Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL JANTUNG

Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kritis

Dosen Pengampu : Yudi Triguna, S.Kep., Ners, M.Kep

Oleh :

Ari Fuziana
P20620521006
3A Ners

STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
2024
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL JANTUNG

Ny E adalah seorang wanita 76 tahun dirawat di unit perawatan intensif jantung (CICU). pasien
dipindahkan dari unit gawat darurat (ED) dengan dengan Sesak napas, ketidaknyamanan di
dada, dan jantung berdebar selama 2-3 hari. Riwayat kesehatannya meliputi hiperlipidemia,
hipertensi, DM tipe II, obesitas, dan hipotiroidisme. Riwayat konsumsi obat-obatan meliputi
simvastatin 20 mg, levothryoxine 0,125 mg po setiap hari, Hidroclorotiazide (HCTZ) 25 mg
po setiap hari.
Saat masuk ke CICU, EKG 12 sadapan diperiksa untuk memastikan fibrilasi atrium baru, tidak
ada perubahan gelombang ST/T akut.
A. Vital Signs: Suhu 37 derajat Celcius, Nadi 116 x/menit tidak teratur, TD 100/48 mmHg,
RR 24 x/menit, SaO2 duduk 90% dengan O2 6L Nasal Canul.
B. Pemeriksaan singkat menunjukkan JVP meningkat, ronki 2/3 bagian atas bilateral, batuk
nonproduktif, nadi perifer +2, dan pitting edema (+3) di pergelangan kaki hingga betis bilateral,
refluks hepatojugular (+).
C. Nilai laboratorium:
Leukosit 7 ribu/mcL, Hb 9.0, Ht 27.0%, trombosit 213 ribu/mcL
Na 134 mmol/L, K 4.6 mmol/L, Cl 110 mEq/L, BUN 50 mg/dL, creat 2.2 mg/dL.
AGD: pH 7,29, pO2 63, pCO2 56, HCO3 20.
D. Foto rontgen menunjukkan edema paru dan kardiomegali.
E. Ekokardiogram menunjukkan LVEF 25%, hipertrofi ventrikel kiri ringan, fungsi katup
utuh.
Pertanyaan:
1. Apakah pasien mengalami gagal jantung kanan? jika ada, sebutkan tanda dan gejalanya!
2. Apakah pasien mengalami gagal jantung kiri? jika ada, sebutkan tanda dan gejalanya!
3. Jelaskan patofisiologi terjadinya edema paru pada pasien tersebut!
4. Apakah jenis gangguan keseimbangan asam-basa yang dialami pasien! jelaskan alasannya
5. Sebutkan prioritas diagnosis keperawatan (PES) pada pasien tersebut dan sebutkan
intervensi keperawatan dari diagnosis tersebut!
Jawaban :
1. Iyah ada, Klien mengalami gagal jantung sebelah kanan dengan ditandai dengan adanya
edema pada paru, AGD: pH 7,29, p02 63, pCO2 56, HCO3 20, nilai BUN 50 mg/dL dan.
kreatinin 2.2 mg/dl. mengalami peningkatan, kardiomegali, hipertrofi ventrikel kiri.
ringan, JVP meningkat, refluks hepatojugular (+), pitting edema (+3) di pergelangan kaki
hingga betis bilateral.
2. Iyah ada Klien juga mengalami gagal jantung sebelah kiri dengan ditandai dengan adanya
foto rontgen yang menunjukkan edema paru, pada hasil ekokardiogram adanya hipertrofi
ventrikel kiri ringan, klien merasa sesak, nilai BUN 50 mg/dL, dan kreatinin 2.2 mg/dl.
dimana nilai tersebut berada diatas normal, Nadi 116 x/menit tidak teratur, batuk
nonproduktif, RR 24 x/menit
3. Pada edema paru akut nonkardiogenik yang melibatkan proses infeksi sistemik, misalnya
sepsis; infeksi paru; atau inhalasi toksik, dapat terjadi perlukaan langsung pada endotel
dan epitel kapiler paru sehingga terjadi peningkatan permeabilitas. Sebagai akibatnya,
cairan intravaskuler dapat berpindah dari ruang intravaskuler ke interstisial dan alveolar
paru. Beberapa kondisi yang menyebabkan fenomena ini antara lain keracunan opioid,
pneumonia berat, berada pada dataran tinggi (high altitude), atau adanya keterlibatan
sitokin interleukin-2 yang dapat diberikan dalam terapi penyakit kanker. Edema paru akut
terjadi dalam 3 tahap utama.

• Dalam tahap pertama, akumulasi cairan berlebih dikompensasi oleh aliran limfatik
yang bekerja lebih keras guna membebaskan jaringan interstisial dari cairan. Di tahap
ini, cairan belum tertimbun karena peran pembuluh limfatik.
• Dalam tahap kedua, aliran limfatik sudah tidak bisa mengkompensasi cairan berlebih
sehingga timbul edema pada perihiler paru, mengelilingi bagian bronkiolus dan
pembuluh darah besar paru, sehingga menimbulkan gambaran khas garis kerley B dan
peribronchial cuffing.
• Tahap ketiga terbagi menjadi 2. Pada tahap 3A, akumulasi cairan bertambah banyak
hingga menimbulkan terkumpulnya cairan di interstisial dinding alveolus di daerah
perifer paru. Kemudian, pada tahap 3B, akumulasi cairan di dinding alveolus tidak
dapat terbendung lagi dan akhirnya mulai masuk ‘membanjiri’ ruang alveolus yang
seharusnya terisi udara, sehingga memunculkan pola gambaran patognomonik berupa
konsolidasi berbentuk ground glass opacification atau bat-wing appearance pada
rontgen toraks. Pada tahap ini, pertukaran gas sudah mulai terganggu dan perlu segera
dilakukan evakuasi cairan dari paru.
4. Jenis Gangguan keseimbangan asam basa pada pasien adalah : Asidosis respiratorik
terkompensasi sebagian
Alasannya :
Karena pH nya rendah maka berada pada keadaan asidosis, pCO2 juga pada keadaan
asidosis, HCO3 juga rendah. Lalu karena ketiga nilai tersebut berada dibawah rentang
normal maka untuk interpretasi tingkat kompensasinya adalah terkompensasi sebagian
5. Diagnosa keperawatan :
a. Penurunan curah jantung ( D.0008 )
Intervensi : perawatan jantung ( I.02075 )
Observasi
• Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung (meliputi dispnea,
kelelahan, edema, ortopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea, peningkatan CVP)
• Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi
peningkatan berat badan, hepatomegali, distensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi
basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
• Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu)
• Monitor intake dan output cairan
• Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
• Monitor saturasi oksigen
• Monitor keluhan nyeri dada (mis, intensitas, lokasi, radiasi, durasl, presivitasi
yang mengurangi nyeri)
• Monitor EKG 12 sadapan
• Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
• Monitor nilai laboratorium jantung (mis, elektrolit, enzim jantung, BNP, NTpro-
BNP)
• Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah aktivitas
• Penkes tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum pemberian obat (mis, beta
blocker, ACE Inhibitor, calcium channel blocker, digoksin)
Terapeutik :
• Posisikan pasien semi-Fowler atau Fowler dengan kaki ke bawah atau posisi
nyaman Berikan diet jantung yang sesuai (mis, batasi asupan kafein, natrium,
kolesterol, dan makanan tinggi lemak)
• Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
• Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres, jika perlu
• Berikan dukungan emosional dan spiritual
• Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
Edukasi :
• Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
• Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
• Anjurkan berhenti merokok
• Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
• Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian
Kolaborasi :
• Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
• Rujuk ke program rehabilitasi jantung
b. Diagnosa Keperawatan : Gangguan pertukaran gas ( D.0003 )
Intervensi : pemantauan repirasi ( I.01014 )
Observasi :
• Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
• Monillor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilaal, Kussmaul,
Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
• Monitor kemampuan batuk efektif Monitor adanya produksi sputum
• Monitor adanya sumbatan jalan napas
• Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
• Auskultasi bunyi napas
• Monitor saturasi oksigen
• Monitor nilai AGD
• Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik :
• Alur interval pormantauan respirasi sesuai kondisi pasien
• Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :
• Jelaskan tujuan dan prosedur pumantauan
• Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai