DISUSUN OLEH:
ABDUL HADI
A. Definisi/deskripsi
Eklampsia merupakan keadaan dimana ditemukan serangan kejang tibatiba yang dapat
disusul dengan koma pada wanita hamil, persalinan atau masa nifas yang menunjukan
gejala preeklampsia sebelumnya. Kejang disini bersifat grand mal dan bukan diakibatkan
oleh kelainan neurologis. Istilah eklampsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti
halilintar. Kata-kata tersebutdipergunakan karena seolah-olah gejala eklampsia timbul
dengan tiba-tiba tanpa didahului tanda-tanda lain.
Eklampsia dibedakan menjadi eklampsia gravidarum (antepartum), eklampsia
partuirentum (intrapartum), dan eklampsia puerperale (postpartum), berdasarkan saat
timbulnya serangan. Eklampsia banyak terjadi pada trimester terakhir dan semakin
meningkat saat mendekati kelahiran. Pada kasus yangjarang, eklampsia terjadi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu. Sektar 75% kejang eklampsia terjadi sebelum
melahirkan, 50% saat 48 jam pertama setelah melahirkan, tetapi kejang juga dapat timbul
setelah 6 minggu postpartum.
B. Etiologi
Penyebab Eklampsia sampai sekarang belum diketahui secara pasti, tetapi pada
penderita yang meninggal karena eklampsia terdapat perubahan yang khas pada
berbagai alat. Tetapi kelainan yang mengenai penyakit ini adalah smapmus arteriole
retensi Na dan air dan coogulasi intravaskuler.
D. Pathway
E. Komplikasi
Tergantung derajat Eklampsia, yang termasuk komplikasi antara lain uteri ( uterus
), sindrom HELLP ( Haemolysis Elevated Liver Enzymes Low Platelet Cown). Ablasi
retina KID (Koogulasi IntraVaskuler Diseminata), gagal ginjal, perdarahan otak, edem
paru, gagal jantung, syok dan kematian.
F. Prognosis
Kematian ibu antara 9.8%-25.5%, kematian bayi 42.2% -48.9%.
G. Penanganan Medis
Pemberian obat anti kejang pada Eklampsia bertujuan untuk mencegah terjadinya
kejang (eklampsia). Obat yang digunakan sebagai antikejang antara lain diazepam,
fenitoin, MgSO4. Berdasarkan buku Pedoman Diagnosis dan Terapi RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2007, anti kejang yang digunakan adalah MgSO4
yaitu dengan pemberian dosis awal 8 gram IM (4 gram bokong kanan dan 4 gram
bokong kiri) dengan dosis lanjutan setiap 6 jam diberikan 4 gram (Anonim, 2007).
Saat ini magnesium sulfat tetap menjadi pilihan pertama untuk anti kejang pada
eklampsia. Pemberian magnesium sulfat dapat menurunkan risiko kematian ibu dan
didapatkan 50% dari pemberiannya menimbulkan efek flusher (rasa panas). Syarat
pemberian MgSO4 yaitu reflek patella normal, frekuensi pernapasan >16 kali per
menit, harus tersedia antidotum yaitu Kalsium Glukonat 10% (1 gram dalam 10 cc)
diberikan intravena 3 menit. Pemberian MgSO4 harus dihentikan jika Terjadi
intoksikasi maka diberikan injeksi Kalsium Glukonat 10% (1 gram dalam 10 cc) dan
setelah 24 jam pasca persalinan (Anonim, 2007). Bila terjadi refrakter terhadap
pemberian MgSO4 maka bisa diberikan tiopental sodium, sodium amobarbital,
diazepam atau fenitoin (Prawirohardjo, 2008).
H. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa 1: ketidakefektifan jalan nafas
Definisi :
Subjektif
Dispnea
Objektif
Sianosis
Ortopnea
Gelisah
Sputum berlebihan
Mata terbelalak
Subjektif
Perubahan tekanan darah
Edema
Kongesti paru
Definisi : Dalam risiko cedera sebagai hasil dari interaksi kondisi lingkungan dengan
respon adaptif indifidu dan sumber pertahanan.
I.Perencanaan
Tujuan :
Menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif yang dibuktikan oleh, pencegahan
aspirasi, status pernapasan: ventilasi tidak terganggu dan status pernapasan: kepatenan jalan
napas
Menunjukkan status pernapasan: kepatenan jalan napas, yang dibuktikan oleh indicator
sebagai berikut:
1. gangguan eksterm
2. berat
3. sedang
4. ringan
Kriteria Hasil :
Tujuan :
1. gangguan eksterm
2. berat
3. sedang
4. ringan
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, S. (2008). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : YBP
Wilkinson, Judith M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Diagnosis NANDA, Intervensi
NIC, Kriteria Hasil NOC. Alih Bahasa: Esty Wahyuningsih. Jakarta: EGC
Banjarmasin,...Desember 2020