Anda di halaman 1dari 7

SOAPIER LUKA BAKAR AKIBAT TERSAMBAR LEDAKAN POM

BENSIN

DI SUSUN OLEH :

1. NAMA : LIA SRI WAHYUNI


2. NIM : 0433131420117104
3. KELAS : 3C/SI KEPERAWATAN
4. TUGAS : KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

STRATA 1 KEPERAWATAN
STIKES KHARISMA PERSADA HORIZON EDUCATION KARAWANG
Jl. Pangkal Perjuangan KM. 1 By Pass Karawang 41316
Telp. (0267) 412480, Fax: (0267) 410842
2020
KASUS

Seorang laki-laki usia 36 tahun dibawa IGD RSUD dengan luka bakar akibat
tersambar ledakan pom bensin mini. Hasil pengkajian Luka bakar mengenai
daerah wajah terdapat jelaga hitam pada wajah dan hidung, dada,serta kedua
tangan, dengan luas luka bakar. Luka tampak hitam dan kemerahan serta ada
bullae. Pasien mengeluh haus, suara terdengar parau dan terlihat sesak. TD 90/50
mmHg, Nadi 97x/mnt, RR 28x/mnt, Suhu 36,6C, Berat badan 60 Kg, urin
berwarna pekat setelah dipasang kateter.

S:

‐ Pasien mengeluh haus

O:

‐ Luka bakar mengenai daerah wajah terdapat jelaga hitam pada wajah dan
hidung, dada,serta kedua tangan
‐ Luka tampak hitam dan kemerahan serta ada bullae
‐ Suara terdengar parau dan terlihat sesak.
‐ TD 90/50 mmHg, Nadi 97x/mnt, RR 28x/mnt, Suhu 36,6C, Berat badan
60 Kg
‐ Urin berwarna pekat setelah dipasang kateter.
‐ Primary survey
 Airway (kepatenan jalan napas)
Beresiko mengalami edema laring dan menyebabkan sumbatan
jalan napas karena terdapat jelaga hitam di wajah dan hidung
pasien
 Breathing (pernapasan)
Suara pasien parau, nampak sesak, RR 28x/menit
 Circulation
TD 90/50 mmHg, Nadi 97x/menit, Suhu 36,6 C, RR 28x/menit
 Disability
Kesadaran composmentis, GCS E4 M5 V5
 Exposure
Luka bakar diwajah jelajat hitam pada hidung, dada, kedua tangan
Foley kateter
Pasien terpasang DC dengan warna urine pekat
‐ perhitungan cairan
 4mlx60 kgx 32%=7680 ml/24jam
 8 jam pertama : 3840 ml
 8 jam ke dua: 1920 ml
 8 jam ke tiga: 1920 ml

A:

1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif


2. Hipovolemia

P:

1. Menejemen jalan nafas I. 01011

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan nafas

Observasi

 Monitor pola nafas

 Monitor bunyi nafas tambahan

 Monitor sputum

Terapeutik

 Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head tilt dan chin lift

 Posisikan semi fowler atau fowler

 Berikan minum hangat

 Lakukan fisioterapi dada

 Lakukan penghisapan lendir


 Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakheal

 Keluarkan sumbatan benda padat denga forsep McGill

 Berikan O2, jika perlu

Edukasi

 Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi

 Anjurkan tehnik batuk efektif

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika


perlu

2. Manajemen Hipovolenmia I.03116

Defenisi

Mengidentifikasi dan mengelola penurunan volume cairan intravaskuler.

Tindakan

Observasi

 Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat,


nadi teraba lemah tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit,
turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun,
hematokrit meningkat, haus, lemah)
 Monitor intake dan output cairan

Terapeutik

 Hitung kebutuhan cairan


 Berikan posisi modified Trendelenburg
 Berikan asupan cairan oral

Edukasi

 Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral


 Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCI, RL)


 Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5%, NaCi
0,4%)
 Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, Plasmanate
Kolaborasi pemberian produk darah

I:

1. Menejemen jalan nafas

Observasi

 Memonitor pola nafas

 Memonitor bunyi nafas tambahan

 Memonitor sputum

Terapeutik

 Memposisikan semi fowler atau fowler

 Melakukan pemasangan trakeostomi

Edukasi

 Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi

Kolaborasi

 Mengkolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik

2. Manajemen Hipovolenmia

Observasi

 Mmeriksa tanda dan gejala hipovolemia (frekuensi nadi meningkat,


nadi teraba lemah tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit,
turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun,
hematokrit meningkat, haus, lemah)
 Memonitor intake dan output cairan

Terapeutik

 Menghitung kebutuhan cairan


 Memberikan asupan cairan oral

Edukasi

 Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral


 Menganjurkan menghindari perubahan posisi mendadak

Kolaborasi

 Mengklaborasi pemberian cairan IV isotonis ( RL)


 Mengkolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (NaCi 0,4%)

E : Masalah teratasi sebagian

S:
- Klien mengatakan sesak berkurang
- Klien mengatakan masih haus
- Klien mengatakan lemas

O:

- TTV ( TD : 110/90, Nadi : 100x menit, RR : 22x menit, S : 37,0 C)


- Kesadaran composmentis
- Klien tampak lemah

R : Bila keadaan pasien belum sembuh total makan

- Lanjutkan intervensi
1. Manajemen Cairan
2. Perawatan Luka Bakar

Anda mungkin juga menyukai