Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

Dyspepsia syndrome

OLEH:

Rika Suryani, Amd.Kep


NIK: 02.9822.133

Capella

RUMAH SAKIT GADING MEDIKA


KOTA BENGKULU
TAHUN 2022
1. Konsep dyspepsia syndrome
A. Pengertian
Dyspepsia atau dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis
yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap
atau mengalami kekambuhan (Arif, 2018). Dyspepsia merupakan
kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual,
kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang, sendawa (Dharmika,
2019).Sedangkan menurut Aziz 2018), sindrom dyspepsia merupakan
kumpulan gejala yang sudah dikenal sejak lama, terdiri dari rasa nyeri
epigastrium, kembung, rasa penuh, serta mual-mual
B. Etiologi
1. Perubahan pola makan
2. Pengaruh obat-obatan yang di makan secara berlebihan.
3. Konsumsi alcohol
4. Dan pola piker atau stress
Dan dyspepsia juga dapat menandakan terjadinya keadaan abnormal
pada system pencernaan lainnya seperti gastritis, ulkus peptikum,
pankreatitits atau penyakit keganasan pada lambung lainnya.
C. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak
jelas, zat-zatseperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan
stres, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan
kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung
akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang
terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla
oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik
makanan maupun cair.
D. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala di tandai dengan nyeri ulu hati, nyeri ulu (abdominal
discomfort), mual muntah, rasa cepat kenyang, kembung dan sesekali
terdapat rasa panas di dada dan perut.

E. Penatalaksanaan medik
1. Penatalaksanaan non farmakologis
a. atur pola makan
b. menghindari makanan yang dapat memicu asam lambung seperti
yang bersifat asam, yang mengandung santan, dan makanan yang
terlalu pedas.
c. Tidak mengkonsumsi alcohol yang berlebihan.
2. Penatalaksanaan secara farmakologis
Obat- obatan yang di berikan meliputi antacid (menetralkan asam
lambung) golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam
lambung) dan prokinetik (mencegah terjadinya muntah dan mual).

F. Pemeriksaan diagnostic
1. Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan
untuk menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis
kronik, diabets mellitus, dan lainnya. Pada dispepsia fungsional
biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.
2. Radiologis Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu
penyakit di saluran makan. Setidak-tidaknya perlu dilakukan
pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan bagian atas, dan
sebaiknya menggunakan kontras ganda.
G. Komplikasi dyspepsia
a. Ulkus peptikum
b. Perforasi lambung
c. Anemia
d. Inflamasi faring dan laring
DAFTAR PUSTAKA

Bobak (2013) buku Ajar Keperawatan Maternitas Jakarta:EGC

Carpenito, L. J. (2014). Diagnosa Keperawatan : Aplikasi pada Praktek Klinik


(Terjemahan). Edisi 6. Jakarta: EGC.

Doenges, Marilyn E & Moorhouse Frances M (2012). Rencana Perawatan


Maternal/Bayi: pedoman untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan
klien. Jakarta : ECG,2012.
LAPORAN KASUS

A. Identitas pasien
No rm : 040512
Nama : ny H
Ruang rawat inap : Capella RSGM
Jenis kelamin : perempuan
Tanggal lahir : 20/06/1987
Usia : 49
Agama : islam
Alamat : tumbuan, lubuk sandi
Masuk RS : 09-11-22
Diagnosa : dyspepsia syndrome
Tanggal pengkajian : 09-12-22

B. Keluhan utama
Mual muntah setiap makan dan minum.

C. Riwayat penyakit saat ini


Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Gading Medika dengan keluhan
nyeri ulu hati dan mual muntah, terasa panas di tenggorokan, nyeri di
rasakan terus menerus, muntah kurang lebih 4 x sebelum masuk rumah
sakit, pasien tidak selera makan dan setiap makan pasien muntah.

D. Riwayat penyakit dahulu


Sebelumnya pasien pernah di rawat di rumah sakit karena demam.

E. Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada keluarga yang menderita penyakit serupa.

F. Pemeriksaan fisik
Tampak lemah skala nyeri 3 pasien tampak meringis dan mual sesekali
memegang daerah abdomen.
Kesadaran: compos mentis GCS 15: motorik 4: verbal: 5 e: 6
Tanda tanda vital: TD 120/90 mmhg N: 82x/m P: 23x/m S: 36,5c

G. Pemeriksaan generalis pasien


a. Kepala: bentuk kepala normal, muka simetris, rambut hitam, kepala
bersih
b. Mata : mata lengkap, simetris, conjugtiva merah muda, adanya refleks
cahaya pada pupil isokor dan tidak ada kelainan.
c. Tht : tidak ada pernafasan cuping hidung, keadaan mukosa bibir kering,
lidah terlihat bersih, tidak terdapat gigi yang rusak, telinga bentuknya
sedang, simetris, lubang telinga bersih, tidak ada serumen.
d. Leher : kelenjar getah bening tidak teraba, tiroid tidak ada.
e. Thorax : tidak ada sesak nafas, tidak batuk, bentuk dada simetris
f. Jantung : pada pemeriksaan inspeksi CRT <2detik ,tidak ada sianosis,
akral hangat.
g. Abdomen : bentuk simetris ,perut terasa nyeri saat ditekan, perut tampak
kembung.
h. Ekstremitas : akral hangat, pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan
ekstremitas, dan tidak ada piting edema.

H. Pemeriksaan penunjang
No rm : 040512
Nama : Ny. H
Tanggal lahir : 20/06/1987
Alamat : tumbuan, lubuk sandi

Hemoglobin Hemoglobin : 14,7


(L:13,2-17,9 g/dl) ( P: 11,7-15,5)
Hematokrit Hematokrit : 37
(L:40-52%) (P: 35-47 g/dl )
Trombosit Trombosit : 276.000 ( 150.000-440.000)
Leukosit 9.700
( L: 3800-10.800 /dl) ( P: 3.600-11.000/ dl)
Gluosa sewaktu 90 ( 74-106 mg/dl)

I. Analisa data
N ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH
o
1 DS: Mual muntah Resiko
- mual muntah. kekurangan
volume cairan
DO:
- TD: 120/90 mmhg N:
82x/m P: 23x/m S: 36,5
- Pasien tampak muntah
sesekali dan mual

2 DS: Mual muntah Resiko ketidak


- pasien mengatakan tidak seimbangan
nafsu makan nutrisi dari
- di rumah sakit pasien kebutuhan
muntah 2 kali.
- Porsi makan

DO:
- pasien tampak mual
- Mukosa bibir pucat
- TD: 120/90 mmhg
N: 82x/m P: 23x/m
S: 36,5
J. Diagnosa keperawatan
1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual,
muntah.
2. Resiko ketidak seimbangan nutrisi dari kebutuhan

K. Intervensi keperawatan

Hari / Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


tangga keperawatan
l
Rabu, Resiko See Setelah dilakukan Tindakan 1. Kaji tingkat tingkat
09- kekurangan keperawatan selama 3x8 jam hidrasi pasien.
11/22 volume diharapkan keluhan mual 2. Anjurkan pasien
cairan muntah dapat teratasi dengan banyak minum air
kriteria hasil: putih.
- tidak ada tanda- tanda 3. Kolaborasi pemberian
dehidrasi, membrane cairan iv.
mukosa tidak pucat dan
kering.
Rabu, Resiko Setelah dilakukan Tindakan 1. Pantau intake makanan
09- ketidak keperawatan selama 3x8 jam yang masuk.
11/22 seimbangan diharapkan nutrisi dapat 2. Kaji adanya alergi
nutrisi dari terpenuhi dengan kriteria pada makanan atau
kebutuhan hasil: tidak.
- mampu mengenali tanda- 3. Anjurkan makan
tanda malnutrisi, tidak ada sedikit tapi sering.
tanda malnutrisi. 4. Catat jika ada mual
- Tidak terjadi penurunan muntah pada setiap
berat badan. pengkjian pershift.
5. Memberikan terapi
obat.
L. Implementasi dan evaluasi
Diagnosa Implementasi Evaluasi(SOAP) Paraf
keperawatan
Resiko 1. Mengkaji tingkat hidrasi S: os mengatakan mual,
kekurangan pasien. dan muntah sebanyak 2
volume 2. menganjurkan pasien banyak kali
cairan minum air putih. O: pasien tampak lemas,
3. Mengkolaborasikan mukosa bibir tampak kering

09/11/2022 pemberian cairan iv ringer TD: 120/90 mmhg N:


Jam 11.30 laktat xx tpm 82x/m P: 23x/m S: 36,5
- Injeksi ondansentron A: masalah belum teratasi
- Injeksi ranitidin P: intervensi dilanjutkan
- Magalat syr
Resiko 1. Memantau intake makanan S: pasien mengatakan
ketidak yang masuk mual berkurang dan
seimbangan 2. Mengkaji adanya alergi pada muntah 2 kali
nutrisi dari makanan atau tidak O: k/u pasien tampak
kebutuhan 3. Menganjurkan makan lemas dan makanan hanya
sedikit tapi sering di habiskan setengah porsi
4. Mencatat jika ada mual saja.
09/11/2022 muntah pada setiap TD: 120/90 mmhg N:
Jam 12.00. pengkajian pershift 82x/m P: 23x/m S: 36,5
5. Memberikan terapi obat. A: masalah belum teratasi
Magalat sirup. P: intervensi di lanjutkan.
Resiko 1. Mengkaji tingkat hidrasi S: os mengatakan mual
kekurangan pasien. muntah hanya 1 kali.
volume 2. menganjurkan pasien banyak O: pasien tampak lemas,
cairan minum air putih. TD: 120/85 mmhg N:
3. Mengkolaborasikan pemberian 82x/m P: 22x/m S: 36,5
10/11/2022 cairan iv ringer laktat xx tpm A: masalah belum teratasi
Jam 11.00 - Injeksi ondansentron P: intervensi dilanjutkan
- Injeksi ranitidin
- Magalat syr
Resiko 1. Memantau intake makanan S: pasien mengatakan
ketidak yang masuk mual berkurang dan
seimbangan 2. Mengkaji adanya alergi pada muntah 1 kali
nutrisi dari makanan atau tidak O: k/u pasien tampak
kebutuhan 3. Menganjurkan makan lemas dan makanan hanya
sedikit tapi sering di habiskan setengah porsi
4. Mencatat jika ada mual saja.
10/11/2022 muntah pada setiap A: masalah teratasi
Jam 12.00. pengkajian pershift Sebagian
5. Memberikan terapi obat. P: intervensi di lanjutkan.
Magalat sirup.
Resiko 1. Mengkaji tingkat hidrasi S: os mengatakan minum
kekurangan pasien. sedikit karena mual dan
volume 2. menganjurkan pasien banyak muntah.
cairan minum air putih. O: pasien tampak lemas
3. Mengkolaborasikan A: masalah teratasi
11/11/2022 pemberian cairan iv ringer P: intervensi dilanjutkan
Jam 14.00 laktat xx tpm
Resiko 1. Memantau intake makanan S: pasien mengatakan
ketidak yang masuk mual berkurang dan tidak
seimbangan 2. Mengkaji adanya alergi pada muntah.
nutrisi dari makanan atau tidak O: k/u pasien tampak
kebutuhan 3. Menganjurkan makan lemas dan makanan di
sedikit tapi sering habiskan satu porsi
4. Mencatat jika ada mual A: masalah teratasi
11/11/2022 muntah pada setiap P: intervensi di hentikan
Jam 14.00 pengkajian pershift
5. Memberikan terapi obat.
- Injeksi ondansentron
- Magalat sirup.

Anda mungkin juga menyukai