Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN DEHIDRASI

ARSY ANANTA BAHAROEDDIN

14220200057

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih
banyak dari pada jumlah cairan yang masuk. Pengeluaran air harus seimbang dengan
pemasukan air, apabila terjadi ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh, akan
timbul kejadian dehidrasi (Almatsier,2009).
2. Etiologi
Etiologi dehidrasi antara populasi anak, dewasa dan lansia berbeda. Penyebab
tersering dehidrasi pada anak adalah diare. Sedangkan pada populasi dewasa dan
lansia disebabkan oleh kurangnya asupan oral. Faktor risiko dehidrasi pada anak-
anak dan orang dewasa terdiri dari keadaan yang menyebabkan asupan cairan
terganggu dan peningkatan pengeluaran cairan tubuh.
3. Patofisiologi
Defisit cairan dapat disertai gangguan keseimbangan kadar elektrolit. Berdasarkan
proses patofisiologinya, dehidrasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu dehidrasi
isotonic, dehidrasi isotonik, dan dehidrasi hipertonik.Dehidrasi isotonik (isonatremik)
merupakan keadaan dimana defisit cairan yang dialami oleh tubuh sebanding
dengan defisit natrium, sehingga volume cairan ekstraseluler akan berkurang, dan
perfusi ke jaringan akan menurun. Dehidrasi hipotonik (hiponatremia) merupakan
keadaan dimana defisit natrium lebih besar dibandingkan defisit cairan. Penyebab
utama dehidrasi hipotonik adalah muntah, diare (gastroenteritis), berkeringat,
hiperventilasi, perdarahan, olahraga, dan kelainan pada ginjal yang menyebabkan
ekskresi elektrolit berlebih. Dehidrasi hipertonik (Hiponatremia) merupakan keadaan
dimana defisit air lebih besar dibandingkan defisit natrium. Dehidrasi tipe ini dapat
terjadi ketika rasio BUN terhadap kreatinin ≥20 atau kadar natrium ≥150 mmol/L.
Peningkatan kadar natrium pada plasma akan meningkatkan osmolalitas, yang
mengakibatkan cairan akan berpindah ke kompartemen ekstraseluler, termasuk
pada jaringan otak, yang dapat menyebabkan penyusutan volume otak dan
perdarahan intraserebral atau subarachnoid.

PATHWAY DEHIDRASI
4. Manifestasi Klinis
 Rasa haus.
 Urine yang berwarna kuning gelap atau pekat.
 Frekuensi dan volume buang air kecil mengalami penurunan.
 Mulut terasa kering dan lengket.
 Menjadi lebih mudah mengantuk dan mudah lelah.
 Sering sakit kepala dan kesulitan berkonsentrasi.
 Mengalami kram otot.
 Tubuh demam.
5. Pemeriksaan diagnostic/penunjang
Tidak ada pemeriksaan gold standard untuk menegakkan derajat dan penyebab
dehidrasi. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:

1. Pemeriksaan Darah Lengkap


Peningkatan sel darah putih dapat menjadi petunjuk adanya proses infeksi atau
sepsis. Kadar. hematokrit biasanya juga meningkat pada pasien dehidrasi.
2. Pemeriksaan Elektrolit
Dehidrasi dapat disertai hiponatremia atau hipernatremia. Pada pasien yang
mendapat terapi diuretik atau muntah, dapat juga mengalami hipo atau
hiperkalemia.
3. Pemeriksaan Analisa Gas Darah
Pasien dengan dehidrasi berat dapat mengalami asidosis yang ditandai
peningkatan kadar laktat dan penurunan kadar bikarbonat.
4. Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Kadar Ureum dan kreatinin dapat meningkat akibat hipoperfusi renal.
5. Urinalisis
Adanya keton atau glukosa yang terdeteksi pada urinalisis dapat memberi
petunjuk ketoasidosis diabetik (KAD) sebagai penyebab dehidrasi.
6. Komplikasi
 Volume darah rendah, hal ini memicu turunnya tekanan darah dan jumlah
oksigen yang dialirkan ke seluruh tubuh. Jika dibiarkan hal ini bisa memicu
kematian.
 Kejang, karena ketidakseimbangan elektrolit.
 Penyakit ginjal, seperti batu ginjal, infeksi saluran kemih, dan gagal ginjal.
 Cedera akibat panas, mulai dari kram ringan, kelelahan akibat panas (heat
exhaustion), dan heat stroke.
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dehidrasi bertujuan untuk mengganti defisit cairan dan
keseimbangan kadar elektrolit. Pemberian pasien yang mengalami peningkatan
pengeluaran cairan, seperti pada pasien yang mengalami demam, muntah, atau
diare, jumlah cairan yang keluar harus diperhitungkan untuk menentukan strategi
rehidrasi cairan pasien. Terapi simtomatik untuk mengurangi muntah atau frekuensi
diare dapat diberikan untuk mengurangi jumlah cairan yang keluar dari tubuh.

B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian riwayat pasien dan keluarga
- Identitas klien
- Keluhann utama
- Riwayat kesehatan
- Riwayat imunisasi
- Riwayat tumbuh kembang badan
- Riwayat nutrisi
- Riwayat psikososial
- Riwayat spiritual
- Reaksi hospitalisasi
- Aktivitas sehari-hari
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan tingkat perkembangan
- Tes diagnostic
- Terapi saat ini

2. Data Fokus

Dehidrasi Vomiting
DS : DS :
-Ibu klien mengatakan anaknya muntah - Ibu klien mengatakan anaknya muntah
tiap kali makan/minum. disertai bercak darah.
DO : DO :
-klien nampak lemah -Klien Nampak lemah
TTV TTV
N : 110X/menit N : 110X/menit
S : 36,50C S : 36,50C
P : 20X/Menit P : 20X/Menit
3. Analisa data

DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
DS :
-Ibu klien Dehidrasi

mengatakan anaknya
muntah tiap kali
makan/minum.
DO :
-klien nampak lemah
TTV
N : 110X/menit
S : 36,50C
P : 20X/Menit

DS :
- Ibu klien
Vomiting
mengatakan anaknya
muntah disertai
bercak darah.
DO :
-Klien Nampak
lemah
TTV
N : 110X/menit
S : 36,50C
P : 20X/Menit

4. Prioritas diagnosa
- Dehidrasi
- Vomiting

5. Rencana keperawatan

N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL


O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL TINDAKAN
1 Dehidrasi
.

6. Implementasi dan evaluasi

NO DIAGNOSA PUKUL IMPLEMENTASI EVALUASI

1. Dehidrasi 10.00 WITA S ; Ibu klien


mengatakan anaknya
muntah .

O : Keadaan umum
lemah
N : 110X/menit
S : 36,50C
P : 20X/Menit

A : Kurang volume
cairan

P : - Obs. KU dan
TTV
- Kolaborasi pemb.
obat melalui infus

2. Vomiting 15.00 WITA S : Ibu klien


mengatakan anaknya
muntah tiap kali
makan/minum, lemas.

O : KU lemah
N : 110X/menit,
S: 36,50C,
P : 20X/menit.
A: Vomiting +
dehidrasi

P : Sudah lapor dokter


DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Haryanto. 2007. Konsep Dasar Keperawatan dengan Pemetaan Konsep. Jakarta : Salemba
medika.

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction.
Modric J. Dehydration types: Pathophysiology, lab test and values. eHealthstar .2013 July
31.

Anda mungkin juga menyukai