Defek Septum Ventrikel (DSV) merupakan salah satu jenis PJB yang
paling sering ditemukan yakni sekitar 20% dari seluruh PJB. Septum
ventrikel terdiri dari septum membran dan septum muskular. Secara
anatomis DSV dapat diklasifikasikan sesuai letak defeknya. Klasifikasi
DSV berdasarkan letak: (1) DSV perimembran, (2) DSV muskular,
(3) DSV subarterial (doubly committed subarterial) yang disebut juga
tipe oriental.
Berdasarkan fisiologinya DSV dapat diklasifikasikan menjadi: (1) DSV
defek kecil dengan resistensi vaskular paru normal; (2) DSV defek
sedang dengan resistensi vaskular paru bervariasi; (3) DSV defek besar
dengan peningkatan resistensi vaskular paru dari ringan sampai
sedang; (4) DSV defek besar dengan resistensi vaskular paru yang
tinggi.
Diagnosis
Anamnesis
-- DSV kecil umumnya menimbulkan gejala ringan atau tanpa gejala
(asimtomatik), anak tampak sehat.
-- Pada penderita DSV defek sedang terdapat gangguan
pertumbuhan yaitu berat badan yang kurang
-- Pada DSV defek besar dengan peningkatan tahanan vaskular paru
penderita mengalami sesak dan biasanya mengalami infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA) berulang, gagal tumbuh, banyak
keringat.
Pemeriksaan fisis
-- Pada DSV kecil, didapatkan bising holosistolik derajat IV/6 disertai
getaran bising dengan pungtum maksimum pada sela iga 3-4
garis parasternal kiri yang meluas ke sepanjang tepi kiri sternum.
-- Pada defek besar, terdengar bunyi jantung ke-3 disertai bising
middiastolik di apeks, menandakan adanya stenosis relatif katup
mitral akibat aliran darah balik yang berlebih dari paru ke atrium
kiri.
-- Pada DSV defek besar dengan peningkatan tahanan vaskular
paru, terdapat takipnea disertai retraksi otot-otot pernafasan.
Bunyi jantung ke-2 (komponen pulmonal) terdengar mengeras.
-- Pada penderita DSV yang disertai peningkatan tahanan vaskular paru
Pemeriksaan penunjang
FotoToraks
Elektrokardiografi
Ekokardiografi
Ekokardiografi perlu dilakukan pada defek septum ventrikel untuk
mengetahui lokasi dan besar/ukuran defek.
Tata laksana
--
39
-- Pirau kiri ke kanan yang signifikan dengan rasio aliran darah paru dibanding
sistemik (Qp:Qs) lebih besar dari 2:1
Pada defek besar, meski tanpa gejala, dioperasi pada usia <2 tahun jika
didapatkan peningkatan tekanan arteri pulmonalis.
-- Penutupan DSV
-- Tindakan bedah, dapat dilakukan pada hampir semua jenis DSV.
-- Tanpa bedah: penggunaan alat untuk menutup DSV. Yang paling banyak
digunakan belakangan ini adalah AMVO (Amplatzer VSD Occluder), biasanya
digunakan pada DSV jenis muskular dan perimembranous. Pada DSV yang
lokasinya dekat dengan katup atrioventrikular sulit dilakukan, sebaliknya pada
DSV muskular yang jauh dari katup atrioventrikular lebih mudah. Bahkan pada
DSV muscular kecil yang letaknya jauh di apeks tindakan ini menjadi pilihan
yang lebih baik dibanding bedah.
-- Nutrisi tambahan, seperti formula tinggi kalori, perlu diberikan sejak awal jika
terdapat pirau yang besar karena kebutuhan metabolisme meningkat. Kebutuhan
kalori hingga
150-200 kkal/kgBB/hari mungkin diperlukan untuk pertumbuhan yang
adekuat.
Prognosis
Penutupan spontan terjadi pada 30-40% kasus DSV, paling sering pada DSV
trabekular (muskular) kecil dan lebih sering pada defek kecil dibandingkan besar,
pada tahun pertama kehidupan dibandingkan setelahnya. DSV tipe inlet,
infundibular, dan subarterial tidak dapat mengecil atau menutup spontan.
Kepustakaan
1.
2.
Park MK. Pediatric cardiology for practitioners, edisi ke-5. Philadelphia: Mosby; 2008.h.166-72.
Joshi VM, Sekhavat S.Acyanotic congenital heart disease. Dalam:Vetter VL, penyunting.
Pediatric cardiology: the requisites in pediatrics. Philadelphia: Elsevier Mosby; 2006. h. 79-96
3. Keane JF, Flyer DC. Ventricular septal defect. Dalam: Keane JF, Lock JE, Flyer DC,
penyunting. NADAS pediatric cardiology. Edisi ke-2. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2006.
h. 527-47.
4. Mullins EC. Cardiac catheterization in congenital heart disease: pediatric and adult.
Massachusetts: Blackwell Publishing;2006. h. 803-41.
5.
McDaniel NL,Gutgesell HP. Ventricular Septal Defects. Dalam: Allen HD, Driscoll DJ, Shady RE, Feltes
TF, penyunting. Moss and Adams heart disease in infants, children, and adolescents. Philadelphia: