4. Surviving Sepsis Campaign Bundle : 2018 Update
5. Konsensus Hemodialisis – Perhimpunan Nefrologi
Indonesia 2013
Algoritme Tatalaksana SYOK SEPTIK di RS

anamnesis, PF, cari kemungkinan


SYOK SEPTIK sumber infeksi, sumber penularan
(komunitas/nosokomial)

TD sistolik < 90 mmHg atau 40


mmHg lebih rendah dari TD rerata
atau MAP < 70 mmHg

Tidak berespon terhadap pemberian


cairan intravena ( loading awal 30 Cek DPL, GDS, Ur, Cr,
cc/kgBB SGPT, Albumin, Na, K,
urinalisis, Ro thorax, ECG
Membutuhkan vasopresor untuk
mempertahankan tekanan darah Pemeriksaan lain sesuai
sistolik ≥ 90 mmHg atau MAP ≥ 70
indikasi
mmHg

Co ICU / Sp.An

AB broad spectrum cth :


inj. Meropenem membaik Switch obat oral,
ATAU total terapi 7-10 hari
kombinasi cephalosporin +
makrolid / quinolon /
aminoglikosida ( 5 hari
)disesuaikan hasil kultur jika Ganti obat lain sesuai
ada atau sesuai perbaikan pola kuman atau kirim
klinis) kultur / sensitivitas
Tidak membaik

- Oksigenasi sesuai indikasi


- Akses vena 2 jalur, loading cairan kristaloid 30 cc/kg BB dalam 1 jam
- Pasang kateter urine, hitung produksi urine, target > 0,5 cc/kgBB/jam
- Berikan vasopressor, target MAP ≥ 65 mmHg, pilihan pertama adalah norepinephrine
- Kortikosteroid diberikan jika resusitasi cairan dan vasopressor tidak memperbaiki
hemodinamik, pilihan utama hidrokortison 50 mg/6 jam, alternatif Metil prednison 20 mg/
8jam.
- Antipiretik : paracetamol PO/IV
- Profilaksi stress ulcer : inj proton pump inhibitor (PPI)
- Kendali kadar gula darah dengan insulin sesuai indikasi (target GD 140-180 mg/dL)
- Transfusi PRC jika HB < 7 gr/dL, target Hb 7-9 gr/dL
- Transfusi platelet (jika ada fasilitas) jika : AT < 10.000/mm3 (profilaksi) atau AT 10.000-
30.000/ mm3 dengan perdarahan atau AT < 50.000 dengan perdarahan mayor.
- Hemodialisis sesuai indikasi
Resusitasi Cairan pada Shock Sepsis
Penggunaan Vasopressor

Anda mungkin juga menyukai