DI SUSUN OLEH :
STRATA 1 KEPERAWATAN
STIKES KHARISMA PERSADA HORIZON EDUCATION KARAWANG
Jl. Pangkal Perjuangan KM. 1 By Pass Karawang 41316
Telp. (0267) 412480, Fax: (0267) 410842
20220
KASUS AKI (ACUTE KIDNEY INJURY)
Seorang pasien perempuan, datang ke RS dengan keluhan lemas karena perdarahan. Hasil
pemeriksaan TTV : TD 90/60 mmHg, Nadi 120 x/menit, suhu 37 derajat celcius. Tanda-
tanda trauma tidak ada, klien mengeluh sesak dan terpasan oxigen 2-4 lpm dengan
repirasi 24x/menit, NGT terpasang dan tidak ada tanda-tanda kontra indikasi pemasangan
NGT dengan pemberian nutrisi dalam bentuk cair 200-300cc, DC terpasang dengan
output kira-kira 200-300cc/24 jam dan tidak ditemukan kontra indikasi pemasangan DC,
terdapat riwayat perdarahan saluran cerna bawah. Pasien didiagnosa anemia dan AKI.
Hasil pemeriksaan laboratorium darah :
7. Jelaskan data mayor dan data minor pada kasus prioritas tersebut!
Jawab :
1. Acute Kidney Injury (AKI) atau yang biasa dikenal sebagai Gagal Ginjal
Akut (GGA) merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan adanya
hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dalam beberapa jam hingga
beberapa hari (Mueller,2005)
2. Klasifikasi AKI dengan kriteria RIFLE, AQDI revisi 2007
1. Risiko, peningkatan kadar SCr: >1,5 kali nilai dasar Penurunan LFG:
>2,5% nilai dasar Kriteria OU: <0,5 mL/kg/jam, >6 jam
2. Injury, peningkatan kadar SCr: >2,0 kali nilai dasar. Penurunan LFG:
>50% nilai dasar. Kriteria OU: <0,5 mL/kg/jam, >12 jam
3. Failure, peningkatan kadar SCr: >3,0 kali nilai dasar. Penurunan LFG:
>75% nilai dasar. Kriteria OU: <0,5 mL/kg/jam, >24 jam
4. Loss, peningkatan kadar SCr: penurunan fungsi ginjal menetap selama
lebih dari 4 minggu.
5. End stage, peningkatan kadar SCr: penurunan fungsi ginjal menetap
selama lebih dari 3 bulan
Klasifikasi RIFLE menurut AKIN kriteria AKIN untuk kreatinin
serum :
1. Tahap 1 : Peningkatan >26,4 umol/L atau 1,5-2 kali lipat Kriteria output
urine : 0,5 mL/kg/h x 6 jam
2. Tahap 2 : Peningkatan >2-3 kali lipat Kriteria output urine : 0,5 mL/kg/h
x 12 jam
3. Tahap 3 : Peningkatan >3 kali lipat atau 35,4 umol/L Dengan
peningkatan akut >44 umol/L atau Renal replacement therapy regardless
of prior stage
Kriteria output urine : 0,3 mL/kg/h x 24 jam atau anuria x 12 jam
3. Tanda dan gejala AKI pada kasus:
- Kenaikan pada nilai ureum dan creatinin
- Ureum 142 mgr% (nilai normal 11-55 mgr%)
- Creatinin 5.29 mgr% (nilai normal 0,9-1,3 mgr%)
- Sesak napas
- Tekanan Darah menurun
- Nadi meningkat
- Produksi urine meningkat
4. Termasuk AKI jenis pre renal karena AKI pre renal yaitu keadaan dimana
aliran darah ke ginjal menurun sehingga mengganggu fungsi normal ginjal,
bersifat paling ringan dn dapat reversibel jika keadaan tersebut diperbaiki.
Penyebabnya yaitu karena perdarahan disaluran cerna bawah.
5. A : Tidak ada sumbatan jalan napas
B : Klien sesak dan terpasang oksigen 2-4 lpm dengan RR 24x/menit
C : TD 90/60 mmHg, nadi 120x/menit, CRT < 3 detik, ada perdarahan
D : Kesadaran Composmentis GCS 15 (E5, M5, V5)
E : Tidak ada tanda trauma, Tidak ada jejas/bengkak pada tubuh pasien,
memiliki riwayat perdarahan pada saluran pencernaan
F : Terpasang DC, ouput 300cc/24 jam
G : NGT terpasang, tidak ada tanda2 kontra indikasi, pemasangan NGT 200-
300 cc
6. S:
- Dengan keluhan lemas karena perdarahan
- Klien mengeluh sesak
O:
P:
1. Hipovolemia
2. Pola Nafas Tidak Efektif
I:
1. Hipovolemia
Intervensi : Manajemen Hipovolemia
Manajemen Hipovolemia I.03116
Defenisi
Mengidentifikasi dan mengelola penurunan volume cairan intravaskuler.
Tindakan
Observasi
Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat,
nadi teraba lemah tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit,
turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun,
hematokrit meningkat, haus, lemah)
Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
Hitung kebutuhan cairan
Berikan posisi modified Trendelenburg
Berikan asupan cairan oral
Edukasi
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCI, RL)
Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5%, NaCi
0,4%)
Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, Plasmanate)
Kolaborasi pemberian produk darah
2. Pola Nafas Tidak Efektif
Intervensi : Manajemen Jalan Nafas
Menejemen jalan nafas I. 01011
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan nafas
Observasi
Monitor pola nafas
Monitor bunyi nafas tambahan
Monitor sputum
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head tilt dan chin lift
Posisikan semi fowler atau fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada
Lakukan penghisapan lendir
Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakheal
Keluarkan sumbatan benda padat denga forsep McGill
Berikan o2, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
Anjurkan tehnik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika
perlu