Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASEN

(An. S) DENGAN DHF gr III DI RUANG


INTENSIVE RS HERMINA SOLO

WAHYU TRI HARYANTI


03.20111103.20
DEFINISI

Dengue Haemorrhagic Fever merupakan


suatu penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypty Albopictus yang mempunyai 4
serotype yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3,
DEN-4, di Indonesia DEN-3 merupakan
serotype dominan dan berhubungan
dengan kasus berat (PAK No 02-Umum).
VIRUS

ETIOLO
GI
SUMBER
LINGKUNGAN
PENULARAN
TANDA & GEJALA

1. Demam
2. Perdarahan
3. Hepatomegali
4. Renjatan ( syok )
Kriteria klinis :
-Demam tinggi yang berlangsung dalam waktu singkat
-Tanda-tanda perdarahan
-Adanya pembesaran organ hati (hepatomegali).
-Kegagalan sirkulasi darah
Kriteria laboratoris :
-Penurunan jumlah trombosit < 100.000/mm³(trombositopenia
dari nilai normalnya150.000 – 450.000 /mm³)
-Peningkatan kadar hematokrit >20% dari nilai normal.
 Patofisiologi.docx
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipovolemia
2. Hipertermia
3. Resiko perdarahan
4. Resiko defisit nutrisi
5. Anxietas
6. Intoleransi aktifitas
7. Pola nafas tidak efektif
8. Nyeri akut
9. Resiko syok
KLASIFIKASI DHF

 Derajat 1
Panas badan selama 5-7 hari, gejala umum tidak khas, tes
Rumpled (+)
 Derajat 2
Seperti derajat 1, disertai pendarahan spontan pada kulit
berupa ptekie dan ekimosis (memar/ lebam), mimisan
(epistaksis), muntah darah (hematemesis), buang air besar
berdarah berwarna merah kehitaman (melena), pendarahan
gusi, pendarahan rahim (uterus), telinga, dan sebagainya.
lanjutan...

 Derajat 3
Ada tanda-tanda kegagalan sirkulasi darah, seperti denyut
nadi teraba lemah dan cepat (>120x/menit), tekanan nadi
(selisih antara tekanan darah sistolik dan diastolik)
menyempit (>20 mmHg). Demam Berdarah Dengue (DBD)
derajat 3 merupakan peringatan awal yang mengarah pada
terjadinya renjatan (syok). Denyut nadi terasa tidak teraba,
tekanan darah tidak terukur, denyut jantung >140x/menit,
ujung-ujung jari kaki dan tangan terasa dingin, tubuh
berkeringat, kulit membiru.
 Derajat 4
Demam Berdarah Dengue (DBD) derajat 4 merupakan
manifestasi syok, yang seringkali berakhir dengan kematian.
Komplikasi
1) Perdarahan
2) Kegagalan sirkulasi
3) Hepatomegali
4) Efusi pleura
Penatalaksanaan Dengue
Haemorrhagic Fever (DHF)

Pengobatan dan
Perawatan di Rumah

Pengobatan dan Perawatan


di Rumah Sakit
Pengobatan dan Perawatan di Rumah

 Tirah baring selama demam.


 Antipiretik (paracetamol) 3 kali 1 tablet untuk dewasa, 10-15 mg/KgBB/kali
untuk anak Asitosal, Salisilat, ibuprofen jangan dipergunakan karena dapat
menyebabkan gastritis atau perdarahan.
 Kompres hangat
 Minum banyak (1-2 liter/hari) semua cairan diperbolehkan kecuali cairan yang
berwarna coklat dan merah (susu coklat, sirup merah)
 Bila terjadi kejang juga lidah agar tidak tergigit, kosongkan mulut, longgarkan
pakaian, tidak memberikan apapun lewat mulut selama kejang.
 Jika dalam 2 hari panas tidak turun atau timbul gejala dan tanda lanjut seperti
perdarahan di kulit (seperti bekas gigitan nyamuk), muntah-muntah, gelisah,
mimisan maka dianjurkan segera dibawa berobat / periksakan ke dokter atau ke
unit pelayanan kesehatan untuk segera mendapat pemeriksaan dan pertolongan.
Pengobatan dan Perawatan di Rumah
Sakit
 Pemeriksaan Hb, Ht, Trombosit tiap 4 jam
 Observasi intake output
 Pada pasien Dengue Haemorrhagic fever (DHF) derajat 1 : pasien di
istirahatkan, observasi tanda vital tiap 3 jam,periksa Hb, Ht, Trombosit
tiap 4 jam beri minum 1– 2 liter per hari, beri kompres.
 Pada pasien Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) derajat II :
pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht, Trombosit, perhatikan
gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun,
anuria dan sakit perut, beri infus.
 Pada pasien Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) deajat III : infus
guyur, posisi semi flowler, beri O2 pengawasan tanda-tanda vital tiap 15
menit, pasang cateter, observasi produksi urin tiap jam, periksa Hb, Ht,
dan Trombosit.
Penanganan
Lingkungan

Pengendalian Pengendalian
Vektor terpadu

Pencegahan
Penyakit
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An . S DENGAN DHF gr III
DI RUANG INTENSIVE
RUMAH SAKIT HERMINA SOLO
Pengkajian
Konsep Asuhan Keperawatan
Evaluasi Diagnosa

Implementas
Intervensi
i
DATA FOKUS
• Data Subyektif:
1. Sesak Nafas
2. Demam
3. Badan lemas
• Data Obyektif:
1. Retraksi sedang
2. RR 38-40 x/menit
3. Spo2 94-95% room air, Spo2 100% dengan oksigen nasal canul 1 lpm
4. Terdengar ronchi minimal dilapang paru kanan
5. Membran mukosa kering
6. Hasil pemeriksaan laboratorium : Trombosit : 51.000
7. Diuresis : 2,4 cc/ kg BB
8. Pasien tampak lemah
ANALISA DATA
D FOKUS DATA MASALAH ETIOLOGI
X KEPERAWATAN
1. DS : Hipovolemia Peningkatan
OT pasien mengatakan anaknya permeabilitas
panas tinggi dinding plasma
DO :
• TTV :
TD: 110/70mnt
HR : 118x/mnt
RR :26-30X/mnt
Suhu: 38oC
• Membran mukosa kering
• Hasil pemeriksaan laboratorium :
Trombosit : 51.000
• Diuresis : 2,4 cc/ kg BB
• Pasien tampak lemah
Lanjutan…

2. DS: Pola nafas tidak Penurunan ekspansi


Mengeluh sesak efektif paru
DO:
• Retraksi sedang
• RR 38-40 x/menit
Spo2 94-95% room air, Spo2 100%
dengan oksigen nasal canul 1 lpm
• Terdengar ronchi minimal
dilapang paru kanan
Lanjutan…

3. DS : Hipertermia Proses infeksi


OT pasien mengatakan anaknya dengue
demam
DO :
• KU sakit sedang
• TTV:
HR: 118 x/ mt
RR :26-30 x/mt
Suhu: 38oC
• Membran Mukosa Kering
• Kulit teraba hangat
DIAGNOSA
KEPERAWATAN

1. Hipovolemia berhubungan dengan peningkatan


permeabilitas dinding plasma
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
penurunan ekspansi paru.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
dengue
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO. DX TUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN

1. Hipovolemia berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi


dengan peningkatan 3x 24 jam hypovolemia teratasi dengan kriteria • Monitor status hidrasi (frekuensi/
permeabilitas dinding hasil: kekuatan nadi), akral, pengisian
plasma • Frekuensi nadi normal kapiler, kelembaban mukosa, turgor
• Suhu tubuh normal
kulit dan TD)
• Membran mukosa normal
• Perasaan lemah menurun • Periksa tanda-tanda vital
• Intake normal • Monitor intake dan output cairan.
Terapeutik
• Hitung kebutuhan cairan
• Berikan asupan cairan oral secara
adekuat
• Anjurkan menghindari perubahan
posisi secara mendadak.
Edukasi
• Informasikan pentingnya terapi
cairan.
• Jelaskan pada keluarga pertolongan
pertama pemenuhan kebutuhan
cairan
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian cairan isotonis
(NaCl, RL) untuk rehidrasi cairan.
Lanjutan…
2. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Observasi
berhubungan dengan keperawatan selama 3x 24 jam • Monitor pola nafas
penurunan ekspansi paru. pola nafas membaik dengan (frekuensi, kedalaman usaha
kriteria hasil: nafas)
• Penggunaan otot bantu • Monitor status respirasi dan
pernafasan menurun oksigenasi
• Dispneu menurun Terapeutik
• Pola nafas normal • Posisikan semi fowler atau
• Kapasitas vital normal fowler
• Bantu untuk merubah posisi
jika diperlukan
Edukasi
• Ajarkan pasien melakukan
tehnik relaksasi nafas dalam
• Ajarkan pasien merubah
posisi secara mandiri
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian
therapy oksigen
• Kolaborasi pemberian obat.
Lanjutan…

3. Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi


dengan proses infeksi dengue keperawatan selama 3x 24 jam • Identifikasi penyebab hipertermia
hipertermia membaik dengan kriteria (misalnya dehidrasi, terpapar
hasil: lingkungan panas, penggunaan
• Konsumsi oksigen normal
incubator)
• Suhu tubuh normal
• Takikardia membaik • Periksa tanda-tanda vital
• Takipnea membaik • Monitor keadaan umum
• Monitor cairan masuk
Terapeutik
• Atur suhu ruangan
• Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
• Libatkan keluarga pada saat
memberikan banyak minum
Edukasi
• Berikan edukasi tentang
pentingnya pemberian cairan.
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian cairan
parenteral
• Kolaborasi pemberian terapi jika
perlu.
IMPLEMENTASI
07/03/21 KEPERAWATAN
Tgl/Jam

07. 00 Mengobervasi ku dan TTV pasien


Implementasi

Ku pasien sakit sedang, kes cm, akral hangat sh 36,6°C, nadi kuat 120-125x/ menit, sesak ada, RR 25-35x/menit
tanpa oksigen SpO2 94-95%, retraksi intercostal minimal, mukosa bibir kering, batuk ada
Memonitor tanda- tanda kekurangan cairan : membran mukosa kering, turgor kulit sedang.
08.30 Memberikan posisi tidur semi foler pada pasien: pasien merasa nyaman dan bisa tidur
09.00 Memberikan terapi oksigen sesuai advis dpjp: pasien menggunakan oksigen 1lpm, pasien nyaman, SpO2 100%
Kolaborasi dengan DPJP pemberian terapi diuretik
10.15 Melibatkan keluarga dalam memberikan cairan peroral : keluarga terlibat
10.35 Mengukur lingkar perut tiap sift : LP=59 cm
11.00 Melakukan pengkajian ulang : OT mengatakan demam anaknya turun, keadaan umum sakit sedang, kesadaran
12.30 compos mentis, TTV : HR: 120x/ mnt, RR: 25-35x/mnt dengan oksigen nasal 1lpm, Suhu : 36,7oC, akral hangat,
membran mukosa kering, hasil pemeriksaan labolatorium Trombosit 57.000, balance cairan (-)283,1cc, diuresis 6,2
cc/ kgBB/Jam
13.15 Kolaborasi dengan DPJP dilakukan : Advice DPJP: Infus RL 45cc/ jam
13.30 S : OT mengatakan anaknya tidak demam
O : keadaan umum sakit sedang, kesadaran compos mentis, TTV : HR: 120 x/ mnt, RR: 25-35 x/mnt dengan
oksigen nasal 1lpm, Suhu : 36.7oC, akral hangat, membran mukosa kering, hasil pemeriksaan labolatorium
Trombosit 57.000, balance cairan (-)283,1cc, diuresis 6,2 cc/ kgBB/Jam
A: Dx I Hipovolemia belum teratasi
Dx II Pola nafas tidak efektif belum teratasi
Dx III Hipertermia belum teratasi
P : Dalam 3x 24 jam lemes tidak ada , turgor elastis, membran mukosa lembab, keluhan sesak nafas berkurang.
Lanjutan…

08/03/21
07.00 Melakukan operan jaga dengan Sr. S
08.00 Melakukan pengkajian lanjutan : OT mengatakan demam anaknya turun, keadaan umum sakit
sedang, kesadaran compos mentis, TTV : HR: 108 x/mnt, RR: 25x/mnt dengan oksigen nasal 1lpm,
Suhu : 36, 9oC, akral hangat, membran mukosa kering.
09.00 Memonitor tanda- tanda kekurangan cairan : membran mukosa kering, turgor kulit sedang.
10.00 Melibatkan keluarga dalam memberikan cairan peroral : keluarga terlibat
11.00 Memonitor tanda- tanda kekurangan cairan : membran mukosa kering, turgor kulit sedang
12.00 Mengukur lingkar perut tiap sift : LP=57cm
13.00 Melakukan pengkajian ulang : OT mengatakan anaknya tidak demam, keadaan umum sakit sedang,
kesadaran compos mentis, TTV : HR: 105 x/ mnt, RR: 25 x/mnt dengan oksigen nasal 1lpm, Suhu :
36.6oC, akral hangat, membran mukosa kering, hasil pemeriksaan labolatorium Trombosit 80.000,
balance (-) 469,1cc, diuresis 8,2 cc/ kgBB/Jam
13.15 S : OT mengatakan anaknya tidak demam
13.30 O : keadaan umum sakit sedang, kesadaran compos mentis, TTV : HR: 105 x/ mnt, RR: 25 x/mnt,
Suhu : 36.6oC, akral hangat, membran mukosa kering, hasil pemeriksaan labolatorium Trombosit
80.000, balance (-) 469,1cc, diuresis 8,2 cc/ kgBB/Jam
A: Dx I Hipovolemia belum teratasi
Dx II Pola nafas tidak efektif belum teratasi
Dx III Hipertermia teratasi
P : Dalam 3x 24 jam lemes tidak ada , turgor elastis, membran mukosa lembab, keluhan sesak
nafas berkurang
Intervensi Dx III dihentikan
Lanjutan…

09/03/21
07.00 Melakukan operan jaga dengan Sr. P
08.00 Melakukan pengkajian lanjutan : OT mengatakan anaknya tidak demam, keadaan umum sakit
sedang, kesadaran compos mentis, TTV : HR: 104 x/mnt, RR: 23x/mnt dengan oksigen nasal 1lpm,
Suhu : 36, 6oC, akral hangat, membran mukosa kering.
09.00 Mempertahankan intake dan output yang adekuat
10.00 Melibatkan keluarga dalam memberikan cairan peroral : keluarga terlibat
11.00 Memonitor tanda- tanda kekurangan cairan : membran mukosa kering, turgor kulit elastis
12.00 Mengukur lingkar perut tiap sift : LP=57 cm
13.00 Melakukan pengkajian ulang : OT mengatakan anaknya tidak demam, keadaan umum sakit sedang,
kesadaran compos mentis, TTV : HR: 103 x/ mnt, RR: 24x/mnt tanpa oksigen, Suhu : 36.6oC,
akral hangat, membran mukosa kering, hasil pemeriksaan labolatorium Trombosit 214.000, balance
diuresis 5,4 cc/ kgBB/Jam
13.15 Kolaborasi dengan DPJP dilakukan : Advice Infus RL 45cc/jam
13.30 S : OT mengatakan anaknya lemes berkurang
O : keadaan umum sakit sedang, kesadaran compos mentis, TTV : HR: 103x/ mnt, RR: 24x/mnt
tanpa oksigen, Suhu : 36,6oC, akral hangat, membran mukosa kering, hasil pemeriksaan
labolatorium Trombosit 214.000, balance (-) 244,1cc, diuresis 5,7 cc/ kgBB/Jam.
A: Dx I Hipovolemia teratasi
Dx II Pola nafas tidak efektif belum teratasi
P : Dalam 3x24 jam lemes tidak, membran mukosa lembab, turgor elastis, keluhan sesak nafas
berkurang
Intervensi Dx I dihentikan
EVALUASI
Tgl/ Jam Evaluasi
09/03/2022 S : OT mengatakan anaknya lemes berkurang
14.00 O : keadaan umum sakit sedang, kesadaran compos mentis, TTV : HR:
103x/ mnt, RR: 24x/mnt tanpa oksigen, Suhu : 36,6oC, akral hangat,
membran mukosa kering, hasil pemeriksaan labolatorium Trombosit
214.000, balance (-) 244,1cc, diuresis 5,7 cc/ kgBB/Jam.
A: Dx I Hipovolemia teratasi
Dx II Pola nafas tidak efektif belum teratasi
P : Dalam 3x24 jam lemes tidak, membran mukosa lembab, turgor
elastis, keluhan sesak nafas berkurang
Intervensi Dx I dihentikan
PEMBAHASAN
• Dengue Haemorrhagic Fever merupakan suatu penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypty Albopictus yang mempunyai 4 serotype yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3,
DEN-4, di Indonesia DEN-3 merupakan serotype dominan dan berhubungan
dengan kasus berat (PAK No 02-Umum).
• Tanda dan gejala dengue haemoragic fever antara lain:
1. Demam
2. Perdarahan
3. Hepatomegali
4. Renjatan ( syok )
• Terdapat kesenjangan antara tanda-gejala yang ada diteori dan tanda-gejala yang
didapat dilapangan antara lain, tidak ada melena, tidak ada hematemesis, tidak
ada nyeri baik nyeri sendi maupun nyeri tekan epigastrium.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai