Anda di halaman 1dari 5

PRESENTASI MUKA

Presentasi muka adalah keadaan dimana kepala dalam kedudukan


defleksi maksimal sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka
merupakan bagian terletak menghadap ke bawah.
Presentasi muka dikatakan primer apabila sudah terjadi sejak masa
kehamilan, dan dikatakan sekunder bila baru terjadi pada waktu
persalinan. (Sarwono, 2002)

Gambar 1. Presentasi muka (source : Williams, 2014)


Etiologi
Pada umumnya penyebab terjadinya presentasi muka adalah
keadaan-keadaan yang memaksa terjadinya defleksi atau keadaankeadaan yang menghalangi terjadinya fleksi kepala. Oleh karena itu itu
presentasi muka dapat ditemuka pada (Sarwono, 2002) :
-

panggul sempit
janin besar
multiparitas
anensefalus
tumor di leher bagian depan
kematian janin intrauterin (akibat otot-otot janin kehilangan
tonusnya)

Diagnosa
Pada presentasi muka, tubuh janin berada dalam keadaan
ekstensi, sehingga pada pemeriksaan luar dada akan teraba seperti
punggung. Bagian kepala yang menonjol, yakni belakang kepala, terdapat
di sebelah yang berlawanan dengan letak dada. Di daerah dada dapat
pula diraba bagian-bagian kecil janin dan denyut jantung janin terdengar
lebih jelas.
Untuk membuat diagnosa presentasi muka, selain pemeriksaan
luar pada umumnya perlu dibantu dengan pemeriksaan dalam. Bila muka
sudah masuk ke dalam rongga panggul, jari pemeriksa dapat meraba
dagu, mulut, hidung, dan pinggir orbita. Pemeriksaan harus dilakukan
dengan hati-hati, sehingga tidak melukai mata dan mulut. Adanya kaput
suksedaneum menyulitkan pemeriksaan, sehingga kadang-kadang muka
dikacaukan dengan bokong. Kesalahan ini tidak perlu terjadi kalau
sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan luar yang seksama. Apabila
masih ada keraguan, dapat dilakukan pemerksaan roentgenologik atau
bila ada dengan MRI (Sarwono, 2002).
Mekanisme persalinan
Kepala turun melalui pintu atas panggul dengan sirkumferensia
trakelo-parietalis dan dengan dagu melintang atau miring. Setelah muka
mencapai dasar panggul terjadi putaran paksi dalam, sehingga dagu
memutar ke depan dan berada di bawah arkus pubis. Dengan daerah
submentum sebagai hipomoklion, kepala lahir dengan gerakan fleksi
sehingga dahi, ubun-ubun besar, dan belakang kepala lahir melewati
perineum.
Setelah kepala lahir terjadi putaran paksi luar dan badan janin lahir
seperti pada presentasi belakang kepala. Kalau dagu berada di belakang,
pada waktu putaran dalam dagu melewati jarak yang lebih jauh supaya

dapat berada di depan. Kadang-kadang dagu tidak dapat berputar ke


depan, dan tetap berada di belakang (kira-kira 10%). Keadaan ini
dinamakan posisi mento posterior persistens, dan janin tidak dapat lahir
spontan, kecuali bila janin kecil atau mati.
Kesulitan kelahiran pada presentasi muka dengan posisi mento
posterior ini disebabkan karena kepala sudah berada dalam defleksi
maksimal dan tidak mungkin menambah defleksinya lagi, sehingga kepala
dan bahu terjepit dalam panggul dan persalinan tidak akan maju. Oleh
karena itu bila dijumpai presentasi muka dengan dagu di belakang perlu
segera dilakukan tindakan untuk menolong persalinan (Sarwono, 2002)

Gambar 2. Mekanisme persalinan (Williams, 2014)


Prognosis
Pada umumnya persalinan pada presentasi muka berlangsung
tanpa kesulitan. Hal ini dapat dijelaskan karena kepala masuk ke dalam
panggul dengan sirkumferensia trakeloparietale yang hanya sedikit lebih
besar daripada sirkumferensia suboksipitobregmatika. Tetapi kesulitan
persalinan dapat terjadi karena adanya kesempitan panggul dan janin

yang besar yang merupakan penyebab terjadinya presentasi muka


tersebut.
Di samping itu dibandingkan dengan letak belakang kepala, muka
tidak dapat melakukan dilatasi serviks secara sempurna dan bagian
terendah harus turun sampai ke dasar panggul sebelum ukuran terbesar
kepala melewati pintu atas panggul.
Dalam keadaan dimana dagu berada di belakang prognosis kurang
baik bila dibandingkan dengan dagu di depan, karena dalam keadaan
tersebut janin yang cukup bulan tidak mungkin dapat lahir per vaginam.
Angka kematian perinatal pada presentasi muka adalah 2,5-5%.
(Sarwono, 2002)
Magagement
Pada persalinan
pemeriksaan

yang

dengan presentasi

teliti

untuk

muka harus dilakukan

menentukan

adanya

disproporsi

sefalopelvik. Bila tidak ada dan dagu berada di depan, maka diharapkan
terjadi persalinan spontan. Kalau dagu berada di belakang, harus diberi
kesempatan kepada dagu untuk memutar ke depan.

Bila selama

pengamatan kala II terjadi posisi mento posterior persistens, maka tidak


ada gunanya untuk menunggu lebih lama. Diusahakan lebih dahulu untuk
memutar dagu ke depan dengan satu tangan yang dimasukkan ke dalam
vagina. Apabila berhasil, selanjutnya ditunggu kelahiran spontan, tetapi
apabila tidak berhail atau bila didapatkan disproporsi sefalopelvik
sebaiknya dilakukan seksio sesarea.
Dalam keadaan tertentu dapat dicoba untuk mengubah presentasi
muka menjadi presentasi belakang kepala dengan cara memasukkan
tangan penolong ke dalam vagina, kemudian menekan muka pada daerah
mulut dan dagu ke atas. Kalau dengan cara ini tidak berhasil, dapat
dicoba perasat Thorn : bagian belakang kepala dipegang oleh tangan
penolong yang dimasukkan ke vagina kemudian

ditarik ke bawah,

sedangkan tangan yang lain berusaha meniadakan ekstensi tubuh jenin


dengan menekan dada dari luar.
Untuk mengubah presentasi muka menjadi presentasi kepala,
harus dipenuhi beberapa syarat :
1) Dagu harus berada di belakang, sebab bila dagu berada di depan
akan terjadi presentasi belakang kepala dengan ubun-ubun kecil di
belakang yang tidak lebih menguntungkan bila dibandingkan
dengan presentasi muka dengan dagu di depan.
2) Kepala belum turun ke dalam rongga panggul dan masih mudah di
dorong ke atas.
Indikasi untuk melakukan ekstraksi cunam pada presentasi muka
dapat berasal dari ibu, janin atau bila kala II telah berlangsung lebih dari 2
jam. Di samping syarat-syarat umum yang berlaku untuk penggunaan
cunam, pada presentasi muka dagu harus sudah berada di depan.
Indikasi untuk melakukan seksio sesarea pada presentasi muka
adalah :
Posisi mento posterior persistens
Kesempitan panggul
Kesulitan turunnya kepala dalam rongga panggul
(sarwono, 2002)

Anda mungkin juga menyukai