Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

SMF ILMU PENYAKIT DALAM


RSI AT-TIN HUSADA
RSI AT-TIN HUSADA

SEPSIS DAN RENJATAN SEPTIK (ICD 10: A41.9)

Definisi :  Sepsis: sindrom respon inflamasi sistemik (SRIS) yang


disebabkan oleh infeksi
 Renjatan Septik: sepsis dengan hipotensi, ditandai
dengan penurunan TDS <90 mmHg atau penurunan >40
mmHg dari TD awal, tanpa adanya obat-obatan yang
dapat menurunkan TD
 Sepsis berat: gangguan fungsi organ atau kegagalan
fungsi organ termasuk penurun kesadaran, gangguan
fungsi hati, ginjal, paru-paru, dan asidosis metabolik
Anamnesis : Demam, berdebar-debar, akral dingin, produksi urin
menurun
Pemeriksaan fisik : Tekanan darah menurun, nadi cepat, suhu meningkat atau
dibawah normal, dan nafas cepat
Kriteria diagnosis : 1. Sesuai kriteria anamnesis
2. Sesuai kriteria pemeriksaan fisik
SRIS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut:
1. Pemeriksaan :
 Suhu badan >38°C atau <36°C
 Frekuensi denyut jantung >90x/menit
 Frekuensi pernapasan >24x/menit atau PaCO2 <32
 Hitung leukosit >12.000/mm3 atau <4.000/mm3, atau
adanya >10% sel batang
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RSI AT-TIN HUSADA
RSI AT-TIN HUSADA

2. Ada fokus infeksi yang bermakna


Diagnosis kerja : Sepsis dan renjatan septik (ICD 10:A41.9)
Diagnosis banding :  Renjatan kardiogenik (ICD 10:
 Renjatan hipovolemik (ICD 10:
Pemeriksaan penunjang : - Darah lengkap
- SGOT
- SGPT
- Ureum
- Kreatinin
- Gula darah
- AGD
- Elektrolit
- Kultur darah
- Kultur urin
- Kultur sputum
- Kultur pus
- Bakteriogram
- Foto toraks
Terapi : 1. Eradikasi fokus infeksi
2. Antimikroba empiris, sesuai dengan:
 Tempat infeksi
 Dugaan kuman penyebab
 Profil antimikroba (farmakokinetik dan
farmakodinamik)
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RSI AT-TIN HUSADA
RSI AT-TIN HUSADA

 Keadaan fungsi ginjal dan fungsi hati


Antimikroba definitive bila hasil kultur mikroorganisme telah
diketahui, antimikroba dapat diberikan sesuai hasil uji
kepekaan mikroorganisme
3. Suportif: resusitasi ABC, oksigenasi, terapi cairan,
vasopresor/inotropik, dan transfusi (sesuai indikasi)
pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan
respon secepatnya.
 Resusitasi cairan
Hipovolemia pada sepsis segera ditangani dengan
pemberian cairan kristaloid atau koloid. Volume
cairan yang diberikan mengacu pada respon klinis
(respon terlihat dari peningkatan tekanan darah,
penurunan frekuensi jantung, kecukupan isi nadi,
perabaan kulit dan ekstremitas, produksi urin dan
perbaikan kesadaran) dan perlu diperhatikan ada
tidaknya tanda kelebihan cairan (peningkatan JVP,
ronki, gallop S, dan penurunan saturasi oksigen).
Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-
12 mmHg) dengan mempertimbangkan kebutuhan
kalori perhari
 Oksigenasi sesuai kebutuhan. Ventilator
diindikasikan pada hipoksemia yang progresif,
hiperkapnia, gangguan neurologis, atau kegagalan
otot pernapasan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RSI AT-TIN HUSADA
RSI AT-TIN HUSADA

 Bila hidrasi cukup tapi pasien tetap hipotensi,


diberikan vasoaktif untuk mencapai tekanan darah
sistolik >90mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin
dipertahankan >30 ml/jam. Dapat digunakan
vasopressor seperti dopamin dengan dosis >8
mcg/kgBB/menit, norepinefrin 0,03-1,5
mcg/kgBB/menit. Fenilefrin 0,5-8 mcg/kgBB/ menit,
atau epinefrin 0,1-0,5 mcg/kgBB/mennit. Bila terdapat
disfungsi miokard dapat digunakan inotropik seperti
dobutamin dengan dosis 2-28 mcg/ kgBB/menit,
dopamin 3-8 mcg/kgBB/menit, epinefrin 0,1-0,5
mcg/kgBB/menit, atau fosfodiesterase inhibitor
(amrinon dan milrinon).
 Transfusi komponen darah sesuai indikasi
 Koreksi gangguan metabolic: elektrolit, gula darah,
dan asidosis metabolic (secara empiris dapat
diberikan bila pH <7,2 atau bikarbonat serum
<9mEq/l, dengan disertai upaya perbaikan
hemodinamik)
 Nutrisi yang adekuat
 Terapi suportif terhadap gangguan fungsi ginjal
 Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal
 Bila terdapat KID dan didapatkan bukti terjadinya
tromboemboli, dapat diberikan heparin dengan dosis
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RSI AT-TIN HUSADA
RSI AT-TIN HUSADA

100 IU/kgBB bolus, dilanjutkan 15-25 IU/kgBB/jam


dengan infuse kontinu, dosis lanjutan disesuaikan
untuk mencapai target aPTT 1,5-2 kali kontrol atau
antikoagulan lainnya.
Edukasi Menjelaskan tentang penyakitnya kepada pasien dan atau
keluarganya
Prognosis Dubia ad malam
Tingkat evidence IV
Tingkat rekomendasi C
Penelaah kritis - dr. Suprayitno, Sp.PD
- dr. Sutowo, Sp.PD
Indikator medis Pasien Sepsis dan renjatan syok dilakukan rawat inap
sampai keadaan membaik (keadaan umum membaik,
tanda SIRS tidak ditemukan, gangguan fungsi organ
membaik)
Dirawat selama 10 hari
Target 40% pasien tertangani
Referensi Rani, A.A., Soegondo, S., Nasir, A.U.Z, dkk.(2009) Sepsis
dan renjatan syok; Panduan Pelayanan Medis PAPDI,
Jakarta, h.144-147.

Anda mungkin juga menyukai