0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan5 halaman
Tiga jenis syok yang dijelaskan dalam dokumen tersebut adalah syok hipovolemia, kardogenik, dan septik. Syok hipovolemia ditandai dengan ketidakstabilan tanda vital dan hipoperfusi akibat kekurangan volume darah. Syok kardogenik memiliki gejala khas seperti hipotensi berkelanjutan dan tanda gagal jantung. Syok septik ditandai dengan demam, nyeri jantung cepat, pernapasan cepat, dan jumlah leukosit
Tiga jenis syok yang dijelaskan dalam dokumen tersebut adalah syok hipovolemia, kardogenik, dan septik. Syok hipovolemia ditandai dengan ketidakstabilan tanda vital dan hipoperfusi akibat kekurangan volume darah. Syok kardogenik memiliki gejala khas seperti hipotensi berkelanjutan dan tanda gagal jantung. Syok septik ditandai dengan demam, nyeri jantung cepat, pernapasan cepat, dan jumlah leukosit
Tiga jenis syok yang dijelaskan dalam dokumen tersebut adalah syok hipovolemia, kardogenik, dan septik. Syok hipovolemia ditandai dengan ketidakstabilan tanda vital dan hipoperfusi akibat kekurangan volume darah. Syok kardogenik memiliki gejala khas seperti hipotensi berkelanjutan dan tanda gagal jantung. Syok septik ditandai dengan demam, nyeri jantung cepat, pernapasan cepat, dan jumlah leukosit
Terjadi Tanda yg khas: Tanda khas yg muncul ketidakstabilan tanda- hipotensi terus pada syok sepsis: suhu tanda vital meliputi menerus dg TDS< 90 tubuh >38˚C /<36˚C, tekanan darah, nadi mmHg selama 30 HR>90 kali/menit, & pernafasan serta menit/lebih, ↓ indeks RR>20 kali/menit atau diikuti tanda-tanda jantung < 2,2 PaCO² <32mmHg, hipoperfusi, l/menit/m2, ↑ serta leukosit darah pemeriksaan peunjang tekanan (< 15 mmHg), >12000/mm³, laboratorium diperlukan tanda perfusi jaringan <4000/mm³. untuk yg buruk (oliguria, penentuan derajat syok, sonografi kesadaran menurun, abdominal biasanya ekstremitas dingin, dilakukan untuk kasus cyanosis & keluar trauma (FAST),lavase keringat dingin) peritoneal diagnostic, CT SCAN dan fotopolos HIPOVOLEMIK KARDIOGENIK SEPTIK
ada ronkhi, distensi
vena jugularis, gallopS3, pada pasien dengan infark miokard EKG menunjukkan ST elevasi di sadapan V4R, rontgen dada menunjukkan kardiomegali dan tanda-tanda kongesti paru, dan ekokardiografi -O2 suplemental Dipusatkan pada terapi Terapi mencakup -Terapi intravena AMI meliputi aspirin, penyesuaian beban kristaloid dan nitrat, beta bloker & jantung pemberian produk terapi reperfusi. preload, afterload, darah. -Resusitasi cairan dan kontraktilitas dgn -Penentuan lokasi kecuali terdapat edema oxygen delivery hilangnya darah paru nyata. dan demand. secara akut harus -Terapi nyeri dapat Selain itu, juga diberikan morfin. ditentukan utk meliputi pemberian -Terapi inotropik: pengontrolan dini cairan kristaloid dan dobutamin jika TDS<80 perdarahan & mmHg atau dopamine koloid, serta dilakukan pencegahan renjatan utk nilai yg lebih evaluasi saturasi syok yg berat. rendah. oksigen vena sentral Kontraindikasi -Intubasi bila hipoksia (Scv O2); Bila Scv pemberian pressor terus meluas walaupun O2<70% dilakukan kor dopamine/dobutamin sudah diberi oksigen. eksi hematokrit hingga -Terapi trombolitik >30%. Pemberian utk membuka pembuluh antibiotik. darah yang terobstruksi -PTCA dan CABG ANAFILAKTIK NEUROGENIK Diagnosis biasanya bersifat Diagnosis biasanya dicurigai klinis. Harus dipertimbangkan pada pada pasiendengan riwayat pasien dengan cidera medulla terpajan allergen dan tanda spinalis, kolaps fisik yang menunjukkan tanda kardiovaskuler, dan disfungsi anafilaksis otonom. Biasanya penilaian fisik ditemukan hipotensi, - Syok anafilaktik disebabkan bradikardia(90%), kulit oleh reaksi alergi ketika pasien hangat, kering serta tanda- yg sebelumnya sudah tanda trauma awal yang membentuk antibodi terhadap menyebabkan cidera medulla. benda asing ( antigen ) mengalami reaksi antigen antibodi sistemik Mengamankan saluran nafas. Terapi intravena kristaloid untuk -Intubasi biasanya sulit perlu penanganan hipotensi. disiapkan peralatan -Obat krikotiroidotomi/respirasi jet pressor dopamine/dobutamin. transtrakeal. -Pemberian kortikosteroid -Epinefrin subkutan (1 : 1000) -Evaluasi neurologic dan kolaborasi atau 0,3-0,5 mg diindikasikan pada bedahsyaraf kedaruratan diperluk pasien dgn gejala-gejala saluran an pada semua kasus. nafas/tanda vital tidak stabil. Atropine untuk penanganan bradika -Epinefrin IV (1 : 10000) utk kasus rdi. syok berat. -O2 aliran tinggi dgn agonis beta -Terapi oksigen dan melalui nebulizer utk membantu intubasi endotrakeal kesulitan bernafas. -Terapi intravena dgn cairan kristaloid. -Terapi pressor:dopamine & epinefrin. -Semua pasien dgn syok anafilaktik harus menerima antihistamin (antagonis H1 dan H2) & kortikosteroid