Anda di halaman 1dari 24

Sensus Penduduk di Indonesia

KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN


PERAWATAN YANG DIINGINKAN
PENDUDUK LANJUT USIA

Sukamdi, Umi Listyaningsih, Faturochman*

Abstrak
The number of elderly in the province of Yogyakarta Special Region has
showed an absolute and relative tendencies to increase. The average increase
from 1971 to 1995 which was 3.27 percent per year, cannot be separated from
the uprising of people life expectancy. The increasing of life expectancy, in one
hand indicates to be positive phenomena, but in another hand, brings forth the
problem of cares. The changes of time and family structures have affected the
cares of aging people which was different from what they did to their parents.
This study which applies both qualitative and quantitative methods in the
subdistricts of Umbulharjo, Kraton, and Pakualaman, within the city of
Yogyakarta shows that the majority of elderly has disapproved the presence of
special institutions for them. To take care of aging persons has been regarded as
an obligation of every children to indicate devotions to their parents. Furthermore,
for elderly living with children and grandchildren, may also serve as motivation
of life enthusiasms and to keep away from loneliness as the most troublesome
psychological problems.

Pendahuluan
Data Sensus Penduduk dan Yogyakarta pada tahun 1971
Supas menunjukkan bahwa sebesar 6,82 persen. Sepuluh
persentase penduduk lanjut usia tahun kemudian jumlahnya
(lansia) semakin meningkat. meningkat menjadi 8,70 persen.
Jumlah lansia Daerah Istimewa Pada tahun 1990 jumlah lansia

* Drs. Sukamdi, M.Sc., adalah sekretaris Pusat Penelitian Kependudukan,


Universitas Gadjah Mada dan pengajar Fakultas Geografi, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
* Umi Listyaningsih, S.Si, adalah asisten peneliti Pusat Penelitian
Kependudukan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
* Drs. Faturochman, M.A. adalah peneliti Pusat Penelitian Kependudukan,
Universitas Gadjah Mada dan pengajar Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.

Populasi, 11(1), 2000 ISSN: 0853 - 0262


35
Umi Listyaningsih, Sukamdi, Faturochman

meningkat lagi menjadi 11,04 saja, berpengaruh terhadap


persen hingga akhirnya pada perawatan yang ditawarkan anak
tahun 1995 menjadi 12,58 persen. kepada orang tuanya. Perawatan
Peningkatan ini tidak bisa yang ada pada keluarga luas lebih
dilepaskan dari peningkatan menjanjikan karena banyak
harapan hidup. Propinsi Daerah anggota rumah tangga yang ikut
Istimewa Yogyakarta memiliki serta terlibat. Secara psikologis,
angka harapan hidup nomor dua lansia juga merasa tidak kesepian
tertinggi dibandingkan dengan karena selalu ada yang mene-
propinsi lain, bahkan lebih tinggi maninya. Namun, sebaliknya
juga dibandingkan dengan tingkat pada keluarga inti, kemungkinan
nasional. Angka harapan hidup kesepian dan orang tua tidak
Daerah Istimewa Yogyakarta terawat lebih besar, apalagi kalau
pada tahun 1990 sebesar 67,58, dalam keluarga tersebut suami
meningkat menjadi 68,35 pada istri bekerja. Alasan kesibukan
tahun 1995. Namun, yang perlu dan tidak memiliki waktu yang
diperhatikan di balik tingginya banyak untuk merawat lansia
angka harapan hidup ialah menjadikan banyak anak me-
banyak lansia mengalami nitipkan orang tua dalam panti
masalah. Kurang lebih sekitar 52,1 jompo sebagai salah satu alterna-
persen lansia di Daerah Istimewa tifnya. Alternatif lain yang di-
Yogyakarta mengalami keluhan tawarkan adalah membayar orang
kesehatan. Dari kedua fakta untuk tinggal bersama lansia,
tersebut perlu ada perhatian khusus melayani kebutuhan
khusus, bahwa di balik tingginya lansia setiap hari. Namun, per-
harapan hidup, lansia memiliki tanyaan yang muncul kemudian
kerentaan tubuh. adalah apakah perawatan yang
Aspek demografi yang cukup ditawarkan anak tersebut sesuai
menarik di Yogyakarta, yang dengan yang dikehendaki lansia.
secara tidak langsung berpenga- Bentuk perawatan seperti apa
ruh terhadap kondisi lansia yang dikehendaki lansia.
adalah tingginya migrasi keluar.
Banyak kelompok muda bermi- Kondisi Sosial Ekonomi
grasi keluar Yogyakarta untuk
Salah satu variabel demografi
mengadu nasib di kota lain yang
yang berhubungan dengan
lebih besar kesempatannya. Di
aktivitas sosial dan ekonomi
samping faktor migrasi, perubah-
adalah umur. Asumsinya adalah
an struktur keluarga dari keluarga
meningkatnya umur biasanya
luas menjadi keluarga inti, tentu
selalu diiringi dengan kemundur-

36
Kondisi Sosial Ekonomi, Penduduk Lanjut Usia

an kemampuan fisik dan nonfisik. tetap kuat secara fisik dan mental
Kemunduran ini tentu saja akan sehingga tidak ada alasan bagi
berpengaruh terhadap bentuk mereka keluar dari pasar kerja.
aktivitas, yang selanjutnya akan Kedua, terjunnya lansia di pasar
berpengaruh pada penurunan kerja karena desakan ekonomi.
pendapatan. Ketiga, alasan bukan didasarkan
Rata-rata umur lansia dalam pada motif ekonomi, tetapi lebih
penelitian ini adalah 69,7 tahun didasarkan pada motif aktualisasi
(lebih tinggi dibandingkan diri atau emosi. Dari lansia yang
dengan angka harapan hidup bekerja, 51,2 persen merupakan
Daerah Istimewa Yogyakarta lansia yang termasuk dalam
pada tahun 1995), bahkan kelompok kedua, yang alasan
terdapat pula lansia yang mampu bekerjanya ialah karena tuntutan
bertahan hidup hingga usia 96 kebutuhan keluarga. Kondisi ini
tahun. Kekerabatan yang baik cukup memprihatinkan. Lansia
dalam masyarakat dan keluarga seharusnya mendapat santunan
serta tingkat kesehatan dan karena kondisi fisik dan nonfisik
kualitas hidup menjadi salah satu mengalami penurunan, yang
penyebabnya. Kondisi semacam terjadi justru sebaliknya.
ini pula yang melatarbelakangi Dengan memperhatikan hanya
lansia penduduk pendatang terdapat 40 persen lansia yang
untuk menetap tinggal di aktif bekerja maka secara
Yogyakarta meskipun sudah ekonomis terdapat 60 persen yang
berakhir masa tugasnya. Seba- tidak memiliki sumber pendapat-
nyak 62,2 persen lansia adalah an, artinya bahwa mereka tidak
penduduk pendatang. Alasan lain mampu secara ekonomis. Bagi
yang diutarakannya, salah satu di mereka yang memiliki penghasil-
antaranya, ialah karena masih an, pertanyaan yang kemudian
bekerja atau salah satu pasangan muncul adalah apakah penghasil-
hidupnya masih bekerja sehingga an tersebut mampu mencukupi
harus mengikutinya. kebutuhan hidupnya dan keluar-
Kurang lebih sekitar 40 persen ga. Pertanyaan yang bisa diajukan
lansia masih aktif dalam pasar untuk lansia tidak bekerja adalah
kerja. Menurut Wirakarta- bagaimana cara mereka men-
kusumah dan Priyono (1994) cukupi kebutuhan hidupnya.
terdapat tiga alasan yang mem- Hasil penelitian menunjukkan
pengaruhi lansia terjun dalam bahwa secara ekonomis lansia
pasar kerja. Pertama, ada kemung- mengalami masalah (Tabel 1).
kinan masih banyak lansia yang Indikasi yang paling kuat terlihat

37
Umi Listyaningsih, Sukamdi, Faturochman

pada rasio antara pendapatan dan sumbangan yang mereka terima


pengeluaran rumah tangga. Rata- rata-rata 58.870 rupiah per bulan.
rata pendapatan (pemasukan) Dari data yang ada, cukup
rumah tangga adalah 227.186 menarik untuk dilihat lebih jauh
rupiah per bulan. Sementara itu, kondisi ekonomi lansia. Pertama,
pengeluarannya lebih besar, yaitu sumber pendapatan lansia ada
249.019 rupiah. Artinya, penda- dua yaitu dari lansia dan bantuan,
patan mereka tidak mencukupi baik dari anggota rumah tangga
kebutuhannya. Perlu dikemuka- yang tinggal bersama maupun
kan di sini bahwa pendapatan yang tinggal di luar rumah.
sebesar itu sebenarnya sudah Seharusnya yang disebut dengan
termasuk bantuan, baik dari pendapatan adalah hasil dari
anggota rumah tangga lain pekerjaannya, tetapi dalam
maupun anggota keluarga yang penelitian ini ditemukan banyak
tidak tinggal serumah. Untuk lansia yang meskipun tidak
melengkapi informasi tentang bekerja, tetap memiliki pendapat-
keadaan ekonomi lansia, dapat an. Hal ini bisa terjadi karena ada
disampaikan bahwa rata-rata di antara mereka yang mendapat-
pendapatan lansia yang besarnya kan uang pensiun dari pasangan-
adalah 168.316 rupiah per bulan, nya yang telah meninggal. Ada

Tabel 1
Pendapatan dan Pengeluaran per Bulan berdasar Status Kegiatan Ekonomi
Tidak
Status Kegiatan Ekonomi Bekerja Pensiun Total
bekerja
Pendapatan
Sendiri 77.189*) 198.850 286.277 168.316
Bantuan 63.594 42.091 90.051 58.870
Total 140.784 240.941 376.329 227.186
Pengeluaran
Total per bulan 230.932 239.149 312.227 249.019
Per kapita 59.314 67.388 110.427 71.966
Makan 113.580 117.884 146.538 121.392
Proporsi Pengeluaran makan 0,49 0,49 0,47 0,49
Sumber: Data Primer, 1997
*) dari bunga tabungan, sewa rumah, pensiun, dll

38
Kondisi Sosial Ekonomi, Penduduk Lanjut Usia

juga lansia yang tidak bekerja, bantuan. Lansia pensiun memiliki


tetapi dalam memasukkan pen- pendapatan dan memperoleh
dapatan menggunakan pendapat- bantuan yang lebih besar diban-
an pasangannya. Karena dalam dingkan dengan lansia yang lain.
penelitian, skala analisis adalah Keempat, meskipun ada defisit
rumah tangga, yang dimaksud ekonomi dalam rumah tangga,
dengan pendapatan adalah semua khususnya pada lansia yang tidak
pendapatan yang diterima lansia bekerja, pendapatan rumah
dalam rumah tangga. tangga masih bisa memenuhi bila
Kedua, dari kedua sumber sekedar untuk mencukupi ke-
pendapatan tersebut dapat ditarik butuhan makan. Namun, untuk
kesimpulan bahwa lansia masih memenuhi kebutuhan hidup yang
mengandalkan pada pendapatan- lebih tinggi, lansia kelihatannya
nya sendiri dibandingkan dengan agak keberatan.
bantuan. Kesimpulan ini diambil Secara sepintas defisit anggar-
berdasarkan fakta bahwa pen- an rumah tangga lansia sulit dicari
dapatan lansia masih lebih besar cara pemecahannya. Dari hasil
dibandingkan dengan sumbangan wawancara mendalam, cara yang
yang diterima. Meskipun demi- umum dilakukan lansia adalah
kian, harus pula diakui bahwa dengan pinjaman atau hutang.
bantuan tersebut memiliki peran Cara ini sepintas memang telah
yang cukup berarti. menyelesaikan masalah, tetapi
Ketiga, lansia yang tidak bila ditinjau lebih jauh lagi,
bekerja memiliki pendapatan ternyata hanya sekedar mengalih-
paling kecil. Untuk memenuhi kan permasalahan, lansia masih
kebutuhannya, mereka menda- terbebani hutang. Bagi lansia
patkan bantuan cukup besar yaitu sendiri, hal ini tidak menimbulkan
63.594 rupiah. Jumlah ini hampir masalah. Mereka mengatakan
mendekati pendapatan lansia bahwa hidup tanpa berhutang
sendiri yaitu 77.189 rupiah. hambar rasanya, rejeki pasti akan
Dengan demikian, besar pema- datang.
sukan lansia adalah 141 ribu Telah disebutkan sebelumnya
rupiah, tetapi jumlah ini masih bahwa sebagian besar lansia
jauh dari cukup untuk memenuhi adalah pedagang. Pada saat
pengeluaran rumah tangga penelitian berlangsung, krisis
sebesar 231 ribu rupiah. Lansia ekonomi tengah melanda. Bagi
akan mampu mencukupi kebu- pedagang saat seperti ini merupa-
tuhan jika bekerja, menerima uang kan saat sulit untuk menjalankan
pensiun, dan mendapatkan roda perekonomiannya. Dalam

39
Umi Listyaningsih, Sukamdi, Faturochman

keadaan normal ada suatu persoalan ekonomi yang dihadapi


keyakinan mampu memenuhi pun bervariasi juga. Namun, yang
kebutuhannya atau pada perlu mendapat perhatian khusus
kesempatan lain defisit yang ialah bahwa lansia dengan
dialami akan tertutup. pendapatan tinggi pun tidak
Berdagang sebagai pilihan menjamin tidak membutuhkan
untuk gantungan hidup tampak- santunan atau bantuan, terutama
nya didasari pertimbangan bahwa lansia sebagai kepala keluarga
sektor perdagangan memiliki dan masih mempunyai beban
pendapatan yang lebih besar tanggungan. Oleh karenanya,
dibandingkan dengan jenis bukan hal yang aneh bila dijumpai
pekerjaan yang lain. Jenis lansia dengan penghasilan yang
pekerjaan tersebut dirasakan relatif besar, tetapi sumbangan
paling sesuai dikembangkan di dari pihak lain, apakah itu dari
Yogyakarta. Pendapatan peda- keluarga atau di luar keluarga,
gang rata-rata dalam satu bulan masih mempunyai andil penting
267.258 rupiah. Angka tersebut bagi kelangsungan rumah tangga.
jauh lebih tinggi dibandingkan Keadaan tersebut menunjukkan
dengan pekerjaan buruh yang bahwa status kerja cukup baik
hanya memperoleh rata-rata per untuk menjelaskan keadaan
bulan 78.420 rupiah. Jenis pekerja- ekonomi rumah tangga. Pertanya-
an dengan pendapatan yang an yang muncul kemudian ialah
menyaingi pekerjaan pedagang bagaimana karakteristik lansia
adalah pegawai. Hal ini logis berdasarkan status kerjanya.
karena lansia pada umur 60 tahun Status pekerjaan pada Tabel 2
ke atas, yang masih terlibat aktif melibatkan pensiunan. Secara
dalam pasar kerja umumnya konseptual pensiunan memang
merupakan lansia yang potensial tidak termasuk kelompok pekerja,
dan masih dibutuhkan. Pada tetapi kelompok ini secara rutin
dasarnya pegawai pemerintahan mendapatkan penghasilan. Per-
pensiun pada umur 60 tahun, timbangan lain, jumlah pensiunan
kecuali tenaga pengajar di cukup besar yaitu kurang lebih
perguruan tinggi. Lansia yang satu perlima dari jumlah lansia.
masih aktif umumnya telah Lansia yang secara ekonomi
memiliki kedudukan atau jabatan benar-benar menggantungkan
yang tinggi. Variasi pendapatan pada anggota rumah tangga lain,
ini menggambarkan adanya tanpa melakukan ataupun
variasi ekonomi lansia yang memiliki sumber penghasilan
sangat tajam, yang lebih lanjut seperti pensiunan, termasuk

40
Kondisi Sosial Ekonomi, Penduduk Lanjut Usia

dalam kelompok lansia yang tidak terjawab melalui penelitian ini.


bekerja. Sebaliknya, lansia yang Kedua, lansia yang tidak aktif
masih aktif terlibat dalam secara ekonomi, usia rata-ratanya
kegiatan ekonomi, terlepas dari tua. Ini berkaitan dengan kemam-
berbagai alasan yang melatar- puan fisik mereka yang semakin
belakanginya, termasuk dalam melemah. Ketiga, ada kecen-
kelompok lansia bekerja. derungan bahwa mereka yang
Tabel 2 memberikan keterang- tidak bekerja memiliki tingkat
an bahwa lansia laki-laki cukup pendidikan yang rendah. Sebalik-
menyebar pada ketiga kelompok, nya, lansia berpendidikan tinggi
sementara lansia perempuan yang paling banyak dijumpai pada
tidak bekerja paling besar yaitu lansia pensiunan. Dilihat dari
hingga 50 persen. Dari keadaan status pernikahan pada saat
tersebut muncul pertanyaan baru penelitian berlangsung, lansia
apakah lansia perempuan kondisi dengan status tidak menikah
ekonominya lebih buruk diban- paling banyak pada kelompok
dingkan dengan lansia laki-laki? lansia yang tidak bekerja. Dari
Pertanyaan tersebut belum kenyataan tersebut terlihat bahwa

Tabel 2
Kegiatan Ekonomi Lansia berdasarkan Karakteristik
Tidak
Karakteristik Bekerja Pensiun Total
Bekerja
Jenis Kelamin
a. Laki-laki 63 27,63 110 48,25 55 24,12 228 100
b. Perempuan 100 49,75 79 39,30 22 10,95 201 100
Status Perkawinan
a. Nikah 83 32,81 119 47,03 51 20,16 253 100
b. Tidak nikah 80 45,45 70 39,77 26 14,77 176 100
Pendidikan
a. Sekolah Dasar 64 40,51 79 50,0 15 9,49 158 100
b. SLP 15 26,79 18 32,14 23 41,07 56 100
c. SLA + 16 19,28 31 37,35 36 43,37 83 100
Rata-rata umur 71 68 69 69
N 163 189 77 429
Sumber: Data Primer: 1997

41
Umi Listyaningsih, Sukamdi, Faturochman

lansia perempuan dengan pen- salat, malah jatuh terduduk.


didikan rendah, tua, dan tidak Sebelumnya Pak Bakri ada-
memiliki pasangan hidup cen- lah tukang becak. Saat ini ia
derung tidak aktif secara ekonomi hidup bersama istri dan
sehingga kondisi ekonominya pun istrilah yang memenuhi ke-
lebih jelek. butuhan rumah tangganya
Untuk lebih mendapatkan dengan berjualan di rumah.
gambaran yang jelas tentang Kegiatan keseharian Pak
status ekonomi lansia perlu dilihat Bakri ialah membuka
data kualitatifnya. Terdapat dua warung bila pagi hari dan
kasus yang saling berlawanan. mengasuh cucu. Menyesal-
Lansia yang satu dengan kondisi kah Pak Bakri dengan
tubuh yang rentan, ibarat peri- keadaan seperti ini?
bahasa, hidup segan mati pun tak “Wong niku kudu ngukur
hendak, kepasrahan merupakan carane dewe. Mbiyen piye,
alternatif yang kemudian dipilih- saiki piye ngoten, dadi nggih
nya, sedangkan lansia yang satu- nrimo. Sedoyo niku mung
nya memiliki semangat hidup kantun nglampahi, manut
tinggi karena ditunjang kondisi nopo Dawuhe Gusti. Kulo
mboten duwe nggih trimo,
tubuh yang sehat serta keaktifan
pun mboten sah mikir nopo-
dalam kegiatan kemasyarakatan.
nopo.”
Kepasrahan demikian
Kasus 1.
terlihat dalam kehidupan-
Panggil saja dengan Pak nya. Meskipun kondisi
Bakri (bukan nama sebenar- fisiknya tidak berdaya, Pak
nya). Lansia ini berusia 69 Bakri enggan merepotkan
tahun. Selama enam tahun orang lain, termasuk anak-
kondisi kesehatannya terus nya sendiri. Menurut
mengalami penurunan. Hal Sunarto (1978) ketergan-
ini berawal dari kecelakaan tungan lansia kepada anak
yang menimpanya yaitu atau keluarga ialah karena
ditabrak becak sehingga terpaksa keadaan fisik
tulang punggung dan rusuk- mereka tidak bisa untuk
nya patah. Sejak saat itu Pak bekerja.
Bakri tidak dapat berbuat “Kulo urip pun tutug. Nek
banyak, hendak pergi ke arep dipundut, kepengin kulo
masjid saja (200 m) harus ora sah ngrepotke anak. Ora
tertatih-tatih, sampai di sah nganggo loro, mondok,
masjid yang niatnya hendak langsung dipundut ngono

42
Kondisi Sosial Ekonomi, Penduduk Lanjut Usia

wae. Kulo niku pun pasrah, Keberhasilan anak-anak


nek salat malem, kulo nyuwun ini hanya bisa disaksikan
loro kados niki nggih purun, oleh Bu Mira karena suami
ning yo ojo banget-banget.” telah dipanggil Yang Kuasa.
Gambaran di atas mencermin- Ketika itu Bu Mira seakan-
kan keadaan lansia yang tergolong akan kehilangan pegangan
miskin. Tidak semua lansia hidup hidup. Dalam kesehariannya
kekurangan, terdapat pula lansia ia hanya melamun dan
yang berhasil dan masih aktif bersenandung (hobinya)
dalam kegiatan kemasyarakatan. mengenang suami. Namun,
Mengikuti kegiatan sosial ke- hal tersebut tidak berlang-
masyarakatan merupakan tujuan sung lama karena kegiatan
utama mengisi waktu sisa hidup- sosial telah menantinya.
nya agar tidak kesepian setelah Dengan aktif melibatkan diri
ditinggal orang-orang yang dalam berbagai aktivitas, Bu
dikasihinya. Mira mampu melupakan
kesedihannya, bahkan
Kasus 2. hingga saat ini meskipun
hidup sendiri, tidak merasa
Bu Mira (bukan nama
kesepian. Keterlibatan Bu
sebenarnya) pernah terpilih
Mira dalam kegiatan sosial
sebagai Ibu Teladan Nasi-
ini telah dilakukan cukup
onal, saat ini berumur 67
lama ketika anak-anak masih
tahun. Saat ini ia aktif dalam
kecil hingga akhirnya
kegiatan PKK, BP4, dan
terpilih sebagai Ibu Teladan
Persatuan Istri Veteran.
Nasional II.
Kehidupannya saat ini ber-
Yang menarik dari kasus
beda dengan kehidupan
Bu Mira ini ialah semangat
sebelumnya ketika suaminya
hidup yang dimiliki sehing-
masih hidup. Ketika keenam
ga dalam usia yang cukup
anak masih kecil, keluarga
tua masih melibatkan diri
Mira hidup sangat keku-
dalam kegiatan sosial.
rangan. Berkat perjuangan
Terdapat pola yang sama
suami dan dirinya, akhirnya
antara Bu Mira dan Pak
saat ini Bu Mira mampu
Bakri, keduanya enggan
mengantarkan anak-anak-
merepotkan anak.
nya mencapai gelar sarjana “Anak-anak saya selalu
dan mendapatkan pekerjaan menyuruh saya untuk tinggal
yang diinginkan. bersama. Namun, saya nggak

43
Umi Listyaningsih, Sukamdi, Faturochman

mau, saya masih mampu Analisis berikut ini menekan-


hidup sendiri dari pensiun kan pada perbedaan status
suami. Pernah anak saya berdasarkan pengeluaran per
mengirim uang, uang itu kapita yang dihitung dari jumlah
kemudian saya kembalikan, ini pengeluaran rumah tangga dibagi
untuk biaya anak-anak kamu dengan jumlah anggota rumah
saja, ibu tidak membutuhkan.
tangga. Setelah angka itu didapat,
Mungkin anak saya tersing-
dibagi dalam tiga kelompok, yaitu
gung, eh malah akhirnya di
rumah, ketika saya pulang 40 persen terbawah, 40 persen
dari arisan, sudah ada mate- menengah, dan 20 persen teratas.
rial bangunan. Dia tahu kalau Pembagian ini merupakan pem-
saya nggak suka diberi uang”. bagian kelompok berdasarkan
data dan statistik. Hasilnya
Dari kedua kasus tersebut
menunjukkan bahwa mereka
tampak jelas bahwa lansia yang
yang tergolong kelas bawah
tercukupi kebutuhan hidupnya
(miskin) rata-rata pengeluaran per
mampu melakukan aktivitas
bulannya sekitar 29 ribu rupiah,
sosialnya dengan baik. Sebalik-
kelompok menengah (cukup) 65
nya, lansia yang miskin harus
ribu rupiah, dan kelompok atas
berjuang agar bisa bertahan
(kaya) 173 ribu rupiah. Bila
hidup, bahkan mereka harus
dikonversikan dengan beras yang
menghindar dari sakit agar tetap
harganya pada waktu penelitian
bisa berusaha sehingga kebutuhan
berlangsung sekitar 2000 rupiah
hidup bisa terpenuhi. Pada
per kilogram, pengeluaran
keluarga kaya seperti Bu Mira,
kelompok miskin dalam sebulan
untuk mencegah sakit, mereka
kurang dari 25 kilogram. Sebalik-
melakukan kegiatan sehari-hari
nya, mereka yang tergolong
seperti menyiram bunga, mem-
berkecukupan membelanjakan
bersihkan pekarangan dan rumah,
uang dalam sebulan lebih besar
serta setiap setengah tahun sekali
daripada pengeluaran setara
melakukan chek-up kesehatan.
harga 25 kilogram beras. Gam-
Berbeda dengan lansia miskin,
baran ini sesuai dengan kriteria
dalam kondisi sakit pun kalau
kemiskinan yang sering dipakai
masih mampu melakukan aktivi-
berdasarkan patokan Sajogyo
tas kesehariannya, belum diang-
(1996) yang menggunakan
gap sakit dan harus dilupakan.
ambang batas kemiskinan setara
Uang merupakan orientasi
320 kg beras per tahun. Senada
pertama agar kebutuhan hidup-
dengan itu, tampak pula bahwa
nya terpenuhi.
pengeluaran per bulan pada

44
Kondisi Sosial Ekonomi, Penduduk Lanjut Usia

kelompok miskin didominasi oleh berkecukupan atau kaya. Kedua


konsumsi (75 persen). Salah satu kelompok ini pada umumnya
hal yang perlu dicatat adalah masih aktif secara ekonomis atau
kenyataan bahwa mereka yang menerima pensiun. Meskipun ada
tergolong kelompok berkecukup- kecenderungan seperti itu,
an ternyata rata-rata pengeluaran asosiasi dua variabel tersebut
konsumsinya masih sedikit di atas tidak cukup kuat. Oleh karenanya,
50 persen. Ini dapat dimaklumi perlu dilihat juga kategori lansia
karena batas kemiskinan relatif berdasarkan status ekonominya.
yang sering digunakan adalah 50 Analisis pertama diterapkan
persen pengeluaran untuk makan, untuk melihat pendapatan dan
yang pada umumnya berlaku pengeluaran berdasarkan kelom-
untuk negara maju. Untuk negara pok status ekonomi (Tabel 4). Dari
Indonesia, batasan itu tampaknya tabel pendapatan dan pengeluar-
masih terlalu tinggi. an terlihat bahwa hanya lansia
Mengapa mereka miskin? yang tergolong kaya yang dapat
Penelitian ini tidak langsung bisa mencukupi kebutuhan rumah
menjawab pertanyaan ini, tetapi tangganya. Ini agak berbeda
beberapa hasil analisis menunjuk- dengan kondisi ekonomi lansia
kan fakta yang menarik. Dilihat berdasarkan status kerja. Berda-
dari aktivitas ekonominya, lansia sarkan perhitungan yang baru ini,
yang rumah tangganya tergolong bahkan ditemukan fakta yang
miskin sebagian besar tidak lebih konsisten yaitu tanpa
bekerja dan juga tidak menerima bantuan dari anak atau pihak lain,
pensiun (Tabel 3). Ini berbeda semua kelompok lansia tidak
dengan mereka yang tergolong dapat memenuhi kebutuhan

Tabel 3
Status Ekonomi Lansia berdasar Status Kegiatan Ekonomi
Status Kegiatan Ekonomi
Status
Tidak bekerja bekerja Pensiun Total
Ekonomi
n % n % n % n %
Miskin 79 48,4 78 41,5 14 18,4 171 40,0
Cukup 58 35,6 80 42,5 33 43,4 171 40,0
Kaya 26 16,0 30 16,0 29 38,2 85 20,0
Total 163 100,0 188 100,0 76 100,0 427 100,0
Sumber: Data Primer, 1997

45
Umi Listyaningsih, Sukamdi, Faturochman

Tabel 4
Rata-Rata Pendapatan dan Pengeluaran berdasar Status Ekonomi
Status ekonomi Rumah Tangga
Variabel
Miskin Sedang Kaya Total
Pendapatan
Sendiri 94.316 166.478 322.896 168.717
Bantuan 21.339 61.387 130.694 59.145
Total 115.655 227.885 453.590 227.862
Pengeluaran
Rata-rata pengeluaran rumahtangga 155.461 242.410 450.529 249.019
Per kapita 28.906 64.850 172.908 71.966
Makan 95.632 120.845 175.494 121.627
Proporsi pengeluaran makan 0,75 0,53 0,43 0,60
Sumber: Data Primer, 1997

rumah tangganya. Dengan kata disimpulkan bahwa perempuan


lain, data yang baru ini makin justru tidak berasosiasi dengan
menegaskan pentingnya peran kemiskinan. Variabel lain yang
bantuan bagi lansia. Hal yang berasosiasi dengan status ekonomi
menyedihkan adalah adanya adalah tingkat pendidikan lansia.
kenyataan bahwa dengan dibantu Dari tabel tampak bahwa tingkat
pun kelompok miskin dan pendidikan berasosiasi dengan
menengah masih belum bisa status ekonomi. Mereka yang
mencukupi kebutuhan rumah status ekonominya baik, cende-
tangganya. rung berpendidikan tinggi.
Untuk memperjelas posisi Tampaknya pendidikan menjadi
ekonomi lansia, berikut ini penentu dalam mendapatkan
disampaikan karakteristik lansia pekerjaan, yang selanjutnya mem-
berdasarkan status ekonominya pengaruhi penghasilan mereka.
(Tabel 5). Di sini tampak bahwa Permasalahannya ialah variabel
proporsi lansia perempuan yang pendidikan ini sulit dimanipulasi
tergolong miskin lebih kecil dalam rangka meningkatkan
dibandingkan dengan proporsi status ekonomi lansia. Sementara
laki-laki. Meskipun data ini itu, status perkawinan dan usia
menunjukkan perbedaan yang tidak memiliki hubungan yang
tidak terlalu mencolok, dapat jelas dengan status ekonomi.

46
Kondisi Sosial Ekonomi, Penduduk Lanjut Usia

Untuk lebih memahami kondisi sedangkan yang masih berlantai


ekonomi lansia dapat didekati tanah sebesar 6 persen. Delapan
dengan melihat kondisi fisik puluh lima persen rumah beratap
tempat tinggal lansia. Bahasan genteng biasa dan hanya sebesar
berikut menyajikan kondisi 0,5 persen rumah yang beratap
tempat tinggal lansia. seng.
Sekitar 69,7 persen tempat Kualitas tempat tinggal juga
tinggal berstatus milik sendiri, dapat dilihat dari kepemilikan
sedangkan selebihnya lansia kamar mandi dan WC. Hampir
tinggal bersama anak, ngindung, semua rumah tangga memiliki
atau mengontrak. Tiga perempat kamar mandi dan WC, sedangkan
dinding rumah terbuat dari yang menggunakan fasilitas
tembok dan selebihnya terbuat umum relatif sedikit, kurang dari
dari bambu, papan, dan kotangan, 3 persen. Sumber air juga dapat
masing-masing kurang dari 10 digunakan sebagai salah satu alat
persen. Hampir 60 persen lantai pengukur kesejahteraan rumah
rumah terbuat dari semen atau tangga. Sekitar tiga perempat
dengan istilah lokal plesteran, rumah tangga telah memiliki

Tabel 5
Status Ekonomi Rumah Tangga Lansia berdasarkan Karakteristik
Status Ekonomi Rumah Tangga
Karakteristik Miskin Sedang Kaya Total
(N = 171) (N = 171) (N = 85) (N = 427)
Jenis Kelamin
Laki-laki 95 41,85 85 37,44 47 20,71 227 100
Perempuan 76 38,00 86 43,00 38 19,00 200 100
Status Perkawinan
Nikah 97 38,34 110 43,48 46 18,18 253 100
Tidak nikah 74 42,53 61 35,06 39 22,41 174 100
Pendidikan
Sekolah Dasar 70 44,87 64 41,03 22 14,10 156 100
SLP 14 25,00 23 41,07 19 33,93 56 100
SLA + 15 18,07 32 38,55 36 43,37 83 100
Rata-rata umur 69 70 69 69
Sumber: Data Primer, 1997

47
Umi Listyaningsih, Sukamdi, Faturochman

sumur pribadi sebagai sumber air, lansia yang miskin, santunan


baik untuk keperluan memasak ekonomi lebih penting untuk
dan minum maupun untuk ke- dapat bertahan hidup, meskipun
perluan rumah tangga yang lain bukan berarti bahwa santunan
seperti mencuci pakaian, yang nonekonomi tidak diperlu-
menyiram tanaman, atau yang kan. Sebaliknya, bagi lansia yang
lain. Satu perlima keluarga lansia secara ekonomi berkecukupan,
menggunakan bahan bakar gas santunan nonekonomi menjadi
untuk keperluan memasak, sangat penting daripada bantuan
sekitar dua pertiga (61 persen) ekonomi.
lansia menggunakan bahan bakar Menurut Adi (1982) anak
minyak tanah, dan sisanya masih merupakan jaminan yang
menggunakan bahan bakar kayu paling baik bagi para lansia.
dan arang. Sekitar 78 persen Terdapat suatu kewajiban dan
rumah tangga lansia mengguna- merupakan loyalitas menyantuni
kan listrik dengan cara melang- orang tua yang sudah tidak bisa
gannya sendiri sebagai penerang- mengurusi dirinya sendiri. Pada
an dan 19 persen menggunakan bagian terdahulu telah disebutkan
listrik dengan cara menyalur dari bahwa sumbangan dari anak,
tetangga terdekat. Dari uraian besarnya sekitar seperempat dari
tentang rumah dan fasilitas penghasilan lansia. Analisis lebih
penunjangnya, didapatkan lanjut juga menunjukkan bahwa
gambaran bahwa kondisi tempat peran sumbangan tersebut cukup
tinggal dan fasilitas yang dimiliki signifikan. Di samping itu, juga
lansia cukup memadai dan secara agak ironis sebab kelompok yang
langsung akan berpengaruh relatif kaya justru menerima
terhadap kesehatan dan tingkat bantuan lebih besar dibandingkan
kesejahteraan. dengan kelompok yang lebih
miskin. Dalam hal seperti ini,
Bantuan dan Dukungan tingkat kepentingan santunan
ekonomi barangkali tidak selalu
Penyantunan lansia mencakup
identik dengan jumlah uang yang
dua aspek yaitu ekonomi dan
diberikan, tetapi juga menyangkut
nonekonomi. Dalam banyak kasus
aspek lain yang lebih luas.
kedua aspek penyantunan ini
Persoalannya adalah bagai-
bersifat komplementer. Untuk
mana peran keluarga, terutama
kasus-kasus tertentu, salah satu
anak-anaknya? Kasus Isah (bukan
jenis santunan lebih dibutuhkan
nama sebenarnya) barangkali
dibandingkan dengan jenis
dapat digunakan sebagai ilustrasi.
lainnya. Sebagai contoh, bagi

48
Kondisi Sosial Ekonomi, Penduduk Lanjut Usia

Isah hidup bersama kakak se- mengenai posisi lansia miskin di


pupunya yang juga sudah tua dan perkotaan. Bagi keluarga lansia
tidak mempunyai anak. Dia tidak yang miskin, maka tidak banyak
ingin merepotkan keponakannya yang dapat diharapkan. Kromo
bila harus menanggungnya. Ke- (bukan nama sebenarnya), 75
mungkinan keponakannya secara tahun, contohnya, mempunyai
ekonomi tidak cukup kuat dua anak, satu perempuan dan
sehingga tidak dapat dijadikan satu laki-laki. Anak perempuan-
tumpuan hidup. Hal ini me- nya menjadi penjual jamu
rupakan ironi. Di satu pihak gendong dan anak laki-lakinya
keberadaan lansia di dalam menjadi buruh angkutan jasa
masyarakat mengakibatkan beban pengiriman barang. Kedua anak-
bagi anggota masyarakat yang nya ini secara ekonomi pas-pasan
lain. Di pihak lain persoalan karena mereka masih menang-
tersebut merupakan akibat dari gung kebutuhan anak-anaknya
ketidakmauan atau ketidak- (cucu Kromo). Karena itu, Kromo
mampuan lansia untuk meng- tidak banyak mengharap bantuan
geser beban tersebut kepada anak dari kedua anaknya.
atau anggota keluarga. Dalam “Yang laki-laki itu kadang ke
masyarakat kota yang tingkat sini, tapi tidak melakukan apa-
kohesi sosialnya sudah berkurang, apa … tidak … tidak (mem-
munculnya fenomena ini me- berikan bantuan) karena
nunjukkan dua hal yang kontra- anaknya banyak. Sesekali
diksi. Pertama, tidak selalu ber- pernah, tapi tetap tidak
memikirkan itu … ya terserah
kurangnya kohesi sosial berkaitan
saja … nggak mesti itu … sulit
langsung dengan kesediaan
kok mencari makan. Saya tidak
seseorang untuk berkorban bagi pernah meminta. Tidak. Saya
orang lain, khususnya kelompok tidak pernah minta pada anak.”
rentan, misalnya lansia dan
penduduk miskin. Kedua, tidak Minah (bukan nama sebenar-
menutup kemungkinan hal nya), 62 tahun, masih lebih
tersebut muncul karena tuntutan beruntung. Meskipun miskin dan
sosial dalam masyarakat, bukan masih menanggung satu anak
individu. Sebagai akibatnya, yang pengangguran, dia sering
proses yang berlangsung merupa- dibantu anak perempuannya yang
kan paksaan dari kondisi bekerja di Batam. Untuk ke-
lingkungan yang ada. butuhan sehari-hari, Minah
Kasus berikut ini memberikan menjadi penjual makanan dan
gambaran yang lebih jelas suaminya menjadi tukang becak.

49
Umi Listyaningsih, Sukamdi, Faturochman

Anaknya enam, tetapi hanya satu toleran bila ada lansia yang
yang bisa membantu, itu pun berhutang, tetapi tidak mem-
karena dia belum menikah. Kalau bayar. Harapannya, bila nanti
nanti menikah, mungkin tidak butuh bantuan, mereka ber-
banyak lagi yang bisa diberikan gantian membantu. Harto (bukan
kepada Minah. nama sebenarnya) yang sering
“Anak saya yang perempuan memberi jasa pengobatan dan
membantu secara rutin, yang Mira yang banyak melakukan
laki-laki tidak. Mereka punya kegiatan sosial juga beranggapan
keluarga sendiri … punya sama. Mereka sekarang berharap
tanggungan sendiri kok. Anak bila ada anggota masyarakat yang
saya yang perempuan bilang: memerlukan bantuan, masyara-
‘Kalau ada masalah (uang)
kat sekitar tentu akan mem-
minta tolonglah sama aku …
berikannya.
nanti aku kirimi. Itu tanggung
jawabku’. Besok kalau sudah Beberapa kasus tersebut me-
punya suami tentu lain negaskan hal-hal yang telah di-
masalah.” kemukakan sebelumnya, khusus-
nya mengenai masalah yang
Kembali ke persoalan tersebut,
dihadapi lansia miskin. Bagi
apabila keluarga tidak bisa mem-
mereka, kesulitan hidup akan
bantu, apakah masyarakat sekitar
berakhir setelah meninggal.
dapat diandalkan? Para lansia
Meskipun begitu, mereka me-
sangat yakin bahwa masyarakat
nyikapinya dengan cara yang
sekitar banyak yang mau mem-
bijak, menerima keadaan. Sikap
bantu. Keyakinan ini tumbuh
ini dapat diinterpretasikan ber-
karena mereka selama ini ber-
macam-macam, tetapi bagi
hubungan baik, tetangga juga
mereka sendiri hal seperti ini
memperlakukan dengan baik. Hal
adalah suatu keharusan. Cara lain
ini sekaligus mempertegas
tampaknya tidak mungkin di-
penjelasan sebelumnya bahwa
temukan. Sikap tersebut juga
para lansia miskin mengandalkan
bukan sekedar pasrah sebab
hubungan sosial agar dapat
menurut perhitungan mereka,
bertahan hidup. Seperti halnya
akan ada jalan baik yang akan
Minah, Bakri, Mira, dan Kromo
mereka lalui. Kebaikan yang telah
yang berjualan makanan serta
ditanam selama ini mereka yakini
sayuran, selama ini mereka
akan berbuah baik pula. Harapan
merasa tidak pernah mem-
bahwa masyarakat setempat akan
perlakukan tetangga dengan
membantu mereka, hal ini pula
buruk. Mereka bahkan sangat
yang menyebabkan mereka

50
Kondisi Sosial Ekonomi, Penduduk Lanjut Usia

enggan untuk berpindah ke hidupan mereka banyak ditopang


tempat lain, termasuk ke panti oleh anak-anaknya. Di samping
jompo kelak. Pendapat lansia di itu, ditemukan juga sebanyak 12
bawah ini cukup mewakili responden (3 persen) yang hidup
keinginan para lansia. bersama saudaranya. Dari se-
Ini rumah kenangan saya jumlah 50 responden ini, sebagian
dengan Bapak. Saya tidak mau besar (70 persen) tidak lagi bekerja
pindah dari sini meskipun anak- meskipun ada juga yang men-
anak selalu mengajak saya dapat pensiun. Kehidupan
untuk bersama mereka. Tetang- mereka secara ekonomi sangat
ga juga baik … sudahlah saya tergantung pada anak dan
di sini saja (Mira).
saudara yang ditinggali, setidak-
Saya dulu pindah ke sini malah tidaknya bila dibandingkan
menjadi sedih. Ngapain saya dengan lansia yang menjadi
pindah. Sekarang banyak teman kepala keluarga atau istri kepala
… kalau pindah lagi nanti sedih keluarga. Secara kongkret pen-
lagi (Ny. Rani).
dapatan kelompok ini adalah 79
Tanah ini saya miliki dengan ribu rupiah per bulan, sedangkan
penuh perjuangan. Saya mau di lansia yang mandiri rata-rata
sini sampai mati. Jangan … pendapatannya sekitar 180 ribu
jangan ke panti jompo. per bulan. Apakah mereka secara
Memangnya tidak ada yang
ekonomi berkecukupan? Ternyata
bisa merawat di sini (Bakri).
hampir dua pertiga dari mereka
Meskipun ada harapan dan hidup dalam rumah tangga yang
ada nilai-nilai yang menempatkan tergolong miskin. Apakah ini
lansia pada posisi tinggi dalam indikasi dari shared poverty?
masyarakat, dalam realitasnya Penelitian ini belum bisa men-
yang paling diandalkan untuk jawab dengan tegas, tetapi ada
dapat membantu mereka adalah indikasi ke arah itu. Dari hasil
anak atau saudara. Berbakti dan analisis kualitatif ditemukan
rasa kekeluargaan yang melebihi bahwa mobilitas vertikal dari
tekanan ekonomi merupakan responden penelitian ini termasuk
beberapa pertimbangan yang sedikit jumlahnya. Sementara itu,
melatarbelakangi keluarga me- lansia kelompok kaya lebih
rawat lansia (Emilia, et.al., 1995). banyak yang menolak hidup
Dalam penelitian ini ditemukan bersama anaknya. Oleh karena itu,
hampir sembilan persen (38 bisa dipahami bahwa sumbangan
responden) yang tidak menjadi yang diberikan anak kepada
kepala rumah tangga dan ke- lansia yang kaya lebih banyak

51
Umi Listyaningsih, Sukamdi, Faturochman

jumlahnya. Sepertinya, sumbang- bisa dikemukakan di sini hanya


an dalam bentuk uang ini merupa- beberapa. Jenis-jenis dukungan
kan kompensasi untuk perawatan yang banyak diberikan oleh
lansia oleh anaknya. Sebaliknya, keluarga (children and relatives)
lansia yang miskin dan mem- adalah pemberian pertimbangan
butuhkan bantuan terpaksa dalam memecahkan masalah dan
ditampung oleh anaknya, meski- tukar pikiran (diskusi). Dari
pun status ekonomi anaknya juga teman-teman lansia, yang umur-
tergolong miskin. Namun, seperti nya belum tentu lanjut, dukungan
halnya proporsi bantuan anak yang diterima, antara lain, adalah
kepada orang tuanya dalam bantuan materi, kesediaan untuk
bentuk materi yang masih kecil, berbagi rasa senang/sedih, dan
meskipun bermakna, jumlah kepercayaan (bisa dipercaya). Di
lansia miskin yang ditampung luar keluarga dan teman, lansia
oleh anak ataupun saudaranya masih bisa menerima support dari
juga masih lebih sedikit diban- orang lain dalam bentuk mau me-
dingkan dengan lansia miskin mahami pemikirannya, me-
yang tidak tinggal dengan anak nemani, dan berbagi rasa sedih/
ataupun saudaranya. senang.
Bantuan anak dan saudara Cukupkah bantuan dan du-
yang diterima lansia seperti pem- kungan yang diterima lansia
bahasan di atas adalah bantuan tersebut? Kelihatan jelas sekali
langsung dan bersifat terus- bahwa bantuan itu belum cukup.
menerus, terutama untuk ke- Masih ada jenis-jenis bantuan
butuhan ekonominya. Di samping yang dibutuhkan oleh mereka.
itu, masih ada bantuan lain yang Banyak pertanyaan yang diajukan
diterima secara tidak langsung/ untuk mengidentifikasi kebutuh-
temporer dan bentuknya tidak an lansia, tetapi tidak terlalu
selalu materi (social psychological banyak yang sebenarnya mereka
support). Bantuan ini tidak hanya butuhkan. Untuk masalah-
datang dari anak atau saudara, masalah personal, misalnya,
tetapi juga dari teman atau orang sangat kecil yang memerlukan
lain. Meskipun demikian, sekali bantuan. Secara kebetulan, secara
lagi terbukti bahwa dukungan fisik mereka tidak banyak ber-
dari keluarga tampak paling masalah. Masalah dan bantuan
besar. Dalam survai ditanyakan yang diperlukan lebih banyak
lebih banyak dukungan yang merupakan masalah domestik.
diterima, tetapi hasilnya tidak Ada tiga masalah domestik yang
cukup menonjol sehingga yang cukup berarti dan perlu bantuan,

52
Kondisi Sosial Ekonomi, Penduduk Lanjut Usia

yaitu memasak (31,2 persen), luarganya bersama-sama dengan


membersihkan rumah (23,1 para anggota keluarga yang
persen), dan belanja kebutuhan dicintainya. Rasa bahagia akan
sehari-hari (28,2 persen). Bantuan- meluas apabila dia tetap tinggal di
bantuan yang diperlukan untuk tengah-tengah masyarakat yang
itu pun sebagian besar sudah secara sosiologis dan psikologis
terpenuhi dan yang memenuhi- ikut membesarkannya dari lahir
nya adalah keluarga, termasuk sampai lansia.
anak-anaknya. Di luar bantuan Selebihnya, yaitu sekitar 26,3
domestik seperti dikemukakan persen menyatakan setuju atas
itu, ada satu bantuan lagi yang adanya panti jompo. Alasan atas
dibutuhkan lansia, yaitu men- sikapnya ini lebih mengacu pada
dampingi atau mengantar mereka pengertian lansia pada kesibukan
pergi ke luar kota, 22 persen dari dan kondisi ekonomi anak. Lansia
lansia membutuhkan bantuan ini. rela ditempatkan di panti jompo
Melihat kenyataan tersebut, daripada tinggal bersama anak,
tidak mengherankan bila tinggal tetapi perawatan tidak terjamin.
di rumah jompo tidak menjadi Lansia tidak ingin membebani
pilihan lansia. Sekitar tiga dan mengganggu perhatian anak.
perempat (73,7 persen) lansia Ketidaksetujuan lansia akan panti
tidak menghendaki adanya panti jompo ini tidak dipengaruhi oleh
jompo. Alasan yang dikemukakan status perkawinan. Lansia yang
cukup bervariasi seperti pertama, tidak menikah pun tidak setuju
merawat orang tua merupakan bila anak menempatkan orang tua
suatu kewajiban, bagaimanapun di panti jompo. Hal ini diungkap-
sibuknya anak. Kedua, orang tua kan oleh salah seorang informan
lebih senang bila anak tinggal yang tidak menikah.
bersama atau dekat dengan “Membalas budi dan meme-
tempat tinggal orang tua. Ketiga, lihara orang tua merupakan
merawat orang tua merupakan kewajiban anak. Durhakalah
perwujudan bakti anak atas apa anak yang tidak mau me-
yang telah dilakukan orang tua melihara orang tuanya. Meski-
kepada anak. Menurut Prawita- pun tidak mempunyai anak,
saya tidak mau kalau harus
sari (1994) bagaimana pun juga,
tinggal di panti jompo. Saya
seorang lansia di dalam masyara-
menginginkan mati di rumah
kat mana pun dia berada akan ini. Saya lebih percaya dengan
mendapatkan rasa bahagia lebih tetangga di sekitar sini, nggak
mendalam dan lebih memuaskan mungkin kalau saya sakit,
apabila dapat hidup di dalam ke- bahkan sampai meninggal

53
Umi Listyaningsih, Sukamdi, Faturochman

dibiarkan begitu saja. Tetangga Bentuk perhatian yang diukur


itu seperti saudara. Kalau kita dalam hal ini meliputi kesediaan,
baik, saya yakin mereka juga keikhlasan, dan waktu yang
akan baik.” diluangkan keluarga dan
Lansia sadar betul bahwa pada lingkungan mendengarkan
suatu saat akan ditinggal oleh berbagai keluhan dan permasa-
anak-anak sehingga orang tua lahan yang dihadapi lansia.
tidak terlalu menerapkan konsep Bentuk perhatian ini dibagi
tradisional yang dianutnya. menjadi tiga kelompok yaitu
Sebagai perwujudan baktinya, perhatian yang rendah, cukup,
orang tua mengharapkan anak dan baik. Hampir 53 persen lansia
senantiasa menjenguk orang tua menyatakan perhatian yang
walaupun hanya dilakukan sekali diberikan keluarga dan lingkung-
dalam setahun (40,3 persen). an dalam kehidupan lansia cukup,
Sekitar 28 persen lansia meng- sedangkan yang menyatakan
harapkan anak selalu memberikan bahwa perhatian keluarga dan
kiriman barang atau uang, lingkungan kurang baik sekitar 9,8
sedangkan lansia yang hanya persen. Selebihnya 37,2 persen
mengharapkan kabar dari anak menyatakan perhatian mereka
sebesar 11,2 persen. Sisanya, dalam kelompok baik.
sekitar 20,5 persen mengharapkan Meskipun menyatakan pera-
anak selalu berbuat baik dan watan dan perhatian yang diberi-
menjaga nama baik keluarga kan keluarga dan lingkungan
(mikul duwur mendhem jero). sudah memadai, lansia masih
Keinginan lansia untuk di- memiliki permasalahan yang
mengerti, disayang, dan diper- sampai saat ini belum terpecah-
lakukan dengan sopan besar kan. Permasalahan yang paling
pengaruhnya terhadap kesehatan banyak dialami adalah kesepian,
lansia, terutama kesehatan psikis. anak, ekonomi, dan sosial.
Keeratan hubungan, masalah Menurut Soemardjan (1993), bagi
tempat tinggal, dan dukungan seorang lansia yang sudah cukup
sosial merupakan aspek penting tua umurnya, suatu hal yang
bagi kebahagiaan lansia. Keluarga biasanya dirasakan dan sukar
berperan besar dalam masalah ini. untuk ditanggulangi yaitu rasa
Anggota keluarga perlu mengem- kesepian. Hal yang sama juga
bangkan kehidupan yang nyaman diungkapkan Deeken (1986) yang
sehingga mampu membahagia- menyatakan bahwa menghadapi
kan lansia. usia lanjut berarti menghadapi
kesepian. Ketakutan dan kesadar-

54
Kondisi Sosial Ekonomi, Penduduk Lanjut Usia

an akan kesendirian sering nya, sakit dan sehat juga ter-


menjadi pengalaman yang gantung pada cara melihatnya.
menakutkan dan menekan. Lebih Dalam hal ini, munculnya
dari 56 persen lansia menyatakan anggapan bahwa lansia bermakna
dirinya kesepian setelah orang ketidakmampuan dan berfisik
yang dicintai dan anak-anaknya ringkih cukup dominan. Bagi
pergi. Sekitar 14,2 persen meng- peneliti, anggapan seperti itu
hadapi permasalahan anak. justru menyulitkan posisi lansia.
Permasalahan anak tersebut Penduduk usia lanjut identik
menyangkut kehidupan anak dengan kesehatan yang menurun.
yang belum layak, anak belum Penelitian ini juga menunjukkan
mandiri, atau yang cukup banyak bahwa cukup banyak dari mereka
dikeluarkan sebagai alasan ialah memiliki masalah kesehatan,
karena anak belum menikah. khususnya tekanan darah tinggi
Permasalahan lain yang cukup (26,6 persen). Penyakit lain yang
mengganggu adalah gangguan mereka rasakan umumnya
kesehatan dan 12,6 persen lansia berkisar pada masuk angin,
masih menghadapi permasalahan pusing, dan influenza. Penyakit
ekonomi keluarga. Sekitar 2,6 jenis ini biasa dirasakan sekitar
persen lansia menghadapi tiga hari. Selama terkena penyakit
permasalahan sosial seperti itu mereka pada umumnya hanya
masalah warisan, konflik dengan mengatasinya dengan jalan
tetangga, dan sebagainya. kerokan atau membeli obat-obat di
Bagaimana bantuan perawat- sekitar tempat tinggal mereka,
an kesehatan lansia oleh anak atau seperti di warung. Cara lain
keluarganya? Seperti disebutkan adalah menggunakan obat-obatan
di bagian terdahulu bahwa tradisional, baik yang dijual di
sebagian besar dari mereka tidak toko atau warung maupun
membutuhkan bantuan personal, ramuan sendiri. Sebagai kasus,
yang biasanya berkaitan dengan misalnya Yunisah, 67 tahun,
masalah kesehatan. Fakta seperti menggunakan air rebusan kacang
ini sebenarnya tidak menangkis hijau untuk mengobati panas
kemungkinan adanya kebutuhan badan, minum air perasan kencur
akan bantuan perawatan kesehat- untuk menghilangkan batuk, dan
an bagi lansia. Namun, ada fakta menghindari berpikir yang berat
lain yang menunjukkan bahwa penyebab stres agar bisa ber-
masalah kesehatan sering istirahat dan tidur tenang
dianggap bukan masalah fisik, sehingga terhindar dari sakit.
tetapi masalah persepsi. Maksud-

55
Umi Listyaningsih, Sukamdi, Faturochman

Tampaknya usaha mencegah merupakan sesuatu yang mudah


penyakit giat dilakukan para dialami. Ada kepasrahan dan ini
lansia. Cara yang digunakan ber- dinilai sebagai cara terbaik untuk
macam-macam. Sebagai contoh, menghadapi masalah kehidupan.
Soesmiarto, 70 tahun, melakukan Harus diakui bahwa ada
yoga dan semedi ajaran Sapta kendala ekonomis yang berat bila
Dharma. Isah dan Mira, keduanya harus berobat modern, tetapi
67 tahun, berusaha selalu bergerak mereka sulit mengemukakan
dengan melakukan kegiatan masalah ini. Isah, misalnya,
seperti menyapu, membersihkan memiliki kartu asuransi kesehat-
rumah, dan mengangkat air an, tetapi enggan mengguna-
sebagai olahraga sekaligus kannya. Dia memang bisa
kegiatan produktif. Berbagai mendapatkan pemeriksaan secara
kegiatan pencegahan itu dilaku- gratis, tetapi selalu ada obat yang
kan bersamaan dengan upaya harus dibeli karena tidak ditang-
untuk menjaga kondisi psikologis, gung pihak asuransi, dan itu
tidak berpikir yang berat-berat hampir pasti tidak terjangkau.
karena mereka yakin bahwa salah Pendapatannya yang sangat kecil,
satu sumber penyakit adalah Rp50.000,00 sebulan, dipastikan
pikiran. Artinya, kalau bebannya tidak cukup untuk memenuhi
banyak, mereka akan mudah kebutuhan selain makan. Ini
terkena penyakit. Bagaimana sangat kontras dengan Mira, yang
peran lembaga kesehatan modern kehidupannya berkecukupan
seperti puskesmas dan dokter? karena berapa pun kebutuhannya,
Secara umum dapat dikatakan akan ditanggung oleh anak-
bahwa para lansia mempercayai anaknya. Dia selalu melakukan
kemampuan keduanya dalam chek-up kesehatan rutin setiap
mengobati penyakit. Namun, enam bulan sekali. Hasil peneliti-
lebih banyak dari mereka an ini tidak menemukan lansia
yang tidak memanfaatkannya. lain selain Mira yang melakukan
Mengapa? Sebagian besar upaya kesehatan begitu baik.
beranggapan bahwa selama ini Miskin pada usia tua, apa yang
sakit yang mereka rasakan tidak bisa dilakukan? Bertahan hidup.
berat. Bila memang dirasakan Bagi lansia miskin, sakit dan harus
berat, mereka akan meng- berobat berarti akan menambah
gunakan jasa lembaga kesehatan miskin. Kromo, 75 tahun, barang-
modern. Yang lain merasa bahwa kali mewakili kelompok ini. Dia
karena usia mereka telah tua, berpendapat seperti berikut.
beberapa penyakit yang diderita

56
Kondisi Sosial Ekonomi, Penduduk Lanjut Usia

Ke puskesmas tidak … ke dokter seorang janda mampu hidup


tidak. Doa saya jangan sampai tanpa tergantung pada
sakit he … he … he. Orang anggota rumah tangga lain.
nggak punya kalau harus 2. Rata-rata pendapatan lansia
masuk rumah sakit ya geger ialah 168 ribu rupiah per bulan
(ekonominya). Saya selalu dengan bantuan dari anggota
berdoa supaya sehat … selamat.
keluarga sebesar 59 ribu ru-
piah. Hal ini berarti bahwa
Penutup satu pertiga pendapatan lansia
Pada akhir tulisan ini perlu berasal dari santuan. Namun,
dikutip isi pengajian yang diikuti pendapatan tersebut belum
para lansia, intinya terdapat bisa mencukupi kebutuhan
perbedaan yang cukup besar hidup karena lansia memiliki
antara perawatan orang tua total pengeluaran yang cukup
terhadap anak dengan perawatan besar yakni 249 ribu rupiah.
yang dilakukan anak terhadap 3. Peran masyarakat dalam
orang tua. Orang tua merawat membantu mencukupi ke-
anak selalu disertai dengan doa butuhan keluarga lansia sangat
agar kelak anaknya menjadi orang besar, dan peran masyarakat
yang berguna, baik untuk agama, sebagai pengganti anggota
keluarga, bangsa, maupun negara. keluarga cukup besar pula.
Pada sisi lain, jika anak merawat Kondisi tersebut pulalah yang
orang tua selalu diikuti dengan melatarbelakangi lansia tidak
keluhan, “Kapan hal tersebut akan menyukai panti jompo. Na-
berakhir.” Beberapa hasil pene- mun, kondisi itu tidak akan
litian tentang kondisi ekonomi bertahan seandainya kohesitas
dan perawatan yang diinginkan masyarakat mengalami pe-
penduduk lansia adalah sebagai nurunan. Jika hal tersebut
berikut. terjadi, panti jompo merupa-
1. Sekitar 40 persen lansia aktif kan solusi yang cukup tepat
dalam pasar kerja dan 0,5 mengingat perubahan struktur
persen lansia menderita sakit, keluarga, pola mobilitas, dan
seperti tekanan darah tinggi kondisi ekonomi lansia dan
dan rematik. Adalah tidak anak terus terjadi. Yang men-
benar apabila dikatakan lansia jadi permasalahan adalah
memiliki kondisi fisik yang kondisi sosial dan budaya
lemah, tidak sehat, dan tidak lansia yang selalu menolak
aktif secara ekonomi. Beberapa adanya panti jompo. Perlunya
kasus memperlihatkan bahwa sosialisasi panti terhadap
lansia untuk mengubah

57
Umi Listyaningsih, Sukamdi, Faturochman

persepsi lansia terhadap panti tinggal di panti. Permasalahan


jompo sangat diperlukan. Di yang pokok adalah tidak
samping itu, perlu adanya semua lansia dan keluarganya
pembaharuan pelayanan memiliki ekonomi yang baik
dalam panti sehingga lansia agar bisa menjadi penghuni
merasa nyaman dan men- panti yang memiliki kualitas
dapatkan teman baru dengan perawatan yang memadai.

Referensi

Adi, Riyanto. 1982. The Aged in the Sajogyo. 1996. Garis Kemiskinan
Homes for the Aged in Jakarta: dan Kebutuhan Minimum
Status and Perceptions. Jakarta: Pangan. Yogyakarta: Aditya
Pusat Penelitian Universitas Media.
Atmajaya. Soemardjan, Selo. 1993. “Lanjut
Biro Pusat Statistik. 1974. Sensus usia, sejahtera, bahagia.”
Penduduk 1971. Jakarta. Semiloka Pemantapan Operasi-
———————. 1991. Sensus onalisasi Pola Asuh Anak Remaja
Penduduk 1990. Jakarta. dan Peran serta Lansia dalam
———————. 1996. Survai Pembangunan Keluarga Sejah-
Penduduk Antar Sensus 1995. tera. Yogyakarta, 31 Juli - 2
Jakarta. Agustus, BKKBN DIY.
Deeken, A. 1986. Usia Lanjut. Wirakartakusumah, Djuhari, Edi
Yogyakarta: Kanisius. Priyono. 1994. “Lansia sebagai
Emilia, Ova, Mubasyir Hasan- modal pembangunan, peluang
basri, Yayi S. Prabandari, dan tantangan,” Warta De-
Djaswadi Dasuki. 1995. “Pen- mografi 24(1): 4-11.
duduk lanjut usia propinsi Sunarto, H.S. 1978. Kehidupan
Daerah Istimewa Yogyakarta: Ekonomi Orang-orang Lanjut
studi kualitatif terhadap Usia: Studi Kasus Desa di
permasalahan usia lanjut,” Yogyakarta. Yogyakarta: IKIP
Berita Kedokteran Masyarakat Karang Malang.
11(2): 43-56.
Prawitasari, Johana E. 1994.
“Aspek sosio-psikologis lansia
di Indonesia,” Buletin Psikologi
2(1): 27-34.

58

Anda mungkin juga menyukai