Anda di halaman 1dari 6

STUDI KASUS

Seorang anak usia 7 tahun mengeluh demam sejak 3 hari yang lalu, demam dirasakan naik
turun, saat dikaji klien tidak sadarkan diri dengan perdarahan di gusi, hidung dan mulut.
Terdapat ptekie di lengan pasien. Hasil pengkajian TTV= TD: 80/65 mmHg, N: 123x/mnt, R:
30x/mnt, S: 39oC, CRT > 2 detik dengan suara jantung irregular.

Hasil pemeriksaan Laboratorium:


1. Hb: 8,6 g/dL
2. Leukosit: 3000 mm3
3. Trombosit: 25.000 mm3
Terapi medis
1. Cairan infus RL loading
2. Transfusi
3. Paracetamol 3 x 200mg

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : An.S
Usia : 7 tahun
Diagnosa medis : Dengue fever
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Demam
b. Riwayat kesehatan sekarang
Demam sejak 3 hari yang lalu, demam naik turun, klien tidak sadarkan diri, dengan
perdarahan gusi, hidung dan mulut. Terdapat ptekie di lengan pasien.
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat social
e. Riwayat kesehatan keluarga
3. Pola kehidupan sehari-hari
Pola kehidupan sehari-hari atau activity daily life (ADL) menurut (Alvian, 2018)
a. Nutrisi: mual, muntah, anoreksia, sakit saat menelan
b. Aktivitas: nyeri pada anggota badan, punggung sendi, ulu hati, pegal-pegal pada
seluruh tubuh, menurunnya aktivitas sehari-hari, sakit kepala
c. Istirhat dan tidur: dapat terganggu karena panas, sakit kepala dan nyeri
d. Eliminasi: diare atau konstipasi, melena, oliguria sampai anuria.
e. Personal hygiene: meningkatnya ketergantungan kebutuhan perawatan diri
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum :
Berdasarkan tingkatan (grade) DHF keadaan umum adalah sebagai berikut (Alvian,
2018):
1) Grade I: Kesadaran kpmpos mentis, anoreksia, sakit menelan
2) Grade II: nyeri pada anggota badan, punggung sendi, kepala
3) Grade III: keadaan umum lemah, kesadaran apatis, somnolen, nadi lemah dan tidak
teratur dan tensi menurun
4) Grade IV: kesadaran koma, nadi tidak teraba, tensi tidak teratur, pernafasan tidak
teratur, ekstremitas dingin, berkeringat dan kulit tampak sianosis.
b. Kesadaran: klien tidak sadarkan diri
c. Pengkajian resiko jatuh
Pengkajian resiko jatuh bisa memakai skala humpty dumpty, dengan kriteria skor
sebagai berikut (Mumut, 2014) :
1) 7-11 (resiko rendah)
2) >12 (rediko tinggi)
d. Tanda-tanda vital:
TD: 80/65mmHg R: 23x/mnt
N: 123x/mnt S: 39oC
e. Pemeriksaan antopometri
Pemeriksaan antopometri merupakan ilmu yang memperlajati berbagai ukuran tubuh
manusia. Ukuran tubuh yang sering digunakan adalah berat badan dan tinggi badan,
selain itu ada ukuran tubuh lainnya seperti lingkar lengan atas, lingkar perut, lingkar
pinggul (Sakura, 2016).
f. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala dan leher
a) Mata : tidak terkaji
b) Hidung : terjadi perdarahan di hidung
c) Mulut : mulut dan gusi mengalami peradangan
d) Telinga: tidak terkaji
e) Leher: tidak terkaji
2) Dada (Thorax)
Suara jantung irregular
3) Abdomen
Pada pasien DHF terjadi pembesaran hati dan limfe, jika dehidrasi turgor kulit dapat
menurun, terjadi shifting dullness, balotement point, hal ini tejadi di grade IV
(Puspitasari, 2018).
4) Anus dan Genitalia
Biasanya pada kasus DHF didapatkan data sebagai berikut (Puspitasari, 2018):
Eliminasi alvi: diare, konstipasi, melena
Eliminasi uri: dapat terjadi oliguria (jumlah urin sedikit) atau anuria (tidak bisa miksi)
5) Ekstremitas atas
Pada ekstremitas atas atau lengan, terdapat ptekie, CRT >2 detik.
6) Ekstremitas bawah
Tidak terkaji
5. Kepandaian anak sekarang
Untuk mengetahui perkembangan kemampuan anak seperti berbicara dan kreativitas
(Sitanggang, 2018).
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Hb: 8,6 g/dL
b. Leukosit: 3000 mm3
c. Trombosit: 25.000 mm3
7. Terapi
a. Cairan infuse RL (ringer laktat) loading
b. Paracetamol 3 x 200mg
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
No Data Pathway Masalah Keperawatan
1. DS: Virus dengue Hipertermi
- mengeluh demam
Reaksi antigen-antibodi
sejak 3 hari yang
lalu Viremia (infeksi virus)

Proses inflamasi
DO:
- S: 39oC Merangsang hipotalamus

Suhu tubuh meningkat

Hipertermi
2. DS: - Virus dengue Resiko tinggi syok
DO: hipovolemik
Reaksi antigen-antibodi
- Terdapat
perdarahan pada Mengeluarkan zat mediator
gusi, mulut, hidung
Peningkatan permeabilitas
dinding pembuluh darah

Kebocoran plasma

Trombositopeni

Perdarahan

Resiko tinggi syok hipovolemik

2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh
b. Resiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan terjadinya perdarahan di mulut,
gusi dan hidung.
C. Intervensi
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Hipertermi Setelah dilakukan 1. Kaji suhu tubuh pasien 1. Mengetahui peningkatan
berhubungan tindakan keperawatan suhu tubuh, dan
dengan selama … x 24 jam memudahkan intervensi
peningkatan suhu diharapkan suhu tubuh 2. Beri kompres air hangat jika demam 2. Mengurangi panas dengan
tubuh menurun dengan kriteria pemindahan panas secara
hasil: konduksi
1. Suhu tubuh dalam 3. Anjurkan untuk pasien banyak 3. Mengganti cairan tubuh yang
rentang normal minum hilang akibat evaporasi
(36,5oC – 37,5oC) 4. Anjurkan pasien untuk 4. Memberikan rasa nyaman,
2. Tidak ada perubahan menggunakan pakaian yang tipis dan pakaian yang tipis
warna kulit dan mudah menyerap keringat mudah menyerap keringat
dan tidak merangsang
peningkatan suhu tubuh
5. Observasi intake dan output setiap 3 5. Mendeteksi dini kekurangan
jam sekali atau sesuai indikasi cairan, serta mengetahui
keseimbangan cairan dan
elektrolit dalam tubuh
6. Observasi tanda-tanda vital setiap 3 6. Tanda-tanda vital merupakan
jam sekali atau sesuai indikasi acuan untuk mengetahui
keadaan umum pasien
7. Kolaborasi pemberian obat cairan 7. Pemberian cairan sangat
intrtavena dan pemberian obat penting bagi pasien dengan
sesuai program suhu tubuh yang tinggi,
obatnya khusus untuk
menurunkan suhu tubuh
pasien
2. Resiko syok Setelah dilakukan 1. Monitor keadaan umum pasien 1. Memonitor kondisi pasien
hipovolemik tindakan keperawatan selama perawatan terutama
berhubungan selama … x 24 jam saat terjadi perdarahan
dengan terjadinya diharapkan tidak terjadi 2. Observasi tanda tanda vitas setiap 3 2. Memastikan tidak terjadi
perdarahan di resiko syok hipovolemik jam atau lebih presyok atau syok
mulut, gusi dan dengan kriteria hasil: 3. Jelaskan pada pasien dan keluarga 3. Tanda-tanda perdarahan
hidung - Tanda tanda vital tanda perdarahan, dan segera dapat segera diketahui dan
dalam batas normal laporkan jika terjadi perdarahan dapat diberikan tindakan
yang cepat dan tepat
4. Kolaborasi pemberian cairan 4. Mengatasi kehilangan cairan
intravena tubuh
5. Kolaborasi pemeriksaan 5. Mengetahui tingkat
hemoglobin, PCV, dan trombosit kebocoran pembuluh darah
yang dialami pasien dan
untuk intervensi lebih lanjut

Anda mungkin juga menyukai