Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Sofia Februanti, S.Kep., Ners, M.Kep

Oleh :

Kelompok 2 – Tingkat 2A Profesi Ners


Bella Insan Pertiwi P20620521029
Dewi Yuliana P20620521013
Ghina Nur Fadlah P20620521025
Lisnia Desi Santika P20620521031
Moh. Faris Krisna Luthfi H. P20620521039
Muh. Taufiq Fajarrohim P20620521004
Raiza Naimatul Mardiyah P20620521022
Salsa Sonia Ramanda P20620521016
Sarah Syahda Permana P20620521035
Shabrina Aullya Alissya P20620521016
Sherly Agustin P20620521018
Widia Sri Hartini P20620521009

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA
2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM

A. HIPOVOLEMIA
1. Analisa Data
Data Penyebab/Etiologi Masalah

DS : Perdarahan terus menerus Hipovolemia (D.0023)

- Klien mengatakan ↓
merasa lemah
Hb menurun
DO :

- Frekuensi nadi 105
x/menit Kekurangan pasokan
- Nadi teraba lemah oksigen
- TD 90/60

- Tekanan nadi
menyempit Hemodinamik ibu tidak
- Turgor kulit stabil
menurun
- Membran mukosa ↓

kering
Hypovolemia
- Volume urin 0,4
cc/kg BB
- Hematokrit 50%

2. Diagnosa Keperawatan
Hipovolemia b.d. peningkatan permeabilitas kapiler d.d.
DS :
- Klien mengatakan merasa lemah
DO :
- Frekuensi nadi 105 x/menit
- Nadi teraba lemah
- TD 90/60
- Tekanan nadi menyempit
- Turgor kulit menurun
- Membran mukosa kering
- Volume urin 0,4 cc/kg BB
- Hematokrit 50%

3. Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Dx. Keperawatan Intervensi
Hasil

Hipovolemia (D.0023) Status Cairan (L.03028) Manajemen Hipovolemia


(I.03116)
Hipovolemia b.d. Setelah dilakukan proses
Peningkatan permeabilitas
keperawatan selama 3x24 Observasi
kapiler d.d.
DS : jam status cairan membaik
- Periksa tanda dan
- Klien mengatakan dengan kriteria hasil :
gejala hipovolemia
merasa lemah
1. Kekuatan nadi - Monitor intake dan
DO :
meningkat output cairan
- Frekuensi nadi 105
2. Turgor kulit
x/menit Terapeutik
meningkat
- Nadi teraba lemah
3. Output urine - Hitung kebutuhan
- TD 90/60
meningkat cairan
- Tekanan nadi
4. Perasaan lemah - Berikan posisi
menyempit
menurun modified
- Turgor kulit
5. Frekuensi nadi trendelenburg
menurun
membaik - Berikan asupan
- Membran mukosa
6. Tekanan darah cairan
kering
membaik
- Volume urin 0,4
7. Tekanan nadi Edukasi
cc/kg BB
membaik
- Hematokrit 50% - Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
- Anjurkan
menghindari
perubahan posisi
mendadak

Kolaborasi

- Kolaborasi
pemberian cairan
IV isotonis
- Kolaborasi
pemberian cairan
koloid
- Kolaborasi
pemberian produk
darah

B. NYERI AKUT
1. Analisa Data
Data Penyebab/Etiologi Masalah
DS : Post partum
Nyeri akut ( D.0077)
- Pasien mengeluh ↓
nyeri di bagian Robekan pada perineum
perut dan sekitar (terputusnya kontinuitas
area vital jaringan)
- Pasien mengatakan ↓
kesulitan tidur Pelepasan mediator kimia
DO : (bradikinin, histamin,
- Pasien tampak prostaglandin)
meringis ↓
- Pasien tampak Merangsang saraf sensoris
gelisah ↓
- Nadi melebihi Melalui transduksi
batas normal modulasi
110x/menit
- Pola nafas pasien ↓
berubah 28x/menit Cortex cerebri (nyeri
- Pasien mengalami dipersepsikan)
diaforesis

Nyeri akut

2. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut b.d. agen pencedera fisik d.d.
DS :
- Pasien mengatakan nyeri di bagian perut dan sekitar area vital
- Pasien mengatakan kesulitan tidur
DO :
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
- Nadi melebihi batas normal 110x/menit
- Pola nafas pasien berubah 28x/menit
- Pasien mengalami diaforesis

3. Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Dx. Keperawatan Intervensi
Hasil

Nyeri akut (D.0077) Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri


(I.08238)
Nyeri akut b.d
agen Setelah dilakukan proses
pencedera fisik d.d keperawatan selama 3x24 Observasi
jam nyeri akut membaik
DS :
dengan kriteria: - Identifikasi lokasi,
- Pasien mengeluh
karakteristik,
nyeri di bagian
perut dan sekitar durasi, frekuensi,
area vital 1. Keluhan nyeri kualitas, intensitas
- Pasien mengatakan menurun nyeri
kesulitan tidur 2. Meringis menurun - Identifikasi skala
DO : 3. Gelisah menurun nyeri
- Pasien tampak 4. Diaforesis - Identifikasi respon
meringis menurun nyeri non herbal
- Pasien tampak 5. Perineum terasa - Identifikasi faktor
gelisah tertekan menurun yang memperberat
- Nadi melebihi batas 6. Pola tidur dan memperingan
normal 110x/menit membaik nyeri
- Pola nafas pasien 7. Tekanan darah - Monitor
berubah 28x/menit membaik keberhasilan terapi
- Pasien mengalami 8. Pola nafas komplementer
diaforesis membaik yang sudah
diberikan
- Monitor efek
samping
penggunaan
analgetil

Terapeutik

- Fasilitasi istirahat
dan tidur

Edukasi

- Jelaskan penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat

Kolaborasi

- Kolaborasi
pemberian
analgetic, jika
perlu

C. DEFISIT NUTRISI
1. Analisa Data
Data Penyebab/Etiologi Masalah
DS : Nafsu makan menurun Defisit Nutrisi (D.0019)
- Cepat kenyang ↓
setelah makan Penurunan BB
- Karam/nyeri ↓
abdomen Kekuatan otot menurun
- Nafsu makan ↓
menurun Infeksi oral
DO : ↓
- Berat badan Sariawan, gangguan
menurun minimal menelan
10% dibawah ↓
rentang ideal Nyeri
- Otot pengunyah ↓
lemah Defisit Nutrisi
- Otot menelan
lemah
- Sariawan

2. Diagnosa Keperawatan
Defisit nutrisi b.d. Ketidakmampuan menelan makanan d.d.
DS:
- Cepat kenyang setelah makan
- Karam/nyeri abdomen
- Nafsu makan menurun
DO :
- Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
- Otot pengunyah lemah
- Otot menelan lemah
- Sariawan

3. Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Dx. Keperawatan Intervensi
Hasil
Defisit Nutrisi (D.0019) Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi
(1.03119)
Defisit nutrisi b.d. Setelah dilakukan
Ketidakmampuan menelan pemeriksaan selama 3x24 Observasi
makanan d.d. jam diharapkan status - Identifikasi status
DS : nutrisi membaik dengan nutrisi
- Pasien mengeluh kriteria hasil : - Identifikasi
kram atau nyeri makanan yang
abdomen 1. Porsi makan yang disukai
- Pasien mengeluh dihabiskan - Identifikasi
nafsu makan meningkat kebutuhan kalori
menurun 2. Kekuatan otot dan jenis nutrien
- Pasien mengeluh pengunyah - Identifikasi
cepat kenyang meningkat perlunya
setelah makan. 3. Kekuatan otot penggunaan selang
DO : menelan meningkat nasogastrik
- Pasien tampak berat 4. Verbalisasi - Monitor asupan
badan menurun keinginan untuk makanan
minimal 10% meningkatkan - Monitor berat
dibawah rentang nutrisi meningkat badan
ideal 5. Pengetahuan Terapeutik
- Otot pengunyah tentang pilihan - Lakukan oral
lemah makanan yang hygiene sebelum
- Otot menelan sehat meningkat makan, jika perlu
lemah 6. Pengetahuan - Fasilitasi
- Sariawan tentang standar menentukan
asupan nutrisi yang pedoman diet (mis.
tepat meningkat piramida makanan)
7. Penyiapan dan - Sajikan makanan
penyimpangan secara menarik dan
makanan yang suhu yang sesuai
aman meningkat - Berikan makanan
8. Perasaan cepat tinggi serat untuk
kenyang menurun mencegah
9. Nyeri abdomen konstipasi
menurun - Berikan makanan
10. Berat badan tinggi kalori dan
membaik tinggi protein
11. Indeks massa - Berikan suplemen
tubuh (IMT) makanan, jika
membaik perlu
12. Frekuensi makan - Hentikan
membaik pemberian makan
13. Nafsu makan melalui selang
membaik nasogastrik jika
asupan ortal dapat
ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
- Anjarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. pereda
nyeri), jika perlu
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan, jika
perlu

D. KONSTIPASI
1. Analisa Data
Data Penyebab/Etiologi Masalah
DS : Melahirkan Konstipasi (D.0049)
- Klien mengatakan ↓
belum BAB 6 hari Penekanan pada rectum
setelah ↓
melahirkan. Rektokel
- Klien mengatakan ↓
mengeluarkan Konstipasi
feses lama dan
sulit mengejan.
- Klien mengatakan
takut untuk
mengejan dengan
keras saat
mencoba BAB.
DO :
- Peristaltik usus
menurun 3 x/menit
- Kelemahan umum
- Teraba massa pada
rektal.

2. Diagnosa Keperawatan
Konstipasi b.d. ketidakadekuatan toileting d.d.
DS:
- Klien mengatakan belum BAB 6 hari setelah melahirkan
- Klien mengatakan mengeluarkan feses lama dan sulit mengejan
- Klien mengatakan takut untuk mengejan dengan keras saat mencoba BAB
DO:
- Peristaltik usus menurun 3 x/menit
- Kelemahan umum
- Teraba massa pada rektal

3. Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Dx. Keperawatan Intervensi
Hasil
Konstipasi (D.0049) Eliminasi Fekal Manajemen Konstipasi
(L.04033) (I.04155)
Konstipasi b.d.
ketidakadekuatan toileting Setelah dilakukan Observasi
d.d. pemeriksaan selama 2x24 - Periksa tanda dan
DS: jam diharapkan eliminasi gejala konstipasi
- Klien mengatakan fekal membaik dengan - Periksa pergerakan
belum BAB 6 hari kriteria hasil: usus
setelah melahirkan. 1. Peristaltik usus - Identifikasi faktor
membaik 5 x/menit risiko konstipasi.
- Klien mengatakan 2. Keluhan defekasi Terapeutik
mengeluarkan feses lama dan sulit - Lakukan masase
lama dan sulit menurun abdomen, jika
mengejan. 3. Teraba massa pada perlu
- Klien mengatakan rectal menurun - Berikan enema
takut untuk 4. Mengejan saat atau irigasi, jika
mengejan dengan defekasi menurun perlu
keras saat mencoba Edukasi
BAB - Jelaskan etiologi
DO : masalah dan alasan
- Peristaltik usus tindakan
menurun 3 x/menit - Anjurkan
- Kelemahan umum peningkatan asupan
- Teraba massa pada cairan, jika tidak
rektal ada kontra indikasi
- Ajarkan cara
mengatasi
konstipasi
Kolaborasi
- Kolaborasi
penggunaan obat
pencahar, jika perlu

E. GANGGUAN RASA NYAMAN


1. Analisa Data
Data Penyebab/Etiologi Masalah
DS : Estrogen & progesteron Gangguan Rasa Nyaman
- Pasien mengeluh menurun (D.0074)
tidak nyaman ↓
- Pasien mengeluh Prolaktin meningkat
tidak mampu rileks ↓
DO : Isapan bayi tidak adekuat

- Pasien terlihat Pembendungan ASI
gelisah ↓
- Pasien Payudara bengkak
menunjukan gejala ↓
distres Gangguan rasa nyaman :
- Pasien tampak Nyeri
meringis
- Postur tubuh
berubah

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman b.d.Gangguan adaptasi kehamilan d.d.
DS :
- Pasien mengeluh tidak nyaman
- Pasien mengeluh tidak mampu rileks
DO :
- Pasien terlihat gelisah
- Pasien menunjukan gejala distres
- Pasien tampak meringis
- Postur tubuh berubah

3. Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Dx. Keperawatan Intervensi
Hasil
Gangguan Rasa Nyaman Status Kenyamanan Manajemen Nyeri
(D.0074) (L.08064) (I.08238)

Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan Observasi


b.d.Gangguan adaptasi keperawatan selama 3x24 - Identifikasi lokasi,
kehamilan d.d. jam diharapkan status karakteristik,
DS: kenyamanan meningkat durasi, frekuensi,
- Pasien mengeluh dengan kriteria hasil : kualitas, intensitas
tidak nyaman 1. Gelisah menurun nyeri
- Pasien mengeluh 2. Keluhan merintih - Identifikasi skala
sulit tidur menurun nyeri
- Pasien mengeluh 3. Postur tubuh - Identifikasi respons
tidak mampu rileks membaik nyeri non verbal
DO : 4. Keluhan tidak - Identifikasi faktor
- Pasien terlihat nyaman menurun yang memperberat
gelisah 5. Keluhan sulit tidur dan memperingan
- Pasien tampak menurun nyeri
merintih 6. Pola tidur Terapeutik
- Postur tubuh membaik - Berikan teknik
berubah 7. Rileks meningkat terapi pijat untuk
8. Perawatan sesuai mengurangi rasa
kebutuhan nyeri
meningkat - Fasilitasi istirahat
dan tidur
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu

F. RISIKO SYOK
1. Analisa Data
Data Penyebab/Etiologi Masalah
DS : Perdarahan Risiko Syok (D.0039)
- Klien mengeluh ↓
pusing Kekurangan volume cairan
- Klien mengatakan ↓
merasa lemah Hipotensi
DO: ↓
- TD: 90/60 mmHg Risiko Syok
- Konjungtiva
anemis +/+

2. Diagnosa Keperawatan
Risiko syok d.d.
DS:
- Klien mengeluh pusing
- Klien mengatakan merasa lemah
DO:
- TD: 90/60 mmHg
- Konjungtiva anemis +/+

3. Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Dx. Keperawatan Intervensi
Hasil
Risiko Syok (D.0039) Tingkat Syok (L.03032) Pencegahan Syok
(I.02068)
Risiko syok d.d. Setelah dilakukan
DS: pemeriksaan selama 2x24 Observasi
- Klien mengeluh jam diharapkan tingkat - Monitor status
pusing syok menurun dengan kardiopulmonal
- Klien mengatakan kriteria hasil : (frekuensi dan
merasa lemah 1. Tekanan darah kekuatan nadi, TD)
DO: sistolik membaik - Monitor status
- TD: 80/50 mmHg 120 mmHg cairan (intake dan
output, CRT)
- Konjungtiva 2. Tekanan darah Terapeutik
anemis +/+ diastolik membaik - Pasang jalur IV
- Nadi melemah 90 mmHg - Pasang kateter
- CRT > 3 detik 3. Kekuatan nadi urine untuk menilai
- meningkat produksi urin, jika
4. Pengisian kapiler perlu
membaik Edukasi
- Jelaskan
penyebab/faktor
risiko syok
- Jelaskan tanda dan
gejala awal syok
- Anjurkan melapor
jika menemukan/
merasakan tanda
dan gejala awal
syok
- Anjurkan
memperbanyak
asupan oral
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian IV, jika
perlu
- Kolaborasi
pemberian transfusi
darah, jika perlu

G. PENAMPILAN PERAN TIDAK EFEKTIF


1. Analisa Data
Data Penyebab/Etiologi Masalah
DS : Penampilan Peran Tidak
Kelahiran bayi
Efektif (D.0125)
- Pasien mengeluh ↓
bingung
Perubahan peran dalam
menjalankan peran keluarga
- Pasien mengeluh

merasa cemas
- Pasien mengatakan Tidak mampu
menyesuaikan peran yang
tidak puas
diharapkan
menjalankan peran

- Pasien mengatakan
harapannya tidak Perubahan peran
terpenuhi

DO :
- Terdapat konflik Penampilan peran tidak
peran efektif
- Pasien terlihat
depresi
- Kurangnya
dukungan sosial

2. Diagnosa Keperawatan
Penampilan peran tidak efektif b.d. perubahan peran d.d.
DS :
- Pasien mengeluh bingung menjalankan peran
- Pasien mengeluh merasa cemas
- Pasien mengatakan tidak puas menjalankan peran
- Pasien mengatakan harapannya tidak terpenuhi
DO :
- Terdapat konflik peran
- Pasien terlihat depresi
- Kurangnya dukungan sosial

3. Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Dx. Keperawatan Intervensi
Hasil
Penampilan Peran Tidak
Efektif (D.0125) Penampilan Peran Dukungan Penampilan
(L.09082) Peran (I.13478)

Penampilan peran tidak Setelah dilakukan tindakan Observasi


efektif b.d. Perubahan keperawatan selama 3x24
jam penampilan peran - Identifikasi
peran d.d. tidak efektif membaik
DS : dengan kriteria hasil : berbagai peran dan

- Pasien mengeluh periode transisi


1. Verbalisasi
bingung sesuai tingkat
kepuasan peran
menjalankan peran cukup meningkat perkembangan
2. Adaptasi peran - Identifikasi adanya
- Pasien mengeluh
meningkat
merasa cemas peran yang tidak
3. Verbalisasi
- Pasien mengatakan perasaan bingung terpenuhi

tidak puas menjalankan peran


cukup menurun Terapeutik
menjalankan peran 4. Verbalisasi
- Pasien mengatakan perasaan cemas - Fasilitasi adaptasi
harapannya tidak menurun peran keluarga
5. Kemampuan
terpenuhi terhadap perubahan
menghargai diri
DO : sendiri peran yang tidak
- Terdapat konflik diinginkan
peran - Fasilitasi diskusi
- Pasien terlihat
tentang peran
depresi
- Kurangnya orang tua
dukungan sosial
Edukasi

- Diskusikan
perilaku yang
dibutuhkan untuk
pengembangan
peran
- Diskusikan strategi
positif untuk
mengelola
perubahan peran
- Ajarkan perilaku
baru yang
dibutuhkan oleh
pasien/orang tua
untuk memenuhi
peran

Kolaborasi

- Rujuk dalam
kelompok untuk
mempelajari peran
baru

Anda mungkin juga menyukai