K F
Dengan diagnosa ESRD On HD e.c Hipertensi
Kasus Hipotensi dan Kram Otot Intra Dialisis
Kelompok 5
Heri Kusaeri
Ria Puspita
Rinrin Oktaviani
Taufik Hidayat
Vega Arya Yudhistira
LATAR BELAKANG
Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu masalah
kesehatan dunia hingga saat ini, karena jumlah penderita
terus meningkat serta menimbulkan morbiditas dan mortalitas
yang tinggi.
Penyakit ginjal kronis adalah penurunan fungsi ginjal secara
progresif dan irreversibel, sehingga ginjal tidak dapat
membuang cairan yang berlebih dan sisa metabolisme
secara optimal.
Hemodialisis dapat menggantikan fungsi ginjal yang
terganggu, namun tetap saja menimbulkan komplikasi yang
membahayakan kondisi pasien. Salah satu komplikasi yang
paling umum terjadi selama hemodialisis atau yang lebih
dikenal dengan komplikasi intradialisis adalah hipotensi dan
kram otot.
HIPOTENSI???
Zat osmotik seperti manitol, albumin, atau cairan hipertonis akan memfasilitasi
perpindahan air dari kompartemen intersisial dan intraseluler ke dalam
kompartemen pembuluh darah.
Dosis bolus dilusi kecil (0,2-0,3 mg) vasopressor seperti metaraminol bitartrate
dapat diberikan melalui jalur darah vena atau venous blood line (VBL) dan
setelah terbukti efektif dalam meningkatkan tekanan darah (Kallenbach, 2012).
KASUS DAN PEMBAHASAN
1. IDENTITAS PASIEN 2. IDENTITAS
Nama : Ny .N
PENANGGUNG
Umur : 54 tahun
TTL
JAWAB
: 22 Desember 1969
Agama : Islam
Pendidikan : SMA Nama : Tn. S
Dialisis ke : 55 Hubungan : suami
Tgl masuk : 19 oktober 2023
Tgl Pengkajian Pekerjaan : dagang
: 19 oktober 2023
Diagnosa : CKD on HD ec Alamat : Jln Bukit
Hipertensi
Jarian No 43
Alamat : Jln Bukit Jarian No 43
RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pada saat pengkajian pasien mengeluh lemas,pusing dan
diare
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada saat pengkajian tanggal 19 oktober 2023, pasien
mengeluh lemas, pasien mengeluh pusing,pandangan
gelap disertai diare dengan frekuensi sehari 5 kali
konsistensi cair
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengalami hipertensi dan GGK
PEMERIKSAAN FISIK
Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva tidak anemis, tidak ada sianosis,klien
tampak pucat, CRT< 2dtk,tidak ada peningkatan vena
jugularis, N 50x/mnit, TD 85/52 mmHg
Sistem Pencernaan
Mukosa bibir simetris, tidak terdapat stomatitis, reflek
menelan baik, tidak terdapat distensi abdomen, tidak
terdapat nyeri tekan abdomen, BAB cair, frekuensi 5x
PRESKRIPSI HEMODIALISIS
Dialisis Ke : 55 Program HD
Mesin no : G104 UF Goal : 3000
Tipe dialyzer : ABN TD : 5 jam
Jenis Dialisat Base Na : 138
: Bicarbonat,
Kalium 2,0 QB : 150
Conductivity : 13,8 Suhu Mesin : 36,5
2 Resiko syok berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 jam Manajemen syok :
hipotensi diharapkan resiko syok dapat teratasi dengan kriteria : 1. Monitor oksigenasi
1. Akral dingin menurun 2. Monitor TTV
2. Saturasi meningkat 3. Berikan oksigen untuk mempertahankan satu
3. Frekuensi nadi membaik rasi oksigen
4. Tekanan darah membaik 4. Posisikan pasien trendelenbuurg
5. Kolaborasi pemberian cairan IV issotonis
(NaCl,RL)
6. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis
( glukosa 2,5%,NaCl 0,4)
IMPLEMENTASI
No Tanggal/Jam Implementasi Dp Paraf
1 Kamis 19/10/2023 Mengobservasi tanda-tanda vital 1
Heri, Taufik, Vega, Rinrin, Ria
07.00 TD : 85/52mmhg
Nadi : 50x/menit
Rr :20 x/menit
SPO2 97%
07.10 Kolaborasi pemberian cairan IV NaCl 0,9% 300 CC
07.15 Kolaborasi pemberian cairan IV D40% 25 ml
Melakukan TTV
TD : 115/75
N : 66 x/menit
RR : 20 x/menit
07.20 Hemodialisa di mulai
08.00 Mengobservasi tanda-tanda vital
TD : 120/75mmhg
N : 70x/menit
RR : 20 x/menit
09.00 Mengobservasi tanda-tanda vital
TD : 100/60mmhg
N : 72x/menit
RR : 20 x/menit
10.00 Mengukur tanda-tanda vital
TD : 110/77mmhg
N : 78 x/menit
RR : 20 x/menit
11.00 Mengukur tanda-tanda vital
TD : 115/88mmhg
N : 77x/menit
RR : 20 x/menit
12.00 Mengukur tanda-tanda vital
TD : 110x/77mmhg
N : 66 x/menit
RR : 20 x/menit
2 Kamis Mengobservasi tanda-tanda vital 2 Heri, Taufik, Vega, Rinrin, Ria
19-10-2023 TD : 85/52mmhg
07.00 Nadi : 50x/menit
Rr :20 x/menit
SPO2 97%
07.10 Kolaborasi pemberian cairan IV NaCl 0,9% 300 CC
Kolaborasi pemberian cairan IV D40% 25 ml
07.15 Melakukan TTV
TD : 115/75
N : 66 x/menit
RR : 20 x/menit
08.00 Mengobservasi tanda-tanda vital
TD : 120/75mmhg
N : 70x/menit
RR : 20 x/menit
09.00 Mengobservasi tanda-tanda vital
TD : 100/60mmhg
N : 72x/menit
RR : 20 x/menit
10.00 Mengukur tanda-tanda vital
TD : 110/77mmhg
N : 78 x/menit
RR : 20 x/menit
11.0 Mengukur tanda-tanda vital
TD : 115/88mmhg
N : 77x/menit
RR : 20 x/menit
12.00 Mengukur tanda-tanda vital
TD : 110x/77mmhg
N : 66 x/menit
RR : 20 x/menit
EVALUASI
No Hari/Tanggal Dp Evaluasi Paraf
1 Kamis 19/10/2023 1 S:
Heri, Taufik, Vega, Rinrin,
Pasien mengatakan lemah
Ria
berkurang
O:
TD : 110x/77mmhg
N : 66 x/menit
RR : 20 x/menit
A : masalah teratasi
P: lanjutkan program HD
sesuai jadwal rutin
Hipotensi yang terjadi pada proses cuci darah atau hemodialisa dapat diatasi
dengan pemberian cairan fisiologis seperti NaCl 0,9% dengan jumlah sesuai
kebutuhan atau pun dengan cairan hipertonis seperti Dextrose 40%. Dengan
begitu cairan di dalam tubuh akan kembali normal dan hipotensi dapat teratasi
THANKS
FOR
WATCHING