Step 1
1. TFU: tinggi fundus uteri, dimana dengan memeriksa tfu kita dapat mengetahui usia dari janin
2. Intrauterine: janin berada dalam uterus
3. Reflex patella: reflex system saraf yang berupa kontraksi pada otot yang berda di sekitar patella
Step 2
1. Mengapa pasien mengeluh pusing, pandangan kabur, nyeri uluh hati dan bengkak kedua
kaki?
2. Mengapa pada pasien ditemukan proteinuria dan edema?
3. Apa hubungan ditemukannya obesitas dengan tekanan darah tinggi yang ditemukan pada
pasien?
4. Mengapa dokter memonitor rutin dengan tanda primer reflex patella dan ttv dan tanda
kejang serta volume urin?
5. Mengapa dokter segera meminta perawat untuk menyiapkan MgSO4, Ca glukonas dan
cairan infus?
6. Apa hubungan riwayat penyakit keluarga dengan kasus pada scenario?
7. Bagaimana pemeriksaan fisik dan penunjang pada kasus tersebut?
8. Apa saja diagnosis dan diagnosis banding yang mungkin pada kasus tersebut?
9. Apa saja factor resiko dan etiologi pada kasus di atas?
10. Bagaimana pathogenesis sesuai kasus di scenario?
11. Bagaimana penyiapan obat tatalaksana pada scenario?
12. Apasaja yang harus dimonitor dari efektifitas terapi?
13. Bagaimana cara melakukan pengajian keprawatan pada scenario di atas?
14. Bagaimana asupan keperawatan pada kasus di atas?
15. Apa manifestasi klinis dari kasus di atas?
16. Apakah terapi yang digunakan sudah sesuai?
17. Bagaimana penatalaksanaan pada scenario?
18. Apa komplikasi dari kasus tersebut?
Step 3
1. Mengapa pasien mengeluh pusing, pandangan kabur, nyeri uluh hati dan bengkak kedua
kaki?
Nyeri uluh hati
Hamil berusia 32 minggu posisi fundus setinggi antara proc xyphoideus dan umbilicus
terdapat gaster ketika seumur ini janin akan mendesak gaster sehingga asam lambung
naik sehingga nyeri uluhati menyebabkan rasa terbakar
Nekrosis dari sel hati, pada a. spiralis mengalami vasokontriksi normalnya mengalami
remodeling. Tapi pada kasus ini tidak maka aliran darah ke plasenta menurun sehingga tjd
iskemik dan hipoksi pada plasenta hidroksil membrane sel rusak nyebabib gangguan
lain, peningkatan produksi bahan vasopresos dimana peningkatan ini menyebabkan
vasospasme lalu akan menyebabkan hipovolemik dan bisa menyebabkan iskemik jaringan.
Isekemik otak ,retina , perdarahan di sel pariportal lobus perifer dimana akan menyebabkan
hematoma pada subkapsular mebesar dan semakin membesar dan menimbulkan nyeri
epigastrium
Obesitas+DM tidak ada insulin setiap makan gula darah tinggi darah kental
mengendap di vascular aterosklerosis lumen sempit aliran darah lambat jantung
kerja ekstra hipertensi bisa juga mengalami hipoksi sel karena pemenuhan o2 kurang ke
beberapa tempat penglihatan kabur apabila ke otak
Hipoksi+iskemik mitokondria pada sel mengeluarkan oksigen dan antioksidan
endotel rusak maka akan terganggu dan mengganggu produksi radikal bebas disfungsi
endotel penyaringan kurang efektif (proteinuri)
2. Apa hubungan ditemukannya obesitas dengan tekanan darah tinggi yang ditemukan pada
pasien?
Obesitas merangsang system saraf simpatis dan RAAS retensi h2o dan natrium maka
akan meningkatkan TD
Pada obesitas mengandung banyak lemak aterosklerosis lumen sempit tekanan
darah meningkat
3. Mengapa dokter segera meminta perawat untuk menyiapkan MgSO4, Ca glukonas dan
cairan infus?
MgSO4 (menurunkan Ach) berfungsi untuk anti kejang dan harus dicek reflex patella dan RR
14x/menit. Ada intoksikasi? Ada MgSO4 diberhentikan lalu diberikan Ca glukonas.
TD 170/110 (preeklamsi berat) penggunaan harus dimonitoring karena termasuk HAM
(high alert medication)
MgSO4 letak kerja dimana dan dosis berapa, mekanisme aksi?
Infus Ringer laktat Cl-, K+, Na+(sudah ada calcium)
Tanda intoksikasi? Mual, muntah, hipoglikemi
MgSO4 menghasilkan vasodilator perifer terutama di arteriol sehingga dapat menurunkan
tekanan darah
4. Apa hubungan riwayat penyakit keluarga dengan kasus pada scenario?
DM hiperglikemi dapat memicu perusakan endotel proteinuria
Hiperglikemi jg dapat terjadi pada obesitas menghasilkan adipositotoksin resitensi
insulin glukosa banyak dalam pada darah dapat menimbulkan beberapa manifestasi
5. Bagaimana pemeriksaan fisik dan penunjang pada kasus tersebut?
Pf
Inspeksi:
- edema bagian mana?
TTV
Tanda tanda syok?
GCS
Meliputi penglihatan: posisi mata simetris atau tidak? Kelopak mata normal? gerakan mata
normal? reflex kornea?
Pendengaran: normal dan kebersihan telinga
System pernafasan:
Kardiovaskular: TD
System pencernaan:
Musculoskeletal: ada kekakuan atau tidak? Ada kesemutan tangan dan kaki?
Pemeriksaan penunjang
Darah rutin:
trombositopenia
Fungsi hati:
Peningkatan SGOT SGPT
Kimia darah
Urin rutin:
Proteinuria +++
Volume urin menurun (oligouri)
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
• Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk wanita hamil
adalah 12-14 gr% )
• Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol% )
• Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 )
b. Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine.
c. Pemeriksaan Fungsi hati
• Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )
• LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat
• Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
• Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat ( N= 15-45 u/ml )
• Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat ( N= <31 u/l )
Total protein serum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl )
d. Tes kimia darah
Asam urat meningkat ( N= 2,4-2,7 mg/dl )
6. Apa saja diagnosis dan diagnosis banding yang mungkin pada kasus tersebut?
DD:
Diagnose keperawatan
Ketidak efektifitas perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hipertensi
DS: pusing 3 hari yg lalu, edema pada kedua kaki
DO: TD170/110mmhg, edema pada kedua tungkai
Data fokus Problem Etiologi
DO : pasien terlihat nyeri Nyeri akut Agen cidera biologis
P: -
Q: -
R: ulu hati
T: -
DS: pasien mengatakan nyeri
pada ulu hati
DO: TD= 170/110, terlihat Ketidakefektifan perfusi Hipertensi
edema pada tungkai bawah jaringan
DS: Pasien mengatakan
pusing sejak 3 hari yang lalu
DO: Terlihat edema pada Kelebihan volume cairan Gangguan mekanisme
tungkai bawah regulasi
Kaji intak dan output
DS: pasien mengeluhkan
bengkak pada kedua kaki
Penatalaksanaan
c. Ginjal Pada pre-eklampsia, arus darah efektif ginjal berkurang + 20%, filtrasiglomerulus
berkurang + 30%. Pada kasus berat terjadi oligouria, uremia, sampai nekrosis tubular
akut dan nekrosis korteks renalis. Ureum-kreatinin meningkat jauh di atas
normal.Terjadi juga peningkatan pengeluaran protein (”sindroma nefrotik pada
kehamilan”).
-TD harus diturunkan menjadi kurang dari 150 mmHg sistolik dan antara 80 100 mm Hg
diastolik.
-Penurunan bertahap tekanan darah dalam 60 menit pertama terapi, yaitu tingkat sistolik
155 hingga 160 mm Hg dan tingkat diastolik 100 hingga 110 mm Hg, dianjurkan.
-IV Labetalol dan / atau Oral Nifedipine atau IV Hydralazine dapat digunakan untuk
mengobati hipertensi berat pada kehamilan selama penyedia medis akrab dengan dosis
yang akan digunakan, onset aksi yang diharapkan, dan efek samping potensial dari masing-
masing obat ini.
-Nifedipine dan Hydralazine dapat menyebabkan takikardia. Mereka tidak
direkomendasikan untuk digunakan pada pasien dengan denyut jantung di atas 100 / menit.
-Labetalol adalah obat yang tepat pada pasien seperti itu.
-Labetalol harus dihindari pada pasien dengan bradycardia (denyut jantung <60 bpm), asma,
dan pada mereka dengan gagal jantung kongestif. Sini,
-Nifedipine adalah obat pilihan.
-MgSO4 dianjurkan untuk mencegah eklamsia dan bukan sebagai antihipertensi
-Diuretik tidak dianjurkan untuk penggunaan rutin kecuali beberapa kondisi seperti
tantangan cairan di oliguria dan edema paru
11. Mengapa dokter memonitor rutin dengan tanda primer reflex patella dan ttv dan tanda
kejang serta volume urin?
12. Bagaimana cara melakukan pengajian keprawatan pada scenario di atas?
1. Pengkajian
a. Identitas :
b. Keluhan utama:
c. Riwayat penyakit sekarang :
d. Riwayat penyakit dahulu:
e. Riwayat penyakit keluarga:
f. Riwayat psikososial
P: -
Q: -
R: ulu hati
T: -
DO: Terlihat edema pada Kelebihan volume cairan Gangguan mekanisme Penatala
tungkai bawah regulasi ksanaan
N M T
y o T
e n V
ri i
a t n
k o o
ut b.d agen cidera biologi
Ketidakefektifan perfusi j
b.d hipertensi
Labetalol
Golongan c, dapat digunakan tapi dengan monitoring
Untuk preeklamsi berat pakainya labetalol
Onset Of Action lebih cepat 2 menit sampai 2 jam
Punya 2 benzen bersifat lipofil lebih mudah terabsorbsi dan terdistribusi
Keadaan Janin, adanya tanda-tanda gawat janin, adanya pertumbuhan janin terhambat
dalam rahim
b. Pengobatan Medisinal
1.Segera MRS
2. Tirah baring miring ke satu sisi
3. Infus D5 : RL 2:1 (60-125 ml/jam)
4.Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
5. Antasida
6. Obat-obatan :
a. Anti kejang: Sulfas Magnesikus (MgSO4),