Anda di halaman 1dari 5

LATIHAN KASUS I

TN.D ,usia 40 th (TL:2-07-1975) , No.RM: 000222, datang ke ruang HD untuk


menjalai HD rutin yang ke 890 kalinya, Dx Medis : CKD stg.V on HD e.c DKD ,
Tidak ada riw.Alergi obat sebelumnya
- Datang dengan tengan kanan bengkak di area anastomosis, bagian distal dari
AV-Fistula(AVF) terasa dingin ringan sampai sedang saat dirumah dan
bertambah pada saat di gunakan untuk HD
- diketahui pasien memiliki AV-Fistula(AVF) di tangan kanan
- Riwayat AV-Fistula di tangan kiri yang menghilang/ mati , paien
menceritakan AVF hilang/mati setelah dialkukan HD dan mengalami pingsan
dirumah.
- Riwayat akses sulit, dengan jarak antar inlet dan outlet berhimpitan ( kurang
dari 2 cm)
- Kesadaran ; CM
- TTV: TD: 110/60 mmHg, N:94 x/mnt-Reguler , R:26 x/Mnt, Suhu: 36,00C
- BB pre HD : 52 kg
- BB HD yang lalu : 50 kg
- BB kering : dalam Observasi 50 kg
- Konjungtiva tidak anemis
- Ronci basah : -/-
- Terdapat oedema di eksrtimitas lengan kanan semntara area lain tidak ada
- Mendapat terapi Epo 2x/minggu
- Riwayat adekuasi dialisis dengan Kt/V dan URR tidak tercapai pada
pemeriksaan terakhir
Program HD rutin sebelumnya :
- TD : 5 jam
- UF : 1500 ml
- QB : 200 ml/mnt
- QD : 500 ml/mnt
- Heparin standar 1000 iu/jam
Bahan diskusi :
1. Jelaskan penyebab keluhan pada pasien tsb, dan apa komplikasi yang terjadi
pada AVF ?
 Penyebab AV-Fistula(AVF) bengkak di area anastomosis adalah Arterial Steal
Syndrome (ASS)
 Komplikasi AV-Fistula(AVF)
 Trombosis pada awal pasca bedah (early thrombosis)
 Trombosis yang terbentuk kemudian (late thrombosis)
 Aneurisma vena.
 Arterial Steal Syndrome (ASS)
 Hipertensi vena
 lnfeksi

2. Adakan hubungan adekuasi dialisis yang tidak tercapai dengan akses vaskular
pada pasien tsb? Jika ada jelaskan
 Iya terdapat hubungan adekuasi dialisis yang tidak tercapai dengan akses
vaskular pada pasien.
 Dikarenakan AV-Fistula(AVF) akses sulit, jarak antar inlet dan outlet
berhimpitan ( kurang dari 2 cm) dapat menyebabkan resirkulasi, sehingga
QB pada program HD tidak bisa besar atau cepat. Jarak normal inlet dan
outlet minimal 5-7 cm dan 3 cm diatas anastomosis.

3. Jelaskan kemungkinan penyebab akses sulit dan kematian AVF pada pasien
tsb?
 Pasien kurang dan tidak melatih tangan
 Area anastomosis tidak tertindih saat tidur
 Hindari pemakaian aksesoris di area AVF , pakaian terlalu ketat
 Hindari infus dan mengukur tekanan darah di area AVF
 Menjaga kebersihan area AVF
 Kondisi hipovolemia sedapat mungkin jangan terjadi karena beresiko
terhadap
 pematangan dan kematian karena trombosis
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi maturasi AVF?
 Selain faktor dari pasien itu sendiri ada juga penyakit penyerta atau
komorbit maupun keadaan anatomi dan fungsional dari pembuluh darah
termasuk nilai blod flow rate yang dimiliki.

5. Sebutkan teknik kanulasi yang di rekomendasikan?


 Gunakan tindakan aseptik dan antiseptik
 Desinfeksi biarkan 30-60 detik,biarkan sampai mengering
 Gunakan APD lengkap
 Gunakan sarung tangan bersih
 Tusuk dengan tegas, lembut dan pasti,
 Diperlukan perawat berpengalaman/senior untuk akses inisiasi,
 Sudut penusukan AVF 20-25 drajat dan AVG 45 derajat
 Titik penusukan tidak di tusuk ulang dalam 2 minggu
 Jarak antar jarum A dan V minimal 5-7 cm dan 3 cm diatas anastomosis
 Arteri menghadap ke anastomosis, vena ke arah berlawanan lebih di
 rekomendasikan terutama pada flow kecil
 Arah jarum arteri sejajar/searah tidak dipermasalahkan selama dapat
menjaga
 nilai adekuasi dialisis termasuk mencegah resirkulasi
 Menurut ESVS,EDTNA/ERCA,ANNA dan KDOQI ada 3 cara kanulasi
pada
 akses Av-Fistula, yaitu : Rope leadder technique, area, dan buttonhole
 Pada pasien dengan aneurisma lakukan akses pada bagian yang tidak
 mengalami aneurisma
 Fixsasi jarum AV-Fistula
LATIHAN KASUS II

Seorang pria 69 tahun dengan CKD std V karena diabetes dan hipertensi, menjalani
HD 2x per minggu, menggunakan akses kateter jugularis internal kanan. Perkiraan
berat badan kering pasien 65 kg. Pasien sering bolos HD, dan bila HD sering
memotong waktu HD. Pasien tiba-tiba datang ke IGD dengan bradikardi simptomatik
dan kalium 8.1 mEq/L. Pasien tidak datang 2 kali jadwal HD. Saat pemeriksaan
pasien tampak mengantuk, saturasi Oksigen 92%, menggunakan O2 4L/mnt. Berat
badan pasien 72 kg, Tensi 170/100 mmHg, Nadi 32x/mnt. Terdapat udema paru dan
udem ekstrimitas ++, serium Na+ 128 mEq/L, CO2 18 mEq/L, BUN 210 mg/dL,
kreatinin 15 mg/dL

1. Jelaskan penyebab yang memperburuk kondisi pasien tsb sesuai data hasil
pengkajian?

 Pasien terdapat riwayat penyakit penyerta yaitu diabetes dan hipertensi


 Pasien sering bolos HD
 Bila HD, pasien sering memotong waktu HD
 Terdapat kenaikan berat badan, BBK 65 kg, berat badan pasien sekarang 72
kg
 Terdapat udema paru dan udem ekstrimitas ++
 TTV : TD 170/100 mmHg, Nadi 32x/mnt (bradikardi simptomatik)
 Hasil laboratorium : kalium 8.1 mEq/L, Na+ 128 mEq/L, CO2 18 mEq/L,
BUN 210 mg/dL, kreatinin 15 mg/dL
 Saturasi Oksigen 92%

2. Sebutkan diagnosa keperawatan pada pasien tsb?

No Data Etiologi Masalah Keper


awatan
1. DS : - Perubahan afte Penurunan cur
DO : rload ah jantung
TD 170/100 mmHg
N 32x/mnt
SPO2 92%
2. DS : Gangguan Hipervolemia
DO : mekanisme
Kenaikan berat badan 7 kg regulasi
Terdapat udema paru dan
udem ekstrimitas ++

Penurunan curah jantung behubungan dengan perubahan afterload


Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
3. Jelaskan intervensi dan rasionalisasi yang akan anda lakukan

No Diagnosa Tujuan dan kriteria ha Intervensi


keperawatan sil
1. Penurunan cur Setelah dilakukan Perawatan Jantung
ah jantung behasuhan keperawatan Observasi:
ubungan deng selama 3x8 jam Identifikasi tanda dan gejala primer penurunan
an perubahan diharapkan penurunan curah jantung (mis. Dispnea, kelelahan)
afterload curah jantung Monitor tekanan darah
meningkat dengan Monitor saturasi oksigen
kriteria hasil: Terapeutik:
 Kekuatan nadi Posisikan semi-fowler atau fowler
perifer meningkat Berikan terapi oksigen
 Tekanan darah Edukasi
membaik 100- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
130/60- 90 mmHg Anjurkan beraktifitas fisik sesuai toleransi
 Lelah menurun Kolaborasi
 SPO2 meningkat kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
2. Hipervolemia Setelah dilakukan Manajemen Hipervolemia
berhubungan d tindakan keperawatan Observasi:
engan selama 3x8 jam maka Periksa tanda dan gejala hipervolemia (edema,
gangguan hipervolemia dispnea, suara napas tambahan)
mekanisme meningkat dengan Monitor intake dan output cairan
regulas kriteria hasil: Monitor jumlah da nwarna urin
 Haluaran urin Terapeutik
meningkat Batasi asupan cairan dan garam
 Edema menurun Tinggikan kepala tempat tidur 30-40o
 Tekanan darah no Edukasi
rmal Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
cairan
Kolaborasi
Kolaborasai pemberian diuretik
Kolaborasi penggantian kehilangan kalium
akibat deuretik
Kolaborasi pemberian continuous renal
replecement therapy (CRRT), jika perlu

Anda mungkin juga menyukai