Anda di halaman 1dari 14

Dengan aplikasi pertanyaan yang benar akan menghasilkan analisi permasalahan yang

lengkap sehingga solusi yang dicapai akan tepat dan efisien

KASUS

PRE EKLAMSIA

1. What

PENGERTIAN PRE EKLAMSI

Pre eklamsi adalah terjadinya peningkatan tekanan darah disertai proteinuria

akibat kehamilan, terutama pada komplikasi primigravida, kecuali jika terdapat

penyakit tropoblastik(Varney, dkk, 2002:165)

Preeklamsi adalah kondisi keracunan kehamilan yang di tandai dengan adanya

hipertensi, pembengkakan kaki dan kebocoran protein dalam urine sewaktu trimester

kedua kehamilannya.(Santoso,Djoko 2010).

Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, udema dan

proteinuria yang timbul karena kehamilan. (Wiknjosastro hanifa,2007:282).

Preeklamsi adalah merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil,

bersalin, dan selama masa nifas, yang terdiri atas trias gejala, yaitu hipertensi,

proteinuria, dan kadang kadang disertai konvulsi sampai

koma.(Yulikhah,Lily.2008:95).

Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai

dengan proteinuri.(Prawihardjo, Sarwono. 2008:531).

2. Why

PENYEBAB

Apa yang menjadi penyebab pre eklamsi sampai sekarang belum diketahui. Telah

terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab sebabnya penyakit


tersebut. Teori yang banyak dikemukakan ialah iskemia plasenta. Akan tetapi

dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua hal yang bertalian dengan penyakit

itu. Tidak hanya satu faktor, melainkan banyak faktor yang menyebabkan pre

eklamsi. Di antara faktor- faktor yang ditemukan seringkali sukar ditentukan mana

yang sebab dan mana yang akibat. Tetapi yang dapat diterima harus dapat

menerangkan hal berikut:

- Frekuensi bertambah pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion dan

molahidatidosa

- Usia Kehamilan > 20 minggu

- ada hipertensi,edema, proteinuria kejang dan koma

Wiknjosastro Hanifa, 2007:283).

PATOFISIOLOGI

Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam pada

air. Pada biopis tunggal ditemukan spasme hebat anteriologi glomerulus pada beberapa

kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel

darah merah jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme maka tekanan

darah akan naik sebagai usaha mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi

jaringan dapat dipenuhi.

Sedangkan kenaikan berat badan dan udema yang disebabkan oleh penimbunan air

yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui sebabnya mungkin karena

retensi air dengan garam proteinuria disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi

perubahan pada glomerulus.

3. When

DIAGNOSA DI TIGAKKAN JIKA :

a. Uji diagnostik dasar


1. Pengukuran tekanan darah

2. Analisis protein dalam urine

3. Pemeriksaan edema

4. Pengukuran tinggi fundus uteri

b. Uji laboratorium dasar

Evaluasihematologik (hematokrit, jumlah trombosit, morfologi eritrosit pada

sediaan apus darah tepi)Pemeriksaan fungsi hati(bilirubin, protein serum

aspartat aminotransferase, dan sebagainya)Pemeriksaan fungsi ginjal

(ureum dan kreatinin).

c. Uji untuk meramalkan hipertensi

Roll-over test

Pemberian infus angiotensin 11, (Hanifa W, 2007: 290)

4. Where

DIMANA SAJA PERUBAHAN SAAT PREEKLAMSIA TERJADI

a. Perubahan pada otak

Terjadi vasokentrinsik umum yang menimbulkan perubahan:

- Odema otak

- Nekrosis local

- Distritmia otak meningkatkan sensitifitas motorik

- Tekanan darah yang meningkat menimbulkan AVA(Acute Vasculer

Accident/ Perdarahan otak akut)

b. Manifestasi klinik:

- Nyeri kepala

- Kejang

- Koma karena pembengkakan dan perdarahan.


c. Perubahan pada retina

- Edema retina

- Spasmus setempat atau menyeluruh pada satu atau beberapa arteri

- Gangguan penglihatan. (Hanifa W,2007:286)

d. Perubahan pada paru-paru

- Adanya berbagai tingkatan oedema

- Bronkhopneumoni sebagai akibat aspirasi sampai terjadi abses paru.

- Menimbulkan sesak napas sampai sianosis. (Hanifa W,2007:284).

e. Perubahan pada jantung

- Perubahan degenerasi dan odem

- Perubahan sub endokardial

- Menimbulkan dekompensasi kordis sampai terhentinya fungsi

jantung(Hanifa W,2007:284)

f. Perubahan pada hati

- Pada permukaan dan pembelahan tampak tempat-tempat perdarahan

yang tidak teratur.

- Terjadi nekrosis,trombosisi pada lobus hati terutama di sekitar vena

porta.

- Rasa nyeri di epigastrium karena perdarahan sub kapsuler.

Akibat vasokonstriksi, permeabilitas pembuluh darah dan perdarahan

terutama periportal yang mengakibatkan kerusakan pada sel

hepatoseluler yang mengakibatkan dikeluarkanya enzim liver dan

terjadi kenaikan dalam darah, odem dan perdarahan liversehingga

terasa nyeri pada epigastrium (Bobak, 2004: 631).


g. Adanya sindrom HELLP

- H: Hemolisis eritrosit akibat kerusakan membrane eritrositn oleh

radikal bebas asam lemak jenuh dan tidak jenuh

- EL: Peningkatan enzim liver: a.SGPT: Serum Glutamic Pyrupic

Transminase, b.SGOT: Serum glutamic Oxalaocetic transminase.

Dengan gejala sebagai berikut: a.Cepat lelah, b.Nyeri epigastrium

- LP: Low plateles (turunya kadar trombosit /trombositopeni)kurang

dari 150.000/cc, a.Agresi adhesi trombosit di dinding vaskuler,

b.Kerusakan tromboksan, vasokontriktor kuat, c.Lisosom

(Varney,2002:168).

h. Perubahan pada ginjal

- Spasme arteriol mentebabkan aliran darah ke ginjal menurunse hingga

filtrasi glomerulus berkurang

- Penyarapan air dan garam tubulus tetap

- Terjadi retensi air dan garam

- Edema pada tungkai dan kaki(Manuaba,2010:262)

i. Perubahan pada plasenta

Terdapat spasme arteriol yang mendadak menyebabkan asfiksia berat

sampai kematian janin. Spasme yang berlangsung lama mengganggu

pertumbuhan bayi.

5. Who

Siapa yang terdiagnosa Pre Eklamsi

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PRE EKLAMSI

- Primigravida atau multipara dengan usia lebih tua

- Usia <18 atau >35


- Berat : 50 kg atau gemuk

- Adanya proses penyakit kronis : diabetes melitus, hipertensi, penyakit ginjal,

penyakit pembukuh darah, penyakit pembuluh darah kolagen (lupus

eritematosus sistemik)

- Kehamilan Mola hidatidosa

- Komplikasi kehamilan: kehamilan multipel, janin besar, hidrop janin,

polihidramnion.

- Preeklamsi pada kehamilan sebelumnya.

- Menurut Consesus Report(1990),faktor-faktor seperti paritas,usia dan lokasi

geografis juga perlu dipertimbangkan.Wanita yang baru menjadi ibu atau ibu

dengan pasangan baru ternyata 6 sampai 8 kali lebih mudah terkena pre

eklamsi dari pada ibu multipara.Sedangkan Robert(1990)menyatakan

bahwa kondisi obstetric yang berkaitan dengan peningkatan masa

plasenta,seperti gestasi ginjal multijanin,penyakit pembuluh darah

kolagen,penyakit ginjal,dan diabetes mellitus,membuat resiko pre eklamsi

menjadi lebih tinggi(Bobak,2004:634).

a. GAMBARAN KLINIK PRE EKLAMSI

- Biasanya tanda-tanda Pre eklamsi:

- Tekanan diastolic > 110 mmHg

- Oliguria <400 ml per 24 jam

- Edema paru: nafas pendek, sianosis, rhonchi+

- Nyeri daerah epigastrium atau kuadran atas kanan

- Nyeri kepala hebat, tidak berkurang dengan analgesic biasa.(Prawirohardjo

S.2006:209).
Pertambahan berat badan yang berlebihan diikuti oedema, hipertensi dam akhirnya

proteinuria. Pada pre.eklamsia ringan ditemukan gejala-gejala subyektif. Pada

pre.eklamsia berat didapatkan sakit kepala di daerah prontal, skotoma, diplopsia,

penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrum, mual atau muntah-muntah. Gejala-gejala

ini sering ditemukan pada pre.eklamsia yang meningkat dan merupakan petunjuk

bahwa eklamsi akan timbul. Tekanan darah pun meningkat lebih tinggi, udema menjadi

lebih umum dan proteinuria bertambah

b. KLASIFIKASI PRE EKLAMSI

Preeklamsi digolongkan dalam pre eklamsi ringan dan berat dengan tanda dan gejala

sebagai berikut:

1. Pre eklamsi ringan

- Tekanan darah sistolik 140 atau kenaiakn 30 mmHg dengan interval

pemeriksaan 6 jam

- Tekanan darah sistolik 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval

pemeriksaan 6 jam

- Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu.

- Proteinuria 0,3 g atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai 2

pada urine kateter atau urine aliran pertengahan.(Manuaba,

2010:265)

2. Pre eklamsi berat

- Penyakit digolongkan berat bila salah satu atau lebih tanda atau gejala

ditemukan yaitu:

- Tekanan sistolik 160/110 mmHg atau lebih

- Oliguria,air kencing 400ml atau kurang dalam 24 jam

- Proteinuria 3 gram atau lebih ; 3 atau 4 pada pemeriksaan kulitatif


- Keluhan subyektif: a.Nyeri epigastrium, b.Gangguan penglihatan,

c.Nyeri kepala, d.Oedema paru dan sianosis, e.Gangguan kesadaran,

f.Pada pemeriksaan

- Kadar enzim hati meningkatkandisertai uterus

- Perdarahan pada retina

- Trombosit kurang dari 100.000 (Varney,2002:166)

6. How

BAGAIMANA PENANGANANNYA

1. Pencegahan kejadian pre eklamsi

Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat dapat menemukan tanda-

tanda pre eklamsi. Perlu diwaspadai pada wanita hamil dengan adanya faktor -

faktor predisposisi. Walaupun timbulnya pre eklamsi tidak dapat dicegah

sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian

penerangan secukupnya dan pelaksanaan pengawasan yang baik pada wanita

hamil (Hanifa W,2007:290)

2. Mencegah kejadian pre eklamsi:

- Diet makanan

Makanan tinggi protein,tinggi karbohidrat ,cukup vitamin ,dan rendah lemak,

kurangi

garam apabila berat badan bertambah atau edema,

makanan berorientasi pada sehat empat sempurna; untuk

meningkatkan jumlah protein dengan tambahan satu butir telur setiap

hari.(Manuaba,2010:265)
- Cukup istirahat

Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam arti bekerja seperlunya

dan disesuaikan dengan kemampuan lebih banyak duduk atau berbaring kea

rah punggung janin sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami

gangguan (Manuaba,2010:265)

- Pengawasan antenatal (hamil)

Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang

ke tempat pemeriksaan.Keadaan yang memerlukan perhatian:

a. Uji kemungkinan preeklamsia

b. Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikanya

c. Pemeriksaan tinggi fundus uteri

d. Pemeriksaan kenaiakan berat badan atau odem

e. Pemeriksaan protein dalam urine

f. Pemeriksaan janin gerak janin dalam rahim, denyut jantung dalam

rahim, pemantauan air ketuban. (Varney, 2002:314)

3. Penanganan Pre Eklamsia

a. Pre-eklamsia ringan :

- Kehamilan < 37 minggu dapat dilakukan rawat jalan dengan

pengawasan tekanan darah, proteinuri dengan kondisi janin 2 kali

seminggu.

- Pasien dianjurkan banyak istirahat dengan tidur miring, diet rendah

garam.

- Kehamilan > 37 minggu dapat dipertimbangkan dilakukan terminasi bila

terdapat tanda pre-eklamsi berat.


b. Pre-eklamsia berat :

Segera dirawat dan ditentukan jenis perawatan/tindakan yang akan diambil

secara aktif atau konservatif. Tindakan aktif dilakukan bila :

- Bila kehamilan > 37 minggu

- Adanya tanda/gejala inpending eklamsia

- Kegagalan tindakan konservatif (dalam 6 jam setelah pengobatan

tekanan darah naik atau setelah 24 jam pengobatan tidak ada

perbaikan).

- Adanya tanda-tanda gawat janin

- Adanya tanda-tanda pertumbuhan janin terlambat

- Pemeriksaan laboratorium ditemukan tanda sindroma HELLP

- Bila kehamilan < 37 minggu,Segera dirawat di rumah sakit dengan tirah

miring ke sisi kiri

c. Infus asering

MgSO4 dengan dosis awal MgSO4 20% 8 gram iv atau MgSO4 40% gram iv

dosis pemeliharaan : MgSO4 40% 4 gram im/4 jam. Syarat pemberian

MgSO4 :

Tersedianya kalsium glukonas 10 % sebagai antidotum MgSO4,

diberikan 10 ml iv pelan + 3 menit

Reflek patella (+)

Frekuensi pernafasan > 16 kali/menit

Produksi urin 100 ml dalam 4 jam sebelumnya

Pemberian MgSO4 dihentikan bila :

1. Ada tanda-tanda intoksikasi

2. Setelah 24 jam pasca persalinan


3. Dalam 6 jam pasca persalinan sudah terjadi perbaikan tekanan darah

d. Anti hipertensi diberikan hanya bila tekanan darah

diastolik > 110 mmHg dengan pilihan nifedipin 10 mg yang digerus dan

diberikan di bawah lidah.

e. Diuretika hanya diberikan bila ditemukan edema paru, edem anasarka atau

terjadi gagal jantung kongestif.

f. Diet : cukup protein, rendah garam, lemak dan karbohidrat

g. Tindakan obstetric :

- Bila belum inpartu dilakukan induksi persalinan dengan infus oksitosin,

pasang kateter foley dan amniotomi. Bila induksi gagal dalam 12 jam

dilakukan sectio cesarea.

- Bila sudah masuk inpartu pada kala I dilakukan amniotomi dan bila sudah

masuk kala II persalinan pervaginam dengan dibantu ekstraksi forceps

atau vakum. Bila tidak tercapai pembukaan lengkap pada kata I dilakukan

secsio cesare.

h. Perawatan konservatif

1. Dilakukan bila kehamilan < 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda

inpending eklamsia atau keadaan janin buruk.

2. Pengobatan medisional sama dengan pengobatan medisional pada

perawatan secara aktif.

3. Tindakan obstetri :

Selama perawatan konservatif, dilakukan observasi dan evaluasi

sama seperti pada perawatan aktif. Hanya disini tidak dilakukan

tindakan terminasi.
MgSO4 dihentikan bila sudah mencapai tanda-tanda pre-eklamsi

ringan, selambatnya dalam 24 jam.

Bila setelah 24 jam tidk ada perbaikan, dianggap pengobatan gagal

dan dilakukan terminasi.

Anti hipertensi diberikan hanya bila tekanan darah diastolik > 110

mmHg dengan pilihan nifedipin 10 mg yang digerus dan diberikan di

bawah lidah

Diuretika hanya diberikan bila ditemukan edema paru, edem

anasarka atau terjadi gagal jantung kongestif

i. Diet : cukup protein, rendah garam, lemak dan karbohidrat


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarata :

Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta :

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Budiarto, Eko .2001.Biostatistik untuk kedokteran dan kesehatanmasyarakat.

Jakarta:EGC

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Helen, Varney. 2001. Buku saku kebidanan. Jakarta: EGC

Winkjosastro, hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Manuaba, ida Bagus Gde. 2010. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan KB untuk

pendidikan bidan. Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif M. 2000.Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Media Aaesculapius

Bobak, Lowdermik, Jensen. 2004. Buku ajar keperawatan maternitas. Jakarta: EGC

Varney, Helen. 2008. Buku ajar Asuhan kebidanan. Jakarta:EGC

Azwar,S 2007. Sikap Manusia Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Offset

Tiran Denis, 2006. Mual danMuntah Kehamilan. Buku kedokteran. Jakarta: EGC

Santoso, Djoko. Membonsai Hipertensi . Surabaya: Temprina Medika Grafika

Yulaikhah, Lily. 2009.Kehamilan.Jakarta: EGC

Wiknjosastro, Hanifa. 2006.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.


Wiknjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawihardjo. Jakarta: PT Bina

Pustaka

Anda mungkin juga menyukai