Anda di halaman 1dari 19

Idiopathic Thrombocytopenic Purpura

ITP (IDIOPATHIC
THROMBOCYTOPENIC PURPURA)
Nama Kelompok:

Ferita Erviningsih
Inayatul Insiya
Oktavia Indah L.D
Suriyanti Putri Aryani
Tina Oktaviana
Pungki Dwi Permana
Idiopathic Thrombocytopenic Purpura

ITP adalah singkatan dari Idiopathic


Thrombocytopenic Purpura. Idiopathic berarti tidak
diketahui penyebabnya. Thrombocytopenic berarti
darah yang tidak cukup memiliki keping darah
(trombosit). Purpura berarti seseorang memiliki luka
memar yang banyak (berlebihan). Idiophatic
(Autoimmune) Trobocytopenic Purpura (ITP/ATP)
merupakan kelainan autoimun dimana autoanti body Ig
G dibentuk untuk mengikat trombosit.
Idiopathic Thrombocytopenic Purpura

ITP dapat dibagi menjadi 2 :


1. ITP Akut, ITP akut sering dijumpai pada anak, jarang pada
umur dewasa. awitan penyakit biasanya mendadak, riwayat
infeksi sering mengawali terjadinya perdarahan berulang,
sering dijumpai eksantem pada anak-anak (Rubeola dan Rubella)
dan penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh virus
merupakan 90% dari kasus pediatric Trombositopenia
Monologik.

2. ITP Kronik, Awitan ITP kronik tidak menentu, riwayat


perdarahan sering dari ringan sampai sedang, infeksi dan
pembesaran lien jarang terjadi, serta memiliki perjalanan klinis
yang fluktuatif.
Idiopathic Thrombocytopenic Purpura

Patologi dan Patofisiologi


ITP
Kerusakan trombosit pada ITP melibatkan
autoantibody terhadap gliko protein yang
terdapat pada membran trombosit.
Adanya perbedaan secara klinis maupun
epidemologis antara ITP akut dan kronis,
menimbulkan dugaan adanya perbedaan
mekanisme patofisiologi terjadinya
trombsitopenia diantara keduanya.
Idiopathic Thrombocytopenic Purpura
WOC ITP
Idiopathic Thrombocytopenic Purpura
Pemeriksaan
Penunjang/Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang Diagnosis
1. Hitung darah lengkap dan jumlah
trombosit menunjukkan penurunan Lamanya perdarahan dapat
hemoglobin, hematokrit, trombosit
(trombosit < 20.000 / mm3).
membantu untuk
2. Anemia normositik: bila lama membedakan ITP akut
berjenis mikrositik hipokrom.
3. Leukosit biasanya normal: bila dan kronik, serta tidak
terjadi perdarahan hebat dapat
terjadi leukositosis. Ringan pada terdapatnya gejala
keadaan lama: limfositosis relative
dan leucopenia ringan.
sistemik dapat
4. Sum-sum tulang biasanya normal, membantu dokter untuk
tetapi megakariosit muda dapat
bertambah dengan maturation menyingkirkan bentuk
arrest pada stadium megakariosit.
5. Masa perdarahan memanjang, masa sekunder dan diagnosis
pembekuan normal, retraksi
pembekuan abnormal, prothrombin
lain.
consumption memendek, test RL (+).
Idiopathic Thrombocytopenic Purpura

Pasien yang mengalami pendarahan parah


membutuhkan transfusi platelet dan
dirawat dirumah sakit .Terapi awal ITP
(standar) :
1.Prednison
2.Imunoglobulin intravena (IgIV)
3.Splenektomi
4.Penanganan Relaps Pertama
5.Terapi PTI Kronik Refrakter
6.Pendekatan Terapi Konvensional Lini Kedua,
7.Pendekatan pasien yang gagal terapi standart dan
terapi lini kedua
Kasus :
Ny. S yang berusia 42 tahun dibawa ke Rumah Sakit
dengan keluhan demam, keletihan, nyeri abdomen,
petekie, dan ekimosis pada kulit, mudah memar,
epistaksis, menoragia, hematuria. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan HR 123 x/menit, RR 25 x/menit,
suhu 38C, TD 150/100 mmHg, Nadi 110x/menit. Dari
hasil pemeriksaan didapatkan bahwa Ny. S mengalami
penurunan BB, lemas karena keletihan, membrane
mukosa kering.
Pengkajian :
DENTITAS KLIEN
Nama : Ny. S
No. Reg : 111902783
Umur : 42 Tahun
Tgl. MRS : 26 Maret2016 (Jam9)
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnosis medis : ITP
Suku/Bangsa : Jawa
Tgl Pengkajian : 27maret 2016
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : S1
Alamat : Jl. Dr. Soetomo 75 Jombang
Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama :
Hematuria
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien mengalami ITP yang ditandai dengan demam, keletihan,
nyeri abdomen, petekie, dan ekimosis pada kulit, mudah memar,
epistaksis, menoragia, hematuria.
3. Riwayat Penyakit Dahulu : -
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
klien tidak memiliki keturunan penyakit yang parah seperti
DM, TBC.
5. Riwayat Penyakit Lingkungan :
Kondisi lingkungan kurang baik atau kumuh. karena dengan
lingkungan yang kumuh, maka bisa menyerang imun pasien
tersebut. Sehingga, virus dapat dengan mudah menyerang
kondisi klien.
Genogram
Pemeriksaan Fisik :
1. Sistem Pernafasan :
Hidung
Inspeksi : Epistaksis
Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir kering
2. Sistem Pencernaan :
Abdomen
Palpasi : Nyeri abdomen
3. Sistem Perkemihan :
Kandung Kemih
Inspeksi : Hematuria
Genetalia eksterna
Inspeksi : Menoragia
4. Sistem Integumen :
Kulit
Inspeksi : Petekie
Palpasi : Mudah memar
Analisis Data
1. Data Subyektif (DS) :
demam, keletihan, nyeri abdomen, petekie, dan
ekimosis pada kulit, mudah memar, epistaksis,
menoragia, hematuria.
2. Data Obyektif (DO) :
Membran mukosa kering
Lemah
Penurunan BB dari 60 kg menjadi 55 Kg
Suhu : 38C
RR : 25x/menit
TD : 150/100 mmHg
Nadi : 110 x/menit
1. Diagnosa Keperawatan
Kekurangan volume cairan (00027)
NS. DIAGNOSIS :
Domain 2 : Nutrisi
(NANDA-I)
Kelas 5 : Hidrasi

Penurunaan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau


DEFINITION: intraseluler. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan
cairan saja tanpa perubahan pada natrium

Haus, Kelemahan , Kulit kering, Membran mukosa kering,


Peningkatan frekuensi nadi, Peningkatan hematokrit,
Peningkatan konsentrasi urine, Peningkatan suhu tubuh,
DEFINING Penurunan berat badan tiba-tiba, Penurunan haluaran
CHARACTERISTICS urine, Penurunan pengisian vena, Penurunan tekanan darah,
Penurunan tekanan nadi, Penurunan turgor kulit,
Penurunan turgor lidah, Penurunan volume nadi, Perubahan
status mental
Kegagalan mekanisme regulasi
RELATED FACTORS:
Kehilangan cairan aktif
Objective data entry
Subjective data entry

Suhu : 38C
Klien mengeluh lemah,
RR : 25x/menit
TD : 150/100 mmHg
Nadi : 110 x/menit
ASSESSMENT BB : 55 Kg
Membran mukosa kering,
lemah, berat badan
menurun. Demam, nyeri
abdomen, hematuria,
menoragia, epistaksis,
petekie.
Client Ns. Diagnosis (Specify):

Diagnostik Kekurangan volume cairan


DIAGNOSIS
Statement Related to:
: Kehilangan cairan aktif.
2. Intervensi Keperawatan
NIC NOC
INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDIKATOR
Manajemen Observastion : Food and fluid 1. peningkatan
cairan Mengkaji intake (1008) asupan makanan
status hidrasi (4))
Definisi : Definisi :
Mengobservasi
Peningkatan Peningkatan 2.peningkatan
tanda-tanda vital:
keseimbangan jumlah makanan cairan melalui
suhu, nadi, tensi,
cairan dan dan cairan yang mulut (4)
pernapasan setiap 3
komplikasi jam atau lebih dibutuhkan tubuh 3.peningkatan
sering dalam waktu 24 cairan intravena
Action: jam (4)
Memberikan 4. peningkatan
nutrisi dan cairan cairan parenteral
yang adekuat
(4)

Education :
Menjelaskan
pentingnya tirah
baring bagi pasien
& akibatnya jika hal
tersebut tidak
dilakukan.
Menganjurkan
pasien untuk
banyak minum
2,5 L/24 jam &
jelaskan
manfaatnya bagi
pasien.

Kolaboration :
Memberikan
terapi cairan
intravena & obat-
obatan sesuai
4. Implementasi
No. Tanggal/Ja Tindakan Paraf
Diagnosa m
1 27-03-2016 Mengkaji status hidrasi pasien :
Pasien kehilangan cairan aktif, klien mengatakan
08.30 penurunan kekebalan tubuh, kencing disertai darah
yang menyebabkan perdarahan
Mengobservasi TTV, BB, dan TB :
S : 38C N :
110x/menit
TD : 150/100 mmHg RR :25x/menit
TB : 158 cm BB : 55 Kg
Memberikan cairan infus RL 1000 cc dan juga
memberikan transfusi darah sebanyak 1 kantong untuk
mengganti cairan yang hilang.

Memberikan HE kepada pasien :


09.30 1.Bahwasanya pasien harus tirah baring agar pasien
cepat membaik untuk kembali kekeadaan seperti
sediakala.
2.Pasien dianjurkan untuk minum 8 gelas sehari yang
bertujuan untuk mengurangi hidrasi.
5. Evaluasi
Masalah
Tanggal/
Keperawat Catatan Perkembangan Paraf
an/Kolabor Jam
atif
Angguan 31-03- S : Pasien mengatakan mengalami mimisan dan
volume 2016 minoragia.
cairan O : TTV, BB, dan TB pasien :
11.00
kurang S : 38C N : 100x/menit
dari TD : 130/90 mmHg RR : 21x/menit
kebutuhan TB : 158 cm BB : 55 Kg
tubuh
berhubung A : masalah belum teratasi
an dengan P : melanjutkan perencanaan tindakan
kehilangan I : memberikan cairan RL, memberikan
cairan transfusi daran, memantau TTV, memposisikan
aktif pasien tirah baring.
E : Frekuensi mimisan dan menoragia mulai
berkurang.
R : Tujuan tercapai sebagian.

Anda mungkin juga menyukai