“Pulmonal Stenosis”
Stase Pediatric
1. Faktor endogen
• Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom
• Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung
bawaan.
• Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes
melitus, hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan.
2. Faktor eksogen
• Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau
suntik,minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide,
dextroamphetamine. aminopterin, amethopterin, jamu).
• Ibu menderita penyakit infeksi : rubella
• Pajanan terhadap sinar –X
Tinjauan Teori
Tipe Pulmonal Stenosis
berdasarkan lokasi, meliputi :
2. Supravalvar pulmonary
stenosis.
3. Subvalvar (infundibular)
pulmonary stenosis.
2. Moderate PS
RV – PA gradient = 50 - 79 mmHg
3. Severe PS
RV – PA gradient > 80 mmHg
4. Critical PS in newborn
Obstruksi pulmonal valve disertai small RV dan aliran darah
R – L shunt
Tinjauan Teori
Pemeriksaan Fisik
2. Bising sistolik ejeksi derajat 2/6 -5/6 paling jelas terdengar pada garis
sternal kiri atas, dan dijalarkan ke punggung. Bila stenosis makin
berat, maka bising jantung makin keras dan makin panjang. Pada
Stenosis Pulmonal valvular dapat ditemukan klik ejeksi. Bunyi jantung
2 terpecah lebar, dan komponen pulmonal terdengar melemah.
• Elektrokardiografi : (EKG)
1. Pada kasus yang ringan EKG dalam batas normal.
2. Pada Stenosis Pulmonal derajat sedang dapat dijumpai
deviasi aksis ke kanan, hipertrofi ventrikel kanan, derajat
hipertrofi ventrikel kanan sesuai dengan derajat dari stenosis
pulmonalnya.
3. Pada kasus yang berat, dapat ditemukan hipertrofi atrium
kanan.
• Foto toraks :
1. Ukuran besarnya jantung biasanya normal.
2. Segmen pulmonal tampak prominen pada kasus dengan
dilatasi post stenotik.
3. Corakan vaskular paru pada umumnya tampak normal, tapi
pada stenosis yang berat akan menurun.
Tinjauan Teori
Pemeriksaan Penunjang
• Ekokardiografi :
1. Pada 2 D didapatkan katup pulmonal yang
menebal.
2. Dengan metode Doppler dapat diukur pressure
gradient aliran yang melewati katup pulmonal. Bila
nilainya 35 – 40 mm Hg dikatakan stenosis pulmonal
derajat sedang, bila nilai antara 40 – 70 mm Hg
termasuk stenosis derajat sedang, dan dikatakan
derajat berat bila nilainya > 70 mm Hg.
Tinjauan Teori
Pemeriksaan Penunjang
• Radiologis
Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah
pulmonal, tidak ada pembesaran jantung . gambaran khas
jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti
sepatu.
• Pemeriksaan laboratorium
1. Peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi
oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin
dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %.
2. Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial
karbondioksida (PCO2)
3. Penurunan tekanan parsial oksigen (PO2)
4. Penurunan PH pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah
mungkin menderita defisiensi besi.
Laporan Kasus
• Nama Pasien : Nn. DA
• Tanggal Lahir / Usia : 05 April 2000 / 19 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Ruang Rawat Inap : Ruang Anak
• BB / TB : 42 kg / 155 cm
• Alergi obat : Tidak ada
Kesan :
Jantung dan paru dalam batas
normal.
Laporan Kasus
• Hasil Cardiac MRI
Situs Solitus
AV – VA Concordance
Dilatasi RA
Hypertropi RV
All Pulmonary veins drainage into LA
Small PFO
Severe Valvar Infundibular pulmonary stenosis
RPA diameter 16,8 mm
LPA diameter 18 mm
Left Aortic Arch
Kesan :
Dilatasi RA,
Hypertropy RV
Severe Valvar Infundibular pulmonary stenosis
Good LV Function
Decrease RV Function
Laporan Kasus
• Hasil ECHO (23 Januari 2019) :
Situs Solitus
AV – VA Concordance
Semua PV ke LA
LA LV dimensi normal
Fungsi LV Baik (EF 84%)
ASD (-), VSD (-), PDA (-)
Katup pulmonal tebal anulus 13 mm
PVG 88 – 98 mmHg
Katup lain baik, TR Mild
RV Infundibular hipertropi (+)
Arkus Aorta di kiri
Kesan :
PS Valvar Infundibular Severe
TR mild
RVH (+)
Laporan Kasus
• Tindakan bedah jantung PS Repair
Surgeon : dr. SP & Tim
Anastesi : dr. CN & Tim
Perfusi : Ns. ALY, Ns. SGT, Ns. FN
• Pasien datang ke OK
• Handover perawat ruangan dan perawat OT
• Pasien posisi terlentang dikamar operasi
• Kemudian sign ini dan dilanjutkan induksi anastesi.
• Dilakukan pemasangan urine, pencucian antisepsis
daerah operasi kemudian dilanjutkan drapping.
Laporan Kasus
• Perfusi melakukan kalkulasi & mensetting oxygenator.
• BV: 2730 ml, Priming 800 ml
• Hb Prediksi : 10gr/dL
Oxygenator Capiox FX 15
Custom Pack Adult
Custom Pack Blood cardioplegia coil yang dimana
bagian coil direndam pada ice bucket
Set hemofiltrasi
• Evaluasi Hemodinamik :
Irama SR HR : 93x/menit, TD : 101/66 (76) mmHg, Suhu 360C, Sp02 100%, CVP 14.
Support obat :
Dobutamin 2,5mcg/kgBB/menit,
milirinone 0,375 mcg/KgBB/menit
Laporan Kasus
• Hasil Laboratorium Anastesi (Setelah Bypass) :
Prebypass After Bypass
Laporan Kasus
Keterbatasan
1. Pada kasus ini, tidak dilakukan evaluasi pasca operasi H+1 sehingga
tidak dapat terdokumentasi efek CPB selama 24 jam dan tidak dapat
mengevaluasi keseluruhan pasca operasi.
2. Hasil ECHO, didapatkan ASD (-) namun pada table operasi ditemukan
ASD.
Kesimpulan