A. Pengertian
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini pada umumnya terjadi
persalinan.
Eklampsi adalah pre eklampsi yang disertai kejang atau koma yang timbul
timbulnya pre eklampsi atau eklampsi pada pasien yang menderita hipertensi
kronik.
B. Klasifikasi
a. Hipertensi ringan, sistolik 140 sampai kurang dari 155 mmHg dan diastolik
harus 30 mmHg atau lebih diatas tekanan yang biasa ditemukan dan
menunjukkan positif yakni 1 + atau 2 + atau 1 gr/liter atau lebih dalam air
kencing yang dikeluarkan dengan kateter yang diambil 2 kali dengan jarak
waktu 6 jam.
c. Edema adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam
jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahuai dari kenaikan berat badan 1
kg atau lebih per minggu serta pembengkakan pada kaki, jari tangan dan
muka.
g. Nyeri epigastrium
h. Skotoma dan gangguan usus lain atau nyeri frontal yang berat
i. Perdarahan retina
j. Edema pulmonum
k. Koma
C. Etiologi
teori yang mencoba menerangkan sebab-sebab penyakit tersebut, akan tetapi tidak
D. Manifestasi Klinik
Diagnosis pre eklamsia ditegakkan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala, yaitu
kaki, jari tangan dan muka. Tekanan darah > 140 /90 mmHg atau tekanan Sistolik
meningkat > 30 mmHg atau tekanan distolik > 15 mmHg yang diukur setelah
pasien beristirahat selama 30 menit. Tekanan diastolik pada trimester kedua yang
lebih dari 85 mmHg patut dicurigai sebagai bakat pre eklampsi. Proteinuria biasa
terdapat protein sebanyak 0,3 g/1 dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan
kualitatif menunjukan + 1 atau 2 : atau kadar protein > 1g/1 dalam urin yang
dikeluarkan dengan kateter atau uri porsi tengah, diambil minimal 2 kali dengan
Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik >110 mmHg
Trombositopenia
kejang atau koma. Sedangkan, bila terdapat gejala pre eklampsi berat disertai
salah satu atau beberapa gejala dari nyeri kepala berat, gangguan visus, muntah –
muntah, nyeri epigastrium, dan kenaikan tekanan darah yang progestif, dikatakan
pasien tersebut menderita impending pre eklampsia Impending Pre eklampsi
E. Faktor predisposisi
Jaringan plasenta yang mati diserap oleh tubuh dan karena bersifat
menyebabkan proteinuria.
kehamilan yang tidak disertai janin dan seluruh vili korealis mengalami
kerja jantung memompa darah lebih cepat dan tekanan darah pun meningkat.
3) Diabetes melitus, yaitu kadar gula darah dalam tubuh yang tinggi. Ibu dengan
DM biasanya akan memiliki bayi besar, sehingga kebutuhan akan nutrisi dan
oksigen untuk janin lebih tinggi. Oleh karena itu sistem kerja jantung ibu akan
4) Kehamilan ganda (kembar) adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Dalam keadaan ini juga kebutuhan nutrisi dan oksigen untuk janin dibutuhkan
lebih banyak, karena dibagi untuk dua janin. Sehingga menyebabkan jantung
ibu bekerja lebih ekstra untuk memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
fisik, sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh. Sistem kerja
jantung pada orang gemuk akan lebih cepat sehingga tekanan darahnya pun
meningkat.
7) Umur yang lebih dari 35 tahun, pada usia diatas 35 tahun cenderung
F. Diagnosis Banding
Koma, bisa disebabkan epilepsi, sinkop, intoksikasi, alkohol atau obat, asidosis,
G. Gejala
1) Gambaran klinik
proteinuria.
2) Gejala subjektif
muntah.
3) Pemeriksaan
Tekanan darah tinggi ≥ 160/110 mmHg, refleks meningkat yakni perkusi atau
laboratorium.
H. Komplikasi
Lazimnya spasme pembuluh darah anteriol menuju organ penting dalam tubuh
dapat menimbulkan :
b. Perdarahan
c. Edema jaringan
nutrisi CO2 dan O2 yang menyebabkan asfiksia sampai kematian janin dalam
a. Perubahan hati :
b. Retina :
otak
d. Paru-paru
e. Jantung
jantung
kematian janin
g. Perubahan ginjal
Penyerapan air dan garam tubulus tetap, terjadinya retensi air dan
garam
protein ke jaringan
I. Pemeriksaan Penunjang
USG
J. Penatalaksanaan
1. Pencegahan umum
pekerjaan sehari-hari
d) Penerangan tentang manfaat diet tinggi protein dan rendah lemak, tinggi
karbohidrat dan rendah garam dan menjaga kenaikan berat badan yang
berlebihan.
2. Pencegahan Pre eklampsi
3. Penanganan
diberikan :
secara (IM) bokong kiri dan kanan sebagai dosis permulaan dan dapat
b) Klorpromazin 50 mg (IM)
c) Diazepam 20 mg (IM)
(IV)
e) Pada umunya pre eklampsi berat sudah bahaya akut berakhir sebaiknya
keadaan demikian harapan bahwa janin hidup tidak besar dan adanya janin
Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan anti hipertensi sampai tekanan
Pasang infus RL
Jika jumlah urin < 30 ml/ jam infus cairan dipertahankan 1 L/8 jam, pantau
merupakan tanda edema paru , jika ada edema paru hentikan pemberian
organ vital pada keadaan normal dan melahirkan bayi dengan trauma sekecil-
darah stabil ( 140 – 50/90 – 100mmHg ). Ini diberikan sampai 24 jam pasca
persalinan atau hentikan bila 6 jam pasca persalinan ada perbaikan nyata
pernafasan > 16 kali per menit, dan diuresis > 100 cc dalam 4 jam
sebelumnya ( 0,5 ml/kg berat badan / jam ). Harus tersedia antidotom MgSO 4
5) Periksa tekanan darah, nadi dan pernafasan tiap jam. Pasang kateter
dan kantong urin. Ukur urin setiap 6 jam. Bila < 100 ml/4 jam, kurangi dosis
tanda inpending eklampsi dan keadaan janin baik. Prinsip terapi serupa
500 ml/6 jam dapat dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda – tanda pre
eklampsi ringan, selambat – lambatnya dalam waktu 24 jam. Bila tidak ada
b) Penaganan aktif bila kehamilan >35 minggu, ada tanda – tanda inpending
Bila dari hasil KTG fungsi dinamik janin plasenta baik ( reaktif, cairan
amnion cukup, gerak nafas baik, tak ada deselerasi lambat, tak ada
pervaginam.
terlalu kuat dan tekanan darah terkendali. Periksa tekanan darah setiap
lancar, janin tidak dapat lahir dalam 15 menit, pasien terpaksa meneran
mengingat pasien dapat makan dan minum serta ada bahaya edema
Berikan diuretik bila ada edema paru, payah jantung kongestif atau
liter L/menit. Periksa gas darah secara berkala untuk koreksi asidosis.
Berikan ventilasi mekanik bila tidak ada perbaikan dalam 6 jam, pCO 2
Berikan obat antipiretik bila suhu rektal diatas 38,5o C dan dibantu
selambat – lambatnya 2 jam sebelum janin lahir bila pasien gelisah atau
relatif kecil bagi janin. Bila dari pemeriksaan laboratorium tidak ada
kurang baik.
kejang pda preeklamsia dan eklamsia alternatif lain adalah deazepam, dengan
Dosis pemeliharaan
MgSO4 (50%) 5 g + lignokain 2% 1 ml (im) setiap 4 jam
Siapkan antidotum :
Jika terjadi henti nafas :
- Bantu dengan ventilator
- Beri kalsium glukonat 2 g ( 20 ml dalam larutan 10 % ) IV perlahan – lahan
sampai pernafasan mulai lagi.
Dosis Awal
Diazepam 10 mg (iv) pelan – pelan selama 2 menit
Jika kejang berulang, ulangi dosis awal
Dosis pemeliharaan
Diazepam 40 mg dalam 500 ml larutan RL per infus
Depresi pernafasan ibu mungkin akan terjadi jika dosis > 30 mg/jam
Jangan berikan > 100 mg/24 jam
Jika pemberian (iv) tidak mungkin, diazepam dapat diberikan per rektal, dengan
dosis 20 mg dalam semprit 10 ml
Jika masih terjadi kejang, beri tambahan 10 mg/jam
Dapat pula diberikan melalui kateter urin yang dimasukkan ke dalam rektum
Antihipertensi
Obat pilihan adalah :
Hidralazin yang diberikan 5 mg (iv) pelan-pelan selama 5 menit sampai
tekanan darah turun.
Jika perlu, pemberian hidralazin dapat diulang setiap jam atau 12,5 mg (im)
setiap 2 jam
Jika hidralazin tidak tersedia, dapat diberikan:
Nipedipin 5 mg sublingual, jika respon tidak baik setelah 10 menit, diberikan
lagi 5 mg sublingual.
Labetolol 10 mg (iv), jika respon tidak baik setelah 10 menit, diberikan lagi
labetolol 20 mg (iv).
Pada pre eklampsi berat, persalinan harus terjadi dalam 24 jam, sedang
Jika terdapat gawat janin, persalinan tidak dapat terjadi dalam 12 jam
Jika anestesia yang umum tidak tersedia atau janin mati, aterm terlalu
Anti konvulsan diteruskan sampai 24 jam post partum atau pada kejang
terakhir.
Pantau urin
L. Prognosis
meminta korban besar dari ibu dan bayi. Dari berbagai pengumuman, diketahui
kematian ibu berkisar antara 9,8%-25,5% sedangkan kematian bayi lebih tinggi
lagi, yakni 42,2%-48,9%. Sebaiknya, kematian ibu dan bayi dinegara maju lebih
kecil. Tingginya kematian ibu dan bayi di negara kurang maju disebabkan oleh
diduga, per eklampsi dan eklampsi tidak menyebabkan hipertensi menahun. Oleh
kehamilan pertama, frekuensi hipertensi 15 tahun kemudian atau tidak lebih tinggi
Manuaba, IBG, 1998, ”Ilmu Penyakit Kandungan dan Keluarga Brencana Untuk
Pendidikan Bidan”, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU POST PARTUM
DENGAN PRE EKLAMPSI BERAT DI RUANG NIFAS RSUD Dr. H. MOCH
ANSARI SALEH BANJARMASIN
Pengkajian
Hari/Tanggal : Selasa, 12 Mei 2009
Jam : 21.30 Wita
No. RMK : 08 39 04
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama ibu : Ny. Masniah
Umur : 39 tahun
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Tembus perumnas Rt.23 No.67 Banjarmasin
2. Status Perkawinan
Kawin : 1 kali
Usia kawin : 24 tahun
Lama perkawinan : 15 tahun
3. Keluhan Utama
Ibu merasa lelah setelah melahirkan dan mengatakan kepala masih terasa
pusing, sakit kepala tapi penglihatan ibu tidak kabur serta tidak mengalami
nyeri epigstrum.
4. Riwayat Obstetri dan Gynekologi
a. Riwayat obstetri (haid)
1) Menarche umur : 12 tahun
2) Siklus : 28 hari
3) Teratur/tidak : teratur
4) Lamanya : 4 – 5 hari
5) Banyaknya : 2 - 3 kali ganti pembalut
6) Warna : merah kehitaman
7) Bau : amis
8) Dismenorhoe : tidak ada
b. Riwayat gynekologi
Ibu tidak pernah mengalami perdarahan diluar haid dan tidak pernah
mengalami keputihan yang berlebihan.
5. Riwayat kesehatan
a. Riwatyat kesehatan ibu
Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, TBC, DM, asma dan 2 hari
yang lalu tekanan darah ibu naik menjadi 160/110 mmHg
c. Riwayat kesehatan keluarga
Dari keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit asma,
jantung, DM,TBC dan hipertensi.
6. Riwayat kehamilan terdahulu
G5 P2 A2
Pada umur kehamilan 4 minggu – 30 minggu ibu rutin memeriksakan
kehamilannya setiap satu bulan sekali di BPS, sejak kehamilan 30 minggu ibu
mengalami kenaikan tekanan darah mencapai 160/110 mmHg tapi ibu tidak
pernah mengalami gangguan seperti oedem, penglihatan kabur, sakit kepala
yang hebat tapi ibu mengalami pusing. Selanjutnya ibu tidak memeriksakan
kehamilannya lagi, dua hari yang lalu ibu kebidan karena ibu ingin melahirkan
dan bidan menyarankan ibu untuk melahirkan dirumah sakit karena tekanan
darah ibu tinggi
7. Data persalinan.
a. Masa gestasi : aterm (38 minggu)
b. Penyulit selama persalinan : pre eklampsi berat
c. Jenis persalinan : normal, spontan belakng kepala
d. Lama persalinan : Kurang lebih 10 jam
e. Keadaan bayi : hidup
f. Berat badan : 2700 gram
g. Jenis kelamin : perempuan
8. Riwayat keluarga berencana
Ibu menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan (Depo) lamanya 9 tahun
9. Keadaan Psikososial
- Hubungan dengan keluarga baik
- Hubungan dengan orang-orang sekitar baik
10. Data Biologis
a. Pola Nutrisi Di rumah Di rumah sakit
1) Jenis : nasi, sayur, lauk pauk : nasi, sayur, lauk pauk
makanan : ½ - 1 piring : ½ - 1 piring
- Porsi makan : 3x sehari : 3x sehari
- Frekuensi : tidak ada : tidak ada
- Masalah : 4 – 5 gelas sehari : 4 – 5 gelas sehari
- Minum
b. Pola Eliminasi
1) BAK Di rumah Di rumah sakit
a. : 4 – 5 kali sehari : terpasang DC jumlah
urin 200 cc
b. : kuning jernih : kuning tua
c. : Amoniak (pesing) : amoniak (pesing)
d. : tidak ada : tidak ada
2) BAB Di rumah
a. Frekuensi : 1 kali sehari
b. Warna : kuning
c. Konsistensi : lembek
d. Masalah : tidak ada
c. Personal hygiene Di rumah Di rumah sakit
1) Frekuensi mandi : 2 x sehari : 1 x sehari
2) Frekuensi gosok gigi : 2 x sehari : 1 x sehari
3) Frekuensi ganti pakaian : 2 x sehari : 1 x sehari
Ganti pembalut 2 - 3x
sehari
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda vital
1) Tekanan darah : 160/110 mmHg
2) Suhu : 36,60 C
3) Nadi : 72 x/menit
4) Pernafasan : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
1) Kepala : Tampak bersih dan tidak rontok
2) Muka : Tampak pucat dan tampak oedem
3) Mata : Konjungtiva tampak anemis, sklera tidak ikterik
4) Hidung : Bentuk simetris, tidak ada sekret, tidak tampak
tanda peradangan
5) Mulut : Lidah bersih, mukosa lembab, tidak ada sariawan
dan tidak ada caries pada gigi.
6) Leher : Tidak tampak pembesaran kelenjar thyroid dan
tidak ada pembesaran vena jugularis.
7) Dada/mammae : Bentuk simetris kanan dan kiri, puting susu
menonjol, tampak hiperpigmentasi pada areola
mammae.
8) Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar lympe.
9) Abdomen : Tampak linea nigra
10) Genitalia : Tampak pengeluaran darah (lochia rubra), pada
perineum tampak luka episiotomi
11) Tungkai : Ada oedem
b. Palpasi
1) Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan
pembesaran vena jugularis
2) Ketiak : Tidak teraba pembesaran kelenjar lympe
3) Dada/mammae : Tidak teraba massa, benjolan, keluar kolostrum
dan teraba tegang.
4) Abdomen : Kontraksi uterus (+), TFU 2 jari dibawah pusat
5) Tungkai : Ada oedem
3. Pemeriksaaan penunjang
- Hb : 11 gr%
- Urine : - Albumin : + 3
- Reduksi : (-)
- Golda :O
- Ph : 6,0
Laboratorium
Tanggal 12 Mei 2009 Jam 16 : 16
C. Assesment
P3 A2 post partum 6 jam dengan pre eklampsi berat
D. Planning
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa tekanan darah masih
tinggi dan keadaan umum yang lainnya baik seperti : involusio uterus,
kontraksi uterus, serta perdarahanya dalam batas normal
2. Menjelaskan pada ibu rasa pusing dan sakit kepala yang dirasakanya
merupakan pengaruh dari tekanan darah tinggi yang dialami ibu dan akan
hilang sendirinya seiring dengan penurunanan tekanan darah ibu.
3. Menyarankan pada ibu untuk banyak beristirahat untuk mengurangi rasa
pusing dan apabila ibu ingin bangun dari tempat tidur jangan langsung berdiri
sebaiknya duduk sebentar untuk mengurangi rasa pusing
4. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi
kalori, tinggi protein dan rendah garam karena kadar garam yang tinggi dalam
makanan ibu dapat meningkatkan tekanan darah.
5. Menyarankan ibu untuk mobilisasi dini agar otot-otot ibu tidak lemas,
sirkulasi darah lancar dan involusio uterus baik
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG dan Tim medis untuk pemberian
terapi :
IVFD RL : D5% 1 : 2 (20 tetes/menit)
Injeksi mgS04 40% (4 gram) 10 cc secara (im) boka - boki, injeksi sudah
diberikan jam 02.00 wita selanjutnya berikan per 5 jam.
Injeksi (iv) : - Amoxon (3x1 gram)
- Nexa (3x1)
Obat oral : - Nipedipin 10 mg, (3x1)
- Asam mefenamat (3x500 mg)
- Seleca (2x1)
7. Observasi keadaan umum dan tanda vital seperti nadi, suhu, pernafasan dan
tekanan darah.
8. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan (personal hygiene) dan tetap
melakukan perawatan luka perineum.
9. Menjaga privacy ibu dan memberikan kesempatan untuk mengungkapkan
masalahnya
10. Memberitahukan pada ibu tanda-tanda bahaya masa nifas sebagai berikut :
a. Perdarahan lewat jalan lahir.
b. Infeksi pada perlukaan jalan lahir
c. Keluar cairan berbau dari jalan lahir.
d. Demam lebih dari 2 hari.
e. Bengkak di muka, tangan atau kaki.
f. Payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit
11. Anjurkan ibu untuk berdoa sesuai agama dan kepercayaannya
No Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
1 Rabu, S : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah, nyeri
13-5-2009 daerah luka bekas jahitan dan pusing sudah mulai
Jam 7.30 Wita berkurang
O : Pemeriksaan umum
Keadaan umum : ibu tampak lemah
Kesadaran : composmentis
Pemeriksaan tanda-tanda vital
Tekanan darah : 160/110 mmHg
Suhu : 36,60 C
Pernafasan : 20 x/menit
Nadi : 76 x/menit
Urine (DC) : 1000 cc
Pemeriksaan Khusus
inspeksi
Muka : tampak pucat dan oedem
tampak berkurang
Genitalia : tampak lochia rubra, perdarahan
normal (3x ganti pembalut/hari)
Perineum : tidak tampak tanda-tanda infeksi
dan tidak ada jahitan yang
terlepas
Tungkai : tampak oedem
Palpasi
Abdomen :
- TFU : 3 jari bawah pusat
- Kontraksi uterus : Baik, teraba keras
Tungkai : Teraba oedem
Disusun oleh :
SYAMSIAH
712402SO6100
Syamsiah
NIM. 712402S06100
Mengetahui